Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 2071 - Bab 2080

2710 Bab

Bab 2071

"Bukan begitu!" Thalia menggeleng. Karena Wira begitu tulus, dia tentu tidak bisa menolak lagi ataupun menipu hati sendiri.Thalia berkata dengan pelan, "Sebenarnya aku sudah menyukaimu sejak dulu. Aku bahkan nggak tahu kapan semua itu dimulai. Aku cuma takut orang-orang disekitarmu nggak bisa menerimaku. Bagaimanapun, aku melakukan banyak kejahatan dulu, bahkan hampir membunuhmu."Semua yang diucapkan Thalia berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam. Semua ini memang hal-hal yang dikhawatirkannya.Wira tertawa terbahak-bahak, lalu menggeleng sambil menyahut, "Jangan bicara begitu. Semua orang disekitarku selalu menuruti pengaturanku. Ucapanmu terlalu berlebihan.""Kalau istri-istriku, mereka bukan orang yang suka ikut campur urusan orang. Kalau nggak, mana mungkin mereka bisa akur di rumah tanpa aku?"Thalia tak kuasa termangu. Ternyata begitu! Sejujurnya, Wira memang pria yang memiliki pesona besar. Wajar jika dia memiliki istri-istri yang begitu hebat.Meskipun Wira tidak menyebu
Baca selengkapnya

Bab 2072

Semua orang mengangguk meskipun merasa agak enggan. Siapa pun yang dapat mengikuti Wira adalah orang yang sangat beruntung. Jadi, siapa yang ingin berpisah dengan Wira?Bagaimanapun, seseorang berkesempatan untuk berkembang jika mengikuti Wira. Sayangnya, Wira sudah membuat keputusan seperti itu sehingga mereka hanya bisa menurutinya."Aku akan ke depan untuk memeriksa sebentar. Kalian pulang saja dulu. Pestanya sudah disiapkan. Kalian langsung saja ke kediamanku untuk makan. Nggak perlu sungkan-sungkan," ujar Wira.Semua orang mengiakan, lalu naik ke perahu kecil untuk kembali ke Kota Limaran. Sementara itu, Wira membawa Thalia dan Nafis menyusuri sungai."Gimana kondisi Ahmad? Seminggu sudah berlalu, dia masih nggak mau membocorkan informasi apa pun?" tanya Wira sambil menatap Nafis.Sepertinya, Wira tidak berjodoh dengan harta karun Aliran Kegelapan. Jika tidak, dia tidak mungkin menghabiskan begitu banyak waktu."Aku sudah memotong beberapa jari tangannya, bahkan menggunakan semua
Baca selengkapnya

Bab 2073

"Nikmati saja pestanya. Nggak usah sungkan-sungkan kepadaku. Kali ini, kita bukan hanya berhasil mengalahkan Aliran Kegelapan, tapi Kota Limaran juga menjadi makin makmur. Jalur perairan sudah selesai. Ini semua berkat kerja keras kalian," ucap Wira sambil mengangkat gelasnya untuk bersulang dengan semua orang.Langit berangsur gelap. Saat ini, Wira dan lainnya akhirnya bubar. Keesokan pagi, Wira sudah berangkat ke Dusun Darmadi. Malam itu juga, Wira dan lainnya pun tiba."Tuan Wira, lama nggak ketemu! Aku benar-benar merindukanmu!" Begitu Wira memasuki Provinsi Lowala, Leli langsung menyambutnya.Mata Wira seketika berbinar-binar. Kemudian, dia langsung turun dari kudanya dan datang ke hadapan Leli. Dia bertanya, "Nona Leli, kenapa kamu bisa ada di sini?""Tentu saja untuk berterima kasih kepada Tuan. Tanpa hadiah dari Tuan, aku nggak mungkin punya pencapaian seperti sekarang ini.""Selain itu, Tuan juga menyelamatkan nyawaku saat di Kota Limaran. Sekarang aku sudah sembuh total. Aku
Baca selengkapnya

Bab 2074

Sepertinya, Provinsi Lowala telah menjadi provinsi paling makmur. Para rakyat hidup bahagia dan damai.Wulan dan lainnya telah menyuruh pelayan menyiapkan makanan mewah. Sesudah Wira pulang, mereka semua duduk untuk makan dan Wira memperkenalkan Thalia kepada Wulan dan lainnya.Semua orang sudah terbiasa dengan sikap Wira. Selain itu, wajar bagi pria untuk memiliki lebih dari satu istri di zaman ini. Segera, para wanita itu pun menganggap Thalia sebagai saudara.Lantaran masih ada Leli di sini, Wira tidak bisa mengobrol secara terbuka dengan istri-istrinya. Dia harus menjamu Leli terlebih dahulu agar tidak terkesan lancang."Sekarang kita termasuk teman. Kalau punya masalah, katakan saja, nggak perlu berbelit-belit. Aku pasti akan membantu selama memungkinkan," ujar Wira kepada Leli.Begitu mendengarnya, Leli tak kuasa menggeleng dan mengembuskan napas. Wira memang punya penilaian tajam. Meskipun masih muda, tidak ada yang bisa luput dari pandangan Wira."Karena Tuan Wira sudah berbica
Baca selengkapnya

Bab 2075

Saat ini, terdengar suara batuk yang menghentikan Wira dari lamunannya. Wira menatap ke arah sumber suara, lalu bertatapan dengan Huben. Sesudahnya, mereka langsung memahami pemikiran satu sama lain."Nona Leli, tolong beri aku waktu untuk mempertimbangkan semua ini. Ini pesta kepulanganku. Aku nggak ingin mencemaskan urusan negara. Setelah pesta selesai, kita baru mengobrol lagi. Gimana?" tanya Wira yang sudah sangat menjaga harga diri Leli.Leli mengangguk dan membalas, "Baiklah, aku akan menunggu kabar darimu."Setelah pesta berakhir dan mereka mengatur tempat tinggal untuk Leli, Wira dan Huben buru-buru keluar. Mereka mengobrol sambil berjalan santai. Wira bertanya, "Tuan Huben, apa pendapatmu?""Aku rasa kita bisa mengerahkan pasukan. Proyek hidrolik sudah selesai dan semuanya aman-aman saja. Beberapa kerajaan itu juga sudah melihat efisiensi proyek itu. Sepengetahuanku, Kerajaan Beluana pasti sedang mengejar waktu untuk menyelesaikan proyek hidrolik mereka. Karena kerjaan kita su
Baca selengkapnya

Bab 2076

"Kali ini seharusnya nggak akan terlalu lama. Kalian nggak perlu khawatir. Ada Danu dan Nafis di sisiku. Kalian hanya perlu menunggu dengan sabar di rumah," ujar Wira yang tersenyum.Wira tentu merasa bersalah pada istri-istrinya. Namun, sebagai seorang pria, dia harus membangun kariernya. Karena diberi kesempatan untuk terlahir kembali, dia tentu harus membuat prestasi luar biasa."Thalia masih belum dekat dengan kalian. Kali ini, aku akan membawanya bersamaku dulu. Setelah kami pulang, kalian baru mengobrol sampai puas," ujar Wira.Wulan dan lainnya mengangguk tanpa berkomentar lagi. Karena Wira sudah membulatkan tekad, mereka hanya bisa menuruti Wira."Tuan Huben." Setelah mengobrol sesaat dengan Wulan dan lainnya, Wira menatap Huben sambil berkata, "Aku serahkan semua urusan di sini kepadamu dan Tuan Osmaro. Aku sudah berpesan pada Doddy untuk menurutimu. Dia nggak akan bertindak sembarangan.""Provinsi Lowala adalah fondasi sekaligus markasku. Jangan sampai terjadi sesuatu pada te
Baca selengkapnya

Bab 2077

"Tuan Wira sudah datang?" Terdengar suara yang lemas seiring pintu dibuka.Leli segera membuka tirai tempat tidur, lalu Wira melihat Jihan yang terbaring di ranjang. Ternyata kondisi Jihan jauh lebih buruk yang dibayangkan Wira. Wajah dan bibir wanita ini pucat pasi, bahkan terlihat sangat lemas.Wira bertanya dengan perlahan, "Kenapa kondisimu jadi begini? Kamu nggak mengundang dokter terkenal untuk memeriksamu?""Uhuk, uhuk." Jihan terbatuk. Dengan bantuan Leli, dia duduk di ranjang dan mendongak menatap Wira. Setelah menggeleng dan tersenyum tak berdaya, Jihan menyahut, "Waktuku sudah tiba. Nggak ada yang bisa kulakukan lagi.""Aku sudah mengundang semua dokter terkenal, tapi nggak ada satu pun yang bisa mengobatiku. Mungkin, ini sudah takdirku. Gimana bisa aku menentang kematian? Sayangnya, ada orang-orang bodoh yang ingin menyerang wilayahku. Ditambah lagi Kerajaan Beluana yang terus mengincar, aku terpaksa menyuruh Leli meminta bantuanmu."Wira merasa tidak tega melihat kondisi J
Baca selengkapnya

Bab 2078

"Bukankah itu berarti kita harus menyerahkan Kerajaan Nuala kepadanya?" Sambil berbicara, Sucipto meninju dinding dengan kesal. Para jenderal yang berdiri di belakangnya tidak berani melontarkan sepatah kata pun."Nggak perlu cemas." Tiba-tiba, seorang pejabat tua berjanggut dan beruban menghampiri. Pria ini tidak lain adalah Izhar, penasihat nomor satu Jihan.Izhar memiliki posisi yang sangat tinggi. Apalagi Jihan sedang sakit sekarang, jadi semua pejabat dan jenderal bergantung padanya. Segala urusan pemerintahan menjadi tanggung jawab Izhar."Rupanya Tuan Izhar. Kamu pasti mendengar keluhanku tadi, 'kan?" tanya Sucipto sambil memberi hormat dengan menangkupkan tangan.Izhar mengangguk, lalu membalas dengan tidak acuh, "Aku tahu kamu tulus pada negara dan Kaisar. Tapi, Kaisar juga punya kekhawatiran sendiri. Kali ini dia bukan hanya meminta bantuan Wira untuk membinasakan orang-orang utara itu, tapi juga ...."Izhar tiba-tiba berjeda dan melirik orang-orang di sekitar. Sucipto tentu
Baca selengkapnya

Bab 2079

Di luar ibu kota, Wira dan Leli tiba di kamp. Begitu keduanya masuk, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa di luar. Terlihat Sucipto melangkah masuk.Leli telah memperkenalkan Sucipto kepada Wira. Jadi, Wira tersenyum sambil berkata, "Kukira siapa tadi. Ternyata Jenderal Sucipto. Ayo, duduklah.""Terima kasih, Tuan Wira. Kamu adalah tamu terhormat Kerajaan Nuala yang akan membantu kami membasmi musuh. Nggak perlu bersikap begitu sungkan kepadaku," balas Sucipto.Dengan begitu, mereka semua duduk. Danu dan Nafis berdiri di sisi kiri dan kanan Wira. Keduanya tampak sangat gagah.Sucipto menatap mereka, lalu bertanya dengan heran, "Siapa mereka?"Dilihat dari karisma Danu dan Nafis, Sucipto tentu tahu bahwa mereka bukan orang biasa. Wajar jika Sucipto memiliki penilaian tajam seperti ini. Bagaimanapun, dia sudah berpengalaman di medan perang.Wira tersenyum sambil memperkenalkan, "Yang berdiri di sisiku adalah Nafis. Dia pemanah nomor satu dan seorang jenderal. Dia yang mengurus
Baca selengkapnya

Bab 2080

Wira melambaikan tangan, lalu berkata dengan tersenyum, "Pasukan nggak perlu terlalu banyak, yang penting kemampuan mereka. Mudah saja bagiku untuk mengalahkan orang-orang itu. Pasukan yang kubawa kali ini sudah cukup. Jenderal hanya perlu menjaga kota dan menunggu kabar baik dariku."Wira tampak percaya diri. Dia tentu memahami maksud Sucipto. Jika pasukan Sucipto turun tangan, Wira tidak akan bisa menguasai wilayah itu sendirian. Ini akan sangat repot. Lebih baik dia bekerja sendirian supaya wilayah-wilayah itu menjadi miliknya.Dengan begitu, tidak akan ada yang berkesempatan untuk merebutnya dari Wira. Lagi pula, Sucipto dan lainnya tidak mungkin memiliki nyali sebesar itu. Begitu perang dimulai, akibatnya akan sangat fatal. Apalagi Jihan sedang sakit. Kerajaan Nuala tidak mungkin memiliki semangat tempur di masa seperti ini."Baiklah. Aku akan menunggu kabar baik di sini. Semoga sukses!" ucap Sucipto yang menangkupkan tangan memberi hormat.Setelah mengobrol sejenak, mereka pun bu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
206207208209210
...
271
DMCA.com Protection Status