Share

Bab 2076

Author: Arif
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Kali ini seharusnya nggak akan terlalu lama. Kalian nggak perlu khawatir. Ada Danu dan Nafis di sisiku. Kalian hanya perlu menunggu dengan sabar di rumah," ujar Wira yang tersenyum.

Wira tentu merasa bersalah pada istri-istrinya. Namun, sebagai seorang pria, dia harus membangun kariernya. Karena diberi kesempatan untuk terlahir kembali, dia tentu harus membuat prestasi luar biasa.

"Thalia masih belum dekat dengan kalian. Kali ini, aku akan membawanya bersamaku dulu. Setelah kami pulang, kalian baru mengobrol sampai puas," ujar Wira.

Wulan dan lainnya mengangguk tanpa berkomentar lagi. Karena Wira sudah membulatkan tekad, mereka hanya bisa menuruti Wira.

"Tuan Huben." Setelah mengobrol sesaat dengan Wulan dan lainnya, Wira menatap Huben sambil berkata, "Aku serahkan semua urusan di sini kepadamu dan Tuan Osmaro. Aku sudah berpesan pada Doddy untuk menurutimu. Dia nggak akan bertindak sembarangan."

"Provinsi Lowala adalah fondasi sekaligus markasku. Jangan sampai terjadi sesuatu pada te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Kiplie Pawitra
kebanyakan tokoh sih, eksistensi paman Hasan sudah lama hilang dari kisah. kak Putro selaku tokoh pelajar yang punya banyak ide cemerlang, Merry cs si preman gunung bagaimana perkembangannya apakah sudah bisa menerapkan rute dagang asri? ide untuk pasar malam gimana nih kok belum terealisasi?
goodnovel comment avatar
Kiplie Pawitra
Osmaro ini yang mana yak? sampe lupa dah wakakaka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2077

    "Tuan Wira sudah datang?" Terdengar suara yang lemas seiring pintu dibuka.Leli segera membuka tirai tempat tidur, lalu Wira melihat Jihan yang terbaring di ranjang. Ternyata kondisi Jihan jauh lebih buruk yang dibayangkan Wira. Wajah dan bibir wanita ini pucat pasi, bahkan terlihat sangat lemas.Wira bertanya dengan perlahan, "Kenapa kondisimu jadi begini? Kamu nggak mengundang dokter terkenal untuk memeriksamu?""Uhuk, uhuk." Jihan terbatuk. Dengan bantuan Leli, dia duduk di ranjang dan mendongak menatap Wira. Setelah menggeleng dan tersenyum tak berdaya, Jihan menyahut, "Waktuku sudah tiba. Nggak ada yang bisa kulakukan lagi.""Aku sudah mengundang semua dokter terkenal, tapi nggak ada satu pun yang bisa mengobatiku. Mungkin, ini sudah takdirku. Gimana bisa aku menentang kematian? Sayangnya, ada orang-orang bodoh yang ingin menyerang wilayahku. Ditambah lagi Kerajaan Beluana yang terus mengincar, aku terpaksa menyuruh Leli meminta bantuanmu."Wira merasa tidak tega melihat kondisi J

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2078

    "Bukankah itu berarti kita harus menyerahkan Kerajaan Nuala kepadanya?" Sambil berbicara, Sucipto meninju dinding dengan kesal. Para jenderal yang berdiri di belakangnya tidak berani melontarkan sepatah kata pun."Nggak perlu cemas." Tiba-tiba, seorang pejabat tua berjanggut dan beruban menghampiri. Pria ini tidak lain adalah Izhar, penasihat nomor satu Jihan.Izhar memiliki posisi yang sangat tinggi. Apalagi Jihan sedang sakit sekarang, jadi semua pejabat dan jenderal bergantung padanya. Segala urusan pemerintahan menjadi tanggung jawab Izhar."Rupanya Tuan Izhar. Kamu pasti mendengar keluhanku tadi, 'kan?" tanya Sucipto sambil memberi hormat dengan menangkupkan tangan.Izhar mengangguk, lalu membalas dengan tidak acuh, "Aku tahu kamu tulus pada negara dan Kaisar. Tapi, Kaisar juga punya kekhawatiran sendiri. Kali ini dia bukan hanya meminta bantuan Wira untuk membinasakan orang-orang utara itu, tapi juga ...."Izhar tiba-tiba berjeda dan melirik orang-orang di sekitar. Sucipto tentu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2079

    Di luar ibu kota, Wira dan Leli tiba di kamp. Begitu keduanya masuk, terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa di luar. Terlihat Sucipto melangkah masuk.Leli telah memperkenalkan Sucipto kepada Wira. Jadi, Wira tersenyum sambil berkata, "Kukira siapa tadi. Ternyata Jenderal Sucipto. Ayo, duduklah.""Terima kasih, Tuan Wira. Kamu adalah tamu terhormat Kerajaan Nuala yang akan membantu kami membasmi musuh. Nggak perlu bersikap begitu sungkan kepadaku," balas Sucipto.Dengan begitu, mereka semua duduk. Danu dan Nafis berdiri di sisi kiri dan kanan Wira. Keduanya tampak sangat gagah.Sucipto menatap mereka, lalu bertanya dengan heran, "Siapa mereka?"Dilihat dari karisma Danu dan Nafis, Sucipto tentu tahu bahwa mereka bukan orang biasa. Wajar jika Sucipto memiliki penilaian tajam seperti ini. Bagaimanapun, dia sudah berpengalaman di medan perang.Wira tersenyum sambil memperkenalkan, "Yang berdiri di sisiku adalah Nafis. Dia pemanah nomor satu dan seorang jenderal. Dia yang mengurus

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2080

    Wira melambaikan tangan, lalu berkata dengan tersenyum, "Pasukan nggak perlu terlalu banyak, yang penting kemampuan mereka. Mudah saja bagiku untuk mengalahkan orang-orang itu. Pasukan yang kubawa kali ini sudah cukup. Jenderal hanya perlu menjaga kota dan menunggu kabar baik dariku."Wira tampak percaya diri. Dia tentu memahami maksud Sucipto. Jika pasukan Sucipto turun tangan, Wira tidak akan bisa menguasai wilayah itu sendirian. Ini akan sangat repot. Lebih baik dia bekerja sendirian supaya wilayah-wilayah itu menjadi miliknya.Dengan begitu, tidak akan ada yang berkesempatan untuk merebutnya dari Wira. Lagi pula, Sucipto dan lainnya tidak mungkin memiliki nyali sebesar itu. Begitu perang dimulai, akibatnya akan sangat fatal. Apalagi Jihan sedang sakit. Kerajaan Nuala tidak mungkin memiliki semangat tempur di masa seperti ini."Baiklah. Aku akan menunggu kabar baik di sini. Semoga sukses!" ucap Sucipto yang menangkupkan tangan memberi hormat.Setelah mengobrol sejenak, mereka pun bu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2081

    "Mengenai Fathir, aku pasti akan menanganinya nanti." Fathir ini memang orang yang tangguh. Jika tidak, Fathir tidak akan mencapai posisi saat ini dan mendirikan Aliran Kegelapan sedikit demi sedikit. Wira tentu saja memahami hal ini, sehingga dia tidak menyalahkan Nafis."Terima kasih, Tuan," jawab Nafis, lalu segera keluar. Masih ada pertarungan besar yang akan dihadapi besok, dia harus istirahat untuk memastikan semuanya berjalan dengan lancar.Sudah larut malam dan Wira serta yang lainnya sudah tertidur nyenyak, tetapi saat ini para musuh mereka masih belum tertidur. Pemimpin dari berbagai suku sedang berkumpul bersama untuk membahas strategi dan semuanya terlihat khawatir."Kalian pasti sudah mendengar kabarnya, 'kan? Wira memimpin pasukannya ke sini dan sekarang akan segera berperang dengan kita. Apa yang harus kita lakukan? Kalian pasti sudah tahu reputasi Wira, 'kan? Dia bukan orang yang mudah untuk dihadapi. Kalau tahu akan seperti ini, diberi nyali pun aku nggak akan berani m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2082

    "Bukankah kalian biasanya gagah perkasa? Saat sebelumnya kita bersiap untuk menyerang Kerajaan Nuala, kalian juga membahas akan membagi-bagi wilayah Kerajaan Nuala, 'kan? Jadi, kenapa sekarang seperti ini? Mereka hanya memanggil bala bantuan saja, kalian sudah ketakutan seperti ini. Jangan lupa, tempat kita ini sulit untuk dijangkau. Kalau kita tetap bertahan di sini, Wira juga nggak bisa melakukan apa-apa meskipun dia mahir berperang dan punya bawahan yang ahli. Apa mereka benar-benar bisa mengancam kita?"Semua orang saling memandang dan tidak ada yang berani berbicara. Terus bersembunyi di dalam pegunungan juga bukan sebuah solusi jangka panjang."Siapa pun yang masih berani mengatakan hal-hal yang bisa mengacaukan semangat pasukan kita, jangan salahkan aku kalau aku nggak berbalas kasihan," maki Jordi lagi.Mendengar perkataan itu, semua orang tidak berani banyak berbicara lagi dan menganggukkan kepala untuk setuju. Di bawah tekanan itu, mereka tidak punya pilihan lain selain tundu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2083

    "Tadi di depan ada sekelompok orang yang datang. Aku maju untuk bertanya dan ternyata mereka adalah para pemimpin dari suku besar. Saat ini, mereka sudah diam-diam membunuh Jordi si pemimpin aliansi dan bersiap untuk berdamai dengan kita. Bagaimana menurut Tuan?" kata Biantara sambil tersenyum. Tidak perlu berperang adalah sebuah kabar baik. Bukan hanya bisa mengurangi korban dan menghindari permusuhan dengan suku-suku itu, ini juga sangat menguntungkan jika kelak mereka ingin mengendalikan tanah parah suku ini.Mata Wira juga bersinar. Dia segera mendekati Biantara, lalu menarik tangan Biantara dengan semangat dan bertanya, "Kamu sudah menyelidikinya dengan jelas? Ini bukan tipuan, 'kan?"Biantara segera menggelengkan kepala. "Tentu saja bukan! Sebelum datang ke sini, aku sudah menyelidiki situasi suku-suku besar dalam aliansi ini, jadi aku sangat memahami mereka. Kali ini mereka mengirim kepala Jordi dan Jordi ini memang pemimpin aliansi ini. Kalau kamu nggak percaya, aku yakin Nona

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2084

    Bahkan tercium bau amis darah di udara di dalam tenda. Wira tentu saja percaya pada kemampuan Biantara. Lagi pula, dia belum pernah bertemu dengan Jordi sebelumnya. Dia yakin Biantara pasti sudah memeriksa dan memastikan kepala itu tidak bermasalah, dia malas untuk memeriksanya lagi.Setelah melihat ke sekeliling sejenak, Wira langsung tersenyum dan berkata sambil menunjuk pada kursi di kedua sisi, "Nggak perlu begitu tegang, aku nggak akan memakan kalian. Nggak perlu sungkan padaku, kalian langsung duduk saja.""Terima kasih, Tuan Wira," kata mereka secara serentak, lalu duduk.Wira yang duduk di kursi utama pun bertanya sambil tersenyum, "Aku sangat penasaran. Bukankah sebelumnya kalian selalu bertentangan dengan Kerajaan Nuala dan terus membuat kekacauan? Baru saja mendengar kabar aku akan datang, kalian malah langsung menyerah. Apa reputasiku benar-benar begitu besar sampai kalian menyerah saat mendengar kalian akan berhadapan denganku?"Wira juga merasa bangga. Jika berita ini ter

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2705

    "Kak." Shafa memanggil dan berkata dengan hati-hati, "Kehidupan kita pasti akan makin membaik. Kita nggak boleh membiarkan orang tua kita khawatir. Kamu nggak usah cemas. Aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa jaga diri sendiri."Wira merasa agak terharu melihat betapa dekatnya kedua bersaudara ini. Namun, dia tidak mengatakan apa pun untuk merusak suasana.Beberapa saat kemudian, suasana hati kedua bersaudara ini mulai membaik. Ketika mereka hendak melanjutkan perjalanan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.Saat berikutnya, sejumlah besar pria kekar muncul di hadapan mereka. Beberapa dari mereka memegang golok. Tatapan mereka tertuju pada Wira dan lainnya lekat-lekat.Yang berdiri di barisan paling depan adalah seorang pria berwajah tirus. Dia berkata, "Kak, kulihat pakaian orang ini lumayan bagus. Sepertinya dia bukan orang biasa. Sepertinya kita bakal untung besar kali ini!"Seseorang yang berada di belakang kerumunan berjalan maju. Pria ini memakai kulit harimau. Dia mengamati Wir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2704

    "Oke. Lagian, aku bosan sendirian. Kalau kalian ikut, pasti lebih seru. Kita bisa ngobrol sepanjang perjalanan."Setelah membuat keputusan, ketiga orang itu pun sama-sama berangkat. Setelah melewati lereng bukit, terlihat desa pegunungan yang hancur di kejauhan. Karena terletak di dataran yang agak rendah, banyak air tergenang di sana. Rumah-rumah di dalamnya pun telah hancur.Wira tak kuasa menghela napas. "Bencana alam ini menyebabkan banyak kerugian. Entah sudah berapa desa yang hancur ...."Wira merasa sedih. Cintanya terhadap rakyat tidak perlu diragukan lagi. Jika tidak, mana mungkin dia repot-repot membuat kesepakatan dengan keempat kelompok besar. Tanpa inisiatif Wira, perang pasti masih terjadi sampai sekarang.Sayangnya, jalur perairan yang dibangunnya dengan tujuan mengembangkan kehidupan para rakyat, malah membawa kerugian sebesar ini sekarang. Kini, para rakyat tidak punya tempat tinggal dan kesulitan untuk melanjutkan hidup. Wira merasa dirinya adalah pendosa besar.Semen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2703

    Kaffa telah menghabiskan rotinya. Setelah minum beberapa teguk air, rona wajahnya menjadi jauh lebih baik. Energinya juga sudah pulih.Shafa makan lebih lambat. Beberapa saat kemudian, dia baru menghabiskan makanannya. Bibirnya masih terlihat agak pucat, tetapi dia sudah lebih berenergi.Semua ini berkat Wira. Tanpa roti dan air yang diberikan Wira, mungkin mereka berdua akan mati malam ini. Selain itu, sangat berbahaya untuk melewati hutan di situasi seperti ini.Sejak terjadi banjir besar, banyak binatang buas yang bermunculan karena tidak ada pembatas. Jika tidak berhati-hati, mereka mungkin bisa menjadi makanan para binatang buas.Tiba-tiba, Kaffa menghampiri Wira dan berlutut di depannya. Wira hendak memapahnya, tetapi Kaffa menolak. Wira pun bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"Shafa juga ikut berlutut. Ketika melihat ini, Wira hanya bisa menggeleng. "Aku membantu kalian cuma karena kita kebetulan bertemu. Aku nggak mungkin membiarkan kalian mati di depanku, 'kan?""Lagian, yang ku

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2702

    Usai mengatakan itu, gadis itu mengalihkan tatapannya kepada kakaknya dan menjelaskan, "Kak, kamu sudah salah paham. Nggak ada racun kok. Aku cuma tersedak karena makan terlalu cepat."Pemuda itu hanya bisa menunduk dan terdiam saat menyadari dirinya telah salah paham terhadap Wira. Dia tahu dirinya terlalu picik.Wira berdeham untuk memecah keheningan. "Kalau aku benaran taruh racun di makanan kalian, yang keracunan bukan cuma adikmu saja, tapi kamu juga.""Selain itu, kalau ingin macam-macam dengan kalian, targetku pasti kamu. Nggak mungkin adikmu, 'kan?"Pemuda itu seketika memahami maksud Wira. Adiknya sudah sekarat. Jika Wira memang berniat jahat pada adiknya, adiknya tidak mungkin punya kemampuan untuk melawan. Hal ini berlaku juga untuk dirinya. Dia sudah tidak makan tiga hari tiga malam, jadi tidak mungkin bisa melawan Wira.Jadi, kalaupun Wira benar-benar menaruh racun di makanan mereka, Wira pasti akan menargetkannya dan bukan adiknya. Sepertinya, dia memang sudah salah paham

DMCA.com Protection Status