Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 2011 - Chapter 2020

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 2011 - Chapter 2020

2710 Chapters

Bab 2011

"Tapi, aku sangat tertarik padamu, Tuan Arjuna," balas Wira sambil tersenyum.Begitu mendengar namanya, ekspresi Arjuna berubah drastis. "Ka ... kamu sudah tahu identitasku?"Arjuna tidak berniat merahasiakan apa pun lagi. Dia meneruskan, "Kamu seharusnya sudah tahu tentang masa laluku, 'kan? Kalau begitu, jangan ganggu aku. Kalau kamu bersikeras, aku akan pergi dari sini. Dunia ini sangat luas. Aku yakin kita nggak akan bertemu lagi."Sikap Arjuna terlihat sangat tegas. Kematian keluarganya sangat tragis dan penyebabnya tidak lain adalah perebutan kekuasaan.Jika ayahnya tidak pernah menjadi pejabat, Arjuna tidak akan hidup sebatang kara seperti ini. Jelas-jelas berasal dari keluarga terpelajar, tetapi kehidupannya malah seperti gelandangan sekarang. Bisa dibilang, dia tidak punya semangat hidup lagi.Wira menggeleng dan berkata, "Jangan begitu. Aku tentu tahu masa lalumu, makanya menemuimu untuk membuat kesepakatan. Kalau aku berhasil menemukan pelaku pembunuhan keluargamu dan memban
Read more

Bab 2012

Tidak peduli berhasil atau tidak, Arjuna tetap harus mencoba. Lagi pula, roda kehidupan terus berputar. Arjuna yakin dirinya tidak akan terus bernasib sial."Oke, kita bicarakan lagi setelah kamu membawa orang itu kemari," ujar Arjuna dengan nada datar."Setuju." Wira mengiakan. Sikap Arjuna sangat dingin. Setelah mencapai kesepakatan, Wira segera pergi agar Arjuna tidak merasa jengkel padanya.Meskipun Wira sangat membutuhkan genius berbakat, semuanya harus dilakukan selangkah demi selangkah. Jika terburu-buru, dia tidak akan memperoleh hasil apa pun.Kini, Wira telah memahami suatu hal, yaitu dibutuhkan kesabaran besar untuk menghadapi para cendekiawan ini. Meskipun tidak ingin menyanjung, Wira tetap harus bersikap sopan.Setelah Wira kembali ke kediamannya, Biantara telah pergi. Sekarang, Wira hanya perlu menunggu informasi dari Biantara. Sebelum masuk ke kamarnya, dia mendengar dengkuran yang cukup keras."Nyenyak sekali tidurnya. Sepertinya, dia benar-benar kelelahan semalam," gum
Read more

Bab 2013

"Oh ya, ada yang ingin kuberi tahu. Anggotaku sudah pergi ke lokasi yang kamu sebutkan. Karena sudah dikonfirmasi, kami akan melenyapkan tempat-tempat itu untuk membasmi sampai ke akar. Dengan begini, Aliran Kegelapan baru bisa binasa," ujar Wira.Wira tidak ingin menggoda Thalia. Dia duduk di samping meja, lalu menuangkan teh dengan santai. Misi kali ini dipandu oleh Nafis. Ada banyak jenderal hebat yang mengikutinya sehingga Wira yakin semua akan berjalan dengan lancar."Oh." Thalia tidak terlihat tertarik sedikit pun. "Bukan urusanku."Wira tidak menghiraukannya, melainkan meneruskan, "Kalau misi ini berhasil, berarti kamu berjasa untuk kami. Aku akan membebaskanmu nanti.""Tapi, kalau kamu ingin tetap berada di sini, aku juga nggak bakal menyulitkanmu. Kalau suatu hari kamu berubah pikiran, kamu boleh pergi kapan saja. Aku serius tentang ini."Thalia terkekeh-kekeh, lalu mengerlingkan matanya dengan kesal. Sesaat kemudian, dia menyahut, "Gimana kalau kamu menyerahkan penawar racunn
Read more

Bab 2014

Thalia awalnya agak terkejut karena ada orang yang tiba-tiba muncul di sampingnya. Namun, sesudah melihat Wira, dia malah menjadi tidak begitu berwaspada dan cerewet.Lagi pula, Thalia akan menemani di sisi Wira selama beberapa hari ini. Tidak masalah jika dia tidur di sini."Dasar ...." Wira menggeleng sambil tersenyum. Dia tidak memedulikan Thalia lagi dan mengambil peta untuk dilihat.Ini adalah peta pemberian Huben. Peta ini mencatat perkembangan proyek hidrolik dan merupakan peta terbaru. Harus diakui bahwa perkembangan proyek hidrolik sangat cepat, bahkan melampaui ekspektasi Wira.Jika situasi terus seperti ini, diperkirakan proyek hidrolik Kota Limaran akan selesai lebih cepat dari waktu yang ditentukan.Selama periode ini, Wira memang menetap di Kota Limaran, tetapi dia tidak putus kontak dengan orang-orang di Dusun Darmadi. Masalah perumahan di Dusun Darmadi telah teratasi. Mereka juga punya waktu yang cukup banyak untuk menyusun rencana proyek hidrolik.Dengan bantuan Osmaro
Read more

Bab 2015

"Ini salah Wira. Aku Nona Besar Keluarga Taslim, masa nggak mengundangku? Dia jelas-jelas meremehkanku! Aku telah melupakan dendam masa lalu dan datang kemari, masa dia mengusirku? Nggak adil sekali!" seru Salie tanpa memedulikan ucapan Raffi. Dia bahkan menyenggol Raffi dan berjalan ke aula."Sialan." Raffi tanpa sadar mengepalkan tangannya dengan erat. Karena menghadiri pesta yang diadakan oleh Wira, Raffi tidak membawa anggota keluarga lain ataupun bawahan. Dia cukup kewalahan menghadapi gadis ini.Ketika Raffi masih sibuk memikirkan cara, tiba-tiba terdengar suara yang familier. "Nona Salie, lama nggak ketemu. Ayahmu sangat menyayangimu, ya? Dia sampai membawamu kemari."Orang yang berbicara tidak lain adalah Wira. Wira berdiri di depan Salie. Salie membalas, "Ayahku mana peduli soal ini. Aku datang secara diam-diam. Aku bahkan dimarahi tadi karena ketahuan. Untung saja, aku cepat-cepat kabur. Kalau nggak, aku pasti sudah dipaksa pulang."Ekspresi Salie yang tidak berdaya membuat W
Read more

Bab 2016

Saat ini, Biantara duduk di samping Wira. Keduanya minum bersama. Biantara jarang minum. Sebagai penanggung jawab jaringan mata-mata, dia tentu harus mempertahankan kesadarannya untuk mencegah terjadinya kesalahan.Begitu terjadi kesalahan, hal itu pasti akan memengaruhi situasi secara keseluruhan. Untungnya, di mata Biantara, alkohol bukan sesuatu yang baik. Namun, karena hari ini adalah saatnya bersenang-senang dan ada Wira di sisinya, dia tidak keberatan untuk minum."Kamu yakin sudah mengunci target? Kamu sudah mengatur orang untuk mengawasi pergerakan pembunuh itu, 'kan?" tanya Wira langsung.Setelah urusan di Kota Limaran beres, Wira akan membawa Huben pergi bersamanya. Huben sangat genius sehingga harus terus menemani Wira. Sementara itu, Kota Limaran butuh seorang prefektur dan Wira telah menetapkan Arjuna sebagai kandidat terbaik.Bagaimanapun, kecerdasan dan sifat yang dimiliki Arjuna sangat sesuai dengan keinginan Wira. Jika orang seperti Arjuna bersedia menjadi bawahan Wira
Read more

Bab 2017

"Kalau begitu, maksud Tuan Huben ...." Wira memicingkan mata, menunggu jawaban dari Huben."Sederhana saja. Kita tinggal membawa mereka kemari, nggak perlu serumit itu. Setelah nasi sudah menjadi bubur, Kerajaan Beluana nggak bakal bisa meminta penjelasan apa pun lagi. Jangan lupa, Harraz ingin mencelakai kita karena instruksi Kerajaan Beluana, 'kan?""Pada akhirnya, Harraz hanya menjadi bidak catur yang dibuang. Kita pun nggak bisa melakukan apa pun padanya," sahut Huben sambil menggeleng.Huben bisa mengikuti Wira karena mereka memiliki visi dan misi yang sama. Mereka bahkan sering memiliki pendapat yang sama.Tentunya, Huben juga memahami kegunaan Harraz. Meskipun mereka tidak mendapat keuntungan apa pun kali ini, bahkan tidak mendapat penjelasan dari Kerajaan Beluana, pembelotan Harraz ini hanya akan mendatangkan manfaat nantinya.Bagaimanapun, Harraz bisa menjadi penasihat kanan Kerajaan Beluana karena kemampuannya. Hanya saja, dia belum menunjukkan kemampuannya untuk sekarang. Se
Read more

Bab 2018

"Tuan Wira!" Raffi yang mengikuti di kegelapan akhirnya bersuara, "Ini aku.""Kamu?" Wira mengangkat alisnya dengan heran dan bertanya, "Kenapa kamu membuntutiku? Ada masalah apa?""Katakan saja kalau butuh bantuan, nggak perlu sungkan-sungkan seperti ini. Bagaimanapun, aku membutuhkan kalian semua untuk membangun Kota Limaran yang lebih baik." Wira bersikap cukup sopan.Raffi ragu-ragu sejenak sebelum tersenyum dan berkata, "Kulihat, hubunganmu dengan Salie cukup baik. Apa mungkin kamu tertarik pada putriku?"Wira sontak tergelak. Dia menggeleng dan bertanya, "Tuan Raffi, kenapa bicara begitu? Usia kami terpaut jauh. Aku menganggapnya sebagai adikku, mana mungkin berpikir sejauh itu?" Orang-orang ini mengira dirinya playboy?"Bukan, bukan begitu. Kamu sudah salah paham padaku. Aku tahu kamu pria baik-baik. Hanya saja, aku merasa Salie menyukaimu, makanya bertanya begitu. Aku nggak berpikiran buruk tentangmu. Kalau kamu nggak membenci putriku, serahkan saja sisanya kepadaku. Gimana, Tu
Read more

Bab 2019

"Kamu kira kamu sangat tampan? Kamu kira semua wanita menyukaimu? Berkaca dulu, wajahmu itu menjengkelkan sekali!" ejek Thalia sambil melipat lengannya di depan dada. Meskipun berkata demikian, entah mengapa dia merasa wajah Wira makin enak dilihat.Thalia sendiri tidak tahu mengapa dirinya memiliki pemikiran seperti itu. Sungguh menakutkan. Jangan-jangan dia mulai menyukai Wira?Setelah kembali ke kamarnya, Wira berbaring di ranjang dan akhirnya tertidur. Keesokan pagi saat bangun, dia merasakan ada sesuatu yang lembut di pelukannya. Wira membuka matanya dengan perlahan, lalu melihat Thalia berpelukan dengannya.'Ke ... kenapa wanita ini berbaring di pelukanku?' Seketika, Wira merasa sangat canggung. Apakah ini yang dinamakan senjata makan tuan?Wira menyuruh Thalia mengikutinya hanya untuk mengawasi wanita ini. Dia tidak ingin Thalia berkesempatan melakukan hal jahat apa pun hingga akhirnya menyulitkan Wira sendiri.Wira tidak berniat menaklukkan wanita ini, tetapi situasi ini hanya
Read more

Bab 2020

"Sudah kubilang, meskipun kamu telanjang bulat di ranjangku, aku nggak bakal tertarik padamu!" jelas Wira yang malas berdebat dengan Thalia. Setelah merapikan diri, dia bersiap-siap untuk keluar. Dia punya urusan penting yang harus diurus, yaitu Vila Zamrud. Sesudah semuanya beres, dia baru bisa merekrut Arjuna."Kamu mau ke mana? Kamu mau pergi begitu saja setelah mengambil keuntungan dariku?" bentak Thalia saat melihat Wira hendak keluar."Memangnya aku harus melapor kepadamu kalau mau keluar?" balas Wira dengan kesal."Bukan begitu. Kudengar, Nafis sudah melenyapkan banyak kubu Aliran Kegelapan. Bukankah ini saatnya kamu menepati janjimu? Mana penawar racunku?" tanya Thalia dengan dingin.Wira tersenyum sambil menyahut, "Penawar racun? Aku nggak akan memberikannya secepat itu. Setelah kembali dari Vila Zamrud, aku baru akan memberimu penawar racun itu."'Sialan! Pria ini memang nggak bisa dipercaya!' maki Thalia dalam hati. Setelah Wira meninggalkan kamar, Thalia menendang kursi di
Read more
PREV
1
...
200201202203204
...
271
DMCA.com Protection Status