Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 2031 - Chapter 2040

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 2031 - Chapter 2040

2710 Chapters

Bab 2031

Setelah pesta selesai, Wira dan yang lainnya melanjutkan minum hingga mabuk. Bagaimanapun juga, suasana hati mereka sangat baik karena semua masalah sudah diselesaikan, terutama Arjuna. Selama bertahun-tahun ini, dia selalu tidak menyentuh minuman dan hatinya terus memikirkan balas dendam. Namun hari ini, dia minum banyak dan mabuk hingga tidak sadarkan diri, lebih parah daripada Wira dan yang lainnya.Sebenarnya, Arjuna hanya merasa senang saja karena dendam orang tuanya sudah terbalaskan, ini adalah hal yang telah dia harapkan sepanjang hidup ini. Sekarang, usianya sudah lebih dari setengah abad. Awalnya, dia berpikir dia tidak akan bisa membalaskan dendam orang tuanya, tetapi Wira membantunya menyelesaikan impiannya. Tidak ada beban di hatinya lagi, tentu saja dia ingin berpesta sepuasnya. Dia merasa tidak sia-sia menjalani hidup di dunia ini.Di dalam kamar, Thalia memapah Wira yang mabuk ke sisi tempat tidur, lalu mendorongnya ke tempat tidur dengan kasar."Sungguh menyebalkan! Ak
Read more

Bab 2032

"Kalau tadi kamu bertindak, aku nggak akan ragu-ragu menyerangmu dan menunjukkan padamu kekuatan senapanku. Lagi pula, kamu jangan lupa, nyawamu ada di tanganku. Di seluruh dunia ini, nggak ada seorang pun yang bisa menyembuhkan racunmu. Kalau aku mati, hidupmu juga nggak akan lama," kata Wira sambil mendekati Thalia, sehingga Thalia makin waspada terhadapnya.Wira tidak memedulikan Thalia, melainkan duduk di depan meja dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri. Setelah meneguk secangkir teh hangat, dia langsung merasa jauh lebih nyaman.Dia meregangkan pinggangnya dan berkata dengan tenang, "Aku masih nggak mengerti kenapa kamu tiba-tiba mencariku. Meskipun kamu bukan senior dari para pengikut Aliran Kegelapan, setidaknya kamu nggak kekurangan uang. Ini membuktikan kamu pasti punya rencana lain. Tapi, aku tetap nggak mengerti kenapa kamu memberikan hadiah besar ini padaku secara gratis. Apa sebenarnya tujuanmu?"Selama beberapa hari ini, Wira terus memikirkan hal ini. Dia tid
Read more

Bab 2033

"Kamu benar-benar bersedia melepaskanku?" tanya Thalia karena tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Wira dijuluki sebagai iblis di Aliran Kegelapan, sedangkan aliran itu selalu mengeklaim bahwa mereka akan memulihkan keadaan dunia dan menyelamatkan rakyat dari kesulitan. Entah sejak kapan, Wira mulai menjadi musuh nomor satu dari Aliran Kegelapan."Kalau nggak? Apa gunanya aku membiarkanmu tetap di sisiku? Pria lain mungkin akan tergoda dengan kecantikanmu, tapi kamu pikir aku akan sama seperti mereka yang melihat wanita cantik saja langsung nggak bisa menahan diri?" Wira memiliki banyak wanita cantik di rumah. Baik Wulan, Dewina, Dian, ataupun yang lainnya, semuanya adalah wanita yang sangat cantik. Jika mereka bekerja di tempat pelacuran, mungkin Thalia tidak akan ada apa-apanya."Terima kasih banyak untuk penawar racunnya." Thalia juga tidak merasa marah karena kata-kata Wira, melainkan langsung mengambil penawar racun di atas meja dan meminumnya. Dia langsung merasa jauh lebih
Read more

Bab 2034

Namun, orang itu tetap mengabaikan Thalia. Wajah orang itu ditutupi dengan topeng, jelas sengaja menyembunyikan identitasnya."Kamu bukan orang Wira. Dia selalu jujur dan terbuka. Kalau dia ingin membunuhku, nggak perlu bertele-tele seperti ini dan memberikanku penawar racun itu." Thalia langsung menyadari hal itu dan menyipitkan matanya. Rasa sakit di lukanya sudah merangsang sarafnya dan membuatnya secara refleks menebak identitas pria di depannya ini."Kamu orang dari Aliran Kegelapan, Prakasa!" teriak Thalia. Dia merasa lucu karena ternyata dirinya juga menjadi korban pengkhianatan."Tebakanmu benar. Dasar wanita busuk nggak berguna! Bukan hanya nggak berhasil membunuh Wira, kamu juga membuatku mengorbankan begitu banyak pengikut dengan sia-sia. Kalau nggak membunuhmu, aku nggak bisa menjelaskan ini pada pemimpin. Salahkan saja dirimu yang nggak berguna, matilah!" kata Prakasa dengan nada yang makin dingin. Yang membuatnya makin benci dan marah adalah Thalia malam tidur sekamar den
Read more

Bab 2035

"Apa yang telah terjadi? Bukankah Thalia sudah meninggalkan Kota Limaran? Apa ada orang yang melanggar perintahku dan sengaja mempersulitnya?" kata Wira dengan dingin. Dia tidak terlalu membenci Thalia, bahkan menganggap Thalia sebagai temannya dalam beberapa hal. Sekarang, saat mengetahui Thalia dalam masalah, dia tentu saja merasa gelisah."Bukan orang-orang kita yang melakukannya. Saat orang-orang kita menemukan Thalia, dia sudah tergeletak dalam genangan darah dan lukanya sangat parah. Dia sendiri yang menangani lukanya sebelumnya, jadi dia kehilangan banyak darah. Kalau kita segera menemukannya, mungkin sekarang dia sudah mati." Nafis segera melaporkan situasinya.Tak lama kemudian, Wira dan Nafis sudah keluar dari kediaman. Beberapa saat kemudian, keduanya sudah tiba di depan sebuah rumah sakit. Setelah menemukan Thalia yang terluka, para prajurit penjaga kota membawanya ke sini. Melihat kedatangan keduanya, semua orang di sana langsung memberi hormat pada Wira."Bagaimana dengan
Read more

Bab 2036

"Tapi, masih belum ada kabar sampai sekarang. Mungkin orang itu sudah mendengar kabar dan sudah melarikan diri," ujar Nafis sambil mengernyit. Ekspresinya tampak agak masam. Dia merasa kinerjanya kurang baik kali ini."Ini bukan salahmu. Aliran Kegelapan memang licik. Aku saja hampir terjebak oleh mereka saat itu. Nggak usah terlalu dipikirkan," tutur Wira yang melambaikan tangan. Dia tidak menyalahkan Nafis.Wira tahu sebagus apa kinerja Nafis. Situasi kali ini memang agak di luar kendali, jadi ini bukan salah Nafis. Semua ini karena Aliran Kegelapan yang terlalu licik. Jika tidak, tidak akan ada begitu banyak masalah yang terjadi."Kamu pasti lelah setelah sibuk semalaman. Pulang dan istirahatlah. Ingat, keamanan Kota Limaran ada di tanganmu," hibur Wira sambil menepuk bahu Nafis.Sesudah mendengarnya, Nafis pun pergi. Wira menunggu di rumah sakit semalaman, tetapi Thalia masih belum siuman. Pada akhirnya, demi memudahkannya merawat Thalia, Wira mengundang semua dokter terkenal di se
Read more

Bab 2037

Ucapan ini bukan hanya ditujukan kepada Salie, tetapi juga kedua pengawal itu. Mereka sungguh terharu mendengarnya. Wira begitu melindungi mereka. Bisa mendapatkan majikan seperti Wira adalah keberuntungan terbesar mereka."Terima kasih," ujar Salie segera. Tanpa larangan dari kedua pengawal itu, dia akhirnya memasuki kediaman Wira.Di belakang Salie, Wira bertanya, "Memangnya kamu tahu Thalia di kamar mana?""Kamu pria yang nggak tegaan dengan wanita, dia pasti ada di kamarmu. Aku nggak tahu siapa saja yang tinggal di sini atau berapa jumlah kamar di sini. Tapi, aku pernah ke kamarmu waktu itu, 'kan? Aku masih ingat posisinya di mana, jadi kamu nggak perlu repot-repot menuntun jalan," sahut Salie sambil tersenyum dan menuju ke kamar Wira.Wira hanya mengikutinya. Begitu masuk, ekspresi Salie menjadi masam. Dia segera duduk di sebelah Thalia dan meraih tangannya sambil berucap, "Kak Thalia, kenapa kamu jadi begini? Cepat bangun. Aku nggak punya banyak teman. Kamu temanku. Kalau terjadi
Read more

Bab 2038

Setelah berbicara, Thalia terbatuk beberapa kali. Dia baru siuman, jadi tubuhnya masih lemah. Melihat ini, Salie segera menyodorkan air. Batuk Thalia pun reda setelah meminumnya. Hanya saja, wajahnya masih seputih kertas."Karena Thalia sudah bangun, sebaiknya kamu juga pulang. Masih ada yang harus kami bicarakan," ucap Wira kepada Salie.Thalia berbaring sambil memejamkan mata. Meskipun Salie merasa enggan, dia tidak mungkin membantah perintah Wira."Aku nggak akan pulang. Aku akan menginap di sini 2 hari untuk merawat Kak Thalia. Jangan sampai kamu berkesempatan menindasnya," sahut Salie sambil berjalan ke luar kamar.Setelah Salie pergi, Wira datang ke hadapan Thalia dan menatapnya sambil berkata, "Kalau bukan karena bawahanku datang tepat waktu, mungkin kamu sudah mati. Kamu seharusnya tahu siapa pelaku itu, 'kan?"Thalia masih memejamkan mata. Air mata berlinang tanpa henti. Meskipun tubuhnya sakit karena terluka, hatinya terasa jauh lebih sakit.Thalia telah memberi banyak kontri
Read more

Bab 2039

"Sebenarnya, aku paling nggak ingin melawannya. Bagaimanapun ...." Thalia tidak menyelesaikan ucapannya, tetapi Wira bisa memahami maksudnya. Hubungan kedua orang ini tidak biasa. Mereka bukan suami istri, tetapi mungkin adalah pasangan kekasih.Bagaimana bisa seorang wanita menerima kenyataan bahwa sang kekasih ingin membunuh mereka? Wanita mana yang bisa menahan pukulan sebesar ini?"Aku cukup penasaran. Gimana bisa wanita muda dan cantik sepertimu bergabung dengan Aliran Kegelapan? Apa ada rahasia di balik semua ini?" tanya Wira."Sejak kecil, aku adalah anak yatim piatu. Aku diadopsi oleh pemimpin kami. Dia sering bilang tujuan Aliran Kegelapan adalah membantu rakyat terlepas dari penderitaan. Bagaimanapun, perang yang terjadi selama bertahun-tahun ini sangat menyengsarakan rakyat.""Tapi, setelah Aliran Kegelapan menguasai dunia, dunia akan damai. Aku pun percaya. Tapi, setelah dilihat dari situasi sekarang, sepertinya omongan itu hanya kebohongan. Mereka hanya ingin memperoleh ke
Read more

Bab 2040

Thalia tidak peduli pada semua yang diucapkan oleh Wira barusan. Apa hubungannya kedamaian dunia dengan dirinya? Dirinya sendiri saja sudah menderita, bagaimana mungkin peduli pada kehidupan orang lain? Sungguh konyol."Benar, serahkan saja kepadaku. Jangan lupa, aku punya jaringan mata-mata terhebat di dunia ini. Asalkan aku memberi perintah, mereka akan langsung menyelidiki latar belakangmu. Mungkin saja, kita akan mendapat informasi dalam waktu singkat. Intinya, kamu pasti akan puas dengan jawaban yang kuberikan. Aku orang yang tepat janji kok," sahut Wira dengan serius.Wira tidak bercanda. Jaringan mata-mata miliknya jauh lebih hebat daripada jaringan mata-mata ketiga kerajaan itu. Alasan utamanya tentu saja karena dia memiliki Biantara, genius dengan bakat langka. Dengan adanya Biantara, Wira tidak perlu repot-repot mengurus jaringan mata-mata.Setelah ragu-ragu sejenak, Thalia pun bertanya, "Apa kamu bisa memberiku waktu untuk membuat pertimbangan?""Oke, aku akan menunggu kabar
Read more
PREV
1
...
202203204205206
...
271
DMCA.com Protection Status