Ucapan ini bukan hanya ditujukan kepada Salie, tetapi juga kedua pengawal itu. Mereka sungguh terharu mendengarnya. Wira begitu melindungi mereka. Bisa mendapatkan majikan seperti Wira adalah keberuntungan terbesar mereka."Terima kasih," ujar Salie segera. Tanpa larangan dari kedua pengawal itu, dia akhirnya memasuki kediaman Wira.Di belakang Salie, Wira bertanya, "Memangnya kamu tahu Thalia di kamar mana?""Kamu pria yang nggak tegaan dengan wanita, dia pasti ada di kamarmu. Aku nggak tahu siapa saja yang tinggal di sini atau berapa jumlah kamar di sini. Tapi, aku pernah ke kamarmu waktu itu, 'kan? Aku masih ingat posisinya di mana, jadi kamu nggak perlu repot-repot menuntun jalan," sahut Salie sambil tersenyum dan menuju ke kamar Wira.Wira hanya mengikutinya. Begitu masuk, ekspresi Salie menjadi masam. Dia segera duduk di sebelah Thalia dan meraih tangannya sambil berucap, "Kak Thalia, kenapa kamu jadi begini? Cepat bangun. Aku nggak punya banyak teman. Kamu temanku. Kalau terjadi
Setelah berbicara, Thalia terbatuk beberapa kali. Dia baru siuman, jadi tubuhnya masih lemah. Melihat ini, Salie segera menyodorkan air. Batuk Thalia pun reda setelah meminumnya. Hanya saja, wajahnya masih seputih kertas."Karena Thalia sudah bangun, sebaiknya kamu juga pulang. Masih ada yang harus kami bicarakan," ucap Wira kepada Salie.Thalia berbaring sambil memejamkan mata. Meskipun Salie merasa enggan, dia tidak mungkin membantah perintah Wira."Aku nggak akan pulang. Aku akan menginap di sini 2 hari untuk merawat Kak Thalia. Jangan sampai kamu berkesempatan menindasnya," sahut Salie sambil berjalan ke luar kamar.Setelah Salie pergi, Wira datang ke hadapan Thalia dan menatapnya sambil berkata, "Kalau bukan karena bawahanku datang tepat waktu, mungkin kamu sudah mati. Kamu seharusnya tahu siapa pelaku itu, 'kan?"Thalia masih memejamkan mata. Air mata berlinang tanpa henti. Meskipun tubuhnya sakit karena terluka, hatinya terasa jauh lebih sakit.Thalia telah memberi banyak kontri
"Sebenarnya, aku paling nggak ingin melawannya. Bagaimanapun ...." Thalia tidak menyelesaikan ucapannya, tetapi Wira bisa memahami maksudnya. Hubungan kedua orang ini tidak biasa. Mereka bukan suami istri, tetapi mungkin adalah pasangan kekasih.Bagaimana bisa seorang wanita menerima kenyataan bahwa sang kekasih ingin membunuh mereka? Wanita mana yang bisa menahan pukulan sebesar ini?"Aku cukup penasaran. Gimana bisa wanita muda dan cantik sepertimu bergabung dengan Aliran Kegelapan? Apa ada rahasia di balik semua ini?" tanya Wira."Sejak kecil, aku adalah anak yatim piatu. Aku diadopsi oleh pemimpin kami. Dia sering bilang tujuan Aliran Kegelapan adalah membantu rakyat terlepas dari penderitaan. Bagaimanapun, perang yang terjadi selama bertahun-tahun ini sangat menyengsarakan rakyat.""Tapi, setelah Aliran Kegelapan menguasai dunia, dunia akan damai. Aku pun percaya. Tapi, setelah dilihat dari situasi sekarang, sepertinya omongan itu hanya kebohongan. Mereka hanya ingin memperoleh ke
Thalia tidak peduli pada semua yang diucapkan oleh Wira barusan. Apa hubungannya kedamaian dunia dengan dirinya? Dirinya sendiri saja sudah menderita, bagaimana mungkin peduli pada kehidupan orang lain? Sungguh konyol."Benar, serahkan saja kepadaku. Jangan lupa, aku punya jaringan mata-mata terhebat di dunia ini. Asalkan aku memberi perintah, mereka akan langsung menyelidiki latar belakangmu. Mungkin saja, kita akan mendapat informasi dalam waktu singkat. Intinya, kamu pasti akan puas dengan jawaban yang kuberikan. Aku orang yang tepat janji kok," sahut Wira dengan serius.Wira tidak bercanda. Jaringan mata-mata miliknya jauh lebih hebat daripada jaringan mata-mata ketiga kerajaan itu. Alasan utamanya tentu saja karena dia memiliki Biantara, genius dengan bakat langka. Dengan adanya Biantara, Wira tidak perlu repot-repot mengurus jaringan mata-mata.Setelah ragu-ragu sejenak, Thalia pun bertanya, "Apa kamu bisa memberiku waktu untuk membuat pertimbangan?""Oke, aku akan menunggu kabar
"Baik." Biantara mengiakan, lalu bergegas keluar untuk menjalankan tugasnya.Wira menyesap tehnya dengan santai. Dia tidak perlu mencemaskan apa pun jika ada Biantara yang turun tangan.Setelah mengetahui latar belakang Thalia dan memberi tahu Thalia semuanya, wanita itu pasti akan membocorkan seluruh informasi Aliran Kegelapan. Ketika saat itu tiba, mereka akan berkesempatan untuk membinasakan Aliran Kegelapan. Ini adalah prioritas utama untuk sekarang.Selama setengah bulan, Thalia terus berbaring di ranjang. Dia harus memulihkan diri karena cedera yang terlalu parah. Untung saja, dia masih bisa siuman.Di sisi lain, Biantara justru belum memberikan informasi apa pun. Dia sempat mengirim pesan untuk memberi tahu Wira bahwa Sekte Kegelapan sepertinya sudah tahu tentang penyelidikan ini. Hal ini yang membuat Biantara sulit mengambil tindakan selanjutnya.Namun, Biantara yang telah membangun jaringan mata-mata menjadi sehebat ini dan ada banyak pasukan elite yang mengikutinya kali ini.
"Kalau begitu, coba kamu beri tahu aku kekuranganku? Semua orang tahu kamu punya banyak istri cantik di rumah. Kalau kamu pria baik-baik, mana mungkin istrimu sebanyak itu," sindir Thalia.Salie hanya bisa tertawa mendengarnya. Wira dan Thalia sungguh menarik. Mereka selalu berdebat setiap kali bertemu.Wira terkekeh-kekeh dan menimpali, "Aku nggak perlu membuktikan kepadamu kalau aku pria baik-baik atau bukan. Selain itu, apa hubungannya kehidupan pribadiku denganmu? Bukannya wajar kalau pria punya beberapa istri?""Lihat saja para raja, bukannya mereka punya ratusan selir? Aku memang bukan raja, tapi aku pria sejati. Kamu bisa apa kalau mereka senang hidup bersamaku?"'Pintar sekali bersilat lidah! Dasar menyebalkan!' maki Thalia dalam hati sambil mengerlingkan mata. Kemudian, dia tidak meladeni Wira lagi.Wira juga malas meladeninya. Semua orang mengatakan wanita sulit dihadapi dan sekarang Thalia membuktikan bahwa ucapan itu memang benar."Uhuk, uhuk." Salie terbatuk, lalu berdiri
"Aku menempuh perjalanan pulang semalam. Aku sudah menyelesaikan tugasku," balas Biantara sambil menangkupkan tangan kepada Wira.Begitu pulang, Biantara langsung mencari Wira. Dia mendapat informasi bahwa Wira pergi ke taman bunga sehingga bergegas kemari.Sebenarnya Biantara melihat Wira berdebat dengan Thalia tadi, tetapi tidak ingin memunculkan diri. Entah mengapa, perdebatan kedua orang ini terlihat seperti perdebatan suami istri ...."Kamu menyuruhnya menyelidiki apa?" tanya Thalia yang tiba-tiba meraih tangan Wira. Firasatnya mengatakan bahwa penyelidikan ini berkaitan dengan dirinya. Salie hanya mengamati di samping.Wira tersenyum sambil mengejek, "Bukannya kamu sudah mau pergi? Untuk apa ikut campur lagi?""Kamu ini ...." Thalia menggertakkan giginya dengan geram. Dasar berengsek! Dia sudah berinisiatif mengajak Wira berbicara, tetapi pria ini masih menyindirnya.Jika semua pria di dunia ini seperti Wira, Thalia lebih baik tidak menikah dan hidup sebatang kara sampai tua. Jik
"Aku yakin kamu paham betul ucapanku. Setahuku, yang menyerangmu kali ini juga orang Aliran Kegelapan. Meskipun nggak tahu kalian punya perselisihan apa, aku rasa kamu sudah kehilangan nilaimu sehingga mereka ingin membunuhmu. Bagaimanapun, rahasia yang kamu ketahui terlalu banyak. Mereka nggak mungkin melepaskanmu begitu saja," jelas Biantara dengan lantang.Thalia menggertakkan giginya dengan geram dan tidak melontarkan sepatah kata pun. Dia tidak ingin memercayai kenyataan ini, tetapi sepertinya kenyataannya memang seperti itu.Setelah ragu-ragu sesaat, Thalia pun bertanya, "Gimana supaya aku bisa memercayaimu? Masa aku harus percaya hanya karena selembar kertas itu?"Aliran Kegelapan memang tidak bisa dipercayai, begitu juga Biantara. Mungkin, Wira hanya ingin memanfaatkannya. Menurut Thalia, mereka bisa saja menipunya untuk mengorek informasi supaya bisa membinasakan Aliran Kegelapan."Aku sudah menemukan kerabatmu. Asalkan melakukan tes darah, kamu akan tahu aku jujur atau nggak,
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m