Share

Bab 2036

Penulis: Arif
"Tapi, masih belum ada kabar sampai sekarang. Mungkin orang itu sudah mendengar kabar dan sudah melarikan diri," ujar Nafis sambil mengernyit. Ekspresinya tampak agak masam. Dia merasa kinerjanya kurang baik kali ini.

"Ini bukan salahmu. Aliran Kegelapan memang licik. Aku saja hampir terjebak oleh mereka saat itu. Nggak usah terlalu dipikirkan," tutur Wira yang melambaikan tangan. Dia tidak menyalahkan Nafis.

Wira tahu sebagus apa kinerja Nafis. Situasi kali ini memang agak di luar kendali, jadi ini bukan salah Nafis. Semua ini karena Aliran Kegelapan yang terlalu licik. Jika tidak, tidak akan ada begitu banyak masalah yang terjadi.

"Kamu pasti lelah setelah sibuk semalaman. Pulang dan istirahatlah. Ingat, keamanan Kota Limaran ada di tanganmu," hibur Wira sambil menepuk bahu Nafis.

Sesudah mendengarnya, Nafis pun pergi. Wira menunggu di rumah sakit semalaman, tetapi Thalia masih belum siuman. Pada akhirnya, demi memudahkannya merawat Thalia, Wira mengundang semua dokter terkenal di se
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2037

    Ucapan ini bukan hanya ditujukan kepada Salie, tetapi juga kedua pengawal itu. Mereka sungguh terharu mendengarnya. Wira begitu melindungi mereka. Bisa mendapatkan majikan seperti Wira adalah keberuntungan terbesar mereka."Terima kasih," ujar Salie segera. Tanpa larangan dari kedua pengawal itu, dia akhirnya memasuki kediaman Wira.Di belakang Salie, Wira bertanya, "Memangnya kamu tahu Thalia di kamar mana?""Kamu pria yang nggak tegaan dengan wanita, dia pasti ada di kamarmu. Aku nggak tahu siapa saja yang tinggal di sini atau berapa jumlah kamar di sini. Tapi, aku pernah ke kamarmu waktu itu, 'kan? Aku masih ingat posisinya di mana, jadi kamu nggak perlu repot-repot menuntun jalan," sahut Salie sambil tersenyum dan menuju ke kamar Wira.Wira hanya mengikutinya. Begitu masuk, ekspresi Salie menjadi masam. Dia segera duduk di sebelah Thalia dan meraih tangannya sambil berucap, "Kak Thalia, kenapa kamu jadi begini? Cepat bangun. Aku nggak punya banyak teman. Kamu temanku. Kalau terjadi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2038

    Setelah berbicara, Thalia terbatuk beberapa kali. Dia baru siuman, jadi tubuhnya masih lemah. Melihat ini, Salie segera menyodorkan air. Batuk Thalia pun reda setelah meminumnya. Hanya saja, wajahnya masih seputih kertas."Karena Thalia sudah bangun, sebaiknya kamu juga pulang. Masih ada yang harus kami bicarakan," ucap Wira kepada Salie.Thalia berbaring sambil memejamkan mata. Meskipun Salie merasa enggan, dia tidak mungkin membantah perintah Wira."Aku nggak akan pulang. Aku akan menginap di sini 2 hari untuk merawat Kak Thalia. Jangan sampai kamu berkesempatan menindasnya," sahut Salie sambil berjalan ke luar kamar.Setelah Salie pergi, Wira datang ke hadapan Thalia dan menatapnya sambil berkata, "Kalau bukan karena bawahanku datang tepat waktu, mungkin kamu sudah mati. Kamu seharusnya tahu siapa pelaku itu, 'kan?"Thalia masih memejamkan mata. Air mata berlinang tanpa henti. Meskipun tubuhnya sakit karena terluka, hatinya terasa jauh lebih sakit.Thalia telah memberi banyak kontri

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2039

    "Sebenarnya, aku paling nggak ingin melawannya. Bagaimanapun ...." Thalia tidak menyelesaikan ucapannya, tetapi Wira bisa memahami maksudnya. Hubungan kedua orang ini tidak biasa. Mereka bukan suami istri, tetapi mungkin adalah pasangan kekasih.Bagaimana bisa seorang wanita menerima kenyataan bahwa sang kekasih ingin membunuh mereka? Wanita mana yang bisa menahan pukulan sebesar ini?"Aku cukup penasaran. Gimana bisa wanita muda dan cantik sepertimu bergabung dengan Aliran Kegelapan? Apa ada rahasia di balik semua ini?" tanya Wira."Sejak kecil, aku adalah anak yatim piatu. Aku diadopsi oleh pemimpin kami. Dia sering bilang tujuan Aliran Kegelapan adalah membantu rakyat terlepas dari penderitaan. Bagaimanapun, perang yang terjadi selama bertahun-tahun ini sangat menyengsarakan rakyat.""Tapi, setelah Aliran Kegelapan menguasai dunia, dunia akan damai. Aku pun percaya. Tapi, setelah dilihat dari situasi sekarang, sepertinya omongan itu hanya kebohongan. Mereka hanya ingin memperoleh ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2040

    Thalia tidak peduli pada semua yang diucapkan oleh Wira barusan. Apa hubungannya kedamaian dunia dengan dirinya? Dirinya sendiri saja sudah menderita, bagaimana mungkin peduli pada kehidupan orang lain? Sungguh konyol."Benar, serahkan saja kepadaku. Jangan lupa, aku punya jaringan mata-mata terhebat di dunia ini. Asalkan aku memberi perintah, mereka akan langsung menyelidiki latar belakangmu. Mungkin saja, kita akan mendapat informasi dalam waktu singkat. Intinya, kamu pasti akan puas dengan jawaban yang kuberikan. Aku orang yang tepat janji kok," sahut Wira dengan serius.Wira tidak bercanda. Jaringan mata-mata miliknya jauh lebih hebat daripada jaringan mata-mata ketiga kerajaan itu. Alasan utamanya tentu saja karena dia memiliki Biantara, genius dengan bakat langka. Dengan adanya Biantara, Wira tidak perlu repot-repot mengurus jaringan mata-mata.Setelah ragu-ragu sejenak, Thalia pun bertanya, "Apa kamu bisa memberiku waktu untuk membuat pertimbangan?""Oke, aku akan menunggu kabar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2041

    "Baik." Biantara mengiakan, lalu bergegas keluar untuk menjalankan tugasnya.Wira menyesap tehnya dengan santai. Dia tidak perlu mencemaskan apa pun jika ada Biantara yang turun tangan.Setelah mengetahui latar belakang Thalia dan memberi tahu Thalia semuanya, wanita itu pasti akan membocorkan seluruh informasi Aliran Kegelapan. Ketika saat itu tiba, mereka akan berkesempatan untuk membinasakan Aliran Kegelapan. Ini adalah prioritas utama untuk sekarang.Selama setengah bulan, Thalia terus berbaring di ranjang. Dia harus memulihkan diri karena cedera yang terlalu parah. Untung saja, dia masih bisa siuman.Di sisi lain, Biantara justru belum memberikan informasi apa pun. Dia sempat mengirim pesan untuk memberi tahu Wira bahwa Sekte Kegelapan sepertinya sudah tahu tentang penyelidikan ini. Hal ini yang membuat Biantara sulit mengambil tindakan selanjutnya.Namun, Biantara yang telah membangun jaringan mata-mata menjadi sehebat ini dan ada banyak pasukan elite yang mengikutinya kali ini.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2042

    "Kalau begitu, coba kamu beri tahu aku kekuranganku? Semua orang tahu kamu punya banyak istri cantik di rumah. Kalau kamu pria baik-baik, mana mungkin istrimu sebanyak itu," sindir Thalia.Salie hanya bisa tertawa mendengarnya. Wira dan Thalia sungguh menarik. Mereka selalu berdebat setiap kali bertemu.Wira terkekeh-kekeh dan menimpali, "Aku nggak perlu membuktikan kepadamu kalau aku pria baik-baik atau bukan. Selain itu, apa hubungannya kehidupan pribadiku denganmu? Bukannya wajar kalau pria punya beberapa istri?""Lihat saja para raja, bukannya mereka punya ratusan selir? Aku memang bukan raja, tapi aku pria sejati. Kamu bisa apa kalau mereka senang hidup bersamaku?"'Pintar sekali bersilat lidah! Dasar menyebalkan!' maki Thalia dalam hati sambil mengerlingkan mata. Kemudian, dia tidak meladeni Wira lagi.Wira juga malas meladeninya. Semua orang mengatakan wanita sulit dihadapi dan sekarang Thalia membuktikan bahwa ucapan itu memang benar."Uhuk, uhuk." Salie terbatuk, lalu berdiri

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2043

    "Aku menempuh perjalanan pulang semalam. Aku sudah menyelesaikan tugasku," balas Biantara sambil menangkupkan tangan kepada Wira.Begitu pulang, Biantara langsung mencari Wira. Dia mendapat informasi bahwa Wira pergi ke taman bunga sehingga bergegas kemari.Sebenarnya Biantara melihat Wira berdebat dengan Thalia tadi, tetapi tidak ingin memunculkan diri. Entah mengapa, perdebatan kedua orang ini terlihat seperti perdebatan suami istri ...."Kamu menyuruhnya menyelidiki apa?" tanya Thalia yang tiba-tiba meraih tangan Wira. Firasatnya mengatakan bahwa penyelidikan ini berkaitan dengan dirinya. Salie hanya mengamati di samping.Wira tersenyum sambil mengejek, "Bukannya kamu sudah mau pergi? Untuk apa ikut campur lagi?""Kamu ini ...." Thalia menggertakkan giginya dengan geram. Dasar berengsek! Dia sudah berinisiatif mengajak Wira berbicara, tetapi pria ini masih menyindirnya.Jika semua pria di dunia ini seperti Wira, Thalia lebih baik tidak menikah dan hidup sebatang kara sampai tua. Jik

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2044

    "Aku yakin kamu paham betul ucapanku. Setahuku, yang menyerangmu kali ini juga orang Aliran Kegelapan. Meskipun nggak tahu kalian punya perselisihan apa, aku rasa kamu sudah kehilangan nilaimu sehingga mereka ingin membunuhmu. Bagaimanapun, rahasia yang kamu ketahui terlalu banyak. Mereka nggak mungkin melepaskanmu begitu saja," jelas Biantara dengan lantang.Thalia menggertakkan giginya dengan geram dan tidak melontarkan sepatah kata pun. Dia tidak ingin memercayai kenyataan ini, tetapi sepertinya kenyataannya memang seperti itu.Setelah ragu-ragu sesaat, Thalia pun bertanya, "Gimana supaya aku bisa memercayaimu? Masa aku harus percaya hanya karena selembar kertas itu?"Aliran Kegelapan memang tidak bisa dipercayai, begitu juga Biantara. Mungkin, Wira hanya ingin memanfaatkannya. Menurut Thalia, mereka bisa saja menipunya untuk mengorek informasi supaya bisa membinasakan Aliran Kegelapan."Aku sudah menemukan kerabatmu. Asalkan melakukan tes darah, kamu akan tahu aku jujur atau nggak,

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status