Share

Bab 2044

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Aku yakin kamu paham betul ucapanku. Setahuku, yang menyerangmu kali ini juga orang Aliran Kegelapan. Meskipun nggak tahu kalian punya perselisihan apa, aku rasa kamu sudah kehilangan nilaimu sehingga mereka ingin membunuhmu. Bagaimanapun, rahasia yang kamu ketahui terlalu banyak. Mereka nggak mungkin melepaskanmu begitu saja," jelas Biantara dengan lantang.

Thalia menggertakkan giginya dengan geram dan tidak melontarkan sepatah kata pun. Dia tidak ingin memercayai kenyataan ini, tetapi sepertinya kenyataannya memang seperti itu.

Setelah ragu-ragu sesaat, Thalia pun bertanya, "Gimana supaya aku bisa memercayaimu? Masa aku harus percaya hanya karena selembar kertas itu?"

Aliran Kegelapan memang tidak bisa dipercayai, begitu juga Biantara. Mungkin, Wira hanya ingin memanfaatkannya. Menurut Thalia, mereka bisa saja menipunya untuk mengorek informasi supaya bisa membinasakan Aliran Kegelapan.

"Aku sudah menemukan kerabatmu. Asalkan melakukan tes darah, kamu akan tahu aku jujur atau nggak,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Budi Trianto
agak kecewa karena banyak tokoh yg terlupakan dari cerita,seperti tokok2 perampok gunung yg pada masa awal wira sempat di ajak memberontak.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2045

    "Bukannya aku nggak percaya, tapi aku tahu kamu sangat membenci Aliran Kegelapan. Mungkin, kamu bertindak impulsif dengan merekayasa fakta agar Thalia mengungkapkan kebenaran. Kalau sampai seperti itu, akibatnya akan gawat kalau ketahuan oleh Thalia. Ketika saat itu tiba, kita hanya akan kesulitan untuk mengorek informasi," sahut Wira sambil tersenyum.Biantara mengangguk dan tidak menanggapi. Dia tidak akan melakukan hal seperti itu. Selain itu, dia juga tahu Wira tidak mungkin meragukan ataupun menyalahkannya karena persahabatan mereka sangat mendalam. Lagi pula, faktanya memang seperti itu."Kalau begitu, aku nggak bakal menyiapkan pesta untukmu. Kamu pasti lelah, pergi istirahat sana. Setelah semuanya beres, aku akan memberimu hadiah!" ujar Wira.Biantara mengangguk dan pergi. Seperti yang dikatakan Wira, dia memang lelah. Beberapa waktu ini, dia terus bekerja tanpa tidur. Tujuannya hanya untuk mengungkapkan kebenaran secepat mungkin. Untungnya, semua sudah terungkap sehingga dia b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2046

    Nada bicara pemimpin Aliran Kegelapan sungguh dingin dan mengerikan. Tatapannya penuh niat membunuh. Dia seperti siap membunuh kapan saja!Prakasa tak kuasa merasa panik sampai bajunya basah kuyup. Keringat bahkan bercucuran di dahinya. Dia ingin segera mengungkap kebenaran! Thalia tidak mungkin masih hidup!"Kalau begitu, kita harus mengambil tindakan pencegahan." Seorang pria berjubah hitam tiba-tiba maju dan bersuara. Dia juga salah satu dari empat pelindung, memiliki kekuasaan yang besar."Ahmad, mulai hari ini, kuserahkan Pasukan Berdarah Dingin kepadamu. Aku sudah mendapat kabar tentang rencana Wira dan lainnya. Aku juga baru tahu kalau Thalia masih punya kerabat. Jangan sampai orang itu menginjakkan kaki di Kota Limaran. Kita harus membunuhnya!""Meskipun Wira menyelamatkan Thalia, Thalia seharusnya nggak akan melupakan hubunganku dengannya. Dia nggak mungkin membocorkan lokasi markas begitu saja kepada Wira. Tapi, kalau Biantara berhasil menyelidiki semuanya, bahkan mempertemuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2047

    Seketika, ekspresi Wira menjadi masam. Jika benar seperti itu, bagaimana dia akan memberi penjelasan kepada Thalia? Ketika Wira berpikir demikian, terlihat Thalia berlari masuk dengan terburu-buru. Jelas, dia telah mendengar tentang kabar ini.Sepanjang malam, Thalia sama sekali tidak tidur. Dia terus menunggu untuk bertemu dengan kerabatnya itu. Alhasil, dia malah mendapat kabar seperti itu."Orang itu benar-benar sudah mati? Siapa yang membunuhnya? Apa pelakunya anggota Aliran Kegelapan?" tanya Thalia sambil meraih kerah baju anggota jaringan mata-mata itu."Pihak lawan beraksi terlalu cepat, jadi aku nggak sempat melihat jelas wajah mereka. Tapi, kami masih sedang menyelidikinya. Kami nggak akan membiarkan anggota lainnya mati sia-sia," sahut anggota itu.Demi membentuk tim yang kompak dan bermanfaat untuk jaringan mata-mata, semua anggota dilatih bersama secara profesional. Itu sebabnya, hubungan mereka dekat layaknya saudara. Tidak heran jika mereka merasa sedih atas kematian saud

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2048

    "Tapi, kamu tenang saja. Aku bukan orang seperti itu," jelas Wira dengan tidak acuh. Thalia yang berdiri di samping pun mengangguk mendengarnya. Entah mengapa, dia merasa Wira menjadi lebih lembut.Sepertinya, Wira jauh lebih baik dari yang dibayangkannya. Dulu, Thalia begitu memusuhi Wira karena instruksi Aliran Kgelapan dan pengaruh Prakasa.Namun, setelah berhubungan cukup lama, Thalia berangsur mendapati bahwa Wira tidak seburuk yang mereka katakan. Jika tidak, mana mungkin ada begitu banyak orang yang bersedia mengikutinya.Selain itu, setelah tes darah, Thalia bisa membuktikan apakah orang itu memang kerabatnya atau bukan. Di sisi lain, Aliran Kegelapan sepertinya mencoba untuk menutupi beberapa hal darinya. Orang-orang ini pasti melakukan sesuatu yang melanggar moral."Aku sudah mengerti." Setelah mengatakan itu, Thalia berjalan ke luar, Setibanya di depan pintu, dia tidak lupa menoleh menatap Wira dan berkata "Tolong langsung kabari aku kalau kerabatku sudah datang. Aku ingin s

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2049

    "Semua sudah dibunuh!" balas anggota Pasukan Berdarah Dingin itu dengan ekspresi ganas. Seperti yang dikatakan Wira, seluruh pengikut Aliran Kegelapan memang kejam.Ahmad terkekeh-kekeh dan berkata, "Bagus! Itu artinya, kita sudah bisa pulang untuk mengambil hadiah."Selesai mengatakan itu, semua orang pun meninggalkan pegunungan.....Sejam kemudian, pasukan yang mengawal kerabat Thalia akhirnya tiba. Mereka langsung mengantarnya ke kediaman Wira. Di seluruh Kota Limaran, kediaman Wira bisa dianggap sebagai tempat paling aman.Sementara itu, di seluruh provinsi, Dusun Darmadi adalah tempat yang paling aman. Dusun ini bukan hanya memiliki Pasukan Zirah Hitam, tetapi juga dilindungi oleh pasukan Doddy. Itu sebabnya, meskipun Wira berada di Kota Limaran, dia tidak perlu mencemaskan keamanan Dusun Darmadi."Di mana kerabatku?" Begitu mendapat kabar, Thalia langsung berlari ke aula utama. Wira dan lainnya telah berkumpul di sana.Di kursi samping, terlihat seorang pria berjubah polos dan b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2050

    Thalia dan pria itu sama-sama meneteskan darah ke dalam mangkuk. Saat berikutnya, kedua tetes darah itu bersatu. Ternyata, mereka memang memiliki hubungan darah."Paman!" Seketika, mata Thalia berkaca-kaca. Dia meraih tangan pria itu sambil memanggil dengan emosional.Thalia tidak pernah menyangka bahwa dirinya masih memiliki keluarga di dunia ini. Sementara itu, orang-orang di sekitar turut merasa bahagia untuknya.Salie sampai meneteskan air mata bahagia. Sementara itu, Wira menggeleng sambil tersenyum getir. Dia bukan berasal dari jaman ini sehingga memahami suatu hal, yaitu metode ini tidak 100% benar.Asalkan kedua darah itu memiliki jenis golongan yang sama, maka keduanya bisa bersatu. Mungkin, semua ini memang sudah ditakdirkan.Lagi pula, orang jaman sekarang tidak memahami perbedaan golongan darah. Karena darah keduanya bisa bersatu dan Biantara telah menyelidiki dengan susah payah, kemungkinan besar mereka memang adalah keluarga.Ini bisa menjadi suatu sandaran untuk Thalia.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2051

    Malam itu, Thalia terus berada di dalam kamar bersama pamannya dan keduanya terus mengobrol tentang hal keluarga. Dia tidak pernah merasakan hal seperti ini karena selama ini dia selalu sendirian. Meskipun ada pemimpin Aliran Kegelapan yang merawatnya, dia selalu merasa ada jarak di antara mereka. Perasaan itu bahkan dirinya sendiri juga tidak bisa menjelaskannya, mungkin juga itu adalah perasaan asing. Bagaimanapun juga, darah yang mengalir di dalam tubuh mereka tidak sama.Meskipun Thalia menganggap pemimpin Aliran Kegelapan sebagai keluarga, pemimpin itu tetap bukan keluarga yang sebenarnya. Yang paling pentingnya lagi, pemimpin itu ternyata adalah pembunuh ayahnya. Dia sudah memahami semuanya, ternyata Wira tidak membohonginya. Semua yang dikatakan Wira benar dan buktinya juga sudah di depannya, tidak percaya pun harus percaya.Saat fajar tiba, Wira yang baru saja bangun melihat samar-samar ada seseorang yang berdiri di luar pintu. Setelah perlahan-lahan berjalan keluar dari kamar,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2052

    "Orang ini namanya Fathir dan berusia empat puluhan tahun. Tapi, aku hanya tahu namanya saja, aku nggak tahu bagaimana penampilannya. Bukan hanya aku, anggota Aliran Kegelapan yang lainnya juga nggak tahu. Selama bertahun-tahun ini, dia selalu memakai topeng dan nggak pernah membiarkan orang lain melihat wajah aslinya," jelas Thalia.Wira menganggukkan kepala. Semua anggota Aliran Kegelapan suka bersembunyi, tentu saja tidak akan memperlihatkan wajah mereka pada orang lain dengan begitu mudah. Jika tidak, gerakan mereka akan menjadi sulit. Dia tentu saja memahami rahasia ini.Setelah mengetukkan jarinya beberapa kali di meja dengan lembut, Wira kembali bertanya, "Kalau begitu, kamu pasti tahu di mana lokasi markas Aliran Kegelapan, 'kan? Aku dengar Fathir menjadikanmu sebagai anak angkatnya. Meskipun dia nggak percaya pada orang lain, dia juga pasti akan percaya padamu dan selalu membawamu bersamanya, 'kan?"Mendengar perkataan itu, ekspresi Thalia kembali berubah dan tanpa sadar menge

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2705

    "Kak." Shafa memanggil dan berkata dengan hati-hati, "Kehidupan kita pasti akan makin membaik. Kita nggak boleh membiarkan orang tua kita khawatir. Kamu nggak usah cemas. Aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa jaga diri sendiri."Wira merasa agak terharu melihat betapa dekatnya kedua bersaudara ini. Namun, dia tidak mengatakan apa pun untuk merusak suasana.Beberapa saat kemudian, suasana hati kedua bersaudara ini mulai membaik. Ketika mereka hendak melanjutkan perjalanan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.Saat berikutnya, sejumlah besar pria kekar muncul di hadapan mereka. Beberapa dari mereka memegang golok. Tatapan mereka tertuju pada Wira dan lainnya lekat-lekat.Yang berdiri di barisan paling depan adalah seorang pria berwajah tirus. Dia berkata, "Kak, kulihat pakaian orang ini lumayan bagus. Sepertinya dia bukan orang biasa. Sepertinya kita bakal untung besar kali ini!"Seseorang yang berada di belakang kerumunan berjalan maju. Pria ini memakai kulit harimau. Dia mengamati Wir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2704

    "Oke. Lagian, aku bosan sendirian. Kalau kalian ikut, pasti lebih seru. Kita bisa ngobrol sepanjang perjalanan."Setelah membuat keputusan, ketiga orang itu pun sama-sama berangkat. Setelah melewati lereng bukit, terlihat desa pegunungan yang hancur di kejauhan. Karena terletak di dataran yang agak rendah, banyak air tergenang di sana. Rumah-rumah di dalamnya pun telah hancur.Wira tak kuasa menghela napas. "Bencana alam ini menyebabkan banyak kerugian. Entah sudah berapa desa yang hancur ...."Wira merasa sedih. Cintanya terhadap rakyat tidak perlu diragukan lagi. Jika tidak, mana mungkin dia repot-repot membuat kesepakatan dengan keempat kelompok besar. Tanpa inisiatif Wira, perang pasti masih terjadi sampai sekarang.Sayangnya, jalur perairan yang dibangunnya dengan tujuan mengembangkan kehidupan para rakyat, malah membawa kerugian sebesar ini sekarang. Kini, para rakyat tidak punya tempat tinggal dan kesulitan untuk melanjutkan hidup. Wira merasa dirinya adalah pendosa besar.Semen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2703

    Kaffa telah menghabiskan rotinya. Setelah minum beberapa teguk air, rona wajahnya menjadi jauh lebih baik. Energinya juga sudah pulih.Shafa makan lebih lambat. Beberapa saat kemudian, dia baru menghabiskan makanannya. Bibirnya masih terlihat agak pucat, tetapi dia sudah lebih berenergi.Semua ini berkat Wira. Tanpa roti dan air yang diberikan Wira, mungkin mereka berdua akan mati malam ini. Selain itu, sangat berbahaya untuk melewati hutan di situasi seperti ini.Sejak terjadi banjir besar, banyak binatang buas yang bermunculan karena tidak ada pembatas. Jika tidak berhati-hati, mereka mungkin bisa menjadi makanan para binatang buas.Tiba-tiba, Kaffa menghampiri Wira dan berlutut di depannya. Wira hendak memapahnya, tetapi Kaffa menolak. Wira pun bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"Shafa juga ikut berlutut. Ketika melihat ini, Wira hanya bisa menggeleng. "Aku membantu kalian cuma karena kita kebetulan bertemu. Aku nggak mungkin membiarkan kalian mati di depanku, 'kan?""Lagian, yang ku

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2702

    Usai mengatakan itu, gadis itu mengalihkan tatapannya kepada kakaknya dan menjelaskan, "Kak, kamu sudah salah paham. Nggak ada racun kok. Aku cuma tersedak karena makan terlalu cepat."Pemuda itu hanya bisa menunduk dan terdiam saat menyadari dirinya telah salah paham terhadap Wira. Dia tahu dirinya terlalu picik.Wira berdeham untuk memecah keheningan. "Kalau aku benaran taruh racun di makanan kalian, yang keracunan bukan cuma adikmu saja, tapi kamu juga.""Selain itu, kalau ingin macam-macam dengan kalian, targetku pasti kamu. Nggak mungkin adikmu, 'kan?"Pemuda itu seketika memahami maksud Wira. Adiknya sudah sekarat. Jika Wira memang berniat jahat pada adiknya, adiknya tidak mungkin punya kemampuan untuk melawan. Hal ini berlaku juga untuk dirinya. Dia sudah tidak makan tiga hari tiga malam, jadi tidak mungkin bisa melawan Wira.Jadi, kalaupun Wira benar-benar menaruh racun di makanan mereka, Wira pasti akan menargetkannya dan bukan adiknya. Sepertinya, dia memang sudah salah paham

DMCA.com Protection Status