Share

Bab 2052

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Orang ini namanya Fathir dan berusia empat puluhan tahun. Tapi, aku hanya tahu namanya saja, aku nggak tahu bagaimana penampilannya. Bukan hanya aku, anggota Aliran Kegelapan yang lainnya juga nggak tahu. Selama bertahun-tahun ini, dia selalu memakai topeng dan nggak pernah membiarkan orang lain melihat wajah aslinya," jelas Thalia.

Wira menganggukkan kepala. Semua anggota Aliran Kegelapan suka bersembunyi, tentu saja tidak akan memperlihatkan wajah mereka pada orang lain dengan begitu mudah. Jika tidak, gerakan mereka akan menjadi sulit. Dia tentu saja memahami rahasia ini.

Setelah mengetukkan jarinya beberapa kali di meja dengan lembut, Wira kembali bertanya, "Kalau begitu, kamu pasti tahu di mana lokasi markas Aliran Kegelapan, 'kan? Aku dengar Fathir menjadikanmu sebagai anak angkatnya. Meskipun dia nggak percaya pada orang lain, dia juga pasti akan percaya padamu dan selalu membawamu bersamanya, 'kan?"

Mendengar perkataan itu, ekspresi Thalia kembali berubah dan tanpa sadar menge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2053

    Thalia ini membuat Wira menggelengkan kepala dengan tak berdaya, benar-benar tidak menghargai kebaikan hatinya. Dia tidak ingin membawa Thalia bersamanya karena ingin melindungi Thalia. Bagaimanapun juga, hatinya juga merasa agak kasihan setelah mengetahui latar belakang Thalia yang sudah sangat menderita selama bertahun-tahun ini. Sekarang, Thalia akhirnya bisa berkumpul bersama keluarganya, tentu saja harus menikmati hidup bersama dengan keluarganya. Namun, Thalia malah tetap bersikeras ikut bersamanya kandang harimau, sungguh konyol!"Keputusanmu benar-benar sudah bulat?" tanya Luther lagi."Benar!" jawab Thalia dengan sangat tegas."Baiklah. Kalau begitu, aku akan mengikuti keinginanmu. Nanti kamu pergi bersiap-siap, kita berangkat siang ini." Fathir sangat licik, Wira ingin segera menghabisinya agar Fathir tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri. Pada saat itu, semua usahanya benar-benar akan sia-sia. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan besar ini."Aku akan pergi bersiap-

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2054

    Fathir tersenyum puas. Selama ini, dia merasa seolah-olah ada sepasang mata yang selalu mengawasi setiap gerakannya setelah dia diincar oleh Wira. Dia bahkan kesulitan untuk merekrut pengikut baru. Wira selalu menghalangi mereka, dia tentu saja ingin membuat Wira menderita. Sayangnya, dia selalu tidak memiliki kesempatan itu.Selain itu, Fathir juga bukan orang bodoh. Dia tentu saja tahu perbedaan kekuatan mereka, dia tidak mungkin bisa menandingi Wira. Setidaknya, untuk saat ini belum bisa. Oleh karena itu, meskipun ada dendam di hatinya, dia hanya bisa menghindari pertarungan langsung dengan Wira."Keberhasilanmu kali ini juga hanya bisa memberi kita sedikit waktu tambahan. Selama Thalia masih hidup, dia adalah bom waktu yang bisa meledak kapan pun saja. Jadi, sebelum kita berhasil membunuh Thalia, kita harus tetap berhati-hati dan melanjutkan rencana kita. Kita harus berusaha memindahkan semua barang-barang kita. Kalau memang benar-benar darurat, kita hanya bisa meninggalkan tempat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2055

    Dalam beberapa hari berikutnya, Wira dan yang lainnya tidak mengalami kesulitan di perjalanan berkat petunjuk Thalia dan segera tiba di kaki Gunung Swastu.Saat ini, anggota jaringan mata-mata juga sudah menyusup ke sekitar gunung itu, sedangkan Wira dan yang lainnya mendirikan kemah di salah satu tempat di hutan. Terlihat bayangan orang-orang yang terus melintas, semua itu adalah anggota jaringan kupu-kupu."Sudah diperiksa semuanya?" tanya Wira yang saat ini sedang mengenakan zirah untuk berjaga-jaga agar tidak tertembak panah musuh saat dia lengah.Biantara segera maju dan berkata dengan dingin, "Semuanya sudah diperiksa, mereka ada di atas gunung ini. Tapi, mereka sepertinya sedang memindahkan barang-barang mereka. Sejak kita tiba di sini, aku sudah melihat ada sekitar ratusan gerobak yang turun dari atas gunung. Kami nggak bertindak agar mereka nggak curiga. Aku juga sudah mengirim orang untuk mengikuti rute mereka, kita bisa menangkap mereka semua setelah menyelesaikan urusan di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2056

    Wira mengalihkan pandangannya ke Doddy, lalu berkata dengan kesal, "Orang-orang di belakangmu ini mempertaruhkan nyawanya padamu, kamu malah memimpin mereka bertindak gegabah seperti ini. Kalau nggak ada kesalahan, nggak masalah. Tapi, kalau terjadi kesalahan, bagaimana kamu menghadapi keluarga mereka? Jangan lupa. Tugasmu sebagai seorang jenderal bukan hanya memenangkan pertempuran, melainkan menang dengan indah dan mengurangi korban jiwa."Semua orang pun tertegun. Mereka awalnya berpikir untuk mengikuti Wira hanya untuk mencari sesuap nasi saja. Bisa memiliki makanan saja dalam situasi kacau seperti ini sudah termasuk hal yang bagus, nyawa mereka sendiri tidak penting. Di mata para atasan, nyawa mereka tidak berarti apa-apa, hanya alat untuk membantu para atasan meraih kekuasaan. Namun, Wira ternyata begitu baik dan selalu memikirkan mereka. Kata-kata Wira benar-benar membuat mereka terharu.Saat ini, semua orang telah memutuskan. Meskipun akan ada banyak korban jiwa, mereka pasti a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2057

    "Semua orang segera naik gunung. Jangan biarkan satu pun yang lolos!"Mendengar perintah Wira, semua pemimpin langsung mulai bergerak lagi. Orang-orang yang tinggal di atas Gunung Swastu pasti para petinggi Aliran Kegelapan dan tentu saja memiliki posisi yang penting. Asalkan bisa membasmi para petinggi ini, Aliran Kegelapan baru akan benar-benar lenyap.Sesuai perintah Wira, semua orang sudah berada di Gunung Swastu. Nafis dan Doddy pun maju ke depan dan memimpin pasukan mereka masing-masing menuju puncak gunung. Sementara itu, Wira dan yang lainnya juga mengikuti mereka di belakang."Kamu mau ke mana?" tanya Wira segera setelah mengalihkan pandangannya dan memegang lengan Thalia.Tatapan Thalia terlihat dingin, mengepalkan tinjunya dengan erat, dan ekspresinya sangat muram. Dia pun berkata sambil mengepalkan tinjunya dan mengernyitkan alis, "Aku ingin naik ke atas untuk membalas dendamku sendiri. Bukan hanya mengancam hidupku, bahkan orang tuaku juga mati di tangan para pengikut Alir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2058

    Ahmad hanya bisa menganggukkan kepala dan tidak mengatakan apa-apa, lalu segera memimpin bawahannya keluar. Seiring suara teriakan, terlihat para pengikut Aliran Kegelapan satu per satu terjatuh ke tanah.Fathir juga melihat pemandangan itu dan hatinya merasa sakit karena sebagian dari anggota Aliran Kegelapan ini adalah orang-orang yang dia latih sendiri. Mereka adalah pasukan elite yang dia bina dengan susah payah. Dia awalnya berencana untuk menguasai dunia, tetapi tak disangka situasinya akan menjadi seperti ini. Kehilangan pasukan dan mengalami berbagai masalah."Fathir, mau lari ke mana kamu? Dasar licik! Kamu sudah menipuku selama bertahun-tahun. Bukan hanya mencelakai orang tuaku, kamu juga menjadikanku senjatamu dan membuatku melakukan begitu banyak hal yang kejam. Hari ini, salah satu dari kita harus mati!"Saat Fathir hendak memimpin orang-orang turun gunung, Thalia sudah menyerbu ke sana dengan belati yang berlumuran darah di tangannya. Saat ini, tatapannya yang dingin dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2059

    Thalia tidak berkata apa-apa, hanya menatap Fathir dengan tatapan yang ganas. Dia hanya ingin membalas dendam."Nyawanya adalah milikmu, aku akan membantumu menangkapnya hidup-hidup. Kamu ingin bagaimana memperlakukannya nanti, semuanya terserah padamu." Setelah mengatakan itu, Wira mengeluarkan senapan dari sakunya dan langsung mengarahkannya pada Fathir yang berdiri di depannya."Kalau kamu begitu memahamiku, kamu harusnya tahu senapanku ini tiada tandingannya di dunia, 'kan? Aku sarankan kamu menyerah saja agar kamu nggak lebih menderita lagi," peringatan Wira.Sudut mulut Fathir berkedut dua kali. Dia sudah menyelidiki Wira, dia tentu saja sangat memahami segala sesuatu tentang Wira dan juga mengenali senapan di tangan Wira. Bukan hanya dia yang tidak bisa menghindari serangan senapan itu, bahkan para jenderal yang sudah berpengalaman di medan perang pun tidak bisa menghindarinya. Dia tiba-tiba menarik salah seorang anggota Aliran Kegelapan di sampingnya untuk segera menghalangi di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2060

    "Wira, kamu benar-benar orang yang licik! Berani-beraninya menyerangku diam-diam," kata Fathir dengan marah.Melihat situasinya buruk, Prakasa dan Ahmad juga tidak berlama-lama di sana dan segera memerintahkan bawahan mereka untuk turun dari Gunung Swastu. Sayangnya, kaki gunung sudah dipenuhi dengan jebakan, sehingga Fathir dan yang lainnya tertangkap. Dalam pertarungan ini, Wira akhirnya menang total. Namun, Gunung Swastu yang terpencil ini tidak memiliki rumah penduduk, desa, ataupun kota di sekitar, sehingga berita ini tidak tersebar luas.Itu adalah hasil yang diharapkan Wira juga. Bagaimanapun juga, wilayah itu milik Kerajaan Beluana. Begitu Bhurek dan yang lainnya tahu dia memimpin pasukan besar ke wilayah Kerajaan Beluana, dia akan dipersulit tidak peduli apa pun alasannya. Pada saat itu, keadaannya hanya akan makin rumit dan meningkatkan konflik.Setelah menangkap Fathir dan yang lainnya, Wira dan yang lainnya langsung menuju Kota Limaran dengan kecepatan tinggi. Hanya dalam w

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2705

    "Kak." Shafa memanggil dan berkata dengan hati-hati, "Kehidupan kita pasti akan makin membaik. Kita nggak boleh membiarkan orang tua kita khawatir. Kamu nggak usah cemas. Aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa jaga diri sendiri."Wira merasa agak terharu melihat betapa dekatnya kedua bersaudara ini. Namun, dia tidak mengatakan apa pun untuk merusak suasana.Beberapa saat kemudian, suasana hati kedua bersaudara ini mulai membaik. Ketika mereka hendak melanjutkan perjalanan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.Saat berikutnya, sejumlah besar pria kekar muncul di hadapan mereka. Beberapa dari mereka memegang golok. Tatapan mereka tertuju pada Wira dan lainnya lekat-lekat.Yang berdiri di barisan paling depan adalah seorang pria berwajah tirus. Dia berkata, "Kak, kulihat pakaian orang ini lumayan bagus. Sepertinya dia bukan orang biasa. Sepertinya kita bakal untung besar kali ini!"Seseorang yang berada di belakang kerumunan berjalan maju. Pria ini memakai kulit harimau. Dia mengamati Wir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2704

    "Oke. Lagian, aku bosan sendirian. Kalau kalian ikut, pasti lebih seru. Kita bisa ngobrol sepanjang perjalanan."Setelah membuat keputusan, ketiga orang itu pun sama-sama berangkat. Setelah melewati lereng bukit, terlihat desa pegunungan yang hancur di kejauhan. Karena terletak di dataran yang agak rendah, banyak air tergenang di sana. Rumah-rumah di dalamnya pun telah hancur.Wira tak kuasa menghela napas. "Bencana alam ini menyebabkan banyak kerugian. Entah sudah berapa desa yang hancur ...."Wira merasa sedih. Cintanya terhadap rakyat tidak perlu diragukan lagi. Jika tidak, mana mungkin dia repot-repot membuat kesepakatan dengan keempat kelompok besar. Tanpa inisiatif Wira, perang pasti masih terjadi sampai sekarang.Sayangnya, jalur perairan yang dibangunnya dengan tujuan mengembangkan kehidupan para rakyat, malah membawa kerugian sebesar ini sekarang. Kini, para rakyat tidak punya tempat tinggal dan kesulitan untuk melanjutkan hidup. Wira merasa dirinya adalah pendosa besar.Semen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2703

    Kaffa telah menghabiskan rotinya. Setelah minum beberapa teguk air, rona wajahnya menjadi jauh lebih baik. Energinya juga sudah pulih.Shafa makan lebih lambat. Beberapa saat kemudian, dia baru menghabiskan makanannya. Bibirnya masih terlihat agak pucat, tetapi dia sudah lebih berenergi.Semua ini berkat Wira. Tanpa roti dan air yang diberikan Wira, mungkin mereka berdua akan mati malam ini. Selain itu, sangat berbahaya untuk melewati hutan di situasi seperti ini.Sejak terjadi banjir besar, banyak binatang buas yang bermunculan karena tidak ada pembatas. Jika tidak berhati-hati, mereka mungkin bisa menjadi makanan para binatang buas.Tiba-tiba, Kaffa menghampiri Wira dan berlutut di depannya. Wira hendak memapahnya, tetapi Kaffa menolak. Wira pun bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"Shafa juga ikut berlutut. Ketika melihat ini, Wira hanya bisa menggeleng. "Aku membantu kalian cuma karena kita kebetulan bertemu. Aku nggak mungkin membiarkan kalian mati di depanku, 'kan?""Lagian, yang ku

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2702

    Usai mengatakan itu, gadis itu mengalihkan tatapannya kepada kakaknya dan menjelaskan, "Kak, kamu sudah salah paham. Nggak ada racun kok. Aku cuma tersedak karena makan terlalu cepat."Pemuda itu hanya bisa menunduk dan terdiam saat menyadari dirinya telah salah paham terhadap Wira. Dia tahu dirinya terlalu picik.Wira berdeham untuk memecah keheningan. "Kalau aku benaran taruh racun di makanan kalian, yang keracunan bukan cuma adikmu saja, tapi kamu juga.""Selain itu, kalau ingin macam-macam dengan kalian, targetku pasti kamu. Nggak mungkin adikmu, 'kan?"Pemuda itu seketika memahami maksud Wira. Adiknya sudah sekarat. Jika Wira memang berniat jahat pada adiknya, adiknya tidak mungkin punya kemampuan untuk melawan. Hal ini berlaku juga untuk dirinya. Dia sudah tidak makan tiga hari tiga malam, jadi tidak mungkin bisa melawan Wira.Jadi, kalaupun Wira benar-benar menaruh racun di makanan mereka, Wira pasti akan menargetkannya dan bukan adiknya. Sepertinya, dia memang sudah salah paham

DMCA.com Protection Status