Share

Bab 2034

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Namun, orang itu tetap mengabaikan Thalia. Wajah orang itu ditutupi dengan topeng, jelas sengaja menyembunyikan identitasnya.

"Kamu bukan orang Wira. Dia selalu jujur dan terbuka. Kalau dia ingin membunuhku, nggak perlu bertele-tele seperti ini dan memberikanku penawar racun itu." Thalia langsung menyadari hal itu dan menyipitkan matanya. Rasa sakit di lukanya sudah merangsang sarafnya dan membuatnya secara refleks menebak identitas pria di depannya ini.

"Kamu orang dari Aliran Kegelapan, Prakasa!" teriak Thalia. Dia merasa lucu karena ternyata dirinya juga menjadi korban pengkhianatan.

"Tebakanmu benar. Dasar wanita busuk nggak berguna! Bukan hanya nggak berhasil membunuh Wira, kamu juga membuatku mengorbankan begitu banyak pengikut dengan sia-sia. Kalau nggak membunuhmu, aku nggak bisa menjelaskan ini pada pemimpin. Salahkan saja dirimu yang nggak berguna, matilah!" kata Prakasa dengan nada yang makin dingin. Yang membuatnya makin benci dan marah adalah Thalia malam tidur sekamar den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
NOVEL SATU BAB
500 bab cuma mgomongin Thalia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2035

    "Apa yang telah terjadi? Bukankah Thalia sudah meninggalkan Kota Limaran? Apa ada orang yang melanggar perintahku dan sengaja mempersulitnya?" kata Wira dengan dingin. Dia tidak terlalu membenci Thalia, bahkan menganggap Thalia sebagai temannya dalam beberapa hal. Sekarang, saat mengetahui Thalia dalam masalah, dia tentu saja merasa gelisah."Bukan orang-orang kita yang melakukannya. Saat orang-orang kita menemukan Thalia, dia sudah tergeletak dalam genangan darah dan lukanya sangat parah. Dia sendiri yang menangani lukanya sebelumnya, jadi dia kehilangan banyak darah. Kalau kita segera menemukannya, mungkin sekarang dia sudah mati." Nafis segera melaporkan situasinya.Tak lama kemudian, Wira dan Nafis sudah keluar dari kediaman. Beberapa saat kemudian, keduanya sudah tiba di depan sebuah rumah sakit. Setelah menemukan Thalia yang terluka, para prajurit penjaga kota membawanya ke sini. Melihat kedatangan keduanya, semua orang di sana langsung memberi hormat pada Wira."Bagaimana dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2036

    "Tapi, masih belum ada kabar sampai sekarang. Mungkin orang itu sudah mendengar kabar dan sudah melarikan diri," ujar Nafis sambil mengernyit. Ekspresinya tampak agak masam. Dia merasa kinerjanya kurang baik kali ini."Ini bukan salahmu. Aliran Kegelapan memang licik. Aku saja hampir terjebak oleh mereka saat itu. Nggak usah terlalu dipikirkan," tutur Wira yang melambaikan tangan. Dia tidak menyalahkan Nafis.Wira tahu sebagus apa kinerja Nafis. Situasi kali ini memang agak di luar kendali, jadi ini bukan salah Nafis. Semua ini karena Aliran Kegelapan yang terlalu licik. Jika tidak, tidak akan ada begitu banyak masalah yang terjadi."Kamu pasti lelah setelah sibuk semalaman. Pulang dan istirahatlah. Ingat, keamanan Kota Limaran ada di tanganmu," hibur Wira sambil menepuk bahu Nafis.Sesudah mendengarnya, Nafis pun pergi. Wira menunggu di rumah sakit semalaman, tetapi Thalia masih belum siuman. Pada akhirnya, demi memudahkannya merawat Thalia, Wira mengundang semua dokter terkenal di se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2037

    Ucapan ini bukan hanya ditujukan kepada Salie, tetapi juga kedua pengawal itu. Mereka sungguh terharu mendengarnya. Wira begitu melindungi mereka. Bisa mendapatkan majikan seperti Wira adalah keberuntungan terbesar mereka."Terima kasih," ujar Salie segera. Tanpa larangan dari kedua pengawal itu, dia akhirnya memasuki kediaman Wira.Di belakang Salie, Wira bertanya, "Memangnya kamu tahu Thalia di kamar mana?""Kamu pria yang nggak tegaan dengan wanita, dia pasti ada di kamarmu. Aku nggak tahu siapa saja yang tinggal di sini atau berapa jumlah kamar di sini. Tapi, aku pernah ke kamarmu waktu itu, 'kan? Aku masih ingat posisinya di mana, jadi kamu nggak perlu repot-repot menuntun jalan," sahut Salie sambil tersenyum dan menuju ke kamar Wira.Wira hanya mengikutinya. Begitu masuk, ekspresi Salie menjadi masam. Dia segera duduk di sebelah Thalia dan meraih tangannya sambil berucap, "Kak Thalia, kenapa kamu jadi begini? Cepat bangun. Aku nggak punya banyak teman. Kamu temanku. Kalau terjadi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2038

    Setelah berbicara, Thalia terbatuk beberapa kali. Dia baru siuman, jadi tubuhnya masih lemah. Melihat ini, Salie segera menyodorkan air. Batuk Thalia pun reda setelah meminumnya. Hanya saja, wajahnya masih seputih kertas."Karena Thalia sudah bangun, sebaiknya kamu juga pulang. Masih ada yang harus kami bicarakan," ucap Wira kepada Salie.Thalia berbaring sambil memejamkan mata. Meskipun Salie merasa enggan, dia tidak mungkin membantah perintah Wira."Aku nggak akan pulang. Aku akan menginap di sini 2 hari untuk merawat Kak Thalia. Jangan sampai kamu berkesempatan menindasnya," sahut Salie sambil berjalan ke luar kamar.Setelah Salie pergi, Wira datang ke hadapan Thalia dan menatapnya sambil berkata, "Kalau bukan karena bawahanku datang tepat waktu, mungkin kamu sudah mati. Kamu seharusnya tahu siapa pelaku itu, 'kan?"Thalia masih memejamkan mata. Air mata berlinang tanpa henti. Meskipun tubuhnya sakit karena terluka, hatinya terasa jauh lebih sakit.Thalia telah memberi banyak kontri

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2039

    "Sebenarnya, aku paling nggak ingin melawannya. Bagaimanapun ...." Thalia tidak menyelesaikan ucapannya, tetapi Wira bisa memahami maksudnya. Hubungan kedua orang ini tidak biasa. Mereka bukan suami istri, tetapi mungkin adalah pasangan kekasih.Bagaimana bisa seorang wanita menerima kenyataan bahwa sang kekasih ingin membunuh mereka? Wanita mana yang bisa menahan pukulan sebesar ini?"Aku cukup penasaran. Gimana bisa wanita muda dan cantik sepertimu bergabung dengan Aliran Kegelapan? Apa ada rahasia di balik semua ini?" tanya Wira."Sejak kecil, aku adalah anak yatim piatu. Aku diadopsi oleh pemimpin kami. Dia sering bilang tujuan Aliran Kegelapan adalah membantu rakyat terlepas dari penderitaan. Bagaimanapun, perang yang terjadi selama bertahun-tahun ini sangat menyengsarakan rakyat.""Tapi, setelah Aliran Kegelapan menguasai dunia, dunia akan damai. Aku pun percaya. Tapi, setelah dilihat dari situasi sekarang, sepertinya omongan itu hanya kebohongan. Mereka hanya ingin memperoleh ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2040

    Thalia tidak peduli pada semua yang diucapkan oleh Wira barusan. Apa hubungannya kedamaian dunia dengan dirinya? Dirinya sendiri saja sudah menderita, bagaimana mungkin peduli pada kehidupan orang lain? Sungguh konyol."Benar, serahkan saja kepadaku. Jangan lupa, aku punya jaringan mata-mata terhebat di dunia ini. Asalkan aku memberi perintah, mereka akan langsung menyelidiki latar belakangmu. Mungkin saja, kita akan mendapat informasi dalam waktu singkat. Intinya, kamu pasti akan puas dengan jawaban yang kuberikan. Aku orang yang tepat janji kok," sahut Wira dengan serius.Wira tidak bercanda. Jaringan mata-mata miliknya jauh lebih hebat daripada jaringan mata-mata ketiga kerajaan itu. Alasan utamanya tentu saja karena dia memiliki Biantara, genius dengan bakat langka. Dengan adanya Biantara, Wira tidak perlu repot-repot mengurus jaringan mata-mata.Setelah ragu-ragu sejenak, Thalia pun bertanya, "Apa kamu bisa memberiku waktu untuk membuat pertimbangan?""Oke, aku akan menunggu kabar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2041

    "Baik." Biantara mengiakan, lalu bergegas keluar untuk menjalankan tugasnya.Wira menyesap tehnya dengan santai. Dia tidak perlu mencemaskan apa pun jika ada Biantara yang turun tangan.Setelah mengetahui latar belakang Thalia dan memberi tahu Thalia semuanya, wanita itu pasti akan membocorkan seluruh informasi Aliran Kegelapan. Ketika saat itu tiba, mereka akan berkesempatan untuk membinasakan Aliran Kegelapan. Ini adalah prioritas utama untuk sekarang.Selama setengah bulan, Thalia terus berbaring di ranjang. Dia harus memulihkan diri karena cedera yang terlalu parah. Untung saja, dia masih bisa siuman.Di sisi lain, Biantara justru belum memberikan informasi apa pun. Dia sempat mengirim pesan untuk memberi tahu Wira bahwa Sekte Kegelapan sepertinya sudah tahu tentang penyelidikan ini. Hal ini yang membuat Biantara sulit mengambil tindakan selanjutnya.Namun, Biantara yang telah membangun jaringan mata-mata menjadi sehebat ini dan ada banyak pasukan elite yang mengikutinya kali ini.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2042

    "Kalau begitu, coba kamu beri tahu aku kekuranganku? Semua orang tahu kamu punya banyak istri cantik di rumah. Kalau kamu pria baik-baik, mana mungkin istrimu sebanyak itu," sindir Thalia.Salie hanya bisa tertawa mendengarnya. Wira dan Thalia sungguh menarik. Mereka selalu berdebat setiap kali bertemu.Wira terkekeh-kekeh dan menimpali, "Aku nggak perlu membuktikan kepadamu kalau aku pria baik-baik atau bukan. Selain itu, apa hubungannya kehidupan pribadiku denganmu? Bukannya wajar kalau pria punya beberapa istri?""Lihat saja para raja, bukannya mereka punya ratusan selir? Aku memang bukan raja, tapi aku pria sejati. Kamu bisa apa kalau mereka senang hidup bersamaku?"'Pintar sekali bersilat lidah! Dasar menyebalkan!' maki Thalia dalam hati sambil mengerlingkan mata. Kemudian, dia tidak meladeni Wira lagi.Wira juga malas meladeninya. Semua orang mengatakan wanita sulit dihadapi dan sekarang Thalia membuktikan bahwa ucapan itu memang benar."Uhuk, uhuk." Salie terbatuk, lalu berdiri

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2705

    "Kak." Shafa memanggil dan berkata dengan hati-hati, "Kehidupan kita pasti akan makin membaik. Kita nggak boleh membiarkan orang tua kita khawatir. Kamu nggak usah cemas. Aku bukan anak kecil lagi. Aku bisa jaga diri sendiri."Wira merasa agak terharu melihat betapa dekatnya kedua bersaudara ini. Namun, dia tidak mengatakan apa pun untuk merusak suasana.Beberapa saat kemudian, suasana hati kedua bersaudara ini mulai membaik. Ketika mereka hendak melanjutkan perjalanan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.Saat berikutnya, sejumlah besar pria kekar muncul di hadapan mereka. Beberapa dari mereka memegang golok. Tatapan mereka tertuju pada Wira dan lainnya lekat-lekat.Yang berdiri di barisan paling depan adalah seorang pria berwajah tirus. Dia berkata, "Kak, kulihat pakaian orang ini lumayan bagus. Sepertinya dia bukan orang biasa. Sepertinya kita bakal untung besar kali ini!"Seseorang yang berada di belakang kerumunan berjalan maju. Pria ini memakai kulit harimau. Dia mengamati Wir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2704

    "Oke. Lagian, aku bosan sendirian. Kalau kalian ikut, pasti lebih seru. Kita bisa ngobrol sepanjang perjalanan."Setelah membuat keputusan, ketiga orang itu pun sama-sama berangkat. Setelah melewati lereng bukit, terlihat desa pegunungan yang hancur di kejauhan. Karena terletak di dataran yang agak rendah, banyak air tergenang di sana. Rumah-rumah di dalamnya pun telah hancur.Wira tak kuasa menghela napas. "Bencana alam ini menyebabkan banyak kerugian. Entah sudah berapa desa yang hancur ...."Wira merasa sedih. Cintanya terhadap rakyat tidak perlu diragukan lagi. Jika tidak, mana mungkin dia repot-repot membuat kesepakatan dengan keempat kelompok besar. Tanpa inisiatif Wira, perang pasti masih terjadi sampai sekarang.Sayangnya, jalur perairan yang dibangunnya dengan tujuan mengembangkan kehidupan para rakyat, malah membawa kerugian sebesar ini sekarang. Kini, para rakyat tidak punya tempat tinggal dan kesulitan untuk melanjutkan hidup. Wira merasa dirinya adalah pendosa besar.Semen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2703

    Kaffa telah menghabiskan rotinya. Setelah minum beberapa teguk air, rona wajahnya menjadi jauh lebih baik. Energinya juga sudah pulih.Shafa makan lebih lambat. Beberapa saat kemudian, dia baru menghabiskan makanannya. Bibirnya masih terlihat agak pucat, tetapi dia sudah lebih berenergi.Semua ini berkat Wira. Tanpa roti dan air yang diberikan Wira, mungkin mereka berdua akan mati malam ini. Selain itu, sangat berbahaya untuk melewati hutan di situasi seperti ini.Sejak terjadi banjir besar, banyak binatang buas yang bermunculan karena tidak ada pembatas. Jika tidak berhati-hati, mereka mungkin bisa menjadi makanan para binatang buas.Tiba-tiba, Kaffa menghampiri Wira dan berlutut di depannya. Wira hendak memapahnya, tetapi Kaffa menolak. Wira pun bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"Shafa juga ikut berlutut. Ketika melihat ini, Wira hanya bisa menggeleng. "Aku membantu kalian cuma karena kita kebetulan bertemu. Aku nggak mungkin membiarkan kalian mati di depanku, 'kan?""Lagian, yang ku

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2702

    Usai mengatakan itu, gadis itu mengalihkan tatapannya kepada kakaknya dan menjelaskan, "Kak, kamu sudah salah paham. Nggak ada racun kok. Aku cuma tersedak karena makan terlalu cepat."Pemuda itu hanya bisa menunduk dan terdiam saat menyadari dirinya telah salah paham terhadap Wira. Dia tahu dirinya terlalu picik.Wira berdeham untuk memecah keheningan. "Kalau aku benaran taruh racun di makanan kalian, yang keracunan bukan cuma adikmu saja, tapi kamu juga.""Selain itu, kalau ingin macam-macam dengan kalian, targetku pasti kamu. Nggak mungkin adikmu, 'kan?"Pemuda itu seketika memahami maksud Wira. Adiknya sudah sekarat. Jika Wira memang berniat jahat pada adiknya, adiknya tidak mungkin punya kemampuan untuk melawan. Hal ini berlaku juga untuk dirinya. Dia sudah tidak makan tiga hari tiga malam, jadi tidak mungkin bisa melawan Wira.Jadi, kalaupun Wira benar-benar menaruh racun di makanan mereka, Wira pasti akan menargetkannya dan bukan adiknya. Sepertinya, dia memang sudah salah paham

DMCA.com Protection Status