Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1991 - Chapter 2000

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1991 - Chapter 2000

2714 Chapters

Bab 1991

"Mendengar perkataanmu ini, aku jadi tenang. Kalau kamu tetap berada di sisiku dengan sukarela, aku baru merasa takut. Bagaimanapun juga, kita nggak begitu akrab. Kamu ini adalah bom waktu yang bisa meledak kapan pun juga, bagaimana mungkin aku nggak mewaspadaimu?" kata Wira sambil tersenyum tanpa memedulikan ancaman Thalia. Setelah itu, dia segera berbaring di tempat tidur, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Tak lama kemudian, pengawal di luar pintu mengantarkan selimut yang telah disiapkan untuk Thalia.Thalia menggertakkan gigi dengan marah. Setelah mempersiapkan selimutnya, dia langsung berbaring di lantai. Melihat Wira yang sudah memejamkan mata, dia merasa sangat marah hingga mengepalkan tinjunya dengan sangat erat. Mengapa ada pria yang begitu menjijikkan di dunia ini? Benar-benar sangat mengesalkan! Saat ini, dia hanya memiliki satu pemikiran yaitu ingin segera membunuh Wira."Selamat malam." Setelah mengatakan itu, Wira membalikkan badan langsung tertidur nyenyak.Sementara it
Read more

Bab 1992

"Aku hanya nggak suka ada orang yang berdiri di sampingku saat aku tidur, rasanya seperti Sadako sedang menatapku dan membuatku merinding."Mendengar nama Sadako, Thalia memandang Wira yang membelakanginya dengan bingung. Saat ini, dia benar-benar sadar Wira jelas hanya berpura-pura tidur, sehingga tindakannya ini tidak bisa disembunyikan dari Wira. Benar-benar lawan yang sulit.Namun, siapa sebenarnya Sadako yang dimaksud Wira ini? Apakah Sadako ini adalah seseorang yang sangat hebat sampai Wira begitu ketakutan? Apakah Sadako ini adalah seorang pembunuh hebat dari suatu kerajaan? Apakah mungkin hanya orang seperti itu yang benar-benar bisa membuat Wira ketakutan dan bahkan merasa terancam?Tepat pada saat itu, Wira sudah menatap Thalia dengan penampilan yang tidak seperti orang yang baru saja bangun tidur. Dia dan Wira memang bukan teman, bagaimana mungkin Wira tidak mewaspadainya? Membiarkan sebuah bom waktu berada di sampingnya, kemungkinan besar Wira akan kehilangan nyawanya jika
Read more

Bab 1993

Wira memang merasa sangat percaya diri, tetapi semua itu berkat senapan di tangannya. Dibandingkan dengan Thalia di depannya, senapan miliknya memang lebih unggul dan bisa langsung membunuh sebelum Thalia sempat bertindak."Jangan pikir dengan begini aku akan mengingat kebaikanmu. Ada dendam kesumat di antara kita, dendam ini nggak akan berakhir begitu saja. Nggak peduli sampai kapan pun juga, kamu adalah orang yang paling ingin aku bunuh. Selama kamu masih hidup, aku akan merasa menderita." Setelah mengatakan itu, Thalia menyimpan belatinya dan langsung berbaring di lantai.Wira mendengus, lalu tidak memedulikan Thalia lagi dan segera tertidur kembali. Entah sejak kapan atau mungkin juga karena memiliki musuh dan beban yang dipikulnya makin banyak, dia menjadi memiliki sebuah kebiasaan yang sebelumnya tidak dimilikinya. Kebiasaan itu adalah mampu merasakan ada bahaya. Asalkan ada seseorang yang diam-diam mendekatinya, dia akan menjadi sangat waspada. Meskipun sedang tertidur, dia juga
Read more

Bab 1994

"Malam ini aku nggak akan tidur bersamamu lagi, aku ingin tidur sendirian di kamar yang terpisah," protes Thalia.Wira merapikan pakaiannya dan berkata dengan tenang, "Aku nggak bisa memutuskan hal ini. Jangan lupa statusmu sekarang. Kamu bukan nona besar yang anggun lagi, melainkan pelayanku. Kamu adalah pelayan, jadi lakukan apa yang harus dilakukan seorang pelayan. Jangan berlagak di depanku. Setelah orang-orangku kembali, kamu bisa pergi kapan pun. Kamu pikir aku benar-benar suka kamu berada di sisiku?"Wira berbicara pada Thalia dengan kesal."Kamu ...." Thalia menunjuk Wira, tetapi tetap tidak mengatakan apa-apa karena marah hingga hampir muntah.Namun, Wira malas untuk memedulikan Thalia. Setelah berjalan ke pintu dan membukanya, dia meregangkan pinggangnya. "Semalam tidurku benar-benar nyenyak!"Kata-kata Wira ini jelas sengaja untuk membuat Thalia marah.Thalia menggertakkan gigi dengan marah. Mengapa sebelumnya dia tidak menyadari Wira ini begitu menjengkelkan? Jika tahu akan
Read more

Bab 1995

Biantara dan Wira juga sudah mengalami banyak bahaya dan hampir kehilangan nyawa mereka, semua ini karena Aliran Kegelapan. Biantara tentu saja sangat membenci para pengikut Aliran Kegelapan, bahkan ingin membasmi mereka hingga mereka semua benar-benar lenyap. Mereka adalah sekelompok iblis yang bersembunyi di dalam kegelapan, sembilan provinsi baru bisa kembali damai jika mereka musnah."Bagus, sungguh luar biasa! Sekarang lokasi mereka sudah pasti, jadi kita nggak perlu duduk diam lagi. Kalau informasinya benar, segera perintahkan orang-orang kita untuk bertindak dan hancurkan semua tempat itu. Kalau bisa menangkap para petinggi itu, tangkap mereka hidup-hidup dan berusaha untuk mendapatkan informasi dari mereka. Para pengikut Aliran Kegelapan lainnya nggak perlu dibawa kembali ke sini, mereka hanya para rakyat yang menderita saja. Cukup berikan mereka sedikit bimbingan saja agar mereka bisa menjalani hidup dengan baik."Wira bukan berasal dari era ini, dia tahu jelas tujuan dari Ali
Read more

Bab 1996

"Kamu tahu ini di mana? Sekarang kamu hanya seorang tawanan saja. Dari mana kepercayaan dirimu untuk berani berbicara seperti ini pada tuanku?" Meskipun Wira bisa menoleransi sindiran Thalia, Biantara tidak bisa. Selain itu, dia sangat membenci Thalia. Dia segera berdiri dan menatap Thalia di depannya dengan tajam."Tuan, kita sudah mendapatkan informasinya, kenapa kita harus membiarkan wanita ini lagi? Selain itu, kita juga butuh waktu untuk menyerang lokasi-lokasi itu. Kalau wanita ini mengambil uang kita, lalu memberikan informasi pada musuh kita lagi. Apa yang harus kita lakukan? Lebih baik kita langsung ...."Saat mengatakan itu, Biantara membuat gerakan menggorok leher, jelas ingin segera membunuh Thalia. Thalia juga segera bangkit dan menatap Biantara dengan ekspresi waspada. Meskipun dia dan Wira sudah berinteraksi untuk beberapa saat pun tetap tidak berteman, dia percaya pada Wira. Namun, Biantara memiliki dendam kesumat dengannya. Sekarang Biantara malah berbicara seperti in
Read more

Bab 1997

"Baiklah. Aku akan segera menyuruh orang mengambil uangnya. Bisnisku besar, uang sedikit ini nggak berarti bagiku," kata Wira sambil menggelengkan kepala dan tersenyum pahit.Thalia hanya mendengus karena malas untuk melanjutkan perdebatannya dengan Wira lagi dan kembali makan.Setelah selesai makan, Biantara sudah bersiap untuk membahas rencana selanjutnya dan menyerang Aliran Kegelapan. Tepat pada saat dia hendak keluar, dia berhenti sejenak, lalu kembali ke sisi Wira. Dia berbisik di telinga Wira sambil menatap Thalia dengan waspada, "Tuan, kamu tetap harus berhati-hati. Wanita ini sangat licik, entah apa yang sedang dipikirkannya. Pikirannya penuh dengan niat jahat, jadi jangan sampai tertipu olehnya."Wira hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Selicik apa pun rubah itu, tetap bukan tandingan pemburu yang hebat. Sekarang, Thalia adalah rubah itu dan dia adalah pemburu itu, sehingga sampai kapan pun Thalia tetap tidak akan bisa lepas dari genggamannya.Tak lama kemudian, Bia
Read more

Bab 1998

Wira tidak seperti orang yang dibayangkan Salie. Wira bukan hanya tampan, tetapi juga muda dan berbakat. Hanya dengan kemampuannya sendiri, Wira berhasil mengembalikan kedamaian di seluruh negeri. Bisa dibilang, Wira sangat dikagumi oleh para rakyat jelata. Pria seperti ini sudah sangat sulit ditemukan."Ya, tinggi badanmu ini membuatku terkesan," canda Wira sambil tersenyum.Salie baru saja dewasa, tetapi tingginya hanya 160 cm dan wajahnya yang sangat manis itu membuatnya terlihat seperti anak kecil. Dia sangat benci dibilang pendek, tetapi Wira malah mengatakannya. Sungguh menyebalkan!"Apa kamu nggak tahu nggak boleh menghina kekurangan orang? Lagi pula, gadis kecil dan manis seperti aku ini adalah dambaan para pria. Entah kamu percaya atau nggak. Hanya dengan melambaikan tangan saja, pria yang ingin menikah denganku akan mengantre dari sini sampai luar kota," kata Salie dengan percaya diri.Wira menganggukkan kepala. "Aku percaya. Bukan hanya mengantre sampai luar kota saja, bahka
Read more

Bab 1999

"Aku nggak punya waktu untuk omong kosong denganmu. Cepat pergi urus urusanmu, jangan menghalangiku di sini. Kalau nggak, aku akan menyuruh ayahmu untuk mengurungmu di rumah dan kamu nggak akan bisa keluar selamanya." Setelah mengatakan itu, Wira bersiap-siap menuju lokasi proyek hidrolik.Salie merasa makin marah hingga mengentakkan kakinya. Ternyata Wira memang bukan pria sejati, beraninya diam-diam mengadu pada ayahnya. Namun, dia tidak perg, melainkan berlari kembali ke arah Wira dan segera berdiri di sisi Wira."Kenapa kamu masih mengikutiku?" tanya Wira.Salie berkata dengan misterius, "Aku ingin mengajakmu ke sebuah tempat yang bagus, apa kamu tertarik atau nggak?"Wira mengernyitkan alis. "Eh? Tempat apa?""Kamu pasti nggak akan menduga ada tempat seperti ini. Ini adalah tempat yang paling menarik di Kota Limaran juga. Kalau nggak pergi ke sana, kamu pasti akan menyesal seumur hidupmu," kata Salie dengan ekspresi yang tetap misterius sambil menyilangkan kedua lengannya dan menu
Read more

Bab 2000

"Sepertinya benar. Aku memang belum pernah bertemu dengan Nona Thalia, tapi aku ingat matanya itu. Coba kalian lihat baik-baik, dia sepertinya memang Nona Thalia."Dalam sekejap, banyak orang yang mulai membicarakan hal ini. Ekspresi Thalia juga langsung berubah karena dia tidak menyangka identitasnya akan diketahui orang-orang di sini."Siapa pria itu?""Kenapa dia bisa bersama dengan Nona Thalia?"Orang-orang yang berkumpul di sana kebanyakan adalah cendekiawan dan beberapa prajurit yang latihan setiap hari. Selain itu, mereka juga masih muda, tentu saja tidak banyak yang mengenal Wira. Bagaimanapun juga, Wira biasanya sangat rendah hati, wajar saja mereka tidak mengenalnya."Aku tahu. Pasti pria ini yang sudah membeli Nona Thalia, jadi Nona Thalia meninggalkan Paviliun Aeril," teriak salah seorang.Banyak orang yang setuju dengan pendapat itu karena hanya itu juga alasan yang bisa menjelaskan semua hal ini. Namun, banyak juga yang mulai merasa iri pada Wira.Harga Thalia sangat maha
Read more
PREV
1
...
198199200201202
...
272
DMCA.com Protection Status