Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 1971 - Bab 1980

2714 Bab

Bab 1971

"Kalau Tuan Alzam punya cara baik seperti itu, tentu saja itu akan jadi yang terbaik. Kita bisa menyelesaikan masalah ini tanpa harus khawatir," kata Bhurek dengan mata yang langsung bersinar. Harraz ini adalah bom waktu. Begitu meledak, tidak ada yang akan diuntungkan dan bahkan bisa memengaruhi keseluruhan situasinya. Saat ini, yang terpenting adalah mengorbankan Harraz untuk melindungi raja. Selain itu, asalkan Harraz mati, semua masalah akan hilang dan dia tidak bisa menuding Wira lagi. Ini benar-benar solusi yang sempurna."Kalau begitu, aku tunggu kabar baik dari Tuan Alzam di sini."Setelah itu, keduanya berpisah dan Alzam langsung menuju Kota Limaran.Malam harinya. Saat langit makin gelap, terdengar suara ketukan pintu di luar kamar Harraz. Begitu pintu kamar dibuka, Harraz langsung tertegun sejenak. "Tuan Alzam? Kenapa kamu datang ke sini?"Alzam menghela napas dengan tak berdaya. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dia baru berkata sambil menggelengkan kepala,
Baca selengkapnya

Bab 1972

"Kamu bisa mengambil risiko besar untuk datang bertemu denganku, aku yakin kamu pasti sudah punya solusinya, 'kan?"Di Kerajaan Beluana, perdana menteri kiri dan kanan dikenal sebagai orang yang cerdas dan pandai membaca situasi. Oleh karena itu, mereka selalu menjadi tangan kanan Ciputra, sehingga Kerajaan Beluana bisa tetap berada di posisi terdepan di antara empat kerajaan. Kerajaan Beluana bukan hanya memiliki wilayah terluas, tetapi memiliki banyak orang yang berbakat juga.Alzam tidak menyembunyikan apa pun dan menganggukkan kepala."Bagus sekali! Kalau begitu, cepat cari cara untuk membebaskanku dari sini. Wira memang nggak menyiksaku, tapi sekarang dia menahanku di sini. Apa bedanya dengan mengurungku? Aku sudah hampir gila!" kata Harraz dengan panik. Dia merasa seperti ada pisau di atas kepalanya yang siap menusuknya kapan pun juga. Jika benar-benar bisa langsung membunuhnya, dia tidak akan begitu ketakutan. Namun, pisau itu malah hanya bergoyang-goyang di atas kepalanya dan e
Baca selengkapnya

Bab 1973

Puftt! Harraz merasa sangat marah hingga langsung memuntahkan darah dan kehilangan semangat. Wajahnya yang pucat pasi terlihat sangat menyedihkan. Seorang perdana menteri dari Kerajaan Beluana malah dipaksa orang untuk mati. Sungguh menyedihkan!"Kamu ... ini benar-benar berengsek! Berani-beraninya kamu mengancamku dengan keluargaku. Kenapa sebelumnya aku nggak tahu kamu itu begitu berengsek?" Harraz terus memaki Alzam yang berada di depannya dengan marah.Namun, ekspresi Alzam sama sekali tidak terlihat marah, malahan tersenyum dengan tenang. Ini adalah situasi yang selalu dia nantikan. Asalkan Harraz mati di sini, posisinya akan naik satu tingkat lagi. Siapa lagi di seluruh Kerajaan Beluana yang bisa menandinginya kelak? Selama dia membina hubungan baik dengan Bhurek, mereka berdua pasti akan menjadi tokoh yang menguasai Kerajaan Beluana dengan kemampuan sipil dan militer keduanya."Pikirkan baik-baik, aku nggak ingin terus basa-basi denganmu lagi. Apa kamu akan bunuh diri untuk mene
Baca selengkapnya

Bab 1974

Huben tertawa dan berkata sambil menunjuk Wira, "Dasar anak ini, permainan caturmu meningkat begitu cepat!""Itu karena kamu yang mengajarku dengan baik!" Sebelumnya, Wira memang mengerti catur, tetapi permainannya tidak begitu baik. Selama beberapa hari ini, dia selalu bersama dengan Huben, sehingga belajar banyak teknik dari Huben dan kemampuannya pun meningkat jauh lebih baik dari sebelumnya. Bisa dibilang, ini adalah sesuatu yang menggembirakan."Karena permainan ini sudah selesai, ayo kita pergi melihat Harraz. Aku yakin saat ini Harraz kemungkinan besar ingin bertemu dengan kita. Kalau tebakanku benar, kedatangan Alzam kali ini mungkin untuk mengorbankan Harraz demi melindungi kerajaannya," kata Huben sambil menyipitkan mata.Wira juga menganggukkan kepala, jelas keduanya sudah memiliki pemikiran yang sama. Mereka sudah berurusan dengan orang-orang dari Kerajaan Beluana begitu lama, bagaimana mungkin mereka tidak tahu trik yang dimainkan orang-orang dari Kerajaan Beluana ini."Ap
Baca selengkapnya

Bab 1975

"Takutnya nggak bisa ...," kata Wira dengan ekspresi tak berdaya. Dia sama sekali tidak menghiraukan Harraz yang berdiri di atas kursi, melainkan berjalan ke meja dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri.Setelah itu, Wira berkata dengan tenang, "Meskipun kamu mati di sini, masalah ini juga nggak akan mereda. Selain itu, apa kamu percaya Alzam benar-benar akan melepaskan keluargamu? Kalau tidak dimusnahkan seluruhnya, kelak pasti akan menjadi ancaman."Swish!Dalam sekejap, ekspresi Harraz berubah drastis. Dia segera melompat turun dari kursi dan berkata, "Bagaimana kamu bisa tahu semua ini?""Maaf, bukannya aku ingin mencuri dengar pembicaraan kalian. Tapi bagaimanapun juga, ini adalah wilayahku, jadi wajar saja ada yang mengawasi. Meskipun kalian berdua sangat hati-hati, tetap saja tidak bisa lepas dari pengawasanku," kata Wira sambil tersenyum ceria. Semua ini adalah rencana dari Biantara yang meletakkan banyak pasukan di luar penginapan dan juga agen jaringan mata-mata di
Baca selengkapnya

Bab 1976

Harraz tersenyum mengejek diri sendiri, lalu berkata, "Jangan bercanda. Meskipun kamu bisa melindungi nyawaku, gimana nasib keluargaku kalau informasi ini terdengar sampai ke Kerajaan Beluana? Siapa yang akan melindungi mereka?""Mereka hanya akan mati tragis. Aku punya keluarga besar. Aku kepala keluarga mereka. Aku nggak mungkin membiarkan mereka menderita karena perbuatanku sendiri, 'kan?"Harraz merasa tidak berdaya. Kalau tahu akan seperti ini, dia tidak akan menjadi pejabat dulu atau pergi ke tempat lain untuk bekerja. Dengan begitu, hidupnya akan jauh lebih baik."Gimana kalau aku punya cara untuk membawa keluargamu ke sini?" tanya Wira."Serius?" Mata Harraz sontak berbinar-binar. Dia bukan seorang pengkhianat, melainkan hanya ingin melindungi keluarganya.Sebenarnya Harraz mengerti bahwa keluarganya akan sengsara jika dirinya tewas di sini hari ini. Bagaimanapun, Alzam berhati kejam. Dia dan Bhurek pasti akan bersekongkol setelah Harraz tewas. Ketika saat itu tiba, bukankah ke
Baca selengkapnya

Bab 1977

"Oh ya, sebelum itu, kita harus menyebarkan rumor agar orang-orang mengira kamu sudah mati. Dengan cara ini, kita baru bisa menjamin keselamatanmu dan membuat Kerajaan Beluana nggak curiga," ucap Wira sambil menatap Harraz."Bukan masalah. Tapi, kalau keluargaku tiba-tiba meninggalkan Kerajaan Beluana, apa orang-orang kerajaan nggak akan curiga?" tanya Harraz. Yang ada di pikirannya sekarang hanya keluarganya. Dia memilih untuk mati barusan juga demi keselamatan keluarganya.Wira tersenyum dan menyahut, "Kamu tenang saja soal ini. Aku akan menyuruh Biantara dan lainnya menyebarkan kabar kalau mereka meninggalkan Kerajaan Beluana karena sedih dan kecewa. Jadi, orang-orang nggak bakal menyangkutpautkan kedua hal itu.""Selain itu, coba kamu pikirkan. Kalau kamu benar-benar mati, gimana mereka bisa hidup di Kerajaan Beluana lagi? Jadi, aku yakin orang-orang nggak bakal mencurigai keluargamu."Ternyata, Wira begitu teliti dalam mempertimbangkan sesuatu. Harraz lagi-lagi merasa terharu. Jik
Baca selengkapnya

Bab 1978

Meskipun Harraz telah meninggal, dia hanya bidak catur seseorang. Musuh sesungguhnya adalah Ciputra.Hanya saja, dunia telah damai sekarang. Semua orang fokus pada perkembangan kerajaan masing-masing dan tidak ingin peperangan terjadi. Jika tidak, dunia hanya akan menjadi kacau kembali.Apalagi, Kerajaan Nuala dan Kerajaan Agrel masih tidak sebanding dengan Kerajaan Beluana meski bekerja sama. Itu sebabnya, mereka hanya bisa menahan diri untuk sementara waktu.Untung saja, nyawa Doly dan Leli tidak terancam. Keduanya memang terluka, tetapi tidak ada yang serius.Di sisi lain, Biantara berhasil membawa keluarga Harraz ke Kota Limaran. Semua dilakukan dengan sangat rahasia sehingga Alzam dan lainnya hanya tahu keluarga Harraz telah meninggalkan Kerajaan Beluana tanpa tahu pergerakan mereka.Lagi pula, Alzam hanya takut pada Harraz. Dia tidak peduli pada nasib keluarga Harraz sehingga tidak mempermasalahkan hal ini ataupun merasa cemas.Setengah bulan kemudian. Di luar gerbang kota, Wira,
Baca selengkapnya

Bab 1979

"Tentu saja," sahut Huben. Sambil mengobrol, keduanya berjalan masuk ke Kota Limaran. Setelah mengantar tamu terhormat pulang, mereka masih punya banyak urusan yang harus diselesaikan.Bagaimanapun, proyek hidrolik masih belum selesai. Semua baru dimulai sekarang. Mereka harus bekerja keras untuk membuat dunia makin berkembang.Di Kerajaan Beluana, proyek hidrolik telah dimulai, tetapi Ciputra tidak merasa senang sedikit pun. Ciputra tampak berdiri di taman dengan ekspresi murung. Dia terus melemparkan batu ke kolam.Di belakangnya, kepala kasim bertanya, "Yang Mulia, masalah apa yang membuat Anda kesal?""Harraz sudah meninggal dan Alzam menjadi sangat mendominasi di istana. Dengar-dengar, dia dan Bhurek menjadi sangat dekat sekarang. Mana mungkin aku nggak cemas soal ini?" balas Ciputra. Dia membutuhkan 2 penasihat supaya mereka bisa membatasi satu sama lain.Tanpa diduga, Harraz malah mati secepat itu dan membuat situasi menjadi di luar kendali. Apabila Alzam makin mendominasi, pria
Baca selengkapnya

Bab 1980

Alzam mengangguk dan menepuk bahu kepala kasim itu. Dia mengangguk sambil membalas, "Ini sudah seharusnya. Asalkan kamu membantuku mengorek informasi, aku akan selalu membayarmu seperti ini."Kepala kasim mengangguk, lalu kembali ke dalam istana. Di sisi lain, Alzam tampak tidak fokus dan sorot matanya terlihat agak linglung. Entah apa yang dipikirkan olehnya. Dia awalnya ingin mendominasi di istana, tetapi sepertinya tidak ada kesempatan itu lagi untuk sekarang."Raja ingin mencari penasihat baru. Kalau begitu, aku akan mencarikannya untuknya agar kekuasaan di istana tetap berada di genggamanku," ujar Alzam dengan mata berbinar-binar. Kemudian, dia langsung meninggalkan istana.Di Kota Limaran, Wira sedang memantau di lokasi konstruksi. Tiba-tiba, dia melihat sesosok yang familier di sekitar sana. Setelah melihat dengan saksama, dia mendapati bahwa pendatang itu adalah Thalia.Meskipun wanita ini sudah mengganti pakaiannya dan mereka sudah lama tidak bertemu, Wira tetap bisa mengenali
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
196197198199200
...
272
DMCA.com Protection Status