Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1981 - Chapter 1990

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1981 - Chapter 1990

2714 Chapters

Bab 1981

Selesai mengatakan itu, Thalia hendak pergi. Namun, Wira segera menahannya. Thalia berteriak, "Apa yang kamu lakukan? Kamu mau menindas wanita lemah sepertiku? Kalau kamu berani macam-macam di depan umum, aku akan berteriak! Kamu yang akan malu nanti!"Ketika melihat Thalia yang galak seperti ini, Wira malah merasa lucu. Dia menggeleng dan membalas, "Kamu makin pintar bicara saja. Kalau begitu, coba teriak. Aku ingin lihat, apa ada yang bersedia membantumu nggak?"Sebelum Thalia merespons, Wira sudah menjulurkan tangan dan mengangkat Thalia ke bahunya. Wanita itu pun terbelalak, lalu memekik, "Tolong! Tolong aku! Wira ingin menodaiku! Lihat baik-baik, inilah karakter asli pemimpin kalian!"Wira sama sekali tidak peduli. Dia menuju ke balai prefektur tanpa menghiraukan Thalia. Thalia pun murka. Tidak berselang lama, orang-orang mulai berkumpul dan bergosip."Sepertinya itu memang Tuan Wira?""Jangan dengarkan omong kosong wanita itu. Tuan Wira nggak mungkin melakukan hal seperti itu.""
Read more

Bab 1982

Thalia yang membuat nyawa Biantara berada dalam bahaya waktu itu. Jika Wira tidak mengatur semuanya dengan baik, mungkin Biantara sudah terbukur di Kota Hantu. Sementara itu, wanita ini adalah biang keroknya. Nafis tidak akan mengampuninya begitu saja.Karena sudah tiba di balai prefektur, Wira menurunkan Thalia dari bahunya dan berpesan kepada 2 pengawal, "Ikat dia dan bawa ke kamarku. Jangan sampai dia kabur. Wanita ini sangat jahat. Kalian harus mengawasinya dengan ketat."Kedua pengawal itu mengangguk, lalu masing-masing menahan lengan Thalia dan membawanya ke kamar Wira.Setelah semuanya beres, Wira melirik Nafis sambil terkekeh-kekeh. Dia menjelaskan, "Aku bertemu wanita itu saat memantau proyek hidrolik. Dia tiba-tiba menghampiriku dan menawarkan kerja sama. Katanya, dia akan memberitahuku informasi tentang lokasi Aliran Kegelapan kalau aku membayarnya 1.000 uang emas.""Memangnya ada hal sebaik itu di dunia? Makanya, aku membawanya untuk diinterogasi. Aku ingin memastikan tujua
Read more

Bab 1983

Nafis terkekeh-kekeh mendengar ucapan Biantara. Dia menyahut, "Ya, ya. Ucapan Biantara sangat masuk akal. Setelah malam ini, kita masih punya waktu untuk mengorek informasi dari wanita itu."Wira mengerlingkan matanya dengan kesal. Dia dan Thalia baru tiba di balai prefektur, tetapi Biantara sudah mendapat informasi tentang masalah ini.Hal ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa jaringan mata-mata yang dibentuk Biantara memang memiliki kinerja yang sangat bagus. Mata-mata mereka ada di seluruh Kota Limaran.Namun, kedua pria ini benar-benar menjengkelkan. Wira malas meladeni mereka sehingga mengusir. "Sana, sana! Aku malas bicara dengan kalian!"Biantara dan Nafis bertatapan, lalu tersenyum sebagai isyarat memahami maksud Wira. Mereka pun tidak mengganggu Wira lagi.Setelah Wira memasuki kamar, Nafis menyingkirkan senyuman dan menatap Biantara sambil melipat lengan di depan dadanya. Dia mengernyit dan bertanya, "Menurutmu, apa semua akan baik-baik saja malam ini?""Apa maksudmu?" tany
Read more

Bab 1984

Kalau sampai Thalia melarikan diri karena kelalaian mereka, mereka akan menjadi pendosa besar dan sulit menjelaskannya kepada Wira."Terima kasih, kalian sudah boleh keluar." Wira melambaikan tangannya kepada kedua pengawal itu, lalu menghampiri Thalia.Mulut Thalia disumpal dengan kain. Wanita ini mencoba untuk menggerakkan badannya. Tatapannya dipenuhi amarah. Apalagi setelah melihat Wira, dia terus mengeluarkan suara tidak jelas seperti sedang memprotes tindakan Wira ini.Wira duduk di ujung ranjang. Setelah mengeluarkan kain di mulut Thalia, dia bertanya dengan nada datar, "Kalau aku jadi kamu, aku akan memilih untuk menghemat energi dan bukan bersikap galak. Jangan lupa, kamu memang terbebas dariku waktu itu, tapi kamu jatuh lagi ke tanganku kali ini.""Mungkin, aku harus meniru metode Nafis yang menyerahkanmu kepada para pria? Kamu pasti tahu akibatnya, 'kan?"Ekspresi Thalia membeku. Jelas, dia mulai merasa gelisah. Sesaat kemudian, dia mengernyit sambil bertanya, "Jadi, apa yan
Read more

Bab 1985

Ternyata, Wira ingin menggunakan cara ini untuk mengendalikan dan mengancam dirinya. Begitu memakan racun itu, Thalia hanya akan mati jika diam-diam melarikan diri. Tanpa perlu diragukan, kematiannya akan mengenaskan.Namun, Thalia bisa menilai bahwa Wira tidak akan melepaskannya begitu saja jika menolak untuk memakan racun itu. Pada akhirnya, dia akan terus dikurung di sini.Sekarang, Wira ada di sini sehingga para bawahan tidak akan berani bertindak macam-macam. Akan tetapi, jika Wira pergi dan orang-orang itu menindasnya, apa yang harus Thalia lakukan? Thalia sungguh dilema sekarang."Nggak mau makan? Ya sudah. Pokoknya aku nggak bakal memaksamu," ujar Wira. Kemudian, dia hendak memasukkan pil itu ke botol. "Kalau begitu, kamu akan terus diikat di sini. Tapi, kamu nggak perlu khawatir. Aku nggak akan membiarkan mereka menyakitimu."Thalia merasa lega mendengarnya. Namun, Wira meneruskan lagi, "Tapi, kalau mereka benar-benar melakukan sesuatu, aku juga nggak bisa menyalahkan mereka.
Read more

Bab 1986

Mereka tentu mengerti bahwa Wira berbicara seperti itu demi keselamatan mereka. Aliran Kegelapan sangat besar. Mereka belum memahami organisasi ini, juga tidak tahu betapa menakutkannya organisasi ini. Itu sebabnya, mereka harus bertindak waspada untuk meminimalisir kerugian."Itu dulu untuk sekarang." Wira melambaikan tangannya, lalu semua orang meninggalkan aula. Biantara dan lainnya pun mulai menyibukkan diri.Karena lokasinya cukup banyak, Nafis turut membantu. Nafis tidak perlu repot-repot mengatur pertahanan Kota Limaran karena ada Wira yang berjaga di sini."Kita mau ke mana sekarang?" tanya Thalia yang berada di belakang Wira setelah orang-orang meninggalkan aula."Kamu cuma pelayanku, untuk apa bertanya begitu banyak? Kamu hanya perlu mengikutiku, 'kan? Kalau kamu berani banyak tanya lagi, jangan salahkan aku memberimu pelajaran," tegur Wira dengan kesal. Kemudian dia berjalan ke luar.Thalia kesal hingga mengentakkan kakinya. Pria ini benar-benar menganggapnya sebagai pelayan
Read more

Bab 1987

Pria ini adalah penasihat kanan Kerajaan Beluana. Harraz jelas bukan tokoh sembarangan! Di Kerajaan Beluana, dia memiliki kekuasaan yang besar!Thalia sungguh tidak menduga bahwa Harraz yang dirumorkan telah meninggal akan muncul di halaman belakang kediaman Wira. Namun dia segera memahaminya. Orang-orang ini hanya bersandiwara untuk Ciputra.Wira benar-benar genius. Thalia tak kuasa memuji Wira dalam hatinya.Ketika melihat Wira hendak berbicara, Harraz segera menyuruh anggota keluarganya untuk pergi. Kemudian, dia dan Wira sama-sama duduk di depan sebuah meja batu.Harraz menuangkan secangkir teh untuk Wira. Kemudian, Wira bertanya sembari tersenyum, "Apa kamu memiliki keluhan selama tinggal di sini?""Kenapa bicara begitu? Tentu saja nggak," sahut Harraz sambil melambaikan tangannya."Kamu adalah mantan penasihat kanan Kerajaan Beluana, tapi harus bersembunyi di sini sekarang. Kamu bahkan nggak berani mengizinkan anggota keluargamu keluar. Kalau aku jadi kamu, aku pasti akan merasa
Read more

Bab 1988

Harraz seketika memahami maksud Wira. Wira ingin dia pergi ke kota kuno itu untuk menjabat. Mata Harraz berbinar-binar saat menyahut, "Tuan, aku bersedia pergi ke sana. Hanya saja, apa kamu bisa memercayaiku?"Wira mengangkat alisnya dan tidak merespons. Sesaat kemudian, Harraz menjelaskan, "Kami baru pindah ke Kota Limaran. Kalau aku pergi ke kota kuno itu, keluargaku pasti akan mengikutiku. Kalau aku tiba-tiba kabur, bukankah kamu akan kecewa? Aku nggak berniat melakukan hal seperti itu, tapi aku tetap harus menganalisis pro dan kontranya kepadamu."Wira menepuk bahu Harraz, lalu membalas, "Sejak awal, aku memegang teguh sebuah prinsip, yaitu jangan mempekerjakan orang yang mencurigakan. Karena aku sudah merekrutmu, bahkan mengizinkanmu tinggal di kediamanku, itu berarti aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku. Di dunia ini, siapa yang akan meragukan saudara sendiri?"Harraz merasa terharu. Matanya berkaca-kaca. Mengapa dia tidak memilih bekerja untuk Wira sejak dulu? Dengan begitu,
Read more

Bab 1989

Wira membalas sambil tersenyum, "Baguslah kalau kamu merasa terbantu. Kalau begitu, kalian sudah boleh berkemas. Malam ini, aku akan menyuruh Nafis mengantar kalian ke kota kuno itu. Aku juga akan mengutus pasukan untuk melindungi kalian.""Terserah kamu ingin membuat perubahan seperti apa. Tapi, jangan merasa terlalu tertekan. Aku sudah memberitahumu situasi kota kuno itu. Kalau kamu berhasil mengembangkannya, itu berarti kamu memang hebat. Kalaupun gagal, jangan berkecil hati. Aku saja pusing memikirkan rencana perkembangannya."Sebenarnya, Wira hanya malas mengurus kota kuno itu. Sesudah kota itu berkembang, dia akan mengeluarkan sedikit uang untuk membuat kota itu makin berkembang dan tidak perlu repot-repot. Untuk sekarang, proyek hidrolik adalah yang terpenting untuk Wira."Tuan tenang saja. Kamu begitu percaya padaku, aku nggak bakal mengecewakanmu. Aku pasti akan mengembangkan kota itu dengan baik!" janji Harraz dengan lantang.Setelah mengobrol sesaat, Wira menyuruh Nafis meng
Read more

Bab 1990

Thalia mengernyit dan menyahut, "Ini urusanku sendiri, nggak ada kaitannya denganmu. Jangan lupa, kita berhubungan hanya sebatas keuntungan masing-masing. Jadi, jangan kepo!"Wira mendengus. Dia juga malas bertanya terlalu banyak kepada wanita ini. Segera, Wira kembali ke kediamannya. Thalia hanya bisa mengikutinya karena telah memakan pil beracun itu.Wira melangkah masuk, tetapi Thalia hanya berdiri di luar dengan ragu. Dia telah mengikuti Wira selama seharian. Dia bisa mengikuti Wira pagi sampai sore, tetapi malam adalah waktu untuk tidur. Apa dia harus tidur di samping Wira? Tidak mungkin!"Kenapa?" tanya Wira saat melihat keanehan Thalia.Thalia mengernyit sambil bertanya balik, "Aku tidur di mana?""Aku akan menyuruh orang menyiapkan selimut, kamu tidur di lantai. Sekarang sudah musim semi, lantai nggak dingin lagi kok. Seharusnya nggak masalah, 'kan?" balas Wira dengan santai."Selain itu, Biantara dan lainnya seharusnya akan segera pulang. Setelah memastikan semua aman, aku ngg
Read more
PREV
1
...
197198199200201
...
272
DMCA.com Protection Status