Share

Bab 1971

Penulis: Arif
"Kalau Tuan Alzam punya cara baik seperti itu, tentu saja itu akan jadi yang terbaik. Kita bisa menyelesaikan masalah ini tanpa harus khawatir," kata Bhurek dengan mata yang langsung bersinar. Harraz ini adalah bom waktu. Begitu meledak, tidak ada yang akan diuntungkan dan bahkan bisa memengaruhi keseluruhan situasinya. Saat ini, yang terpenting adalah mengorbankan Harraz untuk melindungi raja. Selain itu, asalkan Harraz mati, semua masalah akan hilang dan dia tidak bisa menuding Wira lagi. Ini benar-benar solusi yang sempurna.

"Kalau begitu, aku tunggu kabar baik dari Tuan Alzam di sini."

Setelah itu, keduanya berpisah dan Alzam langsung menuju Kota Limaran.

Malam harinya. Saat langit makin gelap, terdengar suara ketukan pintu di luar kamar Harraz. Begitu pintu kamar dibuka, Harraz langsung tertegun sejenak. "Tuan Alzam? Kenapa kamu datang ke sini?"

Alzam menghela napas dengan tak berdaya. Setelah memastikan tidak ada orang di sekitarnya, dia baru berkata sambil menggelengkan kepala,
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1972

    "Kamu bisa mengambil risiko besar untuk datang bertemu denganku, aku yakin kamu pasti sudah punya solusinya, 'kan?"Di Kerajaan Beluana, perdana menteri kiri dan kanan dikenal sebagai orang yang cerdas dan pandai membaca situasi. Oleh karena itu, mereka selalu menjadi tangan kanan Ciputra, sehingga Kerajaan Beluana bisa tetap berada di posisi terdepan di antara empat kerajaan. Kerajaan Beluana bukan hanya memiliki wilayah terluas, tetapi memiliki banyak orang yang berbakat juga.Alzam tidak menyembunyikan apa pun dan menganggukkan kepala."Bagus sekali! Kalau begitu, cepat cari cara untuk membebaskanku dari sini. Wira memang nggak menyiksaku, tapi sekarang dia menahanku di sini. Apa bedanya dengan mengurungku? Aku sudah hampir gila!" kata Harraz dengan panik. Dia merasa seperti ada pisau di atas kepalanya yang siap menusuknya kapan pun juga. Jika benar-benar bisa langsung membunuhnya, dia tidak akan begitu ketakutan. Namun, pisau itu malah hanya bergoyang-goyang di atas kepalanya dan e

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1973

    Puftt! Harraz merasa sangat marah hingga langsung memuntahkan darah dan kehilangan semangat. Wajahnya yang pucat pasi terlihat sangat menyedihkan. Seorang perdana menteri dari Kerajaan Beluana malah dipaksa orang untuk mati. Sungguh menyedihkan!"Kamu ... ini benar-benar berengsek! Berani-beraninya kamu mengancamku dengan keluargaku. Kenapa sebelumnya aku nggak tahu kamu itu begitu berengsek?" Harraz terus memaki Alzam yang berada di depannya dengan marah.Namun, ekspresi Alzam sama sekali tidak terlihat marah, malahan tersenyum dengan tenang. Ini adalah situasi yang selalu dia nantikan. Asalkan Harraz mati di sini, posisinya akan naik satu tingkat lagi. Siapa lagi di seluruh Kerajaan Beluana yang bisa menandinginya kelak? Selama dia membina hubungan baik dengan Bhurek, mereka berdua pasti akan menjadi tokoh yang menguasai Kerajaan Beluana dengan kemampuan sipil dan militer keduanya."Pikirkan baik-baik, aku nggak ingin terus basa-basi denganmu lagi. Apa kamu akan bunuh diri untuk mene

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1974

    Huben tertawa dan berkata sambil menunjuk Wira, "Dasar anak ini, permainan caturmu meningkat begitu cepat!""Itu karena kamu yang mengajarku dengan baik!" Sebelumnya, Wira memang mengerti catur, tetapi permainannya tidak begitu baik. Selama beberapa hari ini, dia selalu bersama dengan Huben, sehingga belajar banyak teknik dari Huben dan kemampuannya pun meningkat jauh lebih baik dari sebelumnya. Bisa dibilang, ini adalah sesuatu yang menggembirakan."Karena permainan ini sudah selesai, ayo kita pergi melihat Harraz. Aku yakin saat ini Harraz kemungkinan besar ingin bertemu dengan kita. Kalau tebakanku benar, kedatangan Alzam kali ini mungkin untuk mengorbankan Harraz demi melindungi kerajaannya," kata Huben sambil menyipitkan mata.Wira juga menganggukkan kepala, jelas keduanya sudah memiliki pemikiran yang sama. Mereka sudah berurusan dengan orang-orang dari Kerajaan Beluana begitu lama, bagaimana mungkin mereka tidak tahu trik yang dimainkan orang-orang dari Kerajaan Beluana ini."Ap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1975

    "Takutnya nggak bisa ...," kata Wira dengan ekspresi tak berdaya. Dia sama sekali tidak menghiraukan Harraz yang berdiri di atas kursi, melainkan berjalan ke meja dan menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri.Setelah itu, Wira berkata dengan tenang, "Meskipun kamu mati di sini, masalah ini juga nggak akan mereda. Selain itu, apa kamu percaya Alzam benar-benar akan melepaskan keluargamu? Kalau tidak dimusnahkan seluruhnya, kelak pasti akan menjadi ancaman."Swish!Dalam sekejap, ekspresi Harraz berubah drastis. Dia segera melompat turun dari kursi dan berkata, "Bagaimana kamu bisa tahu semua ini?""Maaf, bukannya aku ingin mencuri dengar pembicaraan kalian. Tapi bagaimanapun juga, ini adalah wilayahku, jadi wajar saja ada yang mengawasi. Meskipun kalian berdua sangat hati-hati, tetap saja tidak bisa lepas dari pengawasanku," kata Wira sambil tersenyum ceria. Semua ini adalah rencana dari Biantara yang meletakkan banyak pasukan di luar penginapan dan juga agen jaringan mata-mata di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1976

    Harraz tersenyum mengejek diri sendiri, lalu berkata, "Jangan bercanda. Meskipun kamu bisa melindungi nyawaku, gimana nasib keluargaku kalau informasi ini terdengar sampai ke Kerajaan Beluana? Siapa yang akan melindungi mereka?""Mereka hanya akan mati tragis. Aku punya keluarga besar. Aku kepala keluarga mereka. Aku nggak mungkin membiarkan mereka menderita karena perbuatanku sendiri, 'kan?"Harraz merasa tidak berdaya. Kalau tahu akan seperti ini, dia tidak akan menjadi pejabat dulu atau pergi ke tempat lain untuk bekerja. Dengan begitu, hidupnya akan jauh lebih baik."Gimana kalau aku punya cara untuk membawa keluargamu ke sini?" tanya Wira."Serius?" Mata Harraz sontak berbinar-binar. Dia bukan seorang pengkhianat, melainkan hanya ingin melindungi keluarganya.Sebenarnya Harraz mengerti bahwa keluarganya akan sengsara jika dirinya tewas di sini hari ini. Bagaimanapun, Alzam berhati kejam. Dia dan Bhurek pasti akan bersekongkol setelah Harraz tewas. Ketika saat itu tiba, bukankah ke

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1977

    "Oh ya, sebelum itu, kita harus menyebarkan rumor agar orang-orang mengira kamu sudah mati. Dengan cara ini, kita baru bisa menjamin keselamatanmu dan membuat Kerajaan Beluana nggak curiga," ucap Wira sambil menatap Harraz."Bukan masalah. Tapi, kalau keluargaku tiba-tiba meninggalkan Kerajaan Beluana, apa orang-orang kerajaan nggak akan curiga?" tanya Harraz. Yang ada di pikirannya sekarang hanya keluarganya. Dia memilih untuk mati barusan juga demi keselamatan keluarganya.Wira tersenyum dan menyahut, "Kamu tenang saja soal ini. Aku akan menyuruh Biantara dan lainnya menyebarkan kabar kalau mereka meninggalkan Kerajaan Beluana karena sedih dan kecewa. Jadi, orang-orang nggak bakal menyangkutpautkan kedua hal itu.""Selain itu, coba kamu pikirkan. Kalau kamu benar-benar mati, gimana mereka bisa hidup di Kerajaan Beluana lagi? Jadi, aku yakin orang-orang nggak bakal mencurigai keluargamu."Ternyata, Wira begitu teliti dalam mempertimbangkan sesuatu. Harraz lagi-lagi merasa terharu. Jik

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1978

    Meskipun Harraz telah meninggal, dia hanya bidak catur seseorang. Musuh sesungguhnya adalah Ciputra.Hanya saja, dunia telah damai sekarang. Semua orang fokus pada perkembangan kerajaan masing-masing dan tidak ingin peperangan terjadi. Jika tidak, dunia hanya akan menjadi kacau kembali.Apalagi, Kerajaan Nuala dan Kerajaan Agrel masih tidak sebanding dengan Kerajaan Beluana meski bekerja sama. Itu sebabnya, mereka hanya bisa menahan diri untuk sementara waktu.Untung saja, nyawa Doly dan Leli tidak terancam. Keduanya memang terluka, tetapi tidak ada yang serius.Di sisi lain, Biantara berhasil membawa keluarga Harraz ke Kota Limaran. Semua dilakukan dengan sangat rahasia sehingga Alzam dan lainnya hanya tahu keluarga Harraz telah meninggalkan Kerajaan Beluana tanpa tahu pergerakan mereka.Lagi pula, Alzam hanya takut pada Harraz. Dia tidak peduli pada nasib keluarga Harraz sehingga tidak mempermasalahkan hal ini ataupun merasa cemas.Setengah bulan kemudian. Di luar gerbang kota, Wira,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1979

    "Tentu saja," sahut Huben. Sambil mengobrol, keduanya berjalan masuk ke Kota Limaran. Setelah mengantar tamu terhormat pulang, mereka masih punya banyak urusan yang harus diselesaikan.Bagaimanapun, proyek hidrolik masih belum selesai. Semua baru dimulai sekarang. Mereka harus bekerja keras untuk membuat dunia makin berkembang.Di Kerajaan Beluana, proyek hidrolik telah dimulai, tetapi Ciputra tidak merasa senang sedikit pun. Ciputra tampak berdiri di taman dengan ekspresi murung. Dia terus melemparkan batu ke kolam.Di belakangnya, kepala kasim bertanya, "Yang Mulia, masalah apa yang membuat Anda kesal?""Harraz sudah meninggal dan Alzam menjadi sangat mendominasi di istana. Dengar-dengar, dia dan Bhurek menjadi sangat dekat sekarang. Mana mungkin aku nggak cemas soal ini?" balas Ciputra. Dia membutuhkan 2 penasihat supaya mereka bisa membatasi satu sama lain.Tanpa diduga, Harraz malah mati secepat itu dan membuat situasi menjadi di luar kendali. Apabila Alzam makin mendominasi, pria

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status