Share

Bab 1977

Author: Arif
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Oh ya, sebelum itu, kita harus menyebarkan rumor agar orang-orang mengira kamu sudah mati. Dengan cara ini, kita baru bisa menjamin keselamatanmu dan membuat Kerajaan Beluana nggak curiga," ucap Wira sambil menatap Harraz.

"Bukan masalah. Tapi, kalau keluargaku tiba-tiba meninggalkan Kerajaan Beluana, apa orang-orang kerajaan nggak akan curiga?" tanya Harraz. Yang ada di pikirannya sekarang hanya keluarganya. Dia memilih untuk mati barusan juga demi keselamatan keluarganya.

Wira tersenyum dan menyahut, "Kamu tenang saja soal ini. Aku akan menyuruh Biantara dan lainnya menyebarkan kabar kalau mereka meninggalkan Kerajaan Beluana karena sedih dan kecewa. Jadi, orang-orang nggak bakal menyangkutpautkan kedua hal itu."

"Selain itu, coba kamu pikirkan. Kalau kamu benar-benar mati, gimana mereka bisa hidup di Kerajaan Beluana lagi? Jadi, aku yakin orang-orang nggak bakal mencurigai keluargamu."

Ternyata, Wira begitu teliti dalam mempertimbangkan sesuatu. Harraz lagi-lagi merasa terharu. Jik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1978

    Meskipun Harraz telah meninggal, dia hanya bidak catur seseorang. Musuh sesungguhnya adalah Ciputra.Hanya saja, dunia telah damai sekarang. Semua orang fokus pada perkembangan kerajaan masing-masing dan tidak ingin peperangan terjadi. Jika tidak, dunia hanya akan menjadi kacau kembali.Apalagi, Kerajaan Nuala dan Kerajaan Agrel masih tidak sebanding dengan Kerajaan Beluana meski bekerja sama. Itu sebabnya, mereka hanya bisa menahan diri untuk sementara waktu.Untung saja, nyawa Doly dan Leli tidak terancam. Keduanya memang terluka, tetapi tidak ada yang serius.Di sisi lain, Biantara berhasil membawa keluarga Harraz ke Kota Limaran. Semua dilakukan dengan sangat rahasia sehingga Alzam dan lainnya hanya tahu keluarga Harraz telah meninggalkan Kerajaan Beluana tanpa tahu pergerakan mereka.Lagi pula, Alzam hanya takut pada Harraz. Dia tidak peduli pada nasib keluarga Harraz sehingga tidak mempermasalahkan hal ini ataupun merasa cemas.Setengah bulan kemudian. Di luar gerbang kota, Wira,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1979

    "Tentu saja," sahut Huben. Sambil mengobrol, keduanya berjalan masuk ke Kota Limaran. Setelah mengantar tamu terhormat pulang, mereka masih punya banyak urusan yang harus diselesaikan.Bagaimanapun, proyek hidrolik masih belum selesai. Semua baru dimulai sekarang. Mereka harus bekerja keras untuk membuat dunia makin berkembang.Di Kerajaan Beluana, proyek hidrolik telah dimulai, tetapi Ciputra tidak merasa senang sedikit pun. Ciputra tampak berdiri di taman dengan ekspresi murung. Dia terus melemparkan batu ke kolam.Di belakangnya, kepala kasim bertanya, "Yang Mulia, masalah apa yang membuat Anda kesal?""Harraz sudah meninggal dan Alzam menjadi sangat mendominasi di istana. Dengar-dengar, dia dan Bhurek menjadi sangat dekat sekarang. Mana mungkin aku nggak cemas soal ini?" balas Ciputra. Dia membutuhkan 2 penasihat supaya mereka bisa membatasi satu sama lain.Tanpa diduga, Harraz malah mati secepat itu dan membuat situasi menjadi di luar kendali. Apabila Alzam makin mendominasi, pria

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1980

    Alzam mengangguk dan menepuk bahu kepala kasim itu. Dia mengangguk sambil membalas, "Ini sudah seharusnya. Asalkan kamu membantuku mengorek informasi, aku akan selalu membayarmu seperti ini."Kepala kasim mengangguk, lalu kembali ke dalam istana. Di sisi lain, Alzam tampak tidak fokus dan sorot matanya terlihat agak linglung. Entah apa yang dipikirkan olehnya. Dia awalnya ingin mendominasi di istana, tetapi sepertinya tidak ada kesempatan itu lagi untuk sekarang."Raja ingin mencari penasihat baru. Kalau begitu, aku akan mencarikannya untuknya agar kekuasaan di istana tetap berada di genggamanku," ujar Alzam dengan mata berbinar-binar. Kemudian, dia langsung meninggalkan istana.Di Kota Limaran, Wira sedang memantau di lokasi konstruksi. Tiba-tiba, dia melihat sesosok yang familier di sekitar sana. Setelah melihat dengan saksama, dia mendapati bahwa pendatang itu adalah Thalia.Meskipun wanita ini sudah mengganti pakaiannya dan mereka sudah lama tidak bertemu, Wira tetap bisa mengenali

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1981

    Selesai mengatakan itu, Thalia hendak pergi. Namun, Wira segera menahannya. Thalia berteriak, "Apa yang kamu lakukan? Kamu mau menindas wanita lemah sepertiku? Kalau kamu berani macam-macam di depan umum, aku akan berteriak! Kamu yang akan malu nanti!"Ketika melihat Thalia yang galak seperti ini, Wira malah merasa lucu. Dia menggeleng dan membalas, "Kamu makin pintar bicara saja. Kalau begitu, coba teriak. Aku ingin lihat, apa ada yang bersedia membantumu nggak?"Sebelum Thalia merespons, Wira sudah menjulurkan tangan dan mengangkat Thalia ke bahunya. Wanita itu pun terbelalak, lalu memekik, "Tolong! Tolong aku! Wira ingin menodaiku! Lihat baik-baik, inilah karakter asli pemimpin kalian!"Wira sama sekali tidak peduli. Dia menuju ke balai prefektur tanpa menghiraukan Thalia. Thalia pun murka. Tidak berselang lama, orang-orang mulai berkumpul dan bergosip."Sepertinya itu memang Tuan Wira?""Jangan dengarkan omong kosong wanita itu. Tuan Wira nggak mungkin melakukan hal seperti itu.""

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1982

    Thalia yang membuat nyawa Biantara berada dalam bahaya waktu itu. Jika Wira tidak mengatur semuanya dengan baik, mungkin Biantara sudah terbukur di Kota Hantu. Sementara itu, wanita ini adalah biang keroknya. Nafis tidak akan mengampuninya begitu saja.Karena sudah tiba di balai prefektur, Wira menurunkan Thalia dari bahunya dan berpesan kepada 2 pengawal, "Ikat dia dan bawa ke kamarku. Jangan sampai dia kabur. Wanita ini sangat jahat. Kalian harus mengawasinya dengan ketat."Kedua pengawal itu mengangguk, lalu masing-masing menahan lengan Thalia dan membawanya ke kamar Wira.Setelah semuanya beres, Wira melirik Nafis sambil terkekeh-kekeh. Dia menjelaskan, "Aku bertemu wanita itu saat memantau proyek hidrolik. Dia tiba-tiba menghampiriku dan menawarkan kerja sama. Katanya, dia akan memberitahuku informasi tentang lokasi Aliran Kegelapan kalau aku membayarnya 1.000 uang emas.""Memangnya ada hal sebaik itu di dunia? Makanya, aku membawanya untuk diinterogasi. Aku ingin memastikan tujua

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1983

    Nafis terkekeh-kekeh mendengar ucapan Biantara. Dia menyahut, "Ya, ya. Ucapan Biantara sangat masuk akal. Setelah malam ini, kita masih punya waktu untuk mengorek informasi dari wanita itu."Wira mengerlingkan matanya dengan kesal. Dia dan Thalia baru tiba di balai prefektur, tetapi Biantara sudah mendapat informasi tentang masalah ini.Hal ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa jaringan mata-mata yang dibentuk Biantara memang memiliki kinerja yang sangat bagus. Mata-mata mereka ada di seluruh Kota Limaran.Namun, kedua pria ini benar-benar menjengkelkan. Wira malas meladeni mereka sehingga mengusir. "Sana, sana! Aku malas bicara dengan kalian!"Biantara dan Nafis bertatapan, lalu tersenyum sebagai isyarat memahami maksud Wira. Mereka pun tidak mengganggu Wira lagi.Setelah Wira memasuki kamar, Nafis menyingkirkan senyuman dan menatap Biantara sambil melipat lengan di depan dadanya. Dia mengernyit dan bertanya, "Menurutmu, apa semua akan baik-baik saja malam ini?""Apa maksudmu?" tany

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1984

    Kalau sampai Thalia melarikan diri karena kelalaian mereka, mereka akan menjadi pendosa besar dan sulit menjelaskannya kepada Wira."Terima kasih, kalian sudah boleh keluar." Wira melambaikan tangannya kepada kedua pengawal itu, lalu menghampiri Thalia.Mulut Thalia disumpal dengan kain. Wanita ini mencoba untuk menggerakkan badannya. Tatapannya dipenuhi amarah. Apalagi setelah melihat Wira, dia terus mengeluarkan suara tidak jelas seperti sedang memprotes tindakan Wira ini.Wira duduk di ujung ranjang. Setelah mengeluarkan kain di mulut Thalia, dia bertanya dengan nada datar, "Kalau aku jadi kamu, aku akan memilih untuk menghemat energi dan bukan bersikap galak. Jangan lupa, kamu memang terbebas dariku waktu itu, tapi kamu jatuh lagi ke tanganku kali ini.""Mungkin, aku harus meniru metode Nafis yang menyerahkanmu kepada para pria? Kamu pasti tahu akibatnya, 'kan?"Ekspresi Thalia membeku. Jelas, dia mulai merasa gelisah. Sesaat kemudian, dia mengernyit sambil bertanya, "Jadi, apa yan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1985

    Ternyata, Wira ingin menggunakan cara ini untuk mengendalikan dan mengancam dirinya. Begitu memakan racun itu, Thalia hanya akan mati jika diam-diam melarikan diri. Tanpa perlu diragukan, kematiannya akan mengenaskan.Namun, Thalia bisa menilai bahwa Wira tidak akan melepaskannya begitu saja jika menolak untuk memakan racun itu. Pada akhirnya, dia akan terus dikurung di sini.Sekarang, Wira ada di sini sehingga para bawahan tidak akan berani bertindak macam-macam. Akan tetapi, jika Wira pergi dan orang-orang itu menindasnya, apa yang harus Thalia lakukan? Thalia sungguh dilema sekarang."Nggak mau makan? Ya sudah. Pokoknya aku nggak bakal memaksamu," ujar Wira. Kemudian, dia hendak memasukkan pil itu ke botol. "Kalau begitu, kamu akan terus diikat di sini. Tapi, kamu nggak perlu khawatir. Aku nggak akan membiarkan mereka menyakitimu."Thalia merasa lega mendengarnya. Namun, Wira meneruskan lagi, "Tapi, kalau mereka benar-benar melakukan sesuatu, aku juga nggak bisa menyalahkan mereka.

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2709

    Kaffa tidak menyahut. Dia tidak percaya pada omongan para perampok ini. Penjahat selamanya adalah penjahat!Ini sama seperti orang baik. Tidak peduli apa yang terjadi, mereka tidak akan pernah tunduk pada kejahatan, apalagi mencelakai orang.Namun, karena Wira telah berbicara demikian, Kaffa tidak berani membantah lagi. Hanya saja, dia masih merasa agak enggan.Nyawa mereka semua ada di tangan Wira. Kaffa merasa agak takut setelah melihat Wira membunuh Jaguar tadi. Jika menyinggung Wira, nasibnya mungkin akan sama dengan Jaguar.Apalagi, Kaffa masih punya adik. Apa pun yang terjadi, dia harus memastikan keselamatan Shafa. Sekalipun nyawa taruhannya, dia tetap harus melindungi Shafa."Siapa namamu? Kulihat kamu sangat pintar bicara dan pintar menilai situasi," tanya Wira kepada pria berwajah tirus itu.Pria itu bergegas menghampiri Wira, lalu menyeka keringat dinginnya sambil memperkenalkan diri, "Namaku Sahim.""Sahim? Oke, aku sudah ingat." Wira mengangguk.Ketika melihat Wira berinis

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2708

    Tidak ada yang gratis di dunia ini. Kini, seseorang yang begitu kuat dan punya kuasa tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat mereka merasa curiga."Letakkan senjata kalian sekarang juga! Kalau ada yang berani macam-macam, jangan salahkan aku mengambil tindakan," ancam Wira dengan dingin.Semua orang bertatapan. Tidak ada yang berani ragu sedikit pun. Mereka buru-buru melempar golok mereka ke samping.Di mana mereka, Wira tidak ada bedanya dengan malaikat maut. Jika terus berbasa-basi dengan Wira, takutnya mereka semua akan mati di sini. Tidak ada yang ingin mati!Sekalipun profesi mereka adalah perampok, mereka melakukannya hanya untuk bertahan hidup.Saat berikutnya, para perampok itu berlutut. Pria berwajah tirus itu berkata, "Kak Jaguar sudah mati. Mulai sekarang, kami akan mengikutimu! Kamu adalah bos kami! Kami nggak akan menentang perintahmu, sekalipun nyawa taruhannya!"Semua orang buru-buru menyatakan sikap mereka. Wira tersenyum dingin, lalu berujar, "Kalau b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2707

    "Kamu yakin besi di tanganmu itu bisa membunuhku? Kamu kira kami bakal takut?" Jaguar menatap Wira dengan tidak acuh. Orang-orang di belakangnya sontak tertawa, merasa nyali Wira terlalu besar.Jumlah mereka terlalu banyak. Sekalipun Wira dan kedua anak itu bernyawa sembilan, mereka tetap tidak akan bisa melawan. Sepertinya, Wira ketakutan hingga menjadi bodoh."Tuan muda kaya yang dimanjakan sejak kecil memang begini. Mereka nggak bisa menilai situasi dengan baik. Kalau begitu, gimana kalau kita bunuh saja mereka?" usul pria berwajah tirus itu."Kulihat kedua anak di belakangnya itu bukan dari keluarga kaya. Kita bunuh saja mereka supaya tuan muda ini tahu semenakutkan apa kematian. Dengan begini, dia nggak bakal berani bersikap sombong lagi."Kaffa dan Shafa sontak terkesiap. Jika mereka dibawa ke markas perampok, setidaknya mereka bisa mencari kesempatan untuk kabur. Namun, jika mati di sini, bukankah usaha mereka untuk bertahan hidup akan sia-sia? Mereka tidak ingin mati!""Gadis i

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2706

    Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang segera bersorak untuk menyetujuinya. Semua orang memaki Wira, membuat Wira terdengar seperti pendosa besar.Wira merasa kecewa. Dia mengusahakan yang terbaik untuk para rakyat, tetapi kebaikannya tidak diterima dan orang-orang bahkan menghinanya.Sebelum Wira bersuara, Kaffa tiba-tiba maju dan berkata dengan lantang, "Omong kosong apa yang kalian bicarakan? Tuan Wira sangat baik pada kita! Jalur perairan sangat menguntungkan bagi para rakyat. Semuanya mendapat keuntungan.""Bencana ini bisa terjadi juga karena ada orang yang melakukan korupsi. Orang-orang itu pasti memakai bahan yang murah. Ini bukan salah Tuan Wira!""Memangnya kalian nggak merasa bersalah menghinanya seperti ini? Jangan lupa. Kalau Tuan Wira nggak membuat kesepakatan dengan kerajaan lain, kita nggak bakal melewati kehidupan damai sekarang!"Wira cukup terkejut melihat keberanian Kaffa. Pemuda ini makin menarik saja. Dia tidak melupakan kebaikan orang lain. Sepertinya, Kaffa

DMCA.com Protection Status