Share

Bab 1998

Penulis: Arif
Wira tidak seperti orang yang dibayangkan Salie. Wira bukan hanya tampan, tetapi juga muda dan berbakat. Hanya dengan kemampuannya sendiri, Wira berhasil mengembalikan kedamaian di seluruh negeri. Bisa dibilang, Wira sangat dikagumi oleh para rakyat jelata. Pria seperti ini sudah sangat sulit ditemukan.

"Ya, tinggi badanmu ini membuatku terkesan," canda Wira sambil tersenyum.

Salie baru saja dewasa, tetapi tingginya hanya 160 cm dan wajahnya yang sangat manis itu membuatnya terlihat seperti anak kecil. Dia sangat benci dibilang pendek, tetapi Wira malah mengatakannya. Sungguh menyebalkan!

"Apa kamu nggak tahu nggak boleh menghina kekurangan orang? Lagi pula, gadis kecil dan manis seperti aku ini adalah dambaan para pria. Entah kamu percaya atau nggak. Hanya dengan melambaikan tangan saja, pria yang ingin menikah denganku akan mengantre dari sini sampai luar kota," kata Salie dengan percaya diri.

Wira menganggukkan kepala. "Aku percaya. Bukan hanya mengantre sampai luar kota saja, bahka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1999

    "Aku nggak punya waktu untuk omong kosong denganmu. Cepat pergi urus urusanmu, jangan menghalangiku di sini. Kalau nggak, aku akan menyuruh ayahmu untuk mengurungmu di rumah dan kamu nggak akan bisa keluar selamanya." Setelah mengatakan itu, Wira bersiap-siap menuju lokasi proyek hidrolik.Salie merasa makin marah hingga mengentakkan kakinya. Ternyata Wira memang bukan pria sejati, beraninya diam-diam mengadu pada ayahnya. Namun, dia tidak perg, melainkan berlari kembali ke arah Wira dan segera berdiri di sisi Wira."Kenapa kamu masih mengikutiku?" tanya Wira.Salie berkata dengan misterius, "Aku ingin mengajakmu ke sebuah tempat yang bagus, apa kamu tertarik atau nggak?"Wira mengernyitkan alis. "Eh? Tempat apa?""Kamu pasti nggak akan menduga ada tempat seperti ini. Ini adalah tempat yang paling menarik di Kota Limaran juga. Kalau nggak pergi ke sana, kamu pasti akan menyesal seumur hidupmu," kata Salie dengan ekspresi yang tetap misterius sambil menyilangkan kedua lengannya dan menu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2000

    "Sepertinya benar. Aku memang belum pernah bertemu dengan Nona Thalia, tapi aku ingat matanya itu. Coba kalian lihat baik-baik, dia sepertinya memang Nona Thalia."Dalam sekejap, banyak orang yang mulai membicarakan hal ini. Ekspresi Thalia juga langsung berubah karena dia tidak menyangka identitasnya akan diketahui orang-orang di sini."Siapa pria itu?""Kenapa dia bisa bersama dengan Nona Thalia?"Orang-orang yang berkumpul di sana kebanyakan adalah cendekiawan dan beberapa prajurit yang latihan setiap hari. Selain itu, mereka juga masih muda, tentu saja tidak banyak yang mengenal Wira. Bagaimanapun juga, Wira biasanya sangat rendah hati, wajar saja mereka tidak mengenalnya."Aku tahu. Pasti pria ini yang sudah membeli Nona Thalia, jadi Nona Thalia meninggalkan Paviliun Aeril," teriak salah seorang.Banyak orang yang setuju dengan pendapat itu karena hanya itu juga alasan yang bisa menjelaskan semua hal ini. Namun, banyak juga yang mulai merasa iri pada Wira.Harga Thalia sangat maha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2001

    "Lagi pula, ayahku juga takut padamu, dia pasti lakukan apa yang kamu katakan," kata Salie dengan ekspresi tak berdaya, jelas terpaksa menyetujui perkataan Wira. Sebenarnya, dia tidak menyangka usianya hampir sama dengan Wira, tetapi topik pembicaraan mereka sangat berbeda. Wira adalah pria yang selalu dikagumi orang-orang, berbeda dengan mereka. Di antara generasi muda, hampir tidak ada yang bisa dibandingkan dengan Wira, apalagi menandinginya. Anak seperti Wira benar-benar impian semua orang.Tepat saat keduanya sedang berbicara, beberapa pria mendekati Wira. Pria yang berdiri di paling depan melihat Wira dari atas ke bawah, lalu berkata dengan dingin, "Jangan bilang kamu adalah anggota Keluarga Taslim. Meskipun kamu adalah kepala Keluarga Taslim, apa yang bisa kamu lakukan? Keluarga Taslim pun nggak bisa sewenang-wenang di sini."Banyak orang yang setuju dengan perkataan orang itu.Wira tersenyum, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Orang-orang di depannya ini hanya sarjana biasa yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2002

    Saat ini, beberapa pria itu menjadi bahan tertawaan orang dan makin mempermalukan diri mereka sendiri."Tak disangka, Kak Thalia ternyata begitu pandai bertarung. Kalau mereka menyerangku, aku pasti nggak akan bisa menangani mereka," kata Salie sambil menyilangkan kedua lengannya, jelas sedang menikmati pertunjukan itu.Setelah menepuk debu dari tangannya dan mendengus, Thalia kembali ke sisi Wira. "Maafkan aku. Aku juga nggak bermaksud membuat masalah untukmu, tapi kata-kata mereka nggak enak didengar. Aku nggak tahan lagi, jadi aku memberi mereka pelajaran. Kamu nggak keberatan, 'kan?"Wira mengangkat bahunya dengan cuek. Jika bukan karena orang-orang itu hanya orang biasa, dia pasti sudah turun tangan."Bagus sekali," kata Wira sambil menepuk bahu Thalia.Tindakan Wira itu membuat keduanya terlihat sangat akrab di mata orang lain, hubungan keduanya pasti tidak biasa. Dalam sekejap, mereka makin salah paham dengan hubungan Wira dan Thalia.Setelah beberapa pria itu bangkit dari tanah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2003

    Setelah Wira selesai berbicara, terdengar Salie yang mulai memperkenalkan pria itu. "Bukan hanya kamu yang bilang dia aneh, semua orang juga tahu orang ini sangat berbeda. Banyak orang yang sering bilang otaknya nggak beres. Bukan hanya sekarang aja dia muncul di sini, biasanya juga dia tinggal di kaki Gunung Nasaka ini. Konon, bukan hanya nggak punya rumah dan pekerjaan, orang ini juga nggak punya keluarga. Dia pasti menganggap tempat ini adalah rumahnya."Penjelasan Salie langsung membuat Wira paham, ternyata pria itu adalah seorang tunawisma. Dalam sekejap, dia pun menggelengkan kepala dan perlahan-lahan berkata, "Sayang sekali. Tulisan orang ini begitu bagus, ini membuktikan dia pasti pernah menerima banyak pendidikan. Orang berbakat seperti ini malah sengsara di sini, sungguh disayangkan!"Saat ini, Wira sedang berencana untuk membangun kembali Kota Limaran dan menjadikannya sebagai kota terpenting di dunia, sehingga dia membutuhkan banyak orang berbakat. Setelah datang ke Gunung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2004

    "Kalau kamu merasa nggak adil, kamu boleh memanggil beberapa orang juga. Aku ingin lihat, orang sepertimu bisa memanggil ahli seperti apa." Orang-orang di belakang pria itu juga menunjukkan ekspresi yang cuek. Jelas mereka hanya pengawal rumah tangan biasa saja.Wira malah menggelengkan kepala dan tersenyum. "Memanggil orang? Ini kamu yang bilang ya, nanti jangan menyesal."Tadi, Wira sudah melihat situasi di sekitar dan orang-orang yang berada di sana. Dia sudah menganggap pria misterius itu sebagai targetnya, dia tentu saja tidak perlu menyembunyikan identitasnya lagi. Dia pun mengeluarkan petasan dari sakunya dan meletakkannya di tanah, lalu menyalakannya hingga langit dipenuhi dengan kembang api yang besar."Ini yang kamu maksud memanggil orang? Kamu pasti hanya bercanda dengan kami, 'kan? Langit masih cerah, nggak perlu menyalakan kembang api. Lagi pula, kami bukan orang tuamu, nggak perlu begitu berbakti pada kami." Pria itu masih belum menyadari betapa buruknya situasinya dan te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2005

    "Baiklah, kita akan menunggu." Semua orang juga ikut bersorak.Orang-orang yang tadi berdiri di kejauhan untuk menyaksikan kejadian ini pun sekarang tidak berniat untuk pergi lagi. Mereka ingin melihat pada akhirnya siapa yang akan menang.Ini juga yang ingin dilihat Wira. Dalam sekejap, terdengar suara langkah kaki yang sangat cepat. Tidak sampai lima belas menit, daerah di sekitar Gunung Nasaka sudah dipenuhi dengan orang-orang yang mengenakan zirah. Sementara itu, orang yang menunggang kuda di barisan paling depan adalah Nafis yang terlihat sangat gagah.Saat melihat Nafis muncul, banyak orang di kerumunan itu yang langsung mengenali identitasnya. Selama ini, dia yang menangani semua urusan militer karena Kota Limaran dalam situasi genting dan ditambah lagi dengan kedatangan Bhurek dan pasukannya. Oleh karena itu, banyak orang yang sudah mengenali wajahnya."Kenapa Jenderal Nafis tiba-tiba datang ke sini? Apa orang ini punya hubungan dengan Jenderal Nafis? Pantas saja dia bisa menda

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2006

    Mereka berpijak di tanah Wira. Semua ini wilayah Wira. Hanya dengan satu perintah dari Wira, bukankah Thalia harus tunduk dan melayaninya?"Salam, Tuan." Semua orang tersadar dari keterkejutan mereka dan berlutut di tanah. Pria yang berseteru dengan Wira juga tidak berani ragu-ragu. Kakinya melemas. Dia ikut berlutut, begitu juga orang-orang di belakangnya.Kali ini benar-benar gawat. Mereka sudah terbiasa menindas orang di sini, bahkan sok berkuasa. Semua orang tahu sifat asli mereka, tetapi tidak berdaya untuk melawan.Namun, hari ini mereka malah berinisiatif mengusik Wira. Tuhan memang tidak pernah tidur. Para penduduk akhirnya akan terbebas dari para penjahat ini."Berdirilah. Semua orang yang memahamiku tahu aku nggak suka melihat orang-orang berlutut di depanku. Ini hanya akan membuatku merasa makin jengkel," ujar Wira sambil melambaikan tangan.Semua orang segera berdiri. Nafis memicingkan matanya sambil bertanya dengan ekspresi masam, "Tuan, apa yang harus kita lakukan padanya

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3112

    Wira beserta Adjie dan Nafis berjalan perlahan-lahan menuju kemah utama untuk kavaleri. Kemah untuk kavaleri dari Kerajaan Nuala letaknya berdampingan dengan kemah di tengah kota, sehingga saat ini mereka bisa melihat sudah ada banyak tali perangkap kuda yang terhampar di luar kemah tengah itu.Melihat begitu banyak tali perangkap kuda, Wira merasa agak bersemangat. Jika semua benda ini bisa diletakkan di Dataran Haloam, pasukan utara pasti akan kesulitan.Begitu memasuki kemah Pasukan Harimau, dua pria yang mengenakan zirah langsung menghentikan langkah Wira dan yang lainnya. Mereka membawa pedang militer di pinggang dan busur serta dua set anak panah di punggung mereka.Wira langsung mengeluarkan lencana dan berkata, "Aku ini Wira, aku ingin mengerahkan tiga ribu pasukan. Siapa yang memimpin di sini? Panggil dia ke sini untuk bertemu denganku."Orang yang membawa bendera biasanya adalah komandan utama pasukan. Di medan perang, dia akan bertarung mati-matian sambil mengangkat bendera.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3111

    Wira terlihat tertegun sejenak setelah mendengar laporan dari mata-mata, lalu dia tiba-tiba merasa sangat senang dan berkata, "Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan sesuai rencana kita. Jenderal Trenggi, aku percayakan kota ini padamu."Trenggi menganggukkan kepala. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah lencana, lalu langsung menyerahkannya pada Wira dan berkata, "Tuan Wira, lencana ini bisa memungkinkanmu untuk langsung membawa pergi tiga ribu Pasukan Harimau. Untuk berjaga-jaga, aku serahkan wewenang untuk mengatur Pasukan Harimau ini padamu untuk sementara."Wira langsung tertegun sejenak saat mendengar perkataan Trenggi, jelas tidak menyangka Trenggi bisa begitu percaya padanya. Meskipun hubungannya dan Osman cukup baik, dia jarang berurusan dengan Trenggi sebelumnya.Namun, sekarang Trenggi malah langsung memberikan kesempatan besar ini pada Wira, sehingga dia benar-benar merasa sangat terharu. Meskipun lencana itu hanya bisa mengerahkan tiga ribu Pasukan Harimau, itu juga sudah ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3110

    Tempat seperti Hutan Bambu Mayu memang sangat cocok untuk digunakan sebagai tempat penyergapan.Melihat tempat itu, Wira menganggukkan kepala dan berkata, "Kalau begitu, ini memang nggak bermasalah bagi kita. Tapi, aku penasaran, bagaimana kalau kita mengatur penyergapan di Hutan Bambu Mayu ini?"Mata Adjie langsung bersinar dan segera berkata, "Tuan, aku juga berpikir seperti itu. Kalau kita menyiapkan penyergapan di sini, pasukan musuh juga nggak akan bisa menemukan kita. Selama kita terus bertarung sambil melangkah mundur dan ditambah lagi adanya tali perangkap kuda, aku jamin mereka nggak akan selamat."Wira menganggukkan kepala. Jika memang seperti itu, rencana ini memang cukup baik. Namun, jika hanya sebatas itu saja, dia malah merasa ada sesuatu yang tidak beres. Setelah terdiam sejenak, dia sepertinya teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Aku merasa sepertinya ada yang kurang. Rencana ini akan berhasil kalau pasukan musuh mengejar kita.""Bagaimana kalau mereka memutusk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3109

    Mendengar perkataan itu, Agha yang di samping pun tersenyum dan berkata, "Tuan, tali untuk perangkap kuda ini ada. Saat aku dan Latif pergi membujuk orang-orang itu, kami menemukan banyak tali perangkap kuda di kemah utama di sana. Cukup untuk kita gunakan."Ekspresi Wira langsung terlihat senang, lalu menatap ke arah Latif.Latif pun tersenyum, lalu maju dan berkata, "Benar. Kami memang menemukan banyak tali perangkap kuda di sana, jadi ini bukan masalah lagi. Aku akan pergi menyuruh mereka untuk memindahkannya ke sini sekarang juga."Setelah berhasil membujuk para prajurit di dalam kita untuk menyerah, Latif memeriksa dan menemukan jumlah mereka tidak sampai sepuluh ribu orang. Meskipun jumlahnya masih kalah dibandingkan dengan pasukan Trenggi, jumlah ini juga tidak termasuk sedikit. Oleh karena itu, dia berniat menyerahkan tanggung jawab ini pada Agha untuk menghindari kesalahpahaman.Namun, setelah mendengar pemikiran itu, Wira langsung menyerahkan wewenang untuk memimpin para praj

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status