Home / Fantasi / Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius / Chapter 1671 - Chapter 1680

All Chapters of Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Chapter 1671 - Chapter 1680

2718 Chapters

Bab 1671

Jihan sudah menyatakan sikapnya dengan jelas. Para pejabat tidak berani berkutik lagi, hanya bisa menyatakan setuju."Segera sampaikan perintahku kepada para pasukan, aku akan memimpin ekspedisi sendiri!" seru Jihan sambil bangkit. Penampilannya sungguh berkarisma.Meskipun seorang wanita, Jihan harus melindungi kerajaannya dengan baik. Dia tidak akan menjadi pemimpin yang gagal.Jihan adalah raja wanita pertama di sejarah Kerajaan Nuala dan bukan raja terakhir. Jika gagal, orang-orang pasti akan menghinanya. Kebetulan sekali, dia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuktikan diri.Para pejabat juga dipenuhi semangat. Semua setuju dengan pernyataan Jihan, bahkan berniat untuk bergabung dengan ekspedisi.Tiga hari kemudian, Jihan hanya menyisakan 30.000 prajurit untuk melindungi ibu kota kerajaan. Sisanya mengikuti Jihan menuju ke perbatasan Kerajaan Beluana.Tempat ini dulunya adalah wilayah Kerajaan Nuala, bahkan orang-orang yang tinggal di sini jugalah rakyat Kerajaan Nuala.Nam
Read more

Bab 1672

"Kita harus memenangkan pertempuran ini! Jangan ada kesalahan apa pun! Ini saatnya untuk memberi kontribusi!" seru Daivat. Saat berikutnya, 50.000 prajurit menyerbu ke Dusun Darmadi dengan penuh semangat.Anehnya, Dusun Darmadi yang jelas-jelas sudah begitu dekat masih terlihat tenang seperti biasanya. Daivat memang merasa gelisah. Akan tetapi, seperti yang dikatakan wakil jenderalnya, keraguan semacam ini tidak ada gunanya karena mereka memiliki kekuatan absolut.Wira telah memobilisasi sebagian besar pasukannya ke Benteng Talog. Meskipun telah memasang perangkap di sini, dia tidak mungkin menang dari kekuatan 50.000 prajurit.Jadi, bisa dibayangkan hasilnya akan seperti apa. Daivat yakin bahwa kemenangan ini akan menjadi milik mereka.Tepat ketika pasukan Daivat melancarkan serangan, tiba-tiba terdengar seruan dari kejauhan. Detik berikutnya, muncul sekelompok orang yang memegang meriam tangan. Semuanya bahkan membidik para prajurit itu.Seiring dengan suara ledakan yang keras, terde
Read more

Bab 1673

"Semuanya, mundur! Cepat bukakan jalan! Jangan sampai seluruh pasukan tewas di sini!" seru Daivat.Kerajaan Beluana baru saja bangkit dari keterpurukan, kuda perang tentu sangat penting. Meskipun Ishan memiliki 700.000 prajurit, kavalerinya hanya berjumlah 100.000 lebih.Kini, Daivat membawa setengah kavaleri. Kalau semuanya tewas di sini, dia akan menjadi pendosa besar Kerajaan Beluana. Dia sungguh takut dan kewalahan sekarang."Jenderal memerintahkan untuk segera menerobos dari area terlemah. Mohon kerja sama semua orang. Setelah berhasil menerobos, kita akan berkumpul kembali di Benteng Talog!" instruksi seorang wakil jenderal. Kemudian, dia langsung memimpin pasukan.Daivat juga melakukan hal yang sama. Dengan perlindungan para prajurit, dia segera menemukan kesempatan untuk melarikan diri."Lihat, mereka pasti ketakutan sekarang. Pasukan Zirah Hitam sudah mengambil posisi. Jadi, jangan harap mereka bisa pergi dari sini," ujar Dewina sambil melipat lengannya di depan dada.Dewina b
Read more

Bab 1674

"Tapi, dia belum punya cara untuk menahan serangan Meriam Darmadi. Cara terbaik sudah pasti dengan menyelinap masuk. Kalau berhasil menguasai Dusun Darmadi, dia akan bisa menahanku. Tentunya, aku juga akan berbuat begitu kalau aku di posisinya. Itu sebabnya, aku telah membuat persiapan sematang ini," jelas Wira.Mata Doddy seketika berbinar-binar. Dia menggosok tangannya sambil bertanya, "Karena para kakak ipar sudah membuat kontribusi, bagaimana kalau kamu memberiku pasukan untuk menyerang kamp Ishan?""Aku pasti akan membuatnya kewalahan. Meskipun nggak bisa melenyapkan mereka semua, mereka setidaknya akan tahu kehebatanku. Kelak, mereka akan ketakutan kalau mendengar namaku!"Wira tersenyum dan menggeleng. Dia menepuk bahu Doddy dan menyahut, "Nama Doddy terkesan kurang keren, sebaiknya pakai nama Zabran. Setelah menjadi jenderal nanti, nama ini akan terkesan lebih bermartabat."Para prajurit di kamp telah mengetahui kehebatan Doddy dan Danu. Mereka selalu dipanggil dengan sebutan J
Read more

Bab 1675

Kini, ada 200.000 prajurit yang berkumpul di Benteng Talog. Jika tidak melakukan apa-apa dan hanya makan minum di sini setiap hari, mereka sendiri yang akan rugi.Sementara itu, Wira hanya memiliki Provinsi Lowala. Jika dibandingkan dengan Kerajaan Beluana, dia tentu kalah telak.Jika terus membuang-buang waktu di sini, mereka tidak ada bedanya dengan berlomba dengan Kerajaan Beluana, melihat sumber daya siapa yang akan habis duluan. Ketika saat itu tiba, Wira pun belum tentu bisa menang. Jadi, mengapa tidak menggunakan Meriam Darmadi untuk menguasai situasi perang?"Kamu sudah lupa, ya? Yang berperang bukan hanya kita dengan Ishan, tapi masih ada Kerajaan Beluana dan Kerajaan Nuala. Kalau kita menahan Ishan, berarti tekanan Kerajaan Nuala nggak akan sebesar sebelumnya. Wilayah yang direbut oleh Kerajaan Beluana juga perlahan-lahan akan menjadi milik Kerajaan Nuala kembali.""Dari sudut pandang tertentu, hal ini tentu menguntungkan untuk kita. Ingat, musuh dari musuh adalah teman. Kita
Read more

Bab 1676

"Kak Wira, orang kita sudah berhasil memasuki Kerajaan Beluana. Menurut penyelidikan mereka, Kerajaan Beluana sangat kacau sekarang. Karena perang berkepanjangan, pajak terus naik dan rakyat nggak tahan lagi.""Kerusuhan telah terjadi di berbagai tempat. Dengar-dengar, belakangan ini terjadi insiden mencuri pangan. Kerajaan Beluana mengutus pasukan untuk menekan para rakyat dan hal ini membuat publik makin marah," lapor Biantara.Danu dan Doddy mendengarkan dari samping. Selama setengah tahun ini, Wira tidak mengerahkan pasukan, tetapi mengetahui semua yang terjadi di dunia. Semua ini berkat Biantara."Gimana dengan Kerajaan Nuala? Apa situasinya sama dengan Kerajaan Beluana? Para rakyat terus mengeluh?" tanya Wira.Biantara menggeleng dan menjawab, "Nggak. Harus diakui, Jihan cukup hebat. Perang masih belum berakhir dan kas negara telah kosong, tapi mereka sama sekali nggak menaikkan pajak. Para rakyat memang mengeluh, tapi yang mereka keluhkan adalah Kerajaan Beluana dan Kerajaan Agr
Read more

Bab 1677

"Aku punya ide!" Tiba-tiba, seorang pejabat menghampiri dan menatap Wira. Belakangan ini, ada banyak genius baru di kamp Wira. Beberapa adalah jenderal yang pandai berperang, beberapa adalah staf yang pintar memberikan saran dalam strategi perang."Osmaro? Aku ingat kamu, kamu cendekiawan terkenal di Provinsi Lowala. Usul apa yang ingin kamu berikan?" tanya Wira sambil menatap Osmaro.Osmaro menyahut dengan perlahan, "Jenderal, aku rasa usul Tuan Biantara cukup masuk akal. Tentu bagus kalau kita bisa membuat rakyat Kerajaan Beluana menentang Ciputra. Tapi, aku memahami kekhawatiranmu karena Ishan memang memiliki peluang untuk berkhianat.""Seperti yang semua orang katakan, Ishan menguasai ratusan ribu pasukan sekarang. Hanya dengan satu perintahnya, dia sudah bisa menyerang Kerajaan Beluana dan menjadi penguasa. Ada banyak genius di Kerajaan Beluana, di antaranya adalah jenderal hebat! Mereka sangat cinta tanah air.""Kalau bisa bekerja sama dengan mereka dan merebut kekuasaan militer
Read more

Bab 1678

Penampilannya yang seperti ini seolah-olah bisa membunuh Biantara kapan saja, begitu juga dengan yang lainnya.Di sisi lain, Biantara justru tidak terlihat panik sedikit pun. Sebaliknya, dia tersenyum santai sambil berucap, "Aku nggak berniat jahat pada kalian. Kalau nggak, semua orang pasti sudah tahu tentang data yang kuberi barusan. Kalau seperti itu, bukankah reputasi kalian akan rusak?"Baru-baru ini, Biantara telah mengumpulkan informasi kotor beberapa orang ini. Ada yang suka minum-minum dan cabul, ada yang menggelapkan uang, juga ada yang memanfaatkan kekuasaan untuk membantu kerabatnya.Penyelidikan inilah yang membuat Biantara merasa Kerajaan Beluana akan segera binasa. Mereka semua adalah pejabat bermartabat. Tanpa diduga, ternyata mereka begitu tercela."Apa maksudmu? Kamu mengancam kami?" tanya jenderal yang membentak tadi.Biantara menatap mereka, lalu tersenyum sambil menyahut, "Jenderal Bhurek, kamu nggak perlu semarah ini. Biar kuperjelas sekali lagi, aku nggak berniat
Read more

Bab 1679

"Begitu Ciputra dilengserkan dan Farrel menguasai takhta, kalian tentu akan menjadi pejabat yang berjasa dan mendapatkan imbalan. Selain itu, Tuan Wira juga berjanji nggak akan melawan kerajaan kalian, bahkan akan beraliansi dengan kalian. Dengan demikian, kedua kerajaan akan sama-sama melewati kehidupan damai. Bagus, 'kan?" jelas Biantara.Penjelasan ini membuat Bhurek dan lainnya merenung. Mereka tentu mengetahui situasi sekarang, yaitu Wira sama sekali tidak bisa dihentikan dan telah menyerang Benteng Talog.Asal tahu saja, Benteng Talog adalah gerbang kota mereka. Karena Ishan gagal merebutnya kembali, Ciputra terpaksa memindahkan ibu kota. Hal seperti ini sangatlah memalukan.Namun, mereka tidak mungkin berani mengungkapkannya, apalagi tidak memiliki kekuasaan militer untuk sekarang. Mana mungkin mereka berani mengusik Ishan ataupun menunjukkan kekesalan masing-masing? Jika bertindak gegabah, mereka hanya akan mati!"Yang kamu katakan semua ini fakta?" tanya salah seorang jenderal
Read more

Bab 1680

"Maksudmu, Biantara dan para jenderal itu sudah mengobrol? Selain itu, orang-orang itu ingin melengserkan Ishan, tapi nggak ingin Farrel menduduki takhta?" tanya Wira sambil mengernyit dan mengetuk meja. Selesai mengatakan itu, dia segera memikirkan cara untuk mengatasi masalah ini.Semua persiapan sudah matang, tetapi status Farrel yang agak merepotkan. Jika menggulingkan Ciputra dan Wira mengambil alih kekuasaan secara paksa, takutnya dia akan menjadi sasaran rakyat Kerajaan Beluana. Hal seperti ini akan sulit untuk diurus. Ini bukan hasil yang diinginkan oleh Wira."Benar. Tuan Biantara telah menjelaskan pro dan kontranya kepada mereka, tapi mereka sepertinya sangat menolak wanita menduduki takhta. Tuan Wira, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Tuan Biantara menunggu balasan suratku," ujar bawahan itu segera. Dia hanya bawahan biasa sehingga tidak berhak untuk mengemukakan pendapatnya di hadapan Wira.Wira ragu-ragu sejenak, lalu menyahut dengan perlahan, "Begini saja, suruh Bi
Read more
PREV
1
...
166167168169170
...
272
DMCA.com Protection Status