"Tentu saja ada," kata Osmaro lagi."Sebenarnya, nggak peduli siapa pun yang jadi raja, hasil akhirnya hanya ada satu yaitu Kerajaan Beluana akan pecah belah. Para penguasa setempat akan bangkit dan semua jenderal juga akan berjuang untuk wilayah mereka sendiri." Analisis Osmaro langsung membuat semua orang tersadar.Wira juga menepuk kepalanya sendiri dan segera mengerti maksud Osmaro. Meskipun Farrel yang naik takhta, dia mungkin tidak akan bisa menguasai politik dan militer Kerajaan Beluana. Saat ini, orang di Kerajaan Beluana juga sedang melawan Ishan, ini membuktikan para jenderal itu pasti mengamankan pasukan mereka sendiri. Jika mengangkat raja baru apalagi dalam situasi seperti ini, posisinya tidak akan stabil. Farrel tidak akan sanggup mengendalikan situasi ini, begitu juga dengan penguasa lainnya."Jenderal, kalau terjadi konflik di Kerajaan Beluana lagi dan menjadi pecah belah, ini akan sangat menguntungkan kita. Kita tentu saja harus memanfaatkan situasi ini dengan baik. Pa
Ishan sudah lama memandang rendah Ciputra. Ciputra memang adalah adik sepupunya dan Ishan bisa menjadi jenderal utama yang terkenal juga karena dukungan Ciputra. Meskipun demikian, Ishan sudah lama merasa kesal terhadap Ciputra, hanya saja dia tidak ada kesempatan untuk merebut posisi Ciputra. Bagaimanapun juga, dia akan dianggap sebagai pengkhianat jika benar-benar terjadi perebutan kekuasaan dan dia pasti akan menjadi bahan olok-olokan orang. Tiba saatnya, dia memang akan menjadi raja, tetapi ini bukan akhir yang diinginkannya.Dalam sekejap, Ishan dan yang lainnya sudah tiba di luar ibu kota. Di depan gerbang kota, ada beberapa prajurit penjaga yang menghalangi jalan mereka. Prajurit yang berdiri di barisan paling depan berkata, "Jenderal Ishan, ini adalah ibu kota. Jenderal datang untuk menghadap Raja, jadi nggak perlu bawa pasukan sebanyak ini. Biarkan para pasukan ini berdiam di sini dan Jenderal bisa ikuti aku untuk masuk. Raja sudah menunggumu cukup lama."Setelah mendengar per
"Bagus! Bagus sekali!" kata Ishan dengan gembira. Namun, tatapannya segera terlihat khawatir dan makin tajam."Yang aku tahu, kesehatan Raja selalu sangat baik dan belakangan ini aku juga nggak mendengar kabar tentang Raja sakit. Kenapa sekarang dia tiba-tiba memutuskan untuk turun takhta? Apa ada motif tersembunyi?"Ishan bisa mencapai posisinya saat ini bukan hanya semata-mata karena bantuan Ciputra, tetapi juga berkat kemampuannya sendiri. Selain itu, dia juga memiliki banyak pasukan elite, tentu saja dia bukan orang biasa. Meskipun hatinya merasa gembira, Ishan tetap selalu waspada.Bhurek segera menjelaskan, "Jenderal Ishan mungkin nggak tahu. Raja memang adalah seorang penguasa yang bijaksana, tapi dia adalah adik sepupumu. Masa kamu nggak tahu hobi Raja? Biasanya, dia suka melakukan hal nggak bermoral di dalam istana, sekarang bahkan lebih parah lagi. Belakangan ini, kondisi Raja makin memburuk. Setelah diperiksa tabib istana, baru tahu Raja menderita penyakit yang nggak bisa di
Sekelompok pejabat sipil dan militer mengikuti Bhurek dan Ishan. Namun begitu memasuki istana, mereka melihat bayangan yang bergerak di sekeliling mereka. Para pasukan kerajaan dan pengawal bersenjata muncul sesuai rencana Bhurek dan segera mengepung Ishan.Ishan memang membawa beberapa pengawal pribadi bersamanya, tetapi jumlah mereka hanya sedikit. Dalam sekejap, ekspresinya pun langsung berubah drastis. Dia menatap Bhurek, lalu segera menarik pedang dari pinggangnya dan berkata dengan nada dingin, "Bhurek, apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah kamu bilang Raja ingin bertemu denganku? Apa ini caranya Raja memperlakukanku?"Bhurek mendengus. "Kamu ini hanya seorang pemberontak. Kamu berani bersikap sewenang-wenang di depan kami hanya karena kamu punya kekuatan militer. Sekarang kamu bahkan nggak menghormati Raja. Raja sudah lama ingin membunuhmu si pengkhianat ini."Para pejabat di belakang Bhurek juga ikut berkomentar dan memaki Ishan yang berada di depan mereka."Benar! Kamu ini ada
"Bunuh!" Setelah mendengar perintah dari Ishan, para prajuritnya itu segera bertarung dengan sengit.Sementara itu, Bhurek juga memimpin sekelompok perwira melawan Ishan. Kedua belah pihak langsung terlibat pertarungan yang mematikan. Dalam sekejap, darah mengalir di tempat itu dan terdengar suara jeritan yang bergema di langit. Pemandangan itu sangat mengerikan.Biantara juga memimpin pasukannya dalam pertarungan itu. Bagaimanapun juga, asalkan situasi internal di Kerajaan Beluana menjadi kacau, mereka akan memiliki peluang dan Wira juga bisa merebut lebih banyak wilayah. Saat ini, Wira sudah bersiap menjadi raja, sehingga dia tentu saja butuh kota-kota ini sebagai fondasinya yang kuat. Hanya mengandalkan satu provinsi saja tidak akan cukup.Dalam sekejap, pasukan Ishan sudah kalah total karena Bhurek dan yang lainnya sudah mempersiapkan dengan baik sebelumnya dan pasukan yang dibawa Ishan kali ini saat masuk ke kota juga tidak banyak. Bahkan beberapa pengawal di sampingnya pun sudah
"Dia hanya seorang wanita. Meskipun dulunya seorang putri, mana mungkin wanita bisa menjadi penguasa? Jangankan aku, aku yakin nggak ada yang berniat berlutut di depan seorang wanita. Tapi, semua ini berkat Tuan Biantara. Jadi, kami nggak akan mempermasalahkan yang sebelumnya, begitu juga dengan Yang Mulia."Biantara mengepalkan tangannya dengan erat. Dia ingin sekali membunuh Bhurek. Jika dibandingkan dengan Ishan, orang ini ternyata lebih berbahaya.Bhurek licik dan selalu mempertimbangkan sesuatu secara menyeluruh, bahkan melibatkan dirinya sendiri di dalam rencana. Sepertinya, dia akan menjadi musuh yang sulit untuk dihadapi kelak! Jika tidak segera dihabisi, masalah hanya akan datang bertubi-tubi.Namun, ada begitu banyak orang di sini sekarang. Begitu Biantara mengambil tindakan, dia dan anak buahnya mungkin akan tewas di sini.Ketika Biantara masih ragu-ragu, terlihat Ciputra yang menghampiri dari kejauhan. Tampak pengawal istana mengikuti di belakangnya. Ciputra sendiri mengena
"Tuan Biantara orang yang cerdas. Banyak temanmu di sini, kamu seharusnya nggak ingin melihat mereka mati bersamamu, 'kan?" bisik Bhurek.Perkataan sebelumnya tidak mengandung makna jahat. Bagaimanapun, Biantara sudah membantu Kerajaan Beluana mengatasi krisis sehingga termasuk menteri yang berjasa.Apalagi, Ciputra sudah bersuara tadi. Jika menyulitkan Biantara di saat seperti ini, Ciputra hanya akan dicerca publik. Rakyat dan pejabat juga akan merasa kecewa dengan tindakan ini.Itu sebabnya, Bhurek tidak akan mencelakai Biantara. Namun, untuk menahan Biantara di sini, dia harus membuatnya memahami keuntungan dan kerugian yang ada.Biantara menoleh melirik orang-orang di belakangnya. Mereka adalah anggota intelijen yang telah dibinanya dengan susah payah, juga orang-orang yang siap mati untuk Wira. Mereka tahu perjalanan kali ini sangat berbahaya, tetapi tetap berani mengikutinya.Jadi, Biantara tidak akan membiarkan mereka mati di sini. Setelah ragu sejenak, dia mengangguk dan berkat
Wira menatap Osmaro. Dia merasa lebih tenang karena memiliki seorang penasihat di sisinya. Untungnya, ada banyak cendekiawan di sini. Yang paling cerdas sudah pasti adalah Osmaro, apalagi dia memahami strategi perang.Di bawah tatapan para jenderal, Osmaro menyahut, "Jenderal, aku rasa ucapan kedua jenderal ini kurang tepat. Kita mungkin bisa mengurangi banyak kerepotan dengan cara ini, tapi nyawa Tuan Biantara akan terancam.""Selain itu, ada satu hal yang nggak boleh dilupakan. Bagaimanapun, pasukan itu tetap berada di bawah naungan Ciputra. Atau lebih tepatnya, mereka adalah pasukan Kerajaan Beluana. Waktu itu, kita menyuruh Biantara menyingkirkan Ishan karena berharap Putri Farrel bisa menguasai takhta. Tentu bagus jika Putri Farrel bisa menstabilkan pemerintahan.""Dengan begitu, kita akan terhubung secara permanen dengan Kerajaan Beluana. Kelak, kita dapat maju bersama dan hal ini tentu sangat menguntungkan bagi kita. Selain itu, kita bisa membentuk pasukan hebat untuk menumpas p
Semua orang ini telah dikumpulkan menjadi satu kelompok, dipimpin oleh satu orang, yaitu mantan kepala divisi jaringan mata-mata, Hayam.Baru saja, alasan mengapa Wira belum bertindak dan malah membawa semua orang ke sini adalah untuk memudahkan Hayam dan yang lainnya dalam bergerak. Dia tidak ingin melibatkan orang tak bersalah.Dalam sekejap, Hayam sudah melangkah keluar dari kerumunan dan tiba di hadapan Wira. Sambil menangkupkan tangannya dengan hormat, dia menyapa, "Tuan."Wira mengangguk puas. "Kerja bagus. Baiklah, urusan kalian sudah selesai di sini. Untuk sementara, bawalah orang-orangmu bersembunyi."Tanpa berkata banyak, Hayam segera menghilang diikuti oleh bawahannya yang segera menyelinap ke dalam hutan.Sebelum tiba di tempat ini, Wira sudah berdiskusi dengan Lucy. Demi memastikan keselamatannya, tentu dia harus membawa beberapa orang untuk berjaga-jaga.Namun, Wira tidak menempatkan mereka secara terang-terangan, melainkan membiarkan mereka mengikuti dalam bayang-bayang.
Emas batang?Orang-orang itu tidak menghiraukan perkataan Wira, hanya mendengar kata emas batang saja. Dalam sekejap, mata mereka bersinar. Suku-suku di utara yang memang sudah miskin dan ditambah dengan perang yang berkepanjangan ini lagi, membuat mereka menjadi kesulitan mendapatkan makanan. Jangankan emas batang, bahkan uang perak pun sudah membuat mata mereka bersinar.Orang bilang jangan memamerkan uang, tetapi Wira justru sengaja memberi tahu orang-orang itu isi dari tasnya.Pria yang memimpin kelompok itu tersenyum dan menjilat bibirnya yang kering, lalu mengulurkan tangannya ke arah Wira dan berkata, "Kalau begitu, pinjamkan emas batangmu itu pada kami dulu. Kalau kamu menyerahkannya dengan patuh, kami nggak akan menyulitkanmu. Kami bahkan akan menunjukkan jalan ke mana pun kalian ingin pergi.""Kalau kami yang mengawal kalian, perjalanan kalian pasti akan lebih lancar. Ini adalah kesepakatan yang menguntungkan, 'kan?"Mata orang-orang di belakang itu membelalak, menunggu jawab
Tidak jauh dari sana, terlihat bayangan-bayangan orang yang bergerak.Nafis yang juga sudah memperhatikan semuanya sejak tadi kini berdiri di samping Wira dengan waspada dan tangannya sudah meraih busur di pinggangnya. Meskipun Wira memiliki pistol, busurnya juga tidak kalah hebat. Dalam hal kecepatan tembakan, Wira juga bukan tandingannya. Lagi pula, sekarang ada seseorang yang mengikuti mereka dari belakang, mereka harus lebih berhati-hati.Agha juga segera mengambil palu ganda dari kudanya dan berdiri di depan Wira dengan ekspresi dingin. Ketiganya sudah merasakan ada seseorang yang mengikuti mereka sejak tadi, tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa dan tidak berniat menghadapi orang-orang itu juga. Semua ini adalah keputusan Wira. Jika mengikuti gayanya bertindak, dia pasti sudah menyerang dan memukul orang-orang itu.Sebenarnya, Wira juga bukan sengaja menunda waktu ataupun membiarkan orang-orang di belakang mereka perlahan-lahan pergi, tetapi karena tadi masih ada banyak pengungs
"Menurutku, lebih baik sekarang Kak Wira pergi ke Kerajaan Nuala. Hubunganmu dan Osman cukup baik, kamu bisa memintanya mengirim beberapa orang ke sini untuk membantu kita. Dengan begitu, kita bisa berperang dengan orang-orang dari suku-suku utara ini dan membantu Bobby keluar dari kesulitan," kata Agha dengan segera.Tanpa mengorbankan pasukan sendiri, ini memang merupakan hasil yang terbaik. Memanfaatkan pasukan orang lain untuk berperang dan tetap bisa memperoleh reputasi yang baik, ini langkah yang bagus.Namun, Wira menggelengkan kepalanya. Setelah menatap Agha sejenak, dia bertanya, "Siapa yang mengajarkanmu taktik ini?"Wira sangat memahami adiknya ini. Dengan kecerdasannya itu, Agha tidak mungkin bisa memikirkan taktik seperti ini. Ini membuktikan pasti ada seseorang yang sudah menyarankan taktik ini pada Agha.Agha menggaruk kepalanya dengan canggung. Melihat Wira sudah menyadarinya, dia tidak menyembunyikan apa pun lagi dan langsung menjawab, "Kak Danu yang mengajariku."Wira
Sementara itu, Lucy juga tidak mendapatkan banyak informasi, sehingga langkah Wira menjadi sulit. Saat itu, hubungannya dengan Bobby cukup baik dan orang-orang di wilayah suku-suku utara itu juga bukan ancaman bagi sembilan provinsi. Oleh karena itu, dia tidak meminta Lucy untuk mengirim anggota Paviliun Langit ke sana.Justru karena inilah, sekarang masalahnya menjadi begitu sulit. Jika anggota dari jaringan intelijen milik Lucy bisa terus memberi Wira informasi di sepanjang perjalanan, dia tidak perlu menghentikan orang lain untuk bertanya tentang situasi di suku Bobby."Situasi Bobby tentu saja sangat buruk. Sekarang pasukan di sukunya hanya tersisa puluhan ribu orang saja dan mereka terkurung di dalam sukunya. Mungkin dalam tiga hari ini, suku itu akan hancur dan rakyat di sana akan mati di tangan musuh," jawab pria itu.Ada sebuah aturan di suku-suku utara yaitu orang yang bukan berasal dari sukunya, pasti memiliki pemikiran yang berbeda. Setelah mengalahkan suku lain, orang-orang
Saat Bobby dan yang lainnya sedang membahas strategi, Wira dan yang lainnya sudah dalam perjalanan selama dua hari lebih dan akhirnya tiba di wilayah suku-suku utara.Setelah kembali ke tempat yang familier, Wira teringat dengan beberapa hal yang terjadi sebelumnya. Dia merasa sangat dekat dengan tempat ini. Namun, dia tidak menyangka kedamaian ini hanya bertahan selama beberapa tahun saja, sekarang sudah dihancurkan lagi. Dia terpaksa harus kembali ke wilayah suku-suku utara ini lagi dan membantu Bobby menghadapi situasi kritis ini."Kak Wira, kamu masih ingat jalan menuju suku Bobby?" tanya Agha. Saat itu, Agha juga datang ke sini bersama Wira, tetapi dia sudah lupa jalan ke sana dan tidak memahami semua yang ada di tempat ini lagi.Tempat itu dikelilingi hutan yang lebat, Wira dan yang lainnya tetap akan sulit untuk menemukan lokasi suku Bobby meskipun mereka memiliki peta. Lagi pula, mereka sudah bertahun-tahun tidak datang ke sini, sehingga semuanya sudah terlihat sangat asing. Se
Agha selalu memiliki sikap yang pantang menyerah, dia bahkan memperlakukan saudaranya sendiri seperti itu.....Keesokan paginya, Huben dan yang lainnya sudah mengetahui kabar tentang Wira dan rombongannya yang sudah pergi. Begitu Wira meninggalkan Provinsi Lowala, mereka mungkin tidak memiliki kesempatan untuk berdiskusi dengan Wira lagi. Pada akhirnya, masalah ini hanya bisa dibiarkan begitu saja.Namun, bagi orang luar, Wira masih tetap berada di Dusun Darmadi dan belum pergi. Ini adalah taktiknya untuk mengalihkan perhatian. Jika orang lain tahu dia sudah pergi, mungkin akan muncul banyak masalah. Dia harus pergi ke wilayah suku-suku di utara secara diam-diam dan membantu Bobby untuk segera menstabilkan situasinya agar bisa mengubah keadaan yang berbahaya ini.....Di wilayah suku-suku utara, daerah tempat suku Bobby berada.Selama beberapa hari ini, Bobby terus bertarung melawan suku-suku lainnya. Berhubung jumlah musuhnya jauh lebih banyak, dia pun berada dalam posisi yang tidak
"Kalau begitu, aku akan segera mengatur segalanya," kata Lucy, lalu segera pergi.Dua jam kemudian, Wira sudah berangkat menuju wilayah suku-suku di utara bersama Nafis dan Agha. Sebelum pergi, dia meninggalkan sebuah surat untuk Wulan dan yang lainnya. Hari ini, dia terpaksa harus pergi dan berpisah dengan mereka untuk sementara, dia tentu saja merasa bersalah.Jika tidak kembali, Wira tentu tidak perlu meninggalkan surat itu pada Wulan dan yang lainnya. Namun, kabarnya kepulangannya cepat atau lambat akan sampai ke telinga mereka. Jika mereka tahu dia sudah kembali pun tetap tidak pergi menemui mereka, ini akan mendatangkan masalah baginya. Lebih baik dia menjelaskan semuanya dengan jujur di surat itu, dia yakin mereka akan mengerti keadaannya."Kak Wira, apa kita perlu pergi dengan tergesa-gesa seperti ini? Kenapa kali ini nggak mengajak Kak Dwija? Kamu malah mengajak Nafis, apa dia nggak perlu menjaga Kota Limaran?" tanya Agha di perjalanan saat mereka sedang menunggang kuda.Kota
Jika Wira pergi ke wilayah suku di utara itu sendirian, Lucy merasa hal itu tidak ada gunanya. Wira memang sangat dicintai para rakyat di sembilan provinsi ini, tetapi Wira tidak memiliki kekuasaan ataupun pengaruh di wilayah tandus dan wilayah suku-suku di utara. Tidak ada orang yang akan menghargai perintah Wira.Wira berkata sambil menggelengkan kepala, "Kita saja yang pergi. Danu dan Doddy terus memintaku mengerahkan pasukan untuk menyerang Ciputra. Aku memang punya pemikiran seperti itu, tapi Tuan Osmaro, Tuan Huben, dan yang lainnya juga memikirkan keadaanku. Mereka hanya ingin kubu kita bisa berkembang dengan stabil.""Jadi, kalau aku membawa pasukan ke wilayah suku-suku di utara, takutnya situasinya akan sulit untuk dikendalikan."Masing-masing pihak memiliki alasan mereka tersendiri. Namun, Wira sangat memahami apa yang sedang dipikirkan Huben dan yang lainnya.Setelah bencana banjir melanda, rakyat di sembilan provinsi hidup sengsara. Terutama para rakyat di Kerajaan Beluana