Wira melambaikan tangannya dengan tidak sabar dan berkata, "Nggak perlu membuang-buang waktu begini, katakan saja tujuan kedatanganmu. Apa sebenarnya yang diinginkan Ciputra?"Nada bicara Wira terdengar begitu dingin dan tegas. Di sisi lain, Danu dan Doddy telah memegang belati untuk berjaga-jaga.Menurut aturan, utusan dari salah satu pihak tidak boleh dibunuh saat perang sedang berlangsung. Namun, jika situasi mendesak, mereka tidak keberatan untuk membunuh utusan ini. Dengan begitu, mereka juga bisa membuat Ciputra gentar. Bagaimanapun, Ciputra hanya akan merajalela jika tidak diberikan pelajaran."Jenderal, ini surat dari rajaku. Silakan dilihat," ujar Irman sambil mengeluarkan sepucuk surat dan menyerahkannya kepada orang di samping.Setelah menerima surat itu, Wira membacanya sekilas dan wajahnya menjadi sangat masam. 'Sialan! Ternyata, Ciputra mengurung Biantara karena suatu alasan tertentu!'"Aku sudah mengerti. Kamu pasti lelah karena menempuh perjalanan panjang, silakan beris
Sorot mata Wira terlihat sangat suram. Meskipun tidak takut pada apa pun, Doddy tidak berani menentang Wira. Begitu mendengar suara Wira, Doddy buru-buru menghentikan langkah kakinya. Tangannya yang memegang golok bahkan gemetaran.Danu pun segera menariknya dan berucap, "Kita harus mendengar aturan Jenderal, nggak boleh bertindak semena-mena. Jangan sampai Jenderal marah."Doddy baru mengangguk. Sementara itu, Wira berkata, "Kalau kita membunuh Irman, orang-orang pasti akan mencela tindakan kita. Aku yakin Ciputra telah mempertimbangkan hal ini, makanya dia sengaja menyuruh Irman mengirim surat kemari. Irman ini cukup cerdas. Dia tahu dirinya mungkin mati di sini, tapi sama sekali nggak takut."Semua orang hanya mendengarkan. Mereka tidak peduli pada Irman ataupun Ciputra, yang mereka inginkan adalah segera menyelamatkan Biantara dan menyerang Kerajaan Beluana."Karena Ciputra telah mengajukan syarat, kita turuti saja permintaannya. Lagi pula, kita pasti bisa merebut kembali Benteng T
Keesokan harinya, di kantor gubernur Provinsi Lowala. Setelah perjalanan selama semalaman, Biantara sudah tiba di kantor gubernur dan saat ini sedang berdiri di hadapan Wira. Dia terlihat jelas sangat lesu dan tatapannya juga tak bersemangat. Dia langsung berlutut di hadapan Wira dan menampar dirinya dua kali dengan keras."Semua ini adalah rencanaku. Sekarang terjadi masalah sebesar ini, aku tentu saja harus bertanggung jawab. Kalau bukan karena rencanaku gagal, situasinya juga nggak akan seperti hari ini. Jenderal, hukumlah aku."Biantara merasa hatinya sangat sakit. Selama ini, dia selalu berada di samping Wira dan tidak pernah melakukan kesalahan. Namun, kali ini memang kesalahannya. Dia bahkan membuat Wira menerima penghinaan besar seperti ini dan semua perwira juga harus pergi dari Benteng Talog. Jika bukan karena kesalahannya dalam mengambil keputusan, situasi hari ini tidak akan seperti ini.Wira menggelengkan kepala dan segera membantu Biantara untuk berdiri, lalu membersihkan
"Sekarang Jenderal Ishan sudah meninggal, jadi hari ini aku akan mengangkatmu jenderal utama Kerajaan Beluana yang baru. Kelak kamu akan memimpin pasukan untuk membantuku membuka wilayah baru dan Kerajaan Beluana akan menguasai sembilan provinsi," kata Ciputra yang duduk di singgasana.Semua perwira memandang Bhurek dengan tatapan kagum karena Bhurek tiba-tiba berkuasa. Sebelumnya, Bhurek hanya seorang jenderal yang tidak memiliki kekuasaan, tetapi sekarang sudah naik pangkat dan langsung menjadi jenderal utama. Bisa dibilang, kekuatannya menjadi luar biasa.Setelah pengalamannya dengan Ishan, Ciputra kali ini jauh lebih cerdas. Dia tidak langsung menyerahkan semua kekuasaan militer kepada Bhurek, melainkan memilih untuk mengelolanya secara terpisah. Dengan cara ini, dia memiliki beberapa keuntungan yaitu kelak tidak akan ada orang yang bisa terus mengganggu kekuasaannya dan berani memperlakukannya seperti yang dilakukan oleh Ishan."Raja, ada laporan militer yang mendesak dari jarak d
Wira berpikir, mereka akan memiliki waktu untuk beristirahat lagi setelah kelak dunia kembali tenang. Masih belum terlambat jika mereka baru memperbaiki benteng di saat-saat seperti itu. Sebelumnya Wira memperbaiki Benteng Talog karena benteng ini adalah tempat penghubung antara Kerajaan Beluana dan Provinsi Lowala. Inilah alasannya Wira memperbaiki Benteng Talog setelah berhasil merebutnya. Tujuannya adalah untuk mencegah Kerajaan Beluana merebut benteng ini kembali.Namun, situasi kali ini berbeda. Begitu berhasil merebut Benteng Talog ini, mereka hanya perlu perlahan-lahan memperbaikinya dan bisa segera memimpin pasukan untuk terus menyerang ke utara hingga ke ibu kota Kerajaan Beluana. Benteng Talog tidak akan menjadi titik fokus mereka lagi. Beberapa kota di sekitar akan saling mendukung dan bertahan, sehingga mengurangi banyak masalah. Namun setelah pertempuran selama setengah hari, Doddy masih tetap tidak berhasil merebut kota.Di tenda pusat pasukan."Kak Wira, para pasukan Ker
"Kenapa datang ke sini lagi?" kata Doddy sambil tersenyum setelah melihat Biantara. Setelah mendengar perkataan Wira tadi, beban di hatinya pun menghilang.Biantara menggelengkan kepala dan berkata, "Aku adalah orang yang sulit untuk istirahat. Apalagi, sebelumnya aku nggak bisa membantu menyelesaikan tugas yang diberikan Jenderal, aku jadi makin gelisah. Aku nggak bisa tidur, jadi aku memutuskan untuk datang ke sini mengobrol dengan kalian. Nggak disangka, aku kebetulan mendengar kalian membahas tentang Benteng Talog dan mungkin kali ini aku bisa membantu ...."Sebelumnya, Biantara selalu menjamin akan berhasil saat melakukan sesuatu dan tidak pernah mundur. Dia selalu percaya diri dalam segala hal. Ini memang bagian dari kepribadiannya. Namun sekarang situasinya berbeda, dia bahkan terbata-bata dan tidak berani langsung berjanji. Sepertinya kejadian kali ini memberinya dampak yang cukup besar.Wira tentu saja menyadari hal ini juga. Mungkin hanya waktu yang bisa menyembuhkan luka bat
"Baiklah. Bahkan Tuan Osmaro pun sudah berbicara, berarti rencana ini pasti nggak ada masalah. Malam ini kita akan bergerak dan segera menyerang Benteng Talog."Setelah mendengar perintah dari Wira, para perwira di ruangan itu menjadi gembira karena akhirnya mereka akan benar-benar bertarung secara langsung. Asalkan bisa mendapatkan Benteng Talog, mereka akan mendapatkan kota lainnya dengan mudah. Bagaimanapun juga, mereka menyadari Benteng Talog ini mudah untuk dipertahankan dan sulit untuk diserang.Setelah mencapai kesepakatan, Wira mulai mengatur pasukan. Meskipun sudah bertempur sepanjang hari, Doddy tetap terlihat gagah berani dan selalu berperang sebagai panglima barisan depan. Wira tidak ingin membiarkan Doddy terus memimpin pasukan, tetapi Doddy tetap bersikeras untuk bertarung di garis depan. Pada akhirnya, dia terpaksa membiarkan Doddy memimpin pasukan untuk menyelinap melalui terowongan rahasia dan membuka gerbang Benteng Talog agar mereka bisa masuk.Doddy merasa sangat ge
Orang yang datang melapor itu hanya seorang prajurit penjaga kota. Kalaupun dia benar-benar mata-mata Wira, dia juga tidak akan menggunakan cara ini untuk mengungkapkan identitasnya. Ini jelas adalah tindakan yang sia-sia. Satu-satunya kemungkinan yang tersisa adalah pasukan Wira memang sudah menyerang masuk ke dalam kota."Jenderal Tico, situasi saat ini sangat mendesak, sebaiknya kita keluar kota untuk melihatnya sendiri. Benteng Talog adalah gerbang utama Kerajaan Beluana. Karena itulah Raja berusaha mencari cara untuk merebutnya kembali. Kalau kita kehilangan Benteng Talog ini, kita akan menjadi penjahat sepanjang masa ...."Para perwira di depan Tico ini semuanya patuh dengan perintah Bhurek. Bhurek baru saja menjadi jenderal utama dan sekarang adalah kesempatan Tico menunjukkan kemampuannya. Mempertahankan Benteng Talog adalah prioritas utamanya saat ini. Namun dia tidak menyangka pertempuran baru dimulai tidak lama, mereka sudah akan kehilangan kota yang begitu penting. Jika mer
Semua orang ini telah dikumpulkan menjadi satu kelompok, dipimpin oleh satu orang, yaitu mantan kepala divisi jaringan mata-mata, Hayam.Baru saja, alasan mengapa Wira belum bertindak dan malah membawa semua orang ke sini adalah untuk memudahkan Hayam dan yang lainnya dalam bergerak. Dia tidak ingin melibatkan orang tak bersalah.Dalam sekejap, Hayam sudah melangkah keluar dari kerumunan dan tiba di hadapan Wira. Sambil menangkupkan tangannya dengan hormat, dia menyapa, "Tuan."Wira mengangguk puas. "Kerja bagus. Baiklah, urusan kalian sudah selesai di sini. Untuk sementara, bawalah orang-orangmu bersembunyi."Tanpa berkata banyak, Hayam segera menghilang diikuti oleh bawahannya yang segera menyelinap ke dalam hutan.Sebelum tiba di tempat ini, Wira sudah berdiskusi dengan Lucy. Demi memastikan keselamatannya, tentu dia harus membawa beberapa orang untuk berjaga-jaga.Namun, Wira tidak menempatkan mereka secara terang-terangan, melainkan membiarkan mereka mengikuti dalam bayang-bayang.
Emas batang?Orang-orang itu tidak menghiraukan perkataan Wira, hanya mendengar kata emas batang saja. Dalam sekejap, mata mereka bersinar. Suku-suku di utara yang memang sudah miskin dan ditambah dengan perang yang berkepanjangan ini lagi, membuat mereka menjadi kesulitan mendapatkan makanan. Jangankan emas batang, bahkan uang perak pun sudah membuat mata mereka bersinar.Orang bilang jangan memamerkan uang, tetapi Wira justru sengaja memberi tahu orang-orang itu isi dari tasnya.Pria yang memimpin kelompok itu tersenyum dan menjilat bibirnya yang kering, lalu mengulurkan tangannya ke arah Wira dan berkata, "Kalau begitu, pinjamkan emas batangmu itu pada kami dulu. Kalau kamu menyerahkannya dengan patuh, kami nggak akan menyulitkanmu. Kami bahkan akan menunjukkan jalan ke mana pun kalian ingin pergi.""Kalau kami yang mengawal kalian, perjalanan kalian pasti akan lebih lancar. Ini adalah kesepakatan yang menguntungkan, 'kan?"Mata orang-orang di belakang itu membelalak, menunggu jawab
Tidak jauh dari sana, terlihat bayangan-bayangan orang yang bergerak.Nafis yang juga sudah memperhatikan semuanya sejak tadi kini berdiri di samping Wira dengan waspada dan tangannya sudah meraih busur di pinggangnya. Meskipun Wira memiliki pistol, busurnya juga tidak kalah hebat. Dalam hal kecepatan tembakan, Wira juga bukan tandingannya. Lagi pula, sekarang ada seseorang yang mengikuti mereka dari belakang, mereka harus lebih berhati-hati.Agha juga segera mengambil palu ganda dari kudanya dan berdiri di depan Wira dengan ekspresi dingin. Ketiganya sudah merasakan ada seseorang yang mengikuti mereka sejak tadi, tetapi mereka tidak mengatakan apa-apa dan tidak berniat menghadapi orang-orang itu juga. Semua ini adalah keputusan Wira. Jika mengikuti gayanya bertindak, dia pasti sudah menyerang dan memukul orang-orang itu.Sebenarnya, Wira juga bukan sengaja menunda waktu ataupun membiarkan orang-orang di belakang mereka perlahan-lahan pergi, tetapi karena tadi masih ada banyak pengungs
"Menurutku, lebih baik sekarang Kak Wira pergi ke Kerajaan Nuala. Hubunganmu dan Osman cukup baik, kamu bisa memintanya mengirim beberapa orang ke sini untuk membantu kita. Dengan begitu, kita bisa berperang dengan orang-orang dari suku-suku utara ini dan membantu Bobby keluar dari kesulitan," kata Agha dengan segera.Tanpa mengorbankan pasukan sendiri, ini memang merupakan hasil yang terbaik. Memanfaatkan pasukan orang lain untuk berperang dan tetap bisa memperoleh reputasi yang baik, ini langkah yang bagus.Namun, Wira menggelengkan kepalanya. Setelah menatap Agha sejenak, dia bertanya, "Siapa yang mengajarkanmu taktik ini?"Wira sangat memahami adiknya ini. Dengan kecerdasannya itu, Agha tidak mungkin bisa memikirkan taktik seperti ini. Ini membuktikan pasti ada seseorang yang sudah menyarankan taktik ini pada Agha.Agha menggaruk kepalanya dengan canggung. Melihat Wira sudah menyadarinya, dia tidak menyembunyikan apa pun lagi dan langsung menjawab, "Kak Danu yang mengajariku."Wira
Sementara itu, Lucy juga tidak mendapatkan banyak informasi, sehingga langkah Wira menjadi sulit. Saat itu, hubungannya dengan Bobby cukup baik dan orang-orang di wilayah suku-suku utara itu juga bukan ancaman bagi sembilan provinsi. Oleh karena itu, dia tidak meminta Lucy untuk mengirim anggota Paviliun Langit ke sana.Justru karena inilah, sekarang masalahnya menjadi begitu sulit. Jika anggota dari jaringan intelijen milik Lucy bisa terus memberi Wira informasi di sepanjang perjalanan, dia tidak perlu menghentikan orang lain untuk bertanya tentang situasi di suku Bobby."Situasi Bobby tentu saja sangat buruk. Sekarang pasukan di sukunya hanya tersisa puluhan ribu orang saja dan mereka terkurung di dalam sukunya. Mungkin dalam tiga hari ini, suku itu akan hancur dan rakyat di sana akan mati di tangan musuh," jawab pria itu.Ada sebuah aturan di suku-suku utara yaitu orang yang bukan berasal dari sukunya, pasti memiliki pemikiran yang berbeda. Setelah mengalahkan suku lain, orang-orang
Saat Bobby dan yang lainnya sedang membahas strategi, Wira dan yang lainnya sudah dalam perjalanan selama dua hari lebih dan akhirnya tiba di wilayah suku-suku utara.Setelah kembali ke tempat yang familier, Wira teringat dengan beberapa hal yang terjadi sebelumnya. Dia merasa sangat dekat dengan tempat ini. Namun, dia tidak menyangka kedamaian ini hanya bertahan selama beberapa tahun saja, sekarang sudah dihancurkan lagi. Dia terpaksa harus kembali ke wilayah suku-suku utara ini lagi dan membantu Bobby menghadapi situasi kritis ini."Kak Wira, kamu masih ingat jalan menuju suku Bobby?" tanya Agha. Saat itu, Agha juga datang ke sini bersama Wira, tetapi dia sudah lupa jalan ke sana dan tidak memahami semua yang ada di tempat ini lagi.Tempat itu dikelilingi hutan yang lebat, Wira dan yang lainnya tetap akan sulit untuk menemukan lokasi suku Bobby meskipun mereka memiliki peta. Lagi pula, mereka sudah bertahun-tahun tidak datang ke sini, sehingga semuanya sudah terlihat sangat asing. Se
Agha selalu memiliki sikap yang pantang menyerah, dia bahkan memperlakukan saudaranya sendiri seperti itu.....Keesokan paginya, Huben dan yang lainnya sudah mengetahui kabar tentang Wira dan rombongannya yang sudah pergi. Begitu Wira meninggalkan Provinsi Lowala, mereka mungkin tidak memiliki kesempatan untuk berdiskusi dengan Wira lagi. Pada akhirnya, masalah ini hanya bisa dibiarkan begitu saja.Namun, bagi orang luar, Wira masih tetap berada di Dusun Darmadi dan belum pergi. Ini adalah taktiknya untuk mengalihkan perhatian. Jika orang lain tahu dia sudah pergi, mungkin akan muncul banyak masalah. Dia harus pergi ke wilayah suku-suku di utara secara diam-diam dan membantu Bobby untuk segera menstabilkan situasinya agar bisa mengubah keadaan yang berbahaya ini.....Di wilayah suku-suku utara, daerah tempat suku Bobby berada.Selama beberapa hari ini, Bobby terus bertarung melawan suku-suku lainnya. Berhubung jumlah musuhnya jauh lebih banyak, dia pun berada dalam posisi yang tidak
"Kalau begitu, aku akan segera mengatur segalanya," kata Lucy, lalu segera pergi.Dua jam kemudian, Wira sudah berangkat menuju wilayah suku-suku di utara bersama Nafis dan Agha. Sebelum pergi, dia meninggalkan sebuah surat untuk Wulan dan yang lainnya. Hari ini, dia terpaksa harus pergi dan berpisah dengan mereka untuk sementara, dia tentu saja merasa bersalah.Jika tidak kembali, Wira tentu tidak perlu meninggalkan surat itu pada Wulan dan yang lainnya. Namun, kabarnya kepulangannya cepat atau lambat akan sampai ke telinga mereka. Jika mereka tahu dia sudah kembali pun tetap tidak pergi menemui mereka, ini akan mendatangkan masalah baginya. Lebih baik dia menjelaskan semuanya dengan jujur di surat itu, dia yakin mereka akan mengerti keadaannya."Kak Wira, apa kita perlu pergi dengan tergesa-gesa seperti ini? Kenapa kali ini nggak mengajak Kak Dwija? Kamu malah mengajak Nafis, apa dia nggak perlu menjaga Kota Limaran?" tanya Agha di perjalanan saat mereka sedang menunggang kuda.Kota
Jika Wira pergi ke wilayah suku di utara itu sendirian, Lucy merasa hal itu tidak ada gunanya. Wira memang sangat dicintai para rakyat di sembilan provinsi ini, tetapi Wira tidak memiliki kekuasaan ataupun pengaruh di wilayah tandus dan wilayah suku-suku di utara. Tidak ada orang yang akan menghargai perintah Wira.Wira berkata sambil menggelengkan kepala, "Kita saja yang pergi. Danu dan Doddy terus memintaku mengerahkan pasukan untuk menyerang Ciputra. Aku memang punya pemikiran seperti itu, tapi Tuan Osmaro, Tuan Huben, dan yang lainnya juga memikirkan keadaanku. Mereka hanya ingin kubu kita bisa berkembang dengan stabil.""Jadi, kalau aku membawa pasukan ke wilayah suku-suku di utara, takutnya situasinya akan sulit untuk dikendalikan."Masing-masing pihak memiliki alasan mereka tersendiri. Namun, Wira sangat memahami apa yang sedang dipikirkan Huben dan yang lainnya.Setelah bencana banjir melanda, rakyat di sembilan provinsi hidup sengsara. Terutama para rakyat di Kerajaan Beluana