Wira berpikir, mereka akan memiliki waktu untuk beristirahat lagi setelah kelak dunia kembali tenang. Masih belum terlambat jika mereka baru memperbaiki benteng di saat-saat seperti itu. Sebelumnya Wira memperbaiki Benteng Talog karena benteng ini adalah tempat penghubung antara Kerajaan Beluana dan Provinsi Lowala. Inilah alasannya Wira memperbaiki Benteng Talog setelah berhasil merebutnya. Tujuannya adalah untuk mencegah Kerajaan Beluana merebut benteng ini kembali.Namun, situasi kali ini berbeda. Begitu berhasil merebut Benteng Talog ini, mereka hanya perlu perlahan-lahan memperbaikinya dan bisa segera memimpin pasukan untuk terus menyerang ke utara hingga ke ibu kota Kerajaan Beluana. Benteng Talog tidak akan menjadi titik fokus mereka lagi. Beberapa kota di sekitar akan saling mendukung dan bertahan, sehingga mengurangi banyak masalah. Namun setelah pertempuran selama setengah hari, Doddy masih tetap tidak berhasil merebut kota.Di tenda pusat pasukan."Kak Wira, para pasukan Ker
"Kenapa datang ke sini lagi?" kata Doddy sambil tersenyum setelah melihat Biantara. Setelah mendengar perkataan Wira tadi, beban di hatinya pun menghilang.Biantara menggelengkan kepala dan berkata, "Aku adalah orang yang sulit untuk istirahat. Apalagi, sebelumnya aku nggak bisa membantu menyelesaikan tugas yang diberikan Jenderal, aku jadi makin gelisah. Aku nggak bisa tidur, jadi aku memutuskan untuk datang ke sini mengobrol dengan kalian. Nggak disangka, aku kebetulan mendengar kalian membahas tentang Benteng Talog dan mungkin kali ini aku bisa membantu ...."Sebelumnya, Biantara selalu menjamin akan berhasil saat melakukan sesuatu dan tidak pernah mundur. Dia selalu percaya diri dalam segala hal. Ini memang bagian dari kepribadiannya. Namun sekarang situasinya berbeda, dia bahkan terbata-bata dan tidak berani langsung berjanji. Sepertinya kejadian kali ini memberinya dampak yang cukup besar.Wira tentu saja menyadari hal ini juga. Mungkin hanya waktu yang bisa menyembuhkan luka bat
"Baiklah. Bahkan Tuan Osmaro pun sudah berbicara, berarti rencana ini pasti nggak ada masalah. Malam ini kita akan bergerak dan segera menyerang Benteng Talog."Setelah mendengar perintah dari Wira, para perwira di ruangan itu menjadi gembira karena akhirnya mereka akan benar-benar bertarung secara langsung. Asalkan bisa mendapatkan Benteng Talog, mereka akan mendapatkan kota lainnya dengan mudah. Bagaimanapun juga, mereka menyadari Benteng Talog ini mudah untuk dipertahankan dan sulit untuk diserang.Setelah mencapai kesepakatan, Wira mulai mengatur pasukan. Meskipun sudah bertempur sepanjang hari, Doddy tetap terlihat gagah berani dan selalu berperang sebagai panglima barisan depan. Wira tidak ingin membiarkan Doddy terus memimpin pasukan, tetapi Doddy tetap bersikeras untuk bertarung di garis depan. Pada akhirnya, dia terpaksa membiarkan Doddy memimpin pasukan untuk menyelinap melalui terowongan rahasia dan membuka gerbang Benteng Talog agar mereka bisa masuk.Doddy merasa sangat ge
Orang yang datang melapor itu hanya seorang prajurit penjaga kota. Kalaupun dia benar-benar mata-mata Wira, dia juga tidak akan menggunakan cara ini untuk mengungkapkan identitasnya. Ini jelas adalah tindakan yang sia-sia. Satu-satunya kemungkinan yang tersisa adalah pasukan Wira memang sudah menyerang masuk ke dalam kota."Jenderal Tico, situasi saat ini sangat mendesak, sebaiknya kita keluar kota untuk melihatnya sendiri. Benteng Talog adalah gerbang utama Kerajaan Beluana. Karena itulah Raja berusaha mencari cara untuk merebutnya kembali. Kalau kita kehilangan Benteng Talog ini, kita akan menjadi penjahat sepanjang masa ...."Para perwira di depan Tico ini semuanya patuh dengan perintah Bhurek. Bhurek baru saja menjadi jenderal utama dan sekarang adalah kesempatan Tico menunjukkan kemampuannya. Mempertahankan Benteng Talog adalah prioritas utamanya saat ini. Namun dia tidak menyangka pertempuran baru dimulai tidak lama, mereka sudah akan kehilangan kota yang begitu penting. Jika mer
Para perwira itu saling memandang, lalu bersama-sama berbicara."Aku pikir apa yang dikatakan Jenderal Tico memang benar. Meskipun kita meninggalkan tempat ini, bagaimana kita bisa menghadapi Raja dan Jenderal Bhurek?""Kalau begitu, lebih baik kita bertarung sampai mati bersama kota ini.""Kalau harus mati di sini hari ini, nggak ada yang perlu ditakuti!""Setidaknya, reputasi kita tetap baik!"Mereka semua mengeluarkan senjata di tangan mereka dan mengikuti langkah Tico untuk menyerang pasukan Wira."Siapa beberapa orang di sana? Mereka tampaknya sangat berani. Sekarang mereka sudah berada di ujung tanduk, tapi masih berani bertarung dengan pasukan kita. Meskipun usaha mereka hanya sia-sia, mereka adalah orang-orang yang setia dan berani. Kalau bisa merekrut mereka, akan menjadi bantuan besar bagi kita."Para pasukan Wira juga sudah masuk ke dalam Benteng Talog. Namun begitu masuk, dia melihat Tico dan yang lainnya yang sedang bertarung melawan pasukan mereka.Saat ini, Tico hanya me
Jika Bhurek meletakkan semua pasukannya di Benteng Talog, pertahanan di tempat lain akan menjadi lebih lemah. Selain itu, Benteng Talog sekarang sudah tidak begitu penting seperti sebelumnya, hanya menjadi penghalang antara Kerajaan Beluana dan Wira saja. Jika bisa tetap mempertahankan kota ini, tentu saja adalah hal terbaik. Namun jika kehilangan kota ini, konsekuensinya juga tidak terlalu besar. Mereka masih memiliki cara untuk tetap melawan Wira."Jenderal Bhurek, apa kita nggak mengirim pasukan untuk mendukung Jenderal Tico? Menurut laporan para prajurit yang kembali, mereka semua awalnya berencana untuk membawa Jenderal Tico dan yang lainnya pergi melalui gerbang utara, tapi dia bersikeras enggan pergi. Sekarang, dia masih tetap bertahan di sana. Kalau kita pergi membantunya sekarang, mungkin masih bisa menyelamatkan nyawanya. Jenderal Tico adalah orang yang setia dan berani. Meskipun kehilangan kota itu, setidaknya kita nggak kehilangan semangat berjuang," kata wakil jenderal dar
Semuanya saling memandang sekilas, lalu wakil jenderal yang berbicara tadi pun berkata, "Dua ratus ribu pasukan!""Kalian sudah tahu Wira punya begitu banyak pasukan, kenapa kalian nggak pikir bagaimana Tico bisa bertahan begitu lama? Dia hanya punya 3.000 pasukan, bahkan semuanya adalah pasukan yang terluka dan sama sekali nggak punya kekuatan untuk bertarung. Pasukan Wira hanya perlu meludahi mereka saja pun sudah membuat mereka tenggelam, tapi mereka malah bisa terus bertahan.""Ini jelas adalah rencana Wira. Dia menunggu kita mengirim bantuan, lalu menghabisi semua pasukan yang datang membantu. Wira punya Meriam Darmadi sebagai andalannya. Kalau kita menyerang mereka secara langsung, kita yang akan rugi. Dia sudah merencanakan semuanya dengan baik, apa kalian masih nggak bisa melihatnya?"Kata-kata Bhurek ini membuat semuanya menyadari mereka telah kurang mempertimbangkan hal ini. Setelah dipikirkan kembali, apa yang dikatakan Bhurek memang benar. Mereka tadi terus memikirkan kesel
Wira juga memiliki pertimbangannya sendiri. Sekarang dia tentu saja tidak boleh melakukan kesalahan sedikit pun dan juga tidak boleh meremehkan pasukan dari Kerajaan Beluana. Bhurek bukan hanya memiliki kemampuan yang luar biasa, dia juga memiliki 700.000 pasukan Kerajaan Beluana.Kali ini Wira memang berhasil merebut kota, tetapi sebagian besar dari 50.000 pasukan di dalam kota juga sudah melarikan diri dan mungkin sekarang sudah tiba di kemah Bhurek. Selama pertempuran ini, mereka hanya berhasil menghancurkan 10.000 pasukan lawan dan itu tidak berarti apa-apa bagi lawannya. Oleh karena itu, selanjutnya Wira harus lebih berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan apa pun. Di medan perang, memberi kesempatan kepada musuh akan membuat kita hancur. Dia sangat memahami prinsip ini."Kak Wira, kenapa kita masih terus duduk di sini dan menunggu ajal? Aku rasa kita nggak perlu menyebarkan rumor ini, sebaiknya Kakak langsung memimpin kita untuk terus menyerang saja. Asalkan ada kamu di sisi kit
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m