Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 1651 - Bab 1660

2718 Bab

Bab 1651

Jenderal lainnya mengangguk mendengar usul ini. Ishan menyahut, "Kudengar, Wira sudah punya 200.000 pasukan. Jumlah kita memang lebih banyak. Tapi, kalau bertarung dengan pasukan Wira, gimana kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menguasai Kerajaan Nuala? Begitu Kerajaan Nuala diberi peluang untuk beristirahat, mereka mungkin menjadi bencana besar."Ishan adalah orang yang tegas. Pendapat semua orang sama, tetapi pendapatnya justru berbeda. Kemudian, Ishan sontak menggebrak meja dan berkata, "Lakukan sesuai perintahku. Taklukkan Kerajaan Nuala terlebih dahulu, sisanya baru kita pertimbangkan nanti."Kini, Ishan jelas sudah berbeda. Dia adalah Jenderal Besar Kerajaan Beluana yang memiliki banyak bawahan dan berkuasa atas kekuatan militer.Karena Ishan sudah membuat keputusan, tidak ada yang berani berkutik lagi meskipun merasa tidak puas.Ketika orang-orang hendak keluar, seorang prajurit tiba-tiba berlari masuk dengan tergesa-gesa dan berteriak, "Lapor!"Tatapan para jenderal son
Baca selengkapnya

Bab 1652

"Ishan sudah bergerak? Sepertinya, mereka nggak bisa sabar lagi karena kita menaklukkan Kota Siluet. Siapa suruh mereka mencuri pangan kita?" ucap Wira yang berzirah dan menunggang kuda dengan tidak acuh.Wira awalnya belum berniat bermusuhan dengan Kerajaan Beluana, tetapi mereka benar-benar keterlaluan. Kebetulan sekali, Wira bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendamaikan negara kembali. Target pertamanya pun adalah Kerajaan Beluana."Kita punya meriam, siapa juga yang takut dengan Ishan? Kita bisa meledakkan semua pasukan yang ada!" ujar Danu dengan antusias. Dia ingin sekali bertarung dengan pasukan Ishan sekarang, supaya prestisenya di medan perang makin besar."Meriam itu memang hebat, tapi juga punya kelemahan. Banyak waktu dan energi yang habis saat digunakan, juga tidak bisa digunakan dalam pertarungan jarak dekat. Selain itu, harus ada pasukan elite yang bertugas menjaga meriam. Nggak masalah kalau hanya meledakkan gerbang kota. Tapi, kalau bertarung seperti biasa, kita h
Baca selengkapnya

Bab 1653

"Baiklah. Kalau begitu, kamu akan sangat lelah selanjutnya. Bukan hanya berperang bersamaku, tapi juga melatih pasukan panahan. Kalau mereka berjasa di medan perang, aku pasti akan memberimu gelar nanti," ucap Wira yang menepuk bahu Nafis. Meskipun masih muda, Nafis punya kemampuan. Inilah bakat yang diperlukan Wira."Aku nggak akan mengecewakan Jenderal!" sahut Nafis dengan penuh keyakinan lagi. Wira pun tersenyum puas, lalu membawa pasukannya menuju ke Benteng Talog.Di luar Benteng Talog, setelah Wira tiba, Ishan dan pasukannya juga tiba. Kedua belah pihak sama-sama membangun tenda di sana."Jenderal! Ishan mengutus orang untuk mengantar surat!" seru Danu yang berjalan ke depan meja Wira dengan penuh hormat. Saat ini, Wira dan lainnya baru selesai membangun tenda."Menarik juga, dia mengambil inisiatif untuk mengirimku surat? Entah apa yang direncakan pria ini," gumam Wira sambil tersenyum. Pada saat yang sama, dia membuka surat itu dan membaca sekilas."Rupanya begitu." Ishan menya
Baca selengkapnya

Bab 1654

"Kenapa aku nggak tahu bawahanku mencuri panganmu? Pasti ada kesalahpahaman, 'kan?" balas Ishan yang bersikeras tidak ingin mengaku.Jika Wira memulai perang, itu artinya dia bersikap tidak masuk akal. Sementara itu, mereka dapat menjadikan hal ini sebagai alasan untuk melawan.Meskipun hubungan Kerajaan Beluana dengan Wira belum sepenuhnya hancur, cepat atau lambat, mereka pasti akan bertemu di medan perang.Apabila Kerajaan Beluana ingin menguasai seluruh provinsi, Provinsi Lowala yang dikuasai oleh Wira tentu harus jatuh ke tangan mereka juga!"Jenderal Ishan, berhenti berpura-pura bodoh. Qolbu sudah memberitahuku semuanya. Semua yang dia lakukan jelas atas perintahmu. Jadi, kamu nggak perlu bersembunyi lagi. Sebagai jenderal besar, kamu pasti tahu semua yang dilakukan bawahanmu, 'kan?""Kalian sudah termasuk beruntung karena aku nggak mempermasalahkannya saat kalian mencuri panganku untuk pertama kalinya. Tapi, kalian malah makin merajalela. Ini artinya, kamu membiarkan bawahanmu m
Baca selengkapnya

Bab 1655

"Kak Wira! Prajurit Kerajaan Beluana mengejar kita! Apakah kita harus melawan atau kembali ke kamp?" tanya Danu sambil mengamati situasi di belakang.Wira memicingkan matanya, lalu menyahut dengan tidak acuh, "Tenang saja. Sebelum keluar, aku sudah memasang perangkap di sekitar sini.""Aku tahu mereka nggak mungkin diam begitu saja. Karena Ishan sendiri yang begitu nggak tahu diri, aku pun nggak perlu memedulikannya lagi."Wira terkekeh-kekeh. Dia mengeluarkan tabung kembang api dari sakunya, lalu terlihat kembang api menyala di langit. Saat berikutnya, dua pasukan muncul dari belakang bukit di sekitar dan menyerbu ke arah pasukan Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, pertarungan dimulai. Lantaran jumlah pasukan Wira lebih banyak, prajurit Kerajaan Beluana pun mundur satu per satu dan tidak berani berlama-lama di sana."Kak Wira, kamu memang genius! Ternyata kamu sudah memasang perangkap sejak tadi! Sia-sia aku khawatir ...," puji Danu sambil mengacungkan jempolnya. Dia merasa sangat puas d
Baca selengkapnya

Bab 1656

"Para jenderal, segera siapkan pasukan untuk menyerang kota bersamaku. Asalkan Benteng Talog dijatuhkan, kita bisa memaksa Ishan untuk menyerah!" ujar Wira.Para jenderal serempak berseru, "Kita harus memenangkan perang ini!"Para prajurit telah dilatih sejak lama untuk saat seperti ini. Setelah menunggu begitu lama, wajar saja jika semangat orang-orang ini menggebu-gebu. Hari ini, kesempatan unjuk gigi akhirnya tiba!Sore itu, Wira duduk di kamp pusat, sementara para jenderal sibuk memobilisasi pasukan masing-masing. Aura semua orang tampak begitu mengesankan.Baru dua jam bertarung, pasukan Kerajaan Beluana sudah kewalahan. Serangan Meriam Darmadi terus mendesak mundur pasukan Ishan. Saat ini, mereka bahkan tidak berani melancarkan serangan apa pun lagi. Mereka hanya bisa bertahan di Benteng Talog."Ada 500.000 prajurit di pasukanku dan  sekarang semuanya berdiam di Benteng Talog! Pasukan Wira bahkan nggak mencapai 200.000 orang! Aku benar-benar nggak mengerti. Perang baru saja dimul
Baca selengkapnya

Bab 1657

Ishan memandang situasi di medan perang tanpa bersuara. Pasukan Wira tampaknya memang berniat menyingkirkan mereka dari Benteng Talog."Ini nggak semenakutkan pemikiran kalian. Situasi pasukan kita juga nggak seburuk itu," ujar Ishan.Ishan tiba-tiba menunjuk kamp Meriam Darmadi di kejauhan dan melanjutkan, "Apa kalian sadar kalau jangkauan serangan senjata itu ada limitnya? Senjata itu sama sekali nggak membahayakan musuh yang berada di jarak dekat, tepatnya senjata itu hanya bisa menyerang musuh dari jarak jauh.""Kalau kita mengutus pasukan untuk menyerang tenda mereka, kita pasti bisa mendapat peluang. Kita unggul dalam jumlah. Selama bisa mengatasi serangan senjata itu, kita bisa membalikkan keadaan! Para jenderal, dengarkan perintahku. Segera bagi 100.000 prajurit menjadi tiga kelompok, lalu serang tenda mereka dari arah berbeda!" ujar Ishan lagi.Ishan memang layak disebut jenderal berbakat era ini. Dia baru saja maju ke garda depan medan perang, tetapi sudah mendapat cara untuk
Baca selengkapnya

Bab 1658

Pada awalnya, Doddy berinisiatif untuk menjadi prajurit garda depan. Penyerangan terhadap Kota Siluet sebelumnya hanyalah pemanasan. Kali ini, baru dianggap sebagai pertempuran pertama mereka. Doddy tentu berusaha menunjukkan kemampuan terbaiknya."Kak Wira, lawan kita lebih banyak. Sekarang, mereka sudah keluar dari kota dan terlibat dalam pertempuran dengan pasukan kita. Berperang di dataran sama sekali nggak menguntungkan bagi pasukan kita. Aku khawatir akan ada perubahan. Kalau boleh tahu, apa kamu masih punya rencana cadangan?" tanya Danu yang penasaran.Dalam pertempuran, selain dibutuhkan beberapa jenderal yang mahir, tentu saja juga diperlukan penasihat strategi. Dengan perencanaan bersama, kesuksesan dalam pertempuran akan lebih terjamin.Namun, ini tidak berlaku di tempat Wira. Setiap bawahannya mahir dalam pertempuran, tetapi tidak ada satu pun penasihat strategi di antara mereka. Semua orang hanya mengikuti perintah dari Wira.Sebagai panglima tertinggi, Wira tentu saja har
Baca selengkapnya

Bab 1659

Seorang prajurit yang berlumuran darah bergegas berlari ke hadapan Ishan, lalu melaporkan, "Jenderal Ishan, ada kabar buruk! Kami baru saja menerima laporan perang terbaru. Pasukan kita yang sedang menuju ke kamp Meriam Darmadi diadang di tengah jalan. Saat ini, hampir 100.000 pasukan kita tewas dalam lautan api!"Mendengar ini, Ishan tiba-tiba membelalakkan matanya. Dia hampir saja memuntahkan darah. Lelucon apa ini? Hanya dalam waktu yang begitu singkat, 100.000 prajurit itu sudah ditumpaskan? Apakah Wira adalah dewa?"Nggak mungkin! Kamu pasti mata-mata musuh yang sengaja membuat kekacauan di sini. Aku akan membunuhmu sekarang!" seru Ishan dengan emosi. Dia hendak menyerang prajurit itu dengan pedangnya.Wajah prajurit itu sontak memucat ketakutan. Dia buru-buru berkata, "Jenderal Ishan, apa yang kukatakan memang benar. Kalau nggak percaya, utus saja orang untuk memeriksanya. Lembah di sana sudah berubah menjadi lautan api. Pasukan kita memang terjebak di dalam sana ...." Para jend
Baca selengkapnya

Bab 1660

Wira menggeleng, lalu menjelaskan, "Meski menang telak, kita tetap harus maju perlahan dan nggak boleh gegabah. Setelah merebut satu kota, kita harus stabilkan posisi belakang dengan baik. Kita juga harus menyisihkan beberapa pasukan untuk menjaga kota. Seiring perjalanan, pasukan kita akan makin berkurang. Jadi, kita juga harus beristirahat di sini untuk sementara waktu."Semua orang mengangguk setuju. Wira berkata demikian bukan tanpa alasan. Apabila terburu-buru, semua perjuangan mereka hanya akan berakhir sia-sia.Di sisi lain, ketika Wira dan lainnya sedang sibuk membangun kembali Benteng Talog, kabar ini juga sudah diterima oleh Ciputra yang berada di istana.Saat melihat laporan perang di tangannya, Ciputra sontak memaki dengan kesal, "Apa yang dilakukan Ishan? Bisa-bisanya dia kehilangan Benteng Talog? Itu adalah gerbang dari Kerajaan Beluana. Begitu Benteng Talog jatuh, pihak lawan bisa langsung menyerang ke istana. Apa yang harus kulakukan kalau begini?"Para pejabat di ruang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
164165166167168
...
272
DMCA.com Protection Status