Share

Bab 1656

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Para jenderal, segera siapkan pasukan untuk menyerang kota bersamaku. Asalkan Benteng Talog dijatuhkan, kita bisa memaksa Ishan untuk menyerah!" ujar Wira.

Para jenderal serempak berseru, "Kita harus memenangkan perang ini!"

Para prajurit telah dilatih sejak lama untuk saat seperti ini. Setelah menunggu begitu lama, wajar saja jika semangat orang-orang ini menggebu-gebu. Hari ini, kesempatan unjuk gigi akhirnya tiba!

Sore itu, Wira duduk di kamp pusat, sementara para jenderal sibuk memobilisasi pasukan masing-masing. Aura semua orang tampak begitu mengesankan.

Baru dua jam bertarung, pasukan Kerajaan Beluana sudah kewalahan. Serangan Meriam Darmadi terus mendesak mundur pasukan Ishan. Saat ini, mereka bahkan tidak berani melancarkan serangan apa pun lagi. Mereka hanya bisa bertahan di Benteng Talog.

"Ada 500.000 prajurit di pasukanku dan  sekarang semuanya berdiam di Benteng Talog! Pasukan Wira bahkan nggak mencapai 200.000 orang! Aku benar-benar nggak mengerti. Perang baru saja dimul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Sultan Ibnu Akbar
author nya kabur wkwkwk orang baru gantiin kyk nya...
goodnovel comment avatar
Helga Kustiawan
sharelok thor
goodnovel comment avatar
Joni Ali
terimakasih 1 bab nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1657

    Ishan memandang situasi di medan perang tanpa bersuara. Pasukan Wira tampaknya memang berniat menyingkirkan mereka dari Benteng Talog."Ini nggak semenakutkan pemikiran kalian. Situasi pasukan kita juga nggak seburuk itu," ujar Ishan.Ishan tiba-tiba menunjuk kamp Meriam Darmadi di kejauhan dan melanjutkan, "Apa kalian sadar kalau jangkauan serangan senjata itu ada limitnya? Senjata itu sama sekali nggak membahayakan musuh yang berada di jarak dekat, tepatnya senjata itu hanya bisa menyerang musuh dari jarak jauh.""Kalau kita mengutus pasukan untuk menyerang tenda mereka, kita pasti bisa mendapat peluang. Kita unggul dalam jumlah. Selama bisa mengatasi serangan senjata itu, kita bisa membalikkan keadaan! Para jenderal, dengarkan perintahku. Segera bagi 100.000 prajurit menjadi tiga kelompok, lalu serang tenda mereka dari arah berbeda!" ujar Ishan lagi.Ishan memang layak disebut jenderal berbakat era ini. Dia baru saja maju ke garda depan medan perang, tetapi sudah mendapat cara untuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1658

    Pada awalnya, Doddy berinisiatif untuk menjadi prajurit garda depan. Penyerangan terhadap Kota Siluet sebelumnya hanyalah pemanasan. Kali ini, baru dianggap sebagai pertempuran pertama mereka. Doddy tentu berusaha menunjukkan kemampuan terbaiknya."Kak Wira, lawan kita lebih banyak. Sekarang, mereka sudah keluar dari kota dan terlibat dalam pertempuran dengan pasukan kita. Berperang di dataran sama sekali nggak menguntungkan bagi pasukan kita. Aku khawatir akan ada perubahan. Kalau boleh tahu, apa kamu masih punya rencana cadangan?" tanya Danu yang penasaran.Dalam pertempuran, selain dibutuhkan beberapa jenderal yang mahir, tentu saja juga diperlukan penasihat strategi. Dengan perencanaan bersama, kesuksesan dalam pertempuran akan lebih terjamin.Namun, ini tidak berlaku di tempat Wira. Setiap bawahannya mahir dalam pertempuran, tetapi tidak ada satu pun penasihat strategi di antara mereka. Semua orang hanya mengikuti perintah dari Wira.Sebagai panglima tertinggi, Wira tentu saja har

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1659

    Seorang prajurit yang berlumuran darah bergegas berlari ke hadapan Ishan, lalu melaporkan, "Jenderal Ishan, ada kabar buruk! Kami baru saja menerima laporan perang terbaru. Pasukan kita yang sedang menuju ke kamp Meriam Darmadi diadang di tengah jalan. Saat ini, hampir 100.000 pasukan kita tewas dalam lautan api!"Mendengar ini, Ishan tiba-tiba membelalakkan matanya. Dia hampir saja memuntahkan darah. Lelucon apa ini? Hanya dalam waktu yang begitu singkat, 100.000 prajurit itu sudah ditumpaskan? Apakah Wira adalah dewa?"Nggak mungkin! Kamu pasti mata-mata musuh yang sengaja membuat kekacauan di sini. Aku akan membunuhmu sekarang!" seru Ishan dengan emosi. Dia hendak menyerang prajurit itu dengan pedangnya.Wajah prajurit itu sontak memucat ketakutan. Dia buru-buru berkata, "Jenderal Ishan, apa yang kukatakan memang benar. Kalau nggak percaya, utus saja orang untuk memeriksanya. Lembah di sana sudah berubah menjadi lautan api. Pasukan kita memang terjebak di dalam sana ...." Para jend

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1660

    Wira menggeleng, lalu menjelaskan, "Meski menang telak, kita tetap harus maju perlahan dan nggak boleh gegabah. Setelah merebut satu kota, kita harus stabilkan posisi belakang dengan baik. Kita juga harus menyisihkan beberapa pasukan untuk menjaga kota. Seiring perjalanan, pasukan kita akan makin berkurang. Jadi, kita juga harus beristirahat di sini untuk sementara waktu."Semua orang mengangguk setuju. Wira berkata demikian bukan tanpa alasan. Apabila terburu-buru, semua perjuangan mereka hanya akan berakhir sia-sia.Di sisi lain, ketika Wira dan lainnya sedang sibuk membangun kembali Benteng Talog, kabar ini juga sudah diterima oleh Ciputra yang berada di istana.Saat melihat laporan perang di tangannya, Ciputra sontak memaki dengan kesal, "Apa yang dilakukan Ishan? Bisa-bisanya dia kehilangan Benteng Talog? Itu adalah gerbang dari Kerajaan Beluana. Begitu Benteng Talog jatuh, pihak lawan bisa langsung menyerang ke istana. Apa yang harus kulakukan kalau begini?"Para pejabat di ruang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1661

    "Bagaimana Raja bisa tahu hal ini? Apa ada orang yang melaporkan keburukanku di depan Raja? Aku selalu setia dan melakukan semuanya demi kerajaan. Kalau ada orang yang melaporkan keburukanku pada Raja, berarti orang itu ada motif jahat!" kata Ishan dengan tegas.Saat ini, Ishan sudah menjadi jenderal besar yang berwibawa. Jika dia tahu ada orang yang berani diam-diam melaporkan hal buruk tentangnya, dia pasti akan menghukum orang itu. Selain itu, dia juga sudah memiliki posisi yang tinggi sekarang, bahkan Ciputra pun tidak berani bertindak gegabah di depannya."Bicara apa Jenderal Ishan ini? Karena baru tahu situasi di garda depan, jadi aku memanggilmu untuk menanyakan beberapa hal. Tapi dari yang aku tahu, sekarang kamu sudah mundur dari Benteng Talog dan situasi di perbatasan sangat mendesak. Kondisinya nggak bisa ditunda lagi. Apa semua itu benar?"Setelah ragu sejenak, Ishan akhirnya mengangguk. Memang tidak ada hal yang bisa terus disembunyikan. Meskipun dia enggan mengakui, semua

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1662

    "Raja, jangan marah! Jenderal Ishan adalah harapan kita. Saat ini masih ada banyak peperangan yang sedang berlangsung, kita masih membutuhkan Jenderal Ishan. Di saat seperti ini, jangan bercekcok dengan Jenderal Ishan dulu."Ciputra mengepalkan tinjunya dengan erat dan tetap menatap sosok Ishan yang pergi menjauh."Aku merasa kerajaan ini sekarang seolah-olah jadi milik Ishan. Aku nggak punya pasukan, sedangkan Ishan mengendalikan kekuatan militer. Kamu lihat saja caranya berbicara denganku tadi, apa dia menghormati pendapatku?" Ciputra merasa menyesal sekarang karena menyerahkan seluruh pasukan kepada Ishan. Jika tidak, situasinya tidak akan menjadi seperti hari ini.Kasim itu tidak berani banyak berbicara lagi karena dia tidak bisa menyinggung kedua belah pihak. Dia juga harus melindungi dirinya sendiri.Di luar istana. Setelah menemui Ciputra, Ishan langsung kembali ke kemahnya sendiri. Dia memang tidak berniat untuk membangkang, tetapi dia tetap mengumpulkan ratusan ribu pasukanny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1663

    "Beritanya akurat. Wira sudah menyerang Benteng Talog dan hampir mencapai istana Kerajaan Beluana," kata seorang perwira dengan terburu-buru. Memang Wira yang memenangkan peperangan ini, tetapi mereka juga merasakan dampak kemenangan itu. Bagi mereka, asalkan ada orang yang bisa mengendalikan Kerajaan Beluana, itu adalah hal yang baik. Selama ini, Ishan selalu memimpin pasukan untuk terus menyerang mereka dan menyebabkan wilayah mereka makin berkurang. Situasi mereka pun semakin berbahaya."Bagus! Bagus sekali! Wira selalu berada di Provinsi Lowala, untungnya kita nggak ada konflik dengannya. Terus melatih pasukannya demi hari ini, Wira memang pintar menyembunyikan kekuatannya. Setelah kekuatannya menjadi begitu luar biasa, dia baru turun tangan dan berhasil membuat Kerajaan Beluana terdesak seperti ini. Sungguh luar biasa!"Para perwira itu juga ikut mengangguk. Mereka berpikir, seandainya saja Wira adalah orang dari Kerajaan Nuala, mereka pasti akan merasa aman dan juga bisa kembali

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1664

    Berita tentang Wira menyerang Kerajaan Beluana sudah menyebar ke seluruh sembilan provinsi. Jika Jihan bisa menerima berita itu, Kerajaan Agrel tentu juga tidak akan ketinggalan informasi. Saat ini, para raja sudah berkumpul dan yang duduk di kursi utama adalah Ratu Kerajaan Agrel, Senia."Ratu, Wira tiba-tiba menyerang Kerajaan Beluana dan membuat penyerangan kita harus diperlambat. Kita dan Kerajaan Beluana sudah bersekutu, tapi pasukan Kerajaan Beluana sudah mundur dan sekarang sedang berperang dengan Wira. Apa yang harus kita lakukan? Membantu sekutu kita dan tetap menunggu di sini, atau kita menyerang Kerajaan Nuala sendirian?"Para raja ini berpikir Kerajaan Nuala yang saat ini sudah tidak berkuasa seperti dulu dan tidak sanggup untuk melawan mereka. Meskipun tidak ada bantuan dari Kerajaan Beluana, Kerajaan Agrel tetap akan bisa menghabisi Kerajaan Nuala. Situasinya sebenarnya tidak serumit yang mereka bayangkan.Senia mengetukkan jarinya ke meja dengan lembut dan tidak berkomen

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2717

    Setelah mengatakan itu, Wira menatap Kaffa yang berdiri di belakangnya. Dia mengeluarkan sebuah liontin giok dan diam-diam menyerahkannya ke tangan Kaffa, lalu berbisik, "Kamu ambil liontin giok ini dan pergi mencari orang yang bernama Danu di dalam kota. Danu sangat terkenal di sana, jadi kamu hanya perlu bertanya pada orang-orang di sana saja. Kamu pasti akan menemukannya.""Aku akan menjaga adikmu dan nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya."Kaffa mengenakan pakaian biasa dan terlihat seperti pengemis. Ditambah lagi, situasi di sekitar sedang kacau dan jaraknya yang lebih jauh dari Wira, sehingga orang-orang sulit untuk mengenalinya. Situasi ini justru menguntungkan, setidaknya dia bisa memanfaatkan situasinya untuk mencari celah dan pergi meminta bantuan dari Danu.Setelah ragu sejenak dan melihat Shafa yang menganggukkan kepala, Kaffa menggertakkan giginya dan berkata, "Kalau begitu, maaf merepotkan Kak Wira."Setelah mengatakan itu, Kaffa diam-diam pergi dari sana.Sementa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2716

    Wira bertanya-tanya apakah Lucy sudah memberi tahu orang-orang di Provinsi Lowala tentang situasinya, sehingga para prajurit ini datang untuk menjemputnya."Tuan Ruben, akhirnya kamu datang juga. Aku dengar kamu menghadapi beberapa masalah di sini, jadi aku sengaja datang ke sini untuk melihatnya. Kelihatannya situasimu memang seperti yang mereka katakan, benar-benar ada orang nggak tahu diri yang berani mencari masalah denganmu," kata pria yang menunggang kuda dengan nada dingin sambil menatap Wira."Siapa kamu ini? Kamu tahu siapa pria yang berdiri di depanmu ini? Dia adalah Tuan Ruben yang sangat terkenal. Lihatlah dirimu ini, masih berani melawan Tuan Ruben? Cepat tangkap preman ini," lanjut pria itu.Seiring perintah dari pria yang menunggang kuda itu, para prajurit langsung maju dan segera mengepung Wira dan yang lainnya.Sahim langsung ketakutan sampai kakinya lemas. Sejak zaman dahulu, rakyat takut pada prajurit sudah menjadi situasi yang wajar. Saat teringat dengan semua tinda

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2715

    "Baiklah. Aku percaya perkataan Tuan ini, jadi aku akan ikut dia ke kota dan melihatnya sendiri," kata pria paruh baya itu lagi dan menjadi orang pertama yang mendukung Wira.Melihat ada yang mulai goyah, yang lainnya juga segera mendukung Wira. Dalam sekejap, banyak orang yang sudah berdiri di belakang Wira.Sementara itu, hanya tersisa sebagian korban bencana yang berdiri di pihak pria gemuk itu, selain beberapa pengawalnya. Namun, hanya dengan orang-orang ini saja, jelas tidak akan cukup untuk mengangkat semua makanan dan hartanya ke dalam kota."Sialan, kamu ini sengaja membuat keributan, 'kan?" kata pria gemuk itu dengan nada dingin dan menatap Wira sambil mengernyitkan alis. Semua rencananya sudah matang, hanya tinggal menyelesaikannya saja. Namun, Wira yang tidak tahu diri ini tiba-tiba muncul dan mengacaukan segalanya. Siapa pun yang menghadapi situasi seperti ini pasti akan marah.Wira malah tersenyum. "Semua yang kukatakan ini benaran, kenapa kamu begitu marah?""Dasar bereng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

DMCA.com Protection Status