Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 1641 - Bab 1650

2718 Bab

Bab 1641

Markas perang Kerajaan Beluana.Ishan sedang mempelajari peta wilayah sekitar. Kini, dia telah menjadi jenderal besar Kerajaan Beluana dan bertanggung jawab atas segala urusan militer kerajaan ini. Kali ini, dia akan memimpin pasukan untuk berperang melawan Kerajaan Nuala. Ditambah lagi, Ciputra yang bertekad untuk menginvasi Kerajaan Nuala langsung mengerahkan 300.000 tentara.Sekarang, Ishan bisa dikatakan telah memiliki kekuatan yang besar karena memiliki 300.000 tentara."Jenderal, Wira sama sekali nggak sehebat yang kamu katakan. Dia hanya mengutus pasukan untuk memeriksa benteng pertahanan yang kita bangun. Dia nggak terlihat mencurigakan. Sekarang juga nggak ada pasukan yang dikerahkan di Provinsi Lowala. Semuanya normal. Ini membuktikan bahwa situasinya nggak seburuk yang kita duga," jelas wakil jenderal Ishan.Ternyata, mereka sudah mengatur semuanya sejak awal. Mereka bahkan memiliki rencana untuk merampas makanan Wira.Wira sebenarnya tidak ingin terlibat dalam perseteruan a
Baca selengkapnya

Bab 1642 

Kesabaran Wira dalam melatih mereka akhirnya membuahkan hasil."Kak Wira! Meriam Darmadi benar-benar hebat! Kalau pasukan ini ikut berperang, semua musuh pasti akan ketakutan! Nggak disangka, Kak Wira punya banyak ide sehingga bisa menciptakan senjata sebagus ini!" seru Doddy yang terus menyanjung Wira. Namun, sanjungan ini tulus dari hatinya. Saat ini, mereka sedang berada di tempat latihan bersama anggota pasukan.Setelah perang bertahun-tahun di era bersenjata, kedua belah pihak terus bertempur satu sama lain. Korban yang berjatuhan sangat banyak! Setiap medan perang ada banyak tentara yang berguguran.Namun, kemunculan Meriam Darmadi telah sepenuhnya mengubah pandangan mereka dalam pertempuran. Mereka hanya perlu mengandalkan pasukan Meriam Darmadi untuk menang."Kak Wira, apa sekarang kita sudah bisa mengirim pasukan?" tanya Danu yang sudah tidak sabar."Selama dua bulan ini, Kerajaan Beluana terus mengusik kita. Mereka juga merampas banyak makanan dari kita. Sebelumnya, mereka be
Baca selengkapnya

Bab 1643

"Bukankah kita sudah bisa membalas dendam? Bajingan itu sudah merampas begitu banyak makanan dari kita. Kita nggak bisa membiarkan masalah ini begitu saja! Kalian memang bisa mengampuninya, tapi nggak dengan kami. Entah apa statusnya di Kerajaan Beluana, aku tetap akan memenggal kepalanya dan membuangnya!" timpal Doddy sambil tersenyum menyeringai.Sebenarnya, Doddy bukan orang yang kejam. Namun, amarahnya tersulut karena makanannya berkali-kali dirampas. Saat ini, mereka memang memiliki pasukan yang kuat dan tidak kekurangan uang. Akan tetapi, semua barang-barang mereka telah dirampas. Hal ini benar-benar memalukan! Apalagi, Kerajaan Beluana bukan melakukan hal ini satu kali saja. Jika tidak memperjuangkan keadilan, bagaimana mereka bisa bertahan hidup di Provinsi Lowala ke depannya?"Kalian pasti juga menginginkan hal ini, 'kan? tanya Wira sambil memandang semua orang.Semua orang mengangguk."Kalau begitu, mari kita serang pria itu lebih dulu! Kalian begitu membencinya. Itu berarti
Baca selengkapnya

Bab 1644

Bagaimanapun, berperang bukanlah lelucon. Sebagai komandan tertinggi pasukan, tidak akan ada yang melarang Wira jika dia ingin membawa para wanitanya ikut serta. Namun, hal itu akan mendatangkan risiko yang berbahaya bagi mereka. Tidak ada yang bisa memprediksi situasi di medan perang. Dia hanya mengkhawatirkan keselamatan mereka."Kudengar kamu mau memimpin pasukan berperang, jadi kami berempat menyiapkan satu hadiah untukmu. Ayo ikut kami pulang melihatnya. Kamu pasti suka!" ujar Wulan.Wulan sengaja tidak menjelaskan lebih jauh atau memberi Wira kesempatan untuk bertanya. Sebaliknya, dia langsung menarik lengan pria itu dan mendesaknya segera pulang. Dewina dan para wanita lainnya mengikuti langkah mereka dari belakang. Tak lama, sekelompok orang itu tiba di halaman.Begitu memasuki ruang tamu, mata Wira langsung terpaku pada sesuatu di sana. Dia bertanya, "Apa ini hadiah yang kalian siapkan untukku?"Terdapat satu set baju zirah berwarna perak yang tergantung di tengah ruangan. Sin
Baca selengkapnya

Bab 1645

"Sebentar, aku siap-siap dulu. Kamu duluan saja dan tunggu aku bersama mereka," sahut Wira sambil menepuk bahu Doddy. Dia pun berpamitan lagi pada para istrinya.Sekarang bukan saatnya untuk bersikap melankolis. Berhubung pasukan sudah terbentuk, Wira tidak mungkin mengecewakan tekad pada prajuritnya.Tak lama, Wira keluar rumah dengan diiringi isakan tangis Wulan dan yang lainnya. Mereka sangat tidak rela berpisah dengan pria itu. Namun, mereka tahu betul bahwa ini memang kewajiban Wira. Sebagai wanita Wira, mereka seharusnya bangga padanya.Sesampainya di gerbang desa, Wira tiba-tiba mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Dia sontak berdeham canggung ketika melihat Julian menyusulnya dengan langkah cepat."Julian, aku ingin mengajakmu bergabung dalam pasukan. Aku pun tahu kamu pasti bisa melindungi diri sendiri. Soal kekuatan, kamu bahkan jauh lebih baik dariku. Tapi, Dusun Darmadi butuh seseorang untuk menjaganya. Kalau kamu dan Dewina tinggal di Dusun Darmadi, aku pasti tenan
Baca selengkapnya

Bab 1646

Julian jarang-jarang keras kepala begini. Wira menghela napas dengan tidak berdaya. Dia tidak boleh membuang terlalu banyak waktu karena para prajurit sedang menunggunya. Pada akhirnya, Wira menerima hadiah tersebut.Zirah sutra ini sangat tipis dan terasa sejuk saat dipakai, memang barang bagus. Ketika melihat Wira telah mengenakannya, Julian pun tidak membuang-buang waktu lagi dan berjalan kembali ke rumah, meskipun merasa enggan.Kini, mereka tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Wira baru menyatukan para prajurit. Meskipun dia memiliki prestise yang tak tertandingi, tetap tidak seharusnya menguras semangat para prajurit. Menunda waktu demi hubungan percintaan hanya akan membuat pasukan kehilangan kepercayaan kepada Wira. Julian tentu paham.Tidak berselang lama, Wira tiba di depan formasi perang. Dia menunggang kuda, mengenakan zirah, persis seorang dewa perang.Saat ini, Wira memegang tombak dengan erat sambil berseru kepada para prajurit, "Hari ini kita akan berperang, tapi bukan unt
Baca selengkapnya

Bab 1647

"Ya, nggak mungkin salah," jawab prajurit itu sambil menyeka keringat di dahinya."Wira nggak merahasiakan pergerakan apa pun. Mereka sedang menuju kemari dengan kecepatan paling tinggi. Bahkan mereka sudah meninggalkan Provinsi Lowala, informasi ini nggak mungkin salah. Jenderal, mereka pasti sudah tahu kita mencuri pangan mereka. Sebaiknya kita segera pergi dari sini.""Kudengar, Wira punya 200.000 prajurit elite. Jumlah mereka sangat banyak kali ini. Kalaupun bukan semua pasukan, setidaknya ada ratusan ribu prajurit yang dikerahkannya. Sementara itu, kita hanya tersisa 10.000 prajurit, mana mungkin bisa melawan mereka?" usul jenderal lain.Jelas, orang-orang ini sudah ketakutan. Mungkin sebelum 2 jam berlalu, mereka semua akan mati tragis dan kehilangan kota ini.Qolbu sontak mengempaskan prajurit itu ke samping, lalu bertanya dengan dingin, "Apa yang kalian takutkan? Meski Wira benar-benar memimpin 200.000 prajurit kemari, belum tentu mereka berani melawan kita.""Pasukan kita ngga
Baca selengkapnya

Bab 1648

Para jenderal itu benar-benar gelisah sekarang. Sementara itu, wajah Qolbu juga tampak masam. Dia mengepalkan tangannya dengan erat, lalu berucap, "Jangan fitnah, ya! Memangnya kalian punya bukti aku mencuri pangan kalian? Dasar penipu, jangan bicara omong kosong! Kerajaan Beluana punya pasukan kuat sekarang. Kalau kalian bersikeras melawan, kami juga nggak akan takut."Qolbu masih terlihat sombong. Jelas-jelas dia bersalah, tetapi sekarang seperti Wira dan lainnya yang bersalah.Doddy sungguh naik pitam. Dia melemparkan goloknya kepada wakil jenderal, lalu mengambil busur dan menembak ke arah Qolbu.Qolbu sontak menghindarinya dan bertanya, "Hanya segini kemampuanmu? Sebaiknya kamu cepat pulang dan belajar keterampilan memanah dengan baik."Para jenderal di samping Qolbu pun tertawa terbahak-bahak. Melihat ini, Doddy menggertakkan gigi dengan geram. Memanah memang bukan keahliannya, memalukan sekali ....Saat ini, seorang prajurit tiba-tiba menunggang kuda dan datang ke sisi Wira. Dia
Baca selengkapnya

Bab 1649

Di atas tembok kota, seorang wakil jenderal menatap Qolbu dan berucap, "Jenderal, sebaiknya kamu bersembunyi. Keterampilan memanah prajurit itu sangat hebat! Kamu jenderal utama, kalau terjadi sesuatu, kami yang akan kewalahan!"Sebenarnya, Qolbu sudah takut sejak awal. Bisa dibilang, nyawanya hampir melayang barusan. Mana mungkin dia berani bertingkah sok hebat lagi sekarang?Setelah wakil jenderal ini membukakan jalan untuknya, Qolbu pun berdeham dua kali dan turun dari tembok kota. Hingga sekarang, gerbang kota masih belum dibuka."Sepertinya, mereka nggak berniat untuk membuka gerbang kota. Kalau begitu, kita coba kehebatan meriam itu," ujar Wira kepada prajurit di belakangnya.Kini, orang-orang telah menyingkir. Meriam juga telah disiapkan. Seiring terdengarnya suara ledakan, semua orang di Kota Siluet seketika meratap kesakitan. Bisa dilihat betapa mengerikannya kekuatan ledakan itu!"Meriam ini memang luar biasa! Selama punya meriam, kita bisa melewati gerbang kota mana pun dan
Baca selengkapnya

Bab 1650

Lantaran sudah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan, Wira melambaikan tangannya. Kedua prajurit pun segera menyeret Qolbu yang sibuk berteriak, "Jenderal! Aku sudah memberi tahu semuanya! Kamu nggak boleh membunuhku!"Wira sama sekali tidak memedulikannya. Ketika Qolbu mencuri pangan pasukannya, dia seharusnya menyadari konsekuensi ini. Apalagi, Qolbu berani mengkhianati atasannya sendiri!Setelah Qolbu dipenggal, Danu menatap Wira dan bertanya, "Kak Wira, kapan kita akan menyerang Benteng Talog?"Pasukan mereka sudah siap sejak tadi. Karena ini saatnya memperlihatkan kemampuan, mereka pun tidak bisa berdiam diri lagi.Semuanya sudah tidak sabar untuk terjun ke medan perang dan memberi kontribusi. Begini baru namanya pria sejati!Wira menoleh melihat peta di belakangnya, lalu menimpali dengan pelan, "Situasi di Benteng Talog sulit untuk diprediksi, apalagi ada Ishan yang berjaga di sana dan sekelilingnya adalah gunung. Nggak mudah untuk menaklukkan tempat itu.""Ledakkan dengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
163164165166167
...
272
DMCA.com Protection Status