Share

Bab 1649

Penulis: Arif
Di atas tembok kota, seorang wakil jenderal menatap Qolbu dan berucap, "Jenderal, sebaiknya kamu bersembunyi. Keterampilan memanah prajurit itu sangat hebat! Kamu jenderal utama, kalau terjadi sesuatu, kami yang akan kewalahan!"

Sebenarnya, Qolbu sudah takut sejak awal. Bisa dibilang, nyawanya hampir melayang barusan. Mana mungkin dia berani bertingkah sok hebat lagi sekarang?

Setelah wakil jenderal ini membukakan jalan untuknya, Qolbu pun berdeham dua kali dan turun dari tembok kota. Hingga sekarang, gerbang kota masih belum dibuka.

"Sepertinya, mereka nggak berniat untuk membuka gerbang kota. Kalau begitu, kita coba kehebatan meriam itu," ujar Wira kepada prajurit di belakangnya.

Kini, orang-orang telah menyingkir. Meriam juga telah disiapkan. Seiring terdengarnya suara ledakan, semua orang di Kota Siluet seketika meratap kesakitan. Bisa dilihat betapa mengerikannya kekuatan ledakan itu!

"Meriam ini memang luar biasa! Selama punya meriam, kita bisa melewati gerbang kota mana pun dan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1650

    Lantaran sudah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan, Wira melambaikan tangannya. Kedua prajurit pun segera menyeret Qolbu yang sibuk berteriak, "Jenderal! Aku sudah memberi tahu semuanya! Kamu nggak boleh membunuhku!"Wira sama sekali tidak memedulikannya. Ketika Qolbu mencuri pangan pasukannya, dia seharusnya menyadari konsekuensi ini. Apalagi, Qolbu berani mengkhianati atasannya sendiri!Setelah Qolbu dipenggal, Danu menatap Wira dan bertanya, "Kak Wira, kapan kita akan menyerang Benteng Talog?"Pasukan mereka sudah siap sejak tadi. Karena ini saatnya memperlihatkan kemampuan, mereka pun tidak bisa berdiam diri lagi.Semuanya sudah tidak sabar untuk terjun ke medan perang dan memberi kontribusi. Begini baru namanya pria sejati!Wira menoleh melihat peta di belakangnya, lalu menimpali dengan pelan, "Situasi di Benteng Talog sulit untuk diprediksi, apalagi ada Ishan yang berjaga di sana dan sekelilingnya adalah gunung. Nggak mudah untuk menaklukkan tempat itu.""Ledakkan dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1651

    Jenderal lainnya mengangguk mendengar usul ini. Ishan menyahut, "Kudengar, Wira sudah punya 200.000 pasukan. Jumlah kita memang lebih banyak. Tapi, kalau bertarung dengan pasukan Wira, gimana kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menguasai Kerajaan Nuala? Begitu Kerajaan Nuala diberi peluang untuk beristirahat, mereka mungkin menjadi bencana besar."Ishan adalah orang yang tegas. Pendapat semua orang sama, tetapi pendapatnya justru berbeda. Kemudian, Ishan sontak menggebrak meja dan berkata, "Lakukan sesuai perintahku. Taklukkan Kerajaan Nuala terlebih dahulu, sisanya baru kita pertimbangkan nanti."Kini, Ishan jelas sudah berbeda. Dia adalah Jenderal Besar Kerajaan Beluana yang memiliki banyak bawahan dan berkuasa atas kekuatan militer.Karena Ishan sudah membuat keputusan, tidak ada yang berani berkutik lagi meskipun merasa tidak puas.Ketika orang-orang hendak keluar, seorang prajurit tiba-tiba berlari masuk dengan tergesa-gesa dan berteriak, "Lapor!"Tatapan para jenderal son

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1652

    "Ishan sudah bergerak? Sepertinya, mereka nggak bisa sabar lagi karena kita menaklukkan Kota Siluet. Siapa suruh mereka mencuri pangan kita?" ucap Wira yang berzirah dan menunggang kuda dengan tidak acuh.Wira awalnya belum berniat bermusuhan dengan Kerajaan Beluana, tetapi mereka benar-benar keterlaluan. Kebetulan sekali, Wira bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendamaikan negara kembali. Target pertamanya pun adalah Kerajaan Beluana."Kita punya meriam, siapa juga yang takut dengan Ishan? Kita bisa meledakkan semua pasukan yang ada!" ujar Danu dengan antusias. Dia ingin sekali bertarung dengan pasukan Ishan sekarang, supaya prestisenya di medan perang makin besar."Meriam itu memang hebat, tapi juga punya kelemahan. Banyak waktu dan energi yang habis saat digunakan, juga tidak bisa digunakan dalam pertarungan jarak dekat. Selain itu, harus ada pasukan elite yang bertugas menjaga meriam. Nggak masalah kalau hanya meledakkan gerbang kota. Tapi, kalau bertarung seperti biasa, kita h

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1653

    "Baiklah. Kalau begitu, kamu akan sangat lelah selanjutnya. Bukan hanya berperang bersamaku, tapi juga melatih pasukan panahan. Kalau mereka berjasa di medan perang, aku pasti akan memberimu gelar nanti," ucap Wira yang menepuk bahu Nafis. Meskipun masih muda, Nafis punya kemampuan. Inilah bakat yang diperlukan Wira."Aku nggak akan mengecewakan Jenderal!" sahut Nafis dengan penuh keyakinan lagi. Wira pun tersenyum puas, lalu membawa pasukannya menuju ke Benteng Talog.Di luar Benteng Talog, setelah Wira tiba, Ishan dan pasukannya juga tiba. Kedua belah pihak sama-sama membangun tenda di sana."Jenderal! Ishan mengutus orang untuk mengantar surat!" seru Danu yang berjalan ke depan meja Wira dengan penuh hormat. Saat ini, Wira dan lainnya baru selesai membangun tenda."Menarik juga, dia mengambil inisiatif untuk mengirimku surat? Entah apa yang direncakan pria ini," gumam Wira sambil tersenyum. Pada saat yang sama, dia membuka surat itu dan membaca sekilas."Rupanya begitu." Ishan menya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1654

    "Kenapa aku nggak tahu bawahanku mencuri panganmu? Pasti ada kesalahpahaman, 'kan?" balas Ishan yang bersikeras tidak ingin mengaku.Jika Wira memulai perang, itu artinya dia bersikap tidak masuk akal. Sementara itu, mereka dapat menjadikan hal ini sebagai alasan untuk melawan.Meskipun hubungan Kerajaan Beluana dengan Wira belum sepenuhnya hancur, cepat atau lambat, mereka pasti akan bertemu di medan perang.Apabila Kerajaan Beluana ingin menguasai seluruh provinsi, Provinsi Lowala yang dikuasai oleh Wira tentu harus jatuh ke tangan mereka juga!"Jenderal Ishan, berhenti berpura-pura bodoh. Qolbu sudah memberitahuku semuanya. Semua yang dia lakukan jelas atas perintahmu. Jadi, kamu nggak perlu bersembunyi lagi. Sebagai jenderal besar, kamu pasti tahu semua yang dilakukan bawahanmu, 'kan?""Kalian sudah termasuk beruntung karena aku nggak mempermasalahkannya saat kalian mencuri panganku untuk pertama kalinya. Tapi, kalian malah makin merajalela. Ini artinya, kamu membiarkan bawahanmu m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1655

    "Kak Wira! Prajurit Kerajaan Beluana mengejar kita! Apakah kita harus melawan atau kembali ke kamp?" tanya Danu sambil mengamati situasi di belakang.Wira memicingkan matanya, lalu menyahut dengan tidak acuh, "Tenang saja. Sebelum keluar, aku sudah memasang perangkap di sekitar sini.""Aku tahu mereka nggak mungkin diam begitu saja. Karena Ishan sendiri yang begitu nggak tahu diri, aku pun nggak perlu memedulikannya lagi."Wira terkekeh-kekeh. Dia mengeluarkan tabung kembang api dari sakunya, lalu terlihat kembang api menyala di langit. Saat berikutnya, dua pasukan muncul dari belakang bukit di sekitar dan menyerbu ke arah pasukan Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, pertarungan dimulai. Lantaran jumlah pasukan Wira lebih banyak, prajurit Kerajaan Beluana pun mundur satu per satu dan tidak berani berlama-lama di sana."Kak Wira, kamu memang genius! Ternyata kamu sudah memasang perangkap sejak tadi! Sia-sia aku khawatir ...," puji Danu sambil mengacungkan jempolnya. Dia merasa sangat puas d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1656

    "Para jenderal, segera siapkan pasukan untuk menyerang kota bersamaku. Asalkan Benteng Talog dijatuhkan, kita bisa memaksa Ishan untuk menyerah!" ujar Wira.Para jenderal serempak berseru, "Kita harus memenangkan perang ini!"Para prajurit telah dilatih sejak lama untuk saat seperti ini. Setelah menunggu begitu lama, wajar saja jika semangat orang-orang ini menggebu-gebu. Hari ini, kesempatan unjuk gigi akhirnya tiba!Sore itu, Wira duduk di kamp pusat, sementara para jenderal sibuk memobilisasi pasukan masing-masing. Aura semua orang tampak begitu mengesankan.Baru dua jam bertarung, pasukan Kerajaan Beluana sudah kewalahan. Serangan Meriam Darmadi terus mendesak mundur pasukan Ishan. Saat ini, mereka bahkan tidak berani melancarkan serangan apa pun lagi. Mereka hanya bisa bertahan di Benteng Talog."Ada 500.000 prajurit di pasukanku dan  sekarang semuanya berdiam di Benteng Talog! Pasukan Wira bahkan nggak mencapai 200.000 orang! Aku benar-benar nggak mengerti. Perang baru saja dimul

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1657

    Ishan memandang situasi di medan perang tanpa bersuara. Pasukan Wira tampaknya memang berniat menyingkirkan mereka dari Benteng Talog."Ini nggak semenakutkan pemikiran kalian. Situasi pasukan kita juga nggak seburuk itu," ujar Ishan.Ishan tiba-tiba menunjuk kamp Meriam Darmadi di kejauhan dan melanjutkan, "Apa kalian sadar kalau jangkauan serangan senjata itu ada limitnya? Senjata itu sama sekali nggak membahayakan musuh yang berada di jarak dekat, tepatnya senjata itu hanya bisa menyerang musuh dari jarak jauh.""Kalau kita mengutus pasukan untuk menyerang tenda mereka, kita pasti bisa mendapat peluang. Kita unggul dalam jumlah. Selama bisa mengatasi serangan senjata itu, kita bisa membalikkan keadaan! Para jenderal, dengarkan perintahku. Segera bagi 100.000 prajurit menjadi tiga kelompok, lalu serang tenda mereka dari arah berbeda!" ujar Ishan lagi.Ishan memang layak disebut jenderal berbakat era ini. Dia baru saja maju ke garda depan medan perang, tetapi sudah mendapat cara untuk

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status