"Sebentar, aku siap-siap dulu. Kamu duluan saja dan tunggu aku bersama mereka," sahut Wira sambil menepuk bahu Doddy. Dia pun berpamitan lagi pada para istrinya.Sekarang bukan saatnya untuk bersikap melankolis. Berhubung pasukan sudah terbentuk, Wira tidak mungkin mengecewakan tekad pada prajuritnya.Tak lama, Wira keluar rumah dengan diiringi isakan tangis Wulan dan yang lainnya. Mereka sangat tidak rela berpisah dengan pria itu. Namun, mereka tahu betul bahwa ini memang kewajiban Wira. Sebagai wanita Wira, mereka seharusnya bangga padanya.Sesampainya di gerbang desa, Wira tiba-tiba mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Dia sontak berdeham canggung ketika melihat Julian menyusulnya dengan langkah cepat."Julian, aku ingin mengajakmu bergabung dalam pasukan. Aku pun tahu kamu pasti bisa melindungi diri sendiri. Soal kekuatan, kamu bahkan jauh lebih baik dariku. Tapi, Dusun Darmadi butuh seseorang untuk menjaganya. Kalau kamu dan Dewina tinggal di Dusun Darmadi, aku pasti tenan
Julian jarang-jarang keras kepala begini. Wira menghela napas dengan tidak berdaya. Dia tidak boleh membuang terlalu banyak waktu karena para prajurit sedang menunggunya. Pada akhirnya, Wira menerima hadiah tersebut.Zirah sutra ini sangat tipis dan terasa sejuk saat dipakai, memang barang bagus. Ketika melihat Wira telah mengenakannya, Julian pun tidak membuang-buang waktu lagi dan berjalan kembali ke rumah, meskipun merasa enggan.Kini, mereka tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Wira baru menyatukan para prajurit. Meskipun dia memiliki prestise yang tak tertandingi, tetap tidak seharusnya menguras semangat para prajurit. Menunda waktu demi hubungan percintaan hanya akan membuat pasukan kehilangan kepercayaan kepada Wira. Julian tentu paham.Tidak berselang lama, Wira tiba di depan formasi perang. Dia menunggang kuda, mengenakan zirah, persis seorang dewa perang.Saat ini, Wira memegang tombak dengan erat sambil berseru kepada para prajurit, "Hari ini kita akan berperang, tapi bukan unt
"Ya, nggak mungkin salah," jawab prajurit itu sambil menyeka keringat di dahinya."Wira nggak merahasiakan pergerakan apa pun. Mereka sedang menuju kemari dengan kecepatan paling tinggi. Bahkan mereka sudah meninggalkan Provinsi Lowala, informasi ini nggak mungkin salah. Jenderal, mereka pasti sudah tahu kita mencuri pangan mereka. Sebaiknya kita segera pergi dari sini.""Kudengar, Wira punya 200.000 prajurit elite. Jumlah mereka sangat banyak kali ini. Kalaupun bukan semua pasukan, setidaknya ada ratusan ribu prajurit yang dikerahkannya. Sementara itu, kita hanya tersisa 10.000 prajurit, mana mungkin bisa melawan mereka?" usul jenderal lain.Jelas, orang-orang ini sudah ketakutan. Mungkin sebelum 2 jam berlalu, mereka semua akan mati tragis dan kehilangan kota ini.Qolbu sontak mengempaskan prajurit itu ke samping, lalu bertanya dengan dingin, "Apa yang kalian takutkan? Meski Wira benar-benar memimpin 200.000 prajurit kemari, belum tentu mereka berani melawan kita.""Pasukan kita ngga
Para jenderal itu benar-benar gelisah sekarang. Sementara itu, wajah Qolbu juga tampak masam. Dia mengepalkan tangannya dengan erat, lalu berucap, "Jangan fitnah, ya! Memangnya kalian punya bukti aku mencuri pangan kalian? Dasar penipu, jangan bicara omong kosong! Kerajaan Beluana punya pasukan kuat sekarang. Kalau kalian bersikeras melawan, kami juga nggak akan takut."Qolbu masih terlihat sombong. Jelas-jelas dia bersalah, tetapi sekarang seperti Wira dan lainnya yang bersalah.Doddy sungguh naik pitam. Dia melemparkan goloknya kepada wakil jenderal, lalu mengambil busur dan menembak ke arah Qolbu.Qolbu sontak menghindarinya dan bertanya, "Hanya segini kemampuanmu? Sebaiknya kamu cepat pulang dan belajar keterampilan memanah dengan baik."Para jenderal di samping Qolbu pun tertawa terbahak-bahak. Melihat ini, Doddy menggertakkan gigi dengan geram. Memanah memang bukan keahliannya, memalukan sekali ....Saat ini, seorang prajurit tiba-tiba menunggang kuda dan datang ke sisi Wira. Dia
Di atas tembok kota, seorang wakil jenderal menatap Qolbu dan berucap, "Jenderal, sebaiknya kamu bersembunyi. Keterampilan memanah prajurit itu sangat hebat! Kamu jenderal utama, kalau terjadi sesuatu, kami yang akan kewalahan!"Sebenarnya, Qolbu sudah takut sejak awal. Bisa dibilang, nyawanya hampir melayang barusan. Mana mungkin dia berani bertingkah sok hebat lagi sekarang?Setelah wakil jenderal ini membukakan jalan untuknya, Qolbu pun berdeham dua kali dan turun dari tembok kota. Hingga sekarang, gerbang kota masih belum dibuka."Sepertinya, mereka nggak berniat untuk membuka gerbang kota. Kalau begitu, kita coba kehebatan meriam itu," ujar Wira kepada prajurit di belakangnya.Kini, orang-orang telah menyingkir. Meriam juga telah disiapkan. Seiring terdengarnya suara ledakan, semua orang di Kota Siluet seketika meratap kesakitan. Bisa dilihat betapa mengerikannya kekuatan ledakan itu!"Meriam ini memang luar biasa! Selama punya meriam, kita bisa melewati gerbang kota mana pun dan
Lantaran sudah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan, Wira melambaikan tangannya. Kedua prajurit pun segera menyeret Qolbu yang sibuk berteriak, "Jenderal! Aku sudah memberi tahu semuanya! Kamu nggak boleh membunuhku!"Wira sama sekali tidak memedulikannya. Ketika Qolbu mencuri pangan pasukannya, dia seharusnya menyadari konsekuensi ini. Apalagi, Qolbu berani mengkhianati atasannya sendiri!Setelah Qolbu dipenggal, Danu menatap Wira dan bertanya, "Kak Wira, kapan kita akan menyerang Benteng Talog?"Pasukan mereka sudah siap sejak tadi. Karena ini saatnya memperlihatkan kemampuan, mereka pun tidak bisa berdiam diri lagi.Semuanya sudah tidak sabar untuk terjun ke medan perang dan memberi kontribusi. Begini baru namanya pria sejati!Wira menoleh melihat peta di belakangnya, lalu menimpali dengan pelan, "Situasi di Benteng Talog sulit untuk diprediksi, apalagi ada Ishan yang berjaga di sana dan sekelilingnya adalah gunung. Nggak mudah untuk menaklukkan tempat itu.""Ledakkan dengan
Jenderal lainnya mengangguk mendengar usul ini. Ishan menyahut, "Kudengar, Wira sudah punya 200.000 pasukan. Jumlah kita memang lebih banyak. Tapi, kalau bertarung dengan pasukan Wira, gimana kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menguasai Kerajaan Nuala? Begitu Kerajaan Nuala diberi peluang untuk beristirahat, mereka mungkin menjadi bencana besar."Ishan adalah orang yang tegas. Pendapat semua orang sama, tetapi pendapatnya justru berbeda. Kemudian, Ishan sontak menggebrak meja dan berkata, "Lakukan sesuai perintahku. Taklukkan Kerajaan Nuala terlebih dahulu, sisanya baru kita pertimbangkan nanti."Kini, Ishan jelas sudah berbeda. Dia adalah Jenderal Besar Kerajaan Beluana yang memiliki banyak bawahan dan berkuasa atas kekuatan militer.Karena Ishan sudah membuat keputusan, tidak ada yang berani berkutik lagi meskipun merasa tidak puas.Ketika orang-orang hendak keluar, seorang prajurit tiba-tiba berlari masuk dengan tergesa-gesa dan berteriak, "Lapor!"Tatapan para jenderal son
"Ishan sudah bergerak? Sepertinya, mereka nggak bisa sabar lagi karena kita menaklukkan Kota Siluet. Siapa suruh mereka mencuri pangan kita?" ucap Wira yang berzirah dan menunggang kuda dengan tidak acuh.Wira awalnya belum berniat bermusuhan dengan Kerajaan Beluana, tetapi mereka benar-benar keterlaluan. Kebetulan sekali, Wira bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendamaikan negara kembali. Target pertamanya pun adalah Kerajaan Beluana."Kita punya meriam, siapa juga yang takut dengan Ishan? Kita bisa meledakkan semua pasukan yang ada!" ujar Danu dengan antusias. Dia ingin sekali bertarung dengan pasukan Ishan sekarang, supaya prestisenya di medan perang makin besar."Meriam itu memang hebat, tapi juga punya kelemahan. Banyak waktu dan energi yang habis saat digunakan, juga tidak bisa digunakan dalam pertarungan jarak dekat. Selain itu, harus ada pasukan elite yang bertugas menjaga meriam. Nggak masalah kalau hanya meledakkan gerbang kota. Tapi, kalau bertarung seperti biasa, kita h
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m