Penampilannya yang seperti ini seolah-olah bisa membunuh Biantara kapan saja, begitu juga dengan yang lainnya.Di sisi lain, Biantara justru tidak terlihat panik sedikit pun. Sebaliknya, dia tersenyum santai sambil berucap, "Aku nggak berniat jahat pada kalian. Kalau nggak, semua orang pasti sudah tahu tentang data yang kuberi barusan. Kalau seperti itu, bukankah reputasi kalian akan rusak?"Baru-baru ini, Biantara telah mengumpulkan informasi kotor beberapa orang ini. Ada yang suka minum-minum dan cabul, ada yang menggelapkan uang, juga ada yang memanfaatkan kekuasaan untuk membantu kerabatnya.Penyelidikan inilah yang membuat Biantara merasa Kerajaan Beluana akan segera binasa. Mereka semua adalah pejabat bermartabat. Tanpa diduga, ternyata mereka begitu tercela."Apa maksudmu? Kamu mengancam kami?" tanya jenderal yang membentak tadi.Biantara menatap mereka, lalu tersenyum sambil menyahut, "Jenderal Bhurek, kamu nggak perlu semarah ini. Biar kuperjelas sekali lagi, aku nggak berniat
"Begitu Ciputra dilengserkan dan Farrel menguasai takhta, kalian tentu akan menjadi pejabat yang berjasa dan mendapatkan imbalan. Selain itu, Tuan Wira juga berjanji nggak akan melawan kerajaan kalian, bahkan akan beraliansi dengan kalian. Dengan demikian, kedua kerajaan akan sama-sama melewati kehidupan damai. Bagus, 'kan?" jelas Biantara.Penjelasan ini membuat Bhurek dan lainnya merenung. Mereka tentu mengetahui situasi sekarang, yaitu Wira sama sekali tidak bisa dihentikan dan telah menyerang Benteng Talog.Asal tahu saja, Benteng Talog adalah gerbang kota mereka. Karena Ishan gagal merebutnya kembali, Ciputra terpaksa memindahkan ibu kota. Hal seperti ini sangatlah memalukan.Namun, mereka tidak mungkin berani mengungkapkannya, apalagi tidak memiliki kekuasaan militer untuk sekarang. Mana mungkin mereka berani mengusik Ishan ataupun menunjukkan kekesalan masing-masing? Jika bertindak gegabah, mereka hanya akan mati!"Yang kamu katakan semua ini fakta?" tanya salah seorang jenderal
"Maksudmu, Biantara dan para jenderal itu sudah mengobrol? Selain itu, orang-orang itu ingin melengserkan Ishan, tapi nggak ingin Farrel menduduki takhta?" tanya Wira sambil mengernyit dan mengetuk meja. Selesai mengatakan itu, dia segera memikirkan cara untuk mengatasi masalah ini.Semua persiapan sudah matang, tetapi status Farrel yang agak merepotkan. Jika menggulingkan Ciputra dan Wira mengambil alih kekuasaan secara paksa, takutnya dia akan menjadi sasaran rakyat Kerajaan Beluana. Hal seperti ini akan sulit untuk diurus. Ini bukan hasil yang diinginkan oleh Wira."Benar. Tuan Biantara telah menjelaskan pro dan kontranya kepada mereka, tapi mereka sepertinya sangat menolak wanita menduduki takhta. Tuan Wira, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Tuan Biantara menunggu balasan suratku," ujar bawahan itu segera. Dia hanya bawahan biasa sehingga tidak berhak untuk mengemukakan pendapatnya di hadapan Wira.Wira ragu-ragu sejenak, lalu menyahut dengan perlahan, "Begini saja, suruh Bi
"Tentu saja ada," kata Osmaro lagi."Sebenarnya, nggak peduli siapa pun yang jadi raja, hasil akhirnya hanya ada satu yaitu Kerajaan Beluana akan pecah belah. Para penguasa setempat akan bangkit dan semua jenderal juga akan berjuang untuk wilayah mereka sendiri." Analisis Osmaro langsung membuat semua orang tersadar.Wira juga menepuk kepalanya sendiri dan segera mengerti maksud Osmaro. Meskipun Farrel yang naik takhta, dia mungkin tidak akan bisa menguasai politik dan militer Kerajaan Beluana. Saat ini, orang di Kerajaan Beluana juga sedang melawan Ishan, ini membuktikan para jenderal itu pasti mengamankan pasukan mereka sendiri. Jika mengangkat raja baru apalagi dalam situasi seperti ini, posisinya tidak akan stabil. Farrel tidak akan sanggup mengendalikan situasi ini, begitu juga dengan penguasa lainnya."Jenderal, kalau terjadi konflik di Kerajaan Beluana lagi dan menjadi pecah belah, ini akan sangat menguntungkan kita. Kita tentu saja harus memanfaatkan situasi ini dengan baik. Pa
Ishan sudah lama memandang rendah Ciputra. Ciputra memang adalah adik sepupunya dan Ishan bisa menjadi jenderal utama yang terkenal juga karena dukungan Ciputra. Meskipun demikian, Ishan sudah lama merasa kesal terhadap Ciputra, hanya saja dia tidak ada kesempatan untuk merebut posisi Ciputra. Bagaimanapun juga, dia akan dianggap sebagai pengkhianat jika benar-benar terjadi perebutan kekuasaan dan dia pasti akan menjadi bahan olok-olokan orang. Tiba saatnya, dia memang akan menjadi raja, tetapi ini bukan akhir yang diinginkannya.Dalam sekejap, Ishan dan yang lainnya sudah tiba di luar ibu kota. Di depan gerbang kota, ada beberapa prajurit penjaga yang menghalangi jalan mereka. Prajurit yang berdiri di barisan paling depan berkata, "Jenderal Ishan, ini adalah ibu kota. Jenderal datang untuk menghadap Raja, jadi nggak perlu bawa pasukan sebanyak ini. Biarkan para pasukan ini berdiam di sini dan Jenderal bisa ikuti aku untuk masuk. Raja sudah menunggumu cukup lama."Setelah mendengar per
"Bagus! Bagus sekali!" kata Ishan dengan gembira. Namun, tatapannya segera terlihat khawatir dan makin tajam."Yang aku tahu, kesehatan Raja selalu sangat baik dan belakangan ini aku juga nggak mendengar kabar tentang Raja sakit. Kenapa sekarang dia tiba-tiba memutuskan untuk turun takhta? Apa ada motif tersembunyi?"Ishan bisa mencapai posisinya saat ini bukan hanya semata-mata karena bantuan Ciputra, tetapi juga berkat kemampuannya sendiri. Selain itu, dia juga memiliki banyak pasukan elite, tentu saja dia bukan orang biasa. Meskipun hatinya merasa gembira, Ishan tetap selalu waspada.Bhurek segera menjelaskan, "Jenderal Ishan mungkin nggak tahu. Raja memang adalah seorang penguasa yang bijaksana, tapi dia adalah adik sepupumu. Masa kamu nggak tahu hobi Raja? Biasanya, dia suka melakukan hal nggak bermoral di dalam istana, sekarang bahkan lebih parah lagi. Belakangan ini, kondisi Raja makin memburuk. Setelah diperiksa tabib istana, baru tahu Raja menderita penyakit yang nggak bisa di
Sekelompok pejabat sipil dan militer mengikuti Bhurek dan Ishan. Namun begitu memasuki istana, mereka melihat bayangan yang bergerak di sekeliling mereka. Para pasukan kerajaan dan pengawal bersenjata muncul sesuai rencana Bhurek dan segera mengepung Ishan.Ishan memang membawa beberapa pengawal pribadi bersamanya, tetapi jumlah mereka hanya sedikit. Dalam sekejap, ekspresinya pun langsung berubah drastis. Dia menatap Bhurek, lalu segera menarik pedang dari pinggangnya dan berkata dengan nada dingin, "Bhurek, apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah kamu bilang Raja ingin bertemu denganku? Apa ini caranya Raja memperlakukanku?"Bhurek mendengus. "Kamu ini hanya seorang pemberontak. Kamu berani bersikap sewenang-wenang di depan kami hanya karena kamu punya kekuatan militer. Sekarang kamu bahkan nggak menghormati Raja. Raja sudah lama ingin membunuhmu si pengkhianat ini."Para pejabat di belakang Bhurek juga ikut berkomentar dan memaki Ishan yang berada di depan mereka."Benar! Kamu ini ada
"Bunuh!" Setelah mendengar perintah dari Ishan, para prajuritnya itu segera bertarung dengan sengit.Sementara itu, Bhurek juga memimpin sekelompok perwira melawan Ishan. Kedua belah pihak langsung terlibat pertarungan yang mematikan. Dalam sekejap, darah mengalir di tempat itu dan terdengar suara jeritan yang bergema di langit. Pemandangan itu sangat mengerikan.Biantara juga memimpin pasukannya dalam pertarungan itu. Bagaimanapun juga, asalkan situasi internal di Kerajaan Beluana menjadi kacau, mereka akan memiliki peluang dan Wira juga bisa merebut lebih banyak wilayah. Saat ini, Wira sudah bersiap menjadi raja, sehingga dia tentu saja butuh kota-kota ini sebagai fondasinya yang kuat. Hanya mengandalkan satu provinsi saja tidak akan cukup.Dalam sekejap, pasukan Ishan sudah kalah total karena Bhurek dan yang lainnya sudah mempersiapkan dengan baik sebelumnya dan pasukan yang dibawa Ishan kali ini saat masuk ke kota juga tidak banyak. Bahkan beberapa pengawal di sampingnya pun sudah
Sementara itu, Lucy juga tidak mendapatkan banyak informasi, sehingga langkah Wira menjadi sulit. Saat itu, hubungannya dengan Bobby cukup baik dan orang-orang di wilayah suku-suku utara itu juga bukan ancaman bagi sembilan provinsi. Oleh karena itu, dia tidak meminta Lucy untuk mengirim anggota Paviliun Langit ke sana.Justru karena inilah, sekarang masalahnya menjadi begitu sulit. Jika anggota dari jaringan intelijen milik Lucy bisa terus memberi Wira informasi di sepanjang perjalanan, dia tidak perlu menghentikan orang lain untuk bertanya tentang situasi di suku Bobby."Situasi Bobby tentu saja sangat buruk. Sekarang pasukan di sukunya hanya tersisa puluhan ribu orang saja dan mereka terkurung di dalam sukunya. Mungkin dalam tiga hari ini, suku itu akan hancur dan rakyat di sana akan mati di tangan musuh," jawab pria itu.Ada sebuah aturan di suku-suku utara yaitu orang yang bukan berasal dari sukunya, pasti memiliki pemikiran yang berbeda. Setelah mengalahkan suku lain, orang-orang
Saat Bobby dan yang lainnya sedang membahas strategi, Wira dan yang lainnya sudah dalam perjalanan selama dua hari lebih dan akhirnya tiba di wilayah suku-suku utara.Setelah kembali ke tempat yang familier, Wira teringat dengan beberapa hal yang terjadi sebelumnya. Dia merasa sangat dekat dengan tempat ini. Namun, dia tidak menyangka kedamaian ini hanya bertahan selama beberapa tahun saja, sekarang sudah dihancurkan lagi. Dia terpaksa harus kembali ke wilayah suku-suku utara ini lagi dan membantu Bobby menghadapi situasi kritis ini."Kak Wira, kamu masih ingat jalan menuju suku Bobby?" tanya Agha. Saat itu, Agha juga datang ke sini bersama Wira, tetapi dia sudah lupa jalan ke sana dan tidak memahami semua yang ada di tempat ini lagi.Tempat itu dikelilingi hutan yang lebat, Wira dan yang lainnya tetap akan sulit untuk menemukan lokasi suku Bobby meskipun mereka memiliki peta. Lagi pula, mereka sudah bertahun-tahun tidak datang ke sini, sehingga semuanya sudah terlihat sangat asing. Se
Agha selalu memiliki sikap yang pantang menyerah, dia bahkan memperlakukan saudaranya sendiri seperti itu.....Keesokan paginya, Huben dan yang lainnya sudah mengetahui kabar tentang Wira dan rombongannya yang sudah pergi. Begitu Wira meninggalkan Provinsi Lowala, mereka mungkin tidak memiliki kesempatan untuk berdiskusi dengan Wira lagi. Pada akhirnya, masalah ini hanya bisa dibiarkan begitu saja.Namun, bagi orang luar, Wira masih tetap berada di Dusun Darmadi dan belum pergi. Ini adalah taktiknya untuk mengalihkan perhatian. Jika orang lain tahu dia sudah pergi, mungkin akan muncul banyak masalah. Dia harus pergi ke wilayah suku-suku di utara secara diam-diam dan membantu Bobby untuk segera menstabilkan situasinya agar bisa mengubah keadaan yang berbahaya ini.....Di wilayah suku-suku utara, daerah tempat suku Bobby berada.Selama beberapa hari ini, Bobby terus bertarung melawan suku-suku lainnya. Berhubung jumlah musuhnya jauh lebih banyak, dia pun berada dalam posisi yang tidak
"Kalau begitu, aku akan segera mengatur segalanya," kata Lucy, lalu segera pergi.Dua jam kemudian, Wira sudah berangkat menuju wilayah suku-suku di utara bersama Nafis dan Agha. Sebelum pergi, dia meninggalkan sebuah surat untuk Wulan dan yang lainnya. Hari ini, dia terpaksa harus pergi dan berpisah dengan mereka untuk sementara, dia tentu saja merasa bersalah.Jika tidak kembali, Wira tentu tidak perlu meninggalkan surat itu pada Wulan dan yang lainnya. Namun, kabarnya kepulangannya cepat atau lambat akan sampai ke telinga mereka. Jika mereka tahu dia sudah kembali pun tetap tidak pergi menemui mereka, ini akan mendatangkan masalah baginya. Lebih baik dia menjelaskan semuanya dengan jujur di surat itu, dia yakin mereka akan mengerti keadaannya."Kak Wira, apa kita perlu pergi dengan tergesa-gesa seperti ini? Kenapa kali ini nggak mengajak Kak Dwija? Kamu malah mengajak Nafis, apa dia nggak perlu menjaga Kota Limaran?" tanya Agha di perjalanan saat mereka sedang menunggang kuda.Kota
Jika Wira pergi ke wilayah suku di utara itu sendirian, Lucy merasa hal itu tidak ada gunanya. Wira memang sangat dicintai para rakyat di sembilan provinsi ini, tetapi Wira tidak memiliki kekuasaan ataupun pengaruh di wilayah tandus dan wilayah suku-suku di utara. Tidak ada orang yang akan menghargai perintah Wira.Wira berkata sambil menggelengkan kepala, "Kita saja yang pergi. Danu dan Doddy terus memintaku mengerahkan pasukan untuk menyerang Ciputra. Aku memang punya pemikiran seperti itu, tapi Tuan Osmaro, Tuan Huben, dan yang lainnya juga memikirkan keadaanku. Mereka hanya ingin kubu kita bisa berkembang dengan stabil.""Jadi, kalau aku membawa pasukan ke wilayah suku-suku di utara, takutnya situasinya akan sulit untuk dikendalikan."Masing-masing pihak memiliki alasan mereka tersendiri. Namun, Wira sangat memahami apa yang sedang dipikirkan Huben dan yang lainnya.Setelah bencana banjir melanda, rakyat di sembilan provinsi hidup sengsara. Terutama para rakyat di Kerajaan Beluana
"Tuan." Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara yang familier di telinga Wira dan Lucy mendekatinya."Aku baru saja menerima surat minta tolong dari Bobby lagi. Di surat ini, dia bilang dia sudah hampir nggak bisa bertahan lagi. Menurutmu, apa kita harus pergi ke sana untuk menolong Bobby?" kata Lucy.Seharian ini, Lucy juga sangat sibuk karena dia terus mengatur ulang struktur di Paviliun Langit. Selanjutnya, paviliun ini bukan hanya menjadi mata Wira dan mengendalikan semua informasi di seluruh negeri, mereka juga akan menjalankan tugas pembunuhan diam-diam dari Wira.Bagi Lucy dan anggota lainnya, ini adalah sebuah tantangan yang baru juga. Oleh karena itu, orang-orang yang akan bergabung dengan Paviliun Langit juga harus melewati seleksi yang sangat ketat. Dengan begitu, hanya orang-orang yang benar-benar berbakat yang terpilih."Dia sudah meminta bantuan lagi? Secepat ini?" tanya Wira yang tersadar kembali sambil mengernyitkan alisnya."Benar. Aku dengar beberapa suku lainnya tib
"Aku akan memikirkan masalah ini dengan baik. Soal apa kita akan berperang melawan Wira atau nggak, nanti aku akan memberi tahu kalian keputusanku," kata Ciputra.Berhubung Ciputra sudah membuat keputusannya, Alzam dan Zuhri hanya bisa saling memandang sambil tersenyum dan berjalan keluar dari istana.Di luar istana.Alzam menghentikan langkah Zuhri dan perlahan-lahan berkata, "Kamu juga sudah menyadarinya, 'kan? Raja sudah membuat keputusannya, sepertinya kali ini dia memang bersiap untuk bertarung mati-matian dengan Wira."Zuhri mengangkat bahunya dengan santau dan tersenyum sinis. "Aku justru merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk melawan Wira. Lagi pula, kondisi internal kerajaan kita memang sudah kacau dan banyak pihak yang sudah berencana untuk membuat keributan. Aku dengar mereka sudah membentuk pasukan sipil dan bahkan sudah berkembang sampai puluhan ribu orang.""Kalau membiarkan mereka terus berkembang, mungkin posisi Raja juga akan terancam. Lebih baik kita berperang
Alzam segera berkata, "Raja, masalah ini harus dipertimbangkan dengan matang. Kamu benar-benar berniat untuk berperang melawan Wira? Sekarang kondisi internal kerajaan kita sedang kacau. Para rakyat hidup sengsara dan banyak di antara mereka yang sudah menjadi perampok karena bencana banjir ini. Beberapa daerah bahkan sudah menekan mereka dengan kekuatan militer.""Kalau kita berperang melawan Wira sebelum masalah internal kerajaan ini selesai, kita mungkin akan menjadi senjata bagi pihak lain. Aku lihat Senia ini punya niat tersembunyi, dia jelas ingin memanfaatkan kita."Setelah Harraz berpihak pada Wira, Alzam menjadi satu-satunya pejabat pemerintah yang berkuasa. Di Kerajaan Beluana ini, posisi perdana menteri kiri dan kanan pun sudah dihapus karena sekarang hanya tersisa satu perdana menteri saja. Posisinya menjadi makin tinggi dan Ciputra akan membahas semua keputusan besar dengannya."Apa maksudmu?" tanya Ciputra sambil menatap Alzam.Alzam menjelaskan, "Raja, lokasi wilayah tan
"Kamu tentu saja akan menjadi pemimpin dari Paviliun Langit ini. Delapan divisi jaringan mata-mata juga nggak akan berubah, hanya namanya saja yang diganti menjadi delapan divisi Paviliun Langit. Soal ketua divisinya, kamu saja yang memilihnya. Tenang saja. Aku membentuk Paviliun Langit bukan untuk melemahkan kekuatanmu, tapi ingin memperluas pengaruhmu," jelas Wira.Jaringan mata-mata hanya sebuah organisasi intelijen saja, sehingga Wira ingin membentuk Paviliun Langit. Paviliun ini bukan hanya bisa membantunya mengumpulkan informasi, tetapi bisa menjalankan tugas lainnya seperti membunuh diam-diam juga. Kini, dunia sudah kacau dan beban yang dipikulnya akan makin berat. Lucy tentu saja harus memikul tanggung jawab yang lebih besar juga."Baik. Semuanya akan dijalankan sesuai perintah Tuan. Aku akan segera mengurusnya," jawab Lucy dengan segera. Wira bisa memercayainya bukan hanya karena kesetiaannya, tetapi karena kemampuannya dalam menjalankan tugas juga. Di saat seperti ini, dia ti