Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 151 - Bab 160

2698 Bab

Bab 151

“Seorang ahli!” Begitu mengingat kehati-hatian Wira, Jamal pun merinding dan berkata, “Ketua Merika, sebaiknya kita nggak menyinggungnya. Dia sangat cerdik, siapa pun yang menyinggungnya pasti mati!”Setelah Heru dibunuh dan Kadir ditangkap, Jamal pernah menyelinap ke kota kabupaten untuk mencari tahu tentang Wira. Jadi, dia tahu bahwa Keluarga Silali sudah hancur dan semua orang yang pernah melawan Wira juga dijebloskan ke penjara.Meri mendongak, lalu mengangkat pedangnya sambil berkata, “Orang yang cerdik pasti adalah seorang pelajar. Dalam menghadapi pelajar, nggak usah banyak ngomong dengannya. Langsung saja habisi dia dengan sekali tebas! Dengan begitu, dia nggak bakal bisa mengerahkan satu pun triknya!”“Iya, iya ....” Jamal tersenyum tidak berdaya dan berpikir dalam hati, ‘Tuan Wira begitu hati-hati, mana bisa kamu menghabisinya segampang itu! Sebelum kamu sempat menyerangnya, dia bakal duluan menangkapmu dengan jebakan yang disiapkannya. Waktu hendak menyekap Tuan Wira dulu, a
Baca selengkapnya

Bab 152

“Aduh!”Melihat kemesraan Wira dan Wulan, anak-anak mulai bersorak dan orang dewasa buru-buru menutup mata mereka. Para wanita memalingkan wajah, tetapi berusaha melirik kedua orang itu dari sudut mata mereka. Di sisi lain, para senior seperti Hasan dan Surya langsung tercengang dan bersikap seolah-olah tidak melihat adegan itu. Sementara itu, sebagian besar anak remaja pun tertawa gembira.“Ah!” Lestari menutup matanya dengan malu, tetapi mengintip dari sela-sela jarinya. Wira sudah berhubungan intim dengan Wulan setiap malam sehingga Lestari yang menempati kamar sebelah mereka tidak bisa tidur nyenyak. Sekarang, Wira malah mencium Wulan di depan umum. Hal ini sungguh memalukan!Wulan merasa malu, tetapi juga senang. Setelah Wira melepaskannya, dia buru-buru membenamkan wajahnya dalam pelukan Lestari karena malu. Wira menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, “Paman Suryadi, Paman Hasan, Gavin, kuserahkan Dusun Darmadi kepada kalian.”Ketiga orang itu mengangguk dengan serius.Suryadi
Baca selengkapnya

Bab 153

“Buat apa takut? Cuma sekelompok bandit kok! Kalau mereka berani menyerang kita, aku akan membunuh mereka semua sendirian!” seru Doddy yang memimpin di depan. Dia memegang kendali kuda dengan satu tangan dan menggenggam Pedang Treksha di tangan lainnya. Matanya tidak berhenti mengamati sekelilingnya dengan waspada.Gandi dan Ganjar berjaga di paling belakang. Mereka juga sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi penyergapan bandit. Sekelompok orang ini melaju dengan lambat.Di kedua sisi hutan, ada lebih dari 20 bandit yang sudah mengamati kelompok Wira.“Kak Pitonu, sekelompok orang ini kelihatannya sulit dihadapi. Apa kita sanggup menjatuhkan mereka?” tanya seorang bandit dengan takut.Kelompok itu terdiri dari sebuah kereta kuda dan sepuluh pengawal yang bersenjatakan pedang. Mereka terlihat sangat tangguh.“Ada aku, untuk apa takut?” Pitonu berkata dengan meremehkan, “Lihat saja tampang beberapa orang di belakang yang sudah ketakutan itu. Apa gunanya mereka bawa pedang? Kurasa, mer
Baca selengkapnya

Bab 154

Krek, krek .... Pedang para bandit langsung patah, lalu Pedang Treksha menebas dada ketujuh bandit itu. Darah segar menyembur dari dada mereka dan tubuh mereka pun jatuh ke lantai.“Eh ....” Sony, Danur, dan kelima orang lainnya juga terkejut. Mereka tidak menyangka para bandit yang terlihat garang itu begitu mudah dibunuh. Namun, setelah melihat Pedang Treksha di tangan mereka, mereka baru tersadar bahwa itu karena pedang yang diciptakan Wira sangat bagus.“Mereka punya pedang ajaib!” Lima bandit yang tersisa tidak menyangka sebilah pedang bisa mematahkan pedang lainnya. Mereka langsung ketakutan dan berbalik untuk melarikan diri.“Woohoo! Ayo serang!” Danur langsung bersemangat dan mengejar para bandit yang kabur itu. Kemudian, dia menebas ke arah seorang bandit lagi.Kelima orang dari tim penjual ikan juga berseru dan menyerbu bandit lainnya.“Serang!” Sony adalah orang terakhir yang tersadar dari keterkejutannya. Dia menahan rasa mual karena melihat darah, lalu mengikuti orang lai
Baca selengkapnya

Bab 155

Bandit yang tersisa buru-buru melarikan diri dengan ketakutan. Namun, berhubung tadi mereka menyerang kelompok Doddy dengan strategi mengepung, mereka pun langsung lengah begitu berbalik.Doddy, Gandi, dan Ganjar langsung menebaskan pedang mereka dengan cepat. Dalam hitungan detik, belasan bandit itu sudah tergeletak di lantai. Total 28 bandit sudah dikalahkan dalam sekejap mata.Selain Danur yang sikunya tergores ketika terjatuh, tidak ada satu pun orang yang terluka. Begitu adrenalin mereka habis, kegelisahan langsung merayap ke dalam hati mereka saat menatap mayat-mayat bandit yang bertebaran di lantai.Peraturan Kerajaan Nuala menetapkan bahwa orang yang membunuh orang lain akan dihukum mati. Namun, membunuh bandit adalah pengecualian. Jika menyerahkan mayat bandit ke pengadilan daerah Kabupaten Laria, mereka bahkan bisa mendapatkan hadiah.Namun, mereka hanyalah orang desa. Selain Danu, Doddy, Gandi, dan Ganjar yang pernah membunuh orang di Desa Tiga Harimau, yang lainnya belum pe
Baca selengkapnya

Bab 156

Semua orang pun tertawa. Kegelisahan mereka sudah berkurang banyak.“Hari ini, aku menyuruh kalian membunuh para bandit itu untuk melindungi diri dan juga untuk melatih nyali kalian.” Wira berkata dengan tenang, “Setelah kalian punya nyali, ditambah dengan memiliki Pedang Treksha dan belajar seni bela diri, kalian sudah bisa melindungi diri saat keluar di kemudian hari.”Semua orang pun mengangguk. Mereka semua tahu bahwa semakin besar bisnis yang dikembangkan Wira, orang yang dibutuhkan untuk keluar dari dusun juga akan semakin banyak.Wira mengalihkan topik pembicaraan, “Tapi kalian harus ingat. Dengan membawa senjata tajam, niat membunuh juga tanpa sadar akan timbul di dalam hati. Saat timbul niat membunuh, kalian harus bertanya pada diri sendiri apakah orang itu pantas mati? Setelah membunuhnya, apa diri kalian akan dijebloskan ke penjara?”“Kalau orang itu nggak seharusnya dibunuh, kalian nggak boleh membunuhnya. Biarpun orang itu pantas mati, kalian juga nggak boleh membunuhnya a
Baca selengkapnya

Bab 157

Setelah kuda diikat di dalam kandang dan kereta kuda diparkir di depan pintu penginapan, Wira pun masuk ke dalam kamar.Kamar terbaik ini sebenarnya adalah dua kamar terpisah yang berlantai batu bata. Kamar di bagian luar adalah ruang tamu yang dilengkapi dengan kursi dan meja, sedangkan kamar di bagian dalam dilengkapi dengan tempat tidur dan sebuah meja baca. Penataannya sangat sederhana. Selain iu, tempat tidurnya juga mengeluarkan bau yang aneh.“Kamar terbaik di desa masih kalah bagus dari yang di kota kabupaten, tapi memang lebih luas.” Danu mengeluarkan kasur dari kereta kuda, lalu mengganti kasur yang disediakan penginapan dengan yang dibawanya.Ini adalah pesan Wulan. Wulan mengatakan bahwa kasur penginapan mungkin berkutu. Jadi, dia sudah menyiapkan kasur dari rumah agar Wira tidak terinfeksi kutu.“Harga tanah di kota lebih mahal, sedangkan di desa lebih murah. Jadi, rumah yang dibangun di desa tentu saja juga lebih besar.” Wira bertanya, “Sudah atur orang untuk jaga malam?
Baca selengkapnya

Bab 158

“Kerja bagus!” Terdengar suara seseorang. Kemudian, seorang pria gemuk berjalan masuk diikuti oleh lima pria kekar. Pria gemuk ini bernama Nabil. Dia adalah pemilik Penginapan Zali, juga merupakan tiran lokal Desa Tepon.Pelayan itu bertanya, “Bos, apa yang harus kita lakukan sekarang?”Nabil mendengus, “Ikat mereka semua, lalu bawa ke Pegunungan Dajore. Setelah itu, bunuh mereka semua di sana.”Pelayan itu terkesiap, lalu berkata, “Bos, jumlah mereka ada 12 orang. Lagian, pemimpin mereka itu kelihatannya kayak putra dari keluarga kaya yang berkuasa.”“Orang kaya apanya!” Nabil mencibir, “Kereta kuda mereka terbuat dari kayu berkualitas rendah, belasan pemuda ini juga terlihat kampungan. Begitu dilihat, sudah ketahuan mereka itu orang desa. Dia itu palingan cuma putra seorang tuan tanah. Mana ada anggota keluarga kaya yang keluar tanpa membawa senjata? Lagian, memangnya kenapa kalau dia itu putra orang kaya? Kalau mereka dianggap tewas karena diserang bandit, apa hubungan hal itu denga
Baca selengkapnya

Bab 159

Wira mencibir, “Kalau begitu, kami akan tunggu kedatangannya!”Keenam pelayan itu langsung bertanya dengan terkejut, “Kalian nggak takut sama inspektur?”“Kenapa kami harus takut sama inspektur?” Doddy yang sudah tidak bisa menahan kekesalannya langsung menendang pelayan itu.Orang lainnya hanya melihat situasi ini dengan tatapan dingin. Setelah membasmi Desa Tiga Harimau dan membunuh bandit di Pegunungan Dajore, mereka tentu saja tidak akan takut pada seorang inspektur. Mereka hanya takut pada status inspektur yang merupakan seorang pejabat. Namun, mereka juga tidak khawatir apabila Wira memilih untuk tinggal. Sampai saat ini, Dusun Darmadi masih belum kalah dalam melawan gugatan di pengadilan daerah.Keenam pelayan itu pun tercengang. Apa sebenarnya latar belakang sekelompok orang ini? Kenapa mereka bahkan tidak takut terhadap seorang inspektur?Wira menunjuk ke arah pelayan yang menyambut mereka tadi, lalu berkata, “Bawa keluar orang lainnya selain dia!”Setelah kelima pelayan lainn
Baca selengkapnya

Bab 160

Nadim berkata dengan ekspresi serakah, “Kalau mereka memang sudah kabur dari penginapan, kita kejar saja. Setelah mereka tertangkap, kita harus habisi mereka semua agar rahasia kita nggak terbongkar!”Awalnya, Nadim sebenarnya sangat menentang Nabil yang ingin membuka penginapan dengan tujuan jahat seperti ini. Namun, dia akhirnya mendukung Nabil setelah melakukannya beberapa kali dan berhasil mendapatkan uang yang banyak. Dia bahkan langsung menangkap beberapa pedagang yang sulit dihadapi dengan mengandalkan statusnya di pengadilan daerah. Setelah itu, dia baru menyerahkan mereka untuk diurus Nabil.Selama tiga tahun ini, kedua bersaudara ini bekerja sama dengan baik sehingga kekayaan mereka sudah bertambah banyak. Namun, Nadim tahu jelas bahwa ini adalah hal yang sangat berisiko. Setiap kali beraksi, mereka akan menyelesaikannya dengan sangat hati-hati.Tepat pada saat mereka berbicara, lampu di kamar terbaik tiba-tiba menyala dan pintunya juga terbuka. Kemudian, terdengar suara Wira
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
270
DMCA.com Protection Status