Share

Bab 156

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-18 17:45:24
Semua orang pun tertawa. Kegelisahan mereka sudah berkurang banyak.

“Hari ini, aku menyuruh kalian membunuh para bandit itu untuk melindungi diri dan juga untuk melatih nyali kalian.” Wira berkata dengan tenang, “Setelah kalian punya nyali, ditambah dengan memiliki Pedang Treksha dan belajar seni bela diri, kalian sudah bisa melindungi diri saat keluar di kemudian hari.”

Semua orang pun mengangguk. Mereka semua tahu bahwa semakin besar bisnis yang dikembangkan Wira, orang yang dibutuhkan untuk keluar dari dusun juga akan semakin banyak.

Wira mengalihkan topik pembicaraan, “Tapi kalian harus ingat. Dengan membawa senjata tajam, niat membunuh juga tanpa sadar akan timbul di dalam hati. Saat timbul niat membunuh, kalian harus bertanya pada diri sendiri apakah orang itu pantas mati? Setelah membunuhnya, apa diri kalian akan dijebloskan ke penjara?”

“Kalau orang itu nggak seharusnya dibunuh, kalian nggak boleh membunuhnya. Biarpun orang itu pantas mati, kalian juga nggak boleh membunuhnya a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 157

    Setelah kuda diikat di dalam kandang dan kereta kuda diparkir di depan pintu penginapan, Wira pun masuk ke dalam kamar.Kamar terbaik ini sebenarnya adalah dua kamar terpisah yang berlantai batu bata. Kamar di bagian luar adalah ruang tamu yang dilengkapi dengan kursi dan meja, sedangkan kamar di bagian dalam dilengkapi dengan tempat tidur dan sebuah meja baca. Penataannya sangat sederhana. Selain iu, tempat tidurnya juga mengeluarkan bau yang aneh.“Kamar terbaik di desa masih kalah bagus dari yang di kota kabupaten, tapi memang lebih luas.” Danu mengeluarkan kasur dari kereta kuda, lalu mengganti kasur yang disediakan penginapan dengan yang dibawanya.Ini adalah pesan Wulan. Wulan mengatakan bahwa kasur penginapan mungkin berkutu. Jadi, dia sudah menyiapkan kasur dari rumah agar Wira tidak terinfeksi kutu.“Harga tanah di kota lebih mahal, sedangkan di desa lebih murah. Jadi, rumah yang dibangun di desa tentu saja juga lebih besar.” Wira bertanya, “Sudah atur orang untuk jaga malam?

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 158

    “Kerja bagus!” Terdengar suara seseorang. Kemudian, seorang pria gemuk berjalan masuk diikuti oleh lima pria kekar. Pria gemuk ini bernama Nabil. Dia adalah pemilik Penginapan Zali, juga merupakan tiran lokal Desa Tepon.Pelayan itu bertanya, “Bos, apa yang harus kita lakukan sekarang?”Nabil mendengus, “Ikat mereka semua, lalu bawa ke Pegunungan Dajore. Setelah itu, bunuh mereka semua di sana.”Pelayan itu terkesiap, lalu berkata, “Bos, jumlah mereka ada 12 orang. Lagian, pemimpin mereka itu kelihatannya kayak putra dari keluarga kaya yang berkuasa.”“Orang kaya apanya!” Nabil mencibir, “Kereta kuda mereka terbuat dari kayu berkualitas rendah, belasan pemuda ini juga terlihat kampungan. Begitu dilihat, sudah ketahuan mereka itu orang desa. Dia itu palingan cuma putra seorang tuan tanah. Mana ada anggota keluarga kaya yang keluar tanpa membawa senjata? Lagian, memangnya kenapa kalau dia itu putra orang kaya? Kalau mereka dianggap tewas karena diserang bandit, apa hubungan hal itu denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 159

    Wira mencibir, “Kalau begitu, kami akan tunggu kedatangannya!”Keenam pelayan itu langsung bertanya dengan terkejut, “Kalian nggak takut sama inspektur?”“Kenapa kami harus takut sama inspektur?” Doddy yang sudah tidak bisa menahan kekesalannya langsung menendang pelayan itu.Orang lainnya hanya melihat situasi ini dengan tatapan dingin. Setelah membasmi Desa Tiga Harimau dan membunuh bandit di Pegunungan Dajore, mereka tentu saja tidak akan takut pada seorang inspektur. Mereka hanya takut pada status inspektur yang merupakan seorang pejabat. Namun, mereka juga tidak khawatir apabila Wira memilih untuk tinggal. Sampai saat ini, Dusun Darmadi masih belum kalah dalam melawan gugatan di pengadilan daerah.Keenam pelayan itu pun tercengang. Apa sebenarnya latar belakang sekelompok orang ini? Kenapa mereka bahkan tidak takut terhadap seorang inspektur?Wira menunjuk ke arah pelayan yang menyambut mereka tadi, lalu berkata, “Bawa keluar orang lainnya selain dia!”Setelah kelima pelayan lainn

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 160

    Nadim berkata dengan ekspresi serakah, “Kalau mereka memang sudah kabur dari penginapan, kita kejar saja. Setelah mereka tertangkap, kita harus habisi mereka semua agar rahasia kita nggak terbongkar!”Awalnya, Nadim sebenarnya sangat menentang Nabil yang ingin membuka penginapan dengan tujuan jahat seperti ini. Namun, dia akhirnya mendukung Nabil setelah melakukannya beberapa kali dan berhasil mendapatkan uang yang banyak. Dia bahkan langsung menangkap beberapa pedagang yang sulit dihadapi dengan mengandalkan statusnya di pengadilan daerah. Setelah itu, dia baru menyerahkan mereka untuk diurus Nabil.Selama tiga tahun ini, kedua bersaudara ini bekerja sama dengan baik sehingga kekayaan mereka sudah bertambah banyak. Namun, Nadim tahu jelas bahwa ini adalah hal yang sangat berisiko. Setiap kali beraksi, mereka akan menyelesaikannya dengan sangat hati-hati.Tepat pada saat mereka berbicara, lampu di kamar terbaik tiba-tiba menyala dan pintunya juga terbuka. Kemudian, terdengar suara Wira

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 161

    “Diam!” Ekspresi Nadim langsung menjadi suram. Kemudian, dia berkata dengan hormat, “Pak Larry, silakan jelaskan.”Larry bertanya dengan ekspresi muram, “Pernah dengar tentang Kompetisi Puisi Naga?”Nabil menggeleng.“Pernah.” Ekspresi Nadim sudah berubah drastis. Dia bertanya, “Apa dia itu sarjana provinsi yang mau menghadiri Kompetisi Puisi Naga?”Sebagai inspektur dari pengadilan daerah, Nadim tahu seberapa besar acara Kompetisi Puisi Naga ini. Pada tahun-tahun sebelumnya, orang dari seluruh penjuru juga berangkat ke Kota Pusat Pemerintahan Jagabu untuk menghadirinya. Setiap tahun pada saat ini, pengadilan daerah akan berpesan kepada inspektur untuk lebih memperhatikan keselamatan jalan. Bagaimanapun juga, orang yang menghadiri kompetisi ini paling tidak adalah sarjana provinsi.Larry menatap Nadim bagaikan memandang orang idiot, lalu menjawab, “Kalau dia itu juga sarjana provinsi sama sepertiku, apa aku perlu memanggilnya tuan?”“Ka ... kalau begitu, dia itu sarjana kerajaan?” tany

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 162

    “Kamu hanya akan mencelakai kakakmu!” Dian berkata dengan dingin, “Aku sudah pernah menikah tiga kali dan semua suamiku meninggal mendadak dalam waktu nggak sampai sebulan. Semua orang di Kabupaten Uswal tahu aku ini wanita pembawa sial untuk suamiku. Kalau nggak percaya, cari tahu saja sendiri!”Meri menjawab, “Aku sudah dengar dari bawahanmu dan tahu kamu berkata jujur. Tapi, aku nggak takut!”Dian bertanya dengan heran, “Kamu mau mencelakai kakakmu?”Meri berkata dengan cemberut, “Kakak Ipar, bisa nggak jangan berpikir jelek tentangku? Yang membesarkanku itu kakakku, mana mungkin aku berpikiran untuk mencelakainya?”Dian bertanya dengan heran, “Kalau begitu, kenapa kamu mau aku menikahinya?”“Karena kakakku nggak takut!” Meri berkata sambil tersenyum gembira, “Kakakku sudah pernah menikah tiga kali dan semua istrinya juga meninggal dalam waktu kurang dari dua tahun. Kata peramal, dia itu pria yang membawa sial untuk istrinya. Berhubung kalian punya karakteristik yang sama, sepertiny

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 163

    “Kak Wira, kenapa undangan itu begitu hebat? Apa itu sebenarnya? Begitu melihat undangan itu, Pak Larry langsung bisa membuat Nabil, Nadim, dan para prajurit desa saling membunuh. Pagi-pagi tadi, dia juga membawa orang datang untuk mempersiapkan sarapan dan makanan kering untuk kita. Bahkan kepala desa dan kepala wilayah juga datang untuk membantu menyeret pelayan-pelayan penginapan ke pengadilan daerah.”Keesokan harinya, kelompok Wira meninggalkan Desa Tepon. Namun, semua orang masih merasa takjub. Semua yang terjadi semalam bagaikan mimpi. Mereka sudah membasmi penginapan yang berniat jahat terhadap tamunya tanpa perlu turun tangan sendiri. Hal ini membuat mereka menyadari bahwa selain menguasai keterampilan bela diri dan menjadi pejabat, masih ada semacam kekuatan yang disebut wibawa.“Bukan undangan itu yang hebat, tapi mereka sendiri yang berpikir kejauhan dan menakut-nakuti diri sendiri.” Wira berkata sambil menahan tawanya, “Kalian harus ingat, bervisualisasi dalam batas wajar

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 164

    Setelah mengisi perut, Tommy sudah lebih bertenaga dan bisa berbicara dengan lebih cepat.“Pengawal Keluarga Wibowo?” Wira melirik Tommy. Pada saat itu, seluruh perhatian Wira tertuju pada Dian. Dia sama sekali tidak memperhatikan pengawal di sisi Dian.Gandi mengangguk, lalu menjawab, “Kak Wira, dia itu salah satu dari empat pengawal yang berjaga di sekitar kereta kuda.”Keempat pengawal itu adalah praktisi seni bela diri. Berhubung khawatir akan keselamatan Wira, Gandi memusatkan perhatiannya pada keempat orang itu dan mengabaikan Dian.“Oh!” Setelah memastikan identitasnya, Wira bertanya dengan heran, “Kalau kamu itu pengawal Nona Dian, kenapa kamu berada di sini dan juga terluka? Di mana Nona Dian?”“Tuan Wira, aku mohon tolonglah Nona Dian!” Tommy memasukkan sisa makanan ke mulutnya, lalu bersujud dan berkata, “Nona Dian melakukan perjalanan ini demi menjual sabun ke seluruh kabupaten agar bisa memenuhi janjinya pada Tuan Wira. Kami sudah menangani kabupaten di bagian selatan, yan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2834

    Nayara memang sudah bersekongkol dengan Senia dan saat itu orang yang bertugas untuk menemuinya adalah Doly, sehingga dia mungkin melupakan wajah Doly.Namun, sekarang Senia sudah meninggalkan Provinsi Yonggu dan berselisih dengan Wira. Wira bahkan sudah bersiap mengejar dan membunuh Senia. Nayara berpikir jika Doly berada di pihak yang sama dengan Senia, Doly pasti sudah pergi juga dan saat ini tidak akan muncul di kamarnya.Doly tidak menghiraukan perkataan Nayara, hanya menatap Nayara dengan dingin. Bahkan dia sendiri pun merasa jijik dengan orang licik seperti Nayara. Setidaknya, dia tidak akan pernah mengkhianati tuannya, apalagi melakukan perbuatan keji seperti ini.Nayara jelas tahu orang di depannya adalah musuh bebuyutannya. Namun, demi keuntungannya sendiri, dia tetap tega bekerja sama dengan pihak musuh. Doly bertanya-tanya mengapa ada orang yang sekeji ini di dunia. Orang seperti ini pantas dibunuh oleh siapa pun.Wira kembali menatap Nayara dan berkata dengan tenang, "Seka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2833

    "Kalau aku nggak percaya perkataan mereka, jadi aku harus percaya perkataan siapa?" kata Wira sambil tersenyum dingin.Nayara segera berkata, "Tuan Wira tentu saja harus percaya perkataanku. Aku sudah berada di pihakmu dan bahkan menceritakan segala sesuatu tentang Desa Damaro padamu, ini sudah cukup untuk membuktikan kesetiaanku.""Aku tahu, pasti ada orang yang iri melihatku makin dekat dengan Tuan Wira belakangan ini. Hubungan kita juga makin baik, jadi ada orang yang cemburu dan membisikkan hal-hal yang nggak benar agar Tuan Wira salah paham padaku."Wira menggelengkan kepala sambil tersenyum dingin merasa Nayara ini benar-benar tidak tahu diri. Dia sudah berdiri di hadapan Nayara karena ingin memberinya satu kesempatan untuk mengakui semuanya dengan patuh. Namun, sampai sekarang pun Nayara masih mencari berbagai alasan untuk membela diri, dia benar-benar merasa kecewa.Dia berdiri dan berjalan ke belakang Nayara, lalu menekan pundak Nayara dan berkata, "Kalau aku nggak punya bukti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2832

    Nayara berkata sambil menggertakkan giginya, "Dia tentu saja musuh bebuyutanku. Aku nggak akan melupakan apa yang terjadi di Desa Damaro, bahkan sampai sekarang pun aku masih sering bermimpi tentang pemandangan semuanya mati dengan mengerikan di depanku. Semua ini adalah ulah Senia. Aku tentu saja nggak akan pernah berhubungan apa pun dengannya.""Kalau benar-benar ada, itu pun hanya hubungan hidup atau mati. Entah dia yang membunuhku atau aku yang membunuhnya. Kalau bukan karena dendamku pada Senia, aku mana mungkin tega menyerang Dahlan."Nayara berbicara dengan penuh amarah dan tatapan yang penuh dengan niat membunuh, bahkan matanya pun sudah memerah. Ini cukup untuk menunjukkan betapa besar amarah yang tersimpan di hatinya.Namun, Wira tidak menghiraukan perkataan Nayara, melainkan mendengus dan berkata sambil bertepuk tangan, "Aku mengakui aktingmu benar-benar hebat, bahkan aku pun sudah tertipu. Mungkin karena aku percaya dengan apa yang terjadi di Desa Damaro dan juga padamu.""

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2831

    Wira baru teringat kembali dia sudah melupakan orang yang begitu penting. Berkat peringatan dari Doly, dia sudah mengetahui Nayara bukan orang yang sejalan dengannya dan sudah berpihak pada Senia. Nayara bisa mendekatinya karena ingin menjadi mata-mata di sisinya, sehingga bisa membocorkan informasi mereka pada Senia dan sekaligus menyesatkan dirinya.Mengingat semua perbuatan Nayara, Wira benar-benar marah. Nayara berasal dari Desa Damaro, tetapi dia tega melihat para penduduk desa mati secara tragis hanya demi kepentingan pribadinya dan bahkan berpihak pada musuhnya. Syarat apa yang sebenarnya sudah ditawarkan Senia sampai membuatnya begitu setia dengan Senia? Dia bahkan sampai mengabaikan hubungan kekeluargaan.Dalam sekejap, Wira sudah sampai di depan kamar Nayara dan mendengar suara teriakan dari dalam."Cepat lepaskan aku. Aku ingin bertemu dengan Tuan Wira. Aku adalah tamu kehormatan Tuan Wira. Saat Tuan Wira datang ke Desa Damaro, aku yang mengenalkannya. Aku bahkan rela mengor

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2830

    Doly segera bertanya dengan nada penasaran, "Apa kamu membiarkan mereka pergi karena masih mengenang masa lalu?"Bagi Doly, Senia seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Terlebih lagi, dia dikelilingi oleh orang seperti Panji yang licik dan berbahaya.Mereka berdua layaknya dua serigala yang saling mendukung untuk menebar kekacauan. Jika kali ini mereka gagal dibunuh dan dibiarkan lolos begitu saja, masalah di masa depan akan makin sulit untuk diatasi. Pada saat itu, dunia mungkin akan jatuh ke dalam kehancuran besar.Meskipun ada hubungan masa lalu yang harus dipertimbangkan, Doly tetap berharap bahwa Wira bisa membunuh Senia. Dengan begitu, masalah ini bisa diselesaikan untuk selamanya. Semua ini demi rakyat jelata yang tak berdosa.Meskipun kedua belah pihak berada di kubu yang berbeda dan bahkan bukan dari bangsa yang sama, peperangan yang terus-menerus sudah membawa banyak penderitaan. Mana mungkin mereka bisa terus merenggut lebih banyak nyawa lagi?Wira bertanya, "Kamu p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2829

    Setelah kembali ke kediaman jenderal, Danu dan Agha segera masuk ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat.Berbeda dengan mereka berdua, Wira terlihat jauh lebih santai. Meski semalam dia juga ikut dalam perjalanan yang melelahkan, Wira tidak benar-benar bertarung melawan musuh.Sementara itu, Danu dan Agha harus terus bertarung melawan makhluk-makhluk beracun sehingga tenaga mereka terkuras habis. Wira memahami betul kelelahan yang mereka rasakan.Setelah akhirnya bisa pulang, Wira hanya bisa membiarkan keduanya beristirahat dengan tenang. Bagaimanapun juga, mereka adalah saudara yang sangat dia percayai.Berhubung Wira sendiri tidak terlalu lelah dan tidak merasa mengantuk, dia langsung menuju ke kamar Doly.Doly adalah orang yang berbakat. Setelah dia sepenuhnya berpihak kepada Wira, tentu Wira merasa perlu menjenguknya untuk melihat kondisi lukanya.Ketika Wira memasuki kamar, dia melihat Doly sedang berjalan mondar-mandir dengan ekspresi penuh pikiran. Menyadari Wira telah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2828

    Bagi mereka, semua itu seperti mimpi buruk yang tidak akan terlupakan.Wira berucap, "Semua, tolong bangkit dulu. Kalian terus berlutut di depanku, bahkan ada yang usianya lebih tua dariku. Ini sama saja dengan memperpendek umurku. Sejujurnya, sejak dulu aku selalu menentang kebiasaan berlutut seperti ini. Sebenarnya kebiasaan ini bisa diubah.""Saat bertemu, cukup berjabat tangan saja. Nggak perlu sampai berlutut segala, 'kan? Kita semua sama, sama-sama punya satu kepala di atas satu pundak. Nggak ada yang punya kepala dan lengan berlebih. Jadi, nggak ada perbedaan besar di antara kita," tambah Wira."Kalau kita terus membagi manusia ke dalam kelas-kelas yang berbeda, bukannya itu sangat nggak adil bagi banyak orang? Apalagi di kampung halamanku, kebiasaan berlutut ini dipercaya bisa memperpendek umur!" jelas Wira.Mendengar ucapan Wira, barulah semua orang mulai bangkit. Banyak dari mereka sempat berpikir bahwa setelah kekuasaan Wira makin besar, dia pasti bukan lagi Wira yang dulu.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2827

    Kalau tidak di masa depan saat mereka perlu memimpin pasukan untuk berperang, dari mana lagi uang untuk membiayai perang akan didapatkan?Mereka semua sebenarnya hanya memikirkan Wira. Akibat alasan itu, mereka memang terkesan dingin dan tanpa perasaan. Namun pada akhirnya, bukankah semua itu dilakukan demi kepentingan wilayah dua provinsi ini?Wira memberi tahu, "Semuanya, tolong segera bangkit. Soal 5 miliar gabak ini, kalian seharusnya berterima kasih pada Ibu Suri Kerajaan Agrel. Kalau bukan karena mereka, mana mungkin kami bisa mendapatkan perak sebanyak itu?""Tanpa itu, tentu saja kami nggak bisa membangun kembali rumah-rumah kalian," ucap Wira dengan tenang. Apa yang dia katakan memang benar adanya. Sebenarnya dia juga sempat dilema, apakah harus menggunakan uang dari kas negara atau tidak?Jika uang itu benar-benar digunakan, kekhawatiran Danu dan yang lainnya bisa menjadi kenyataan. Dalam skenario seperti itu, jika terjadi kekacauan di seluruh negeri, rakyat tidak hanya akan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2826

    Orang-orang itu memang tidak membawa senjata apa pun di tangan mereka. Bahkan, ada beberapa wanita yang membawa anak-anak. Tangan mereka juga terlihat memegang keranjang.Di dalam keranjang-keranjang itu, terdapat banyak buah, sayuran, beberapa telur, dan daging. Dari penampilannya, sepertinya mereka bukan datang untuk mencari masalah. Lagi pula, siapa yang akan membawa keluarga dan anak-anak untuk berkelahi?Apalagi dengan begitu banyak wanita di antara mereka, bukankah itu sama saja seperti menyia-nyiakan nyawa?"Mereka ini kalau bukan datang untuk bikin keributan, mau apa dong?" ucap Agha sambil menggaruk kepalanya dengan bingung. Dia benar-benar tidak mengerti situasi ini. Apa sebenarnya yang sedang terjadi?Wira mengamati mereka dengan saksama untuk beberapa waktu sebelum akhirnya berucap, "Mungkin mereka datang untuk berterima kasih kepada kita?""Berterima kasih?" Baik Danu maupun Agha, mereka masih terlihat bingung. Belum sempat mereka bertanya lebih jauh, tiba-tiba terdengar s

DMCA.com Protection Status