“Diam!” Ekspresi Nadim langsung menjadi suram. Kemudian, dia berkata dengan hormat, “Pak Larry, silakan jelaskan.”Larry bertanya dengan ekspresi muram, “Pernah dengar tentang Kompetisi Puisi Naga?”Nabil menggeleng.“Pernah.” Ekspresi Nadim sudah berubah drastis. Dia bertanya, “Apa dia itu sarjana provinsi yang mau menghadiri Kompetisi Puisi Naga?”Sebagai inspektur dari pengadilan daerah, Nadim tahu seberapa besar acara Kompetisi Puisi Naga ini. Pada tahun-tahun sebelumnya, orang dari seluruh penjuru juga berangkat ke Kota Pusat Pemerintahan Jagabu untuk menghadirinya. Setiap tahun pada saat ini, pengadilan daerah akan berpesan kepada inspektur untuk lebih memperhatikan keselamatan jalan. Bagaimanapun juga, orang yang menghadiri kompetisi ini paling tidak adalah sarjana provinsi.Larry menatap Nadim bagaikan memandang orang idiot, lalu menjawab, “Kalau dia itu juga sarjana provinsi sama sepertiku, apa aku perlu memanggilnya tuan?”“Ka ... kalau begitu, dia itu sarjana kerajaan?” tany
“Kamu hanya akan mencelakai kakakmu!” Dian berkata dengan dingin, “Aku sudah pernah menikah tiga kali dan semua suamiku meninggal mendadak dalam waktu nggak sampai sebulan. Semua orang di Kabupaten Uswal tahu aku ini wanita pembawa sial untuk suamiku. Kalau nggak percaya, cari tahu saja sendiri!”Meri menjawab, “Aku sudah dengar dari bawahanmu dan tahu kamu berkata jujur. Tapi, aku nggak takut!”Dian bertanya dengan heran, “Kamu mau mencelakai kakakmu?”Meri berkata dengan cemberut, “Kakak Ipar, bisa nggak jangan berpikir jelek tentangku? Yang membesarkanku itu kakakku, mana mungkin aku berpikiran untuk mencelakainya?”Dian bertanya dengan heran, “Kalau begitu, kenapa kamu mau aku menikahinya?”“Karena kakakku nggak takut!” Meri berkata sambil tersenyum gembira, “Kakakku sudah pernah menikah tiga kali dan semua istrinya juga meninggal dalam waktu kurang dari dua tahun. Kata peramal, dia itu pria yang membawa sial untuk istrinya. Berhubung kalian punya karakteristik yang sama, sepertiny
“Kak Wira, kenapa undangan itu begitu hebat? Apa itu sebenarnya? Begitu melihat undangan itu, Pak Larry langsung bisa membuat Nabil, Nadim, dan para prajurit desa saling membunuh. Pagi-pagi tadi, dia juga membawa orang datang untuk mempersiapkan sarapan dan makanan kering untuk kita. Bahkan kepala desa dan kepala wilayah juga datang untuk membantu menyeret pelayan-pelayan penginapan ke pengadilan daerah.”Keesokan harinya, kelompok Wira meninggalkan Desa Tepon. Namun, semua orang masih merasa takjub. Semua yang terjadi semalam bagaikan mimpi. Mereka sudah membasmi penginapan yang berniat jahat terhadap tamunya tanpa perlu turun tangan sendiri. Hal ini membuat mereka menyadari bahwa selain menguasai keterampilan bela diri dan menjadi pejabat, masih ada semacam kekuatan yang disebut wibawa.“Bukan undangan itu yang hebat, tapi mereka sendiri yang berpikir kejauhan dan menakut-nakuti diri sendiri.” Wira berkata sambil menahan tawanya, “Kalian harus ingat, bervisualisasi dalam batas wajar
Setelah mengisi perut, Tommy sudah lebih bertenaga dan bisa berbicara dengan lebih cepat.“Pengawal Keluarga Wibowo?” Wira melirik Tommy. Pada saat itu, seluruh perhatian Wira tertuju pada Dian. Dia sama sekali tidak memperhatikan pengawal di sisi Dian.Gandi mengangguk, lalu menjawab, “Kak Wira, dia itu salah satu dari empat pengawal yang berjaga di sekitar kereta kuda.”Keempat pengawal itu adalah praktisi seni bela diri. Berhubung khawatir akan keselamatan Wira, Gandi memusatkan perhatiannya pada keempat orang itu dan mengabaikan Dian.“Oh!” Setelah memastikan identitasnya, Wira bertanya dengan heran, “Kalau kamu itu pengawal Nona Dian, kenapa kamu berada di sini dan juga terluka? Di mana Nona Dian?”“Tuan Wira, aku mohon tolonglah Nona Dian!” Tommy memasukkan sisa makanan ke mulutnya, lalu bersujud dan berkata, “Nona Dian melakukan perjalanan ini demi menjual sabun ke seluruh kabupaten agar bisa memenuhi janjinya pada Tuan Wira. Kami sudah menangani kabupaten di bagian selatan, yan
Di lereng gunung, Jamal yang memegang kapaknya menatap Danu dan Doddy dengan terkejut. Kedua orang ini adalah orang kepercayaan Wira. Jika mereka ada di sini, orang yang berada di dalam kereta kuda pasti adalah Wira.Wira pun merasa kewalahan. Jamal selalu berpikiran untuk menjadikan Wira penasihat militer. Bagaimana mungkin Jamal akan melewatkan kesempatan itu!“Kak Wira nggak ikut!” Doddy buru-buru membantah. Setelah memberikan uangnya kepada seorang bandit, dia berkata dengan cepat, “Kami mengejar waktu untuk melanjutkan perjalanan.”Bandit itu memegang uang yang diberikan Doddy, lalu menoleh ke arah lereng gunung. Dia jelas sedang menunggu perintah Jamal. Dia bisa menebak bahwa ketua kesepuluh mereka itu mengenal orang ini. Biasanya, mereka tidak pernah memungut tarif jalan dari orang yang dikenal. Jika tidak, mereka akan ditertawakan oleh kalangan sejawat.“Kalau mereka sudah bayar tarif jalan, biarkan saja mereka pergi. Ini aturan yang dibuat Ketua Merika,” ujar Jamal dengan acuh
“Minggir! Kamu benar-benar nggak setia kawan kalau kamu berani melindunginya!” Latatu mendorong Jamal, lalu menyerbu ke kaki gunung dengan memimpin para bandit lain. Dia berteriak, “Kalian semua, turun dari kuda dan menyerahlah! Kalau nggak, aku akan membunuh kalian semua!”“Turun dari kuda!” teriak bandit-bandit lainnya sambil mengikuti Latatu turun ke kaki gunung.Ekspresi Doddy dan yang lainnya pun berubah drastis.“Semuanya, turun!” Wira yang terlebih dahulu keluar dari kereta kuda. Dia meraih perisai dan busur silang dari dalam kereta kuda, lalu melemparnya ke luar. Kesepuluh orang itu menerimanya, lalu membentuk formasi penyerangan dan pertahanan sesuai strategi yang sudah disusun mereka sebelumnya.Lima orang dari tim penjual ikan masing-masing menggenggam dua buah perisai untuk mencegah serangan panah. Di sisi lain, Danu, Doddy, Gandi, Ganjar, Sony, Danur, dan Wira yang bersenjatakan busur silang menembak para bandit yang turun dari gunung.Bruk! Brak!Satu per satu bandit berg
Syut! Syut! Syut! Serangan busur silang menggugurkan dua puluhan bandit lagi. Para bandit yang tersisa pun kembali mundur.Latatu juga kembali bersembunyi. Dia menoleh ke arah lereng gunung dan berteriak, “Kalian jangan berhenti memanah! Cepat habisi sekelompok bajingan ini!”Syut! Duk!Kelima pemanah itu merasa sangat tidak berdaya dan hanya bisa lanjut memanah. Namun, bahkan jika seseorang memiliki lengan yang kuat, memanah beberapa kali berturut-turut juga akan membuat lengan terasa sakit. Setelah memanah belasan panah, lengan mereka sudah sakit dan tidak sanggup menarik busur lagi. Panah yang tadinya bisa mencapai sejauh 100 meter sudah berkurang hingga 50 meter dan bahkan sudah tidak mengenai perisai.Wira langsung memberi perintah, “Danu, bawa satu perisai bersamamu dan pergi habisi semua pemanah itu. Doddy, kamu hadapi orang yang memegang golok berukiran iblis itu. Semuanya, siap-siap untuk menerobos keluar dari kepungan!”“Baik!” Danu dan Doddy menjawab tanpa ragu.Kemudian, D
Ekspresi sekelompok orang itu langsung berubah!Wira mengerutkan keningnya sambil bertanya, “Seberapa cepat? Coba perkirakan. Kalau waktunya cukup, kita tinggalkan saja kereta kudanya dan pergi dengan berkuda.”“Kira-kira 30 menit!” Tommy menggeleng dan berkata, “Para bandit juga punya kuda dan terbiasa dengan jalan gunung. Sebelum sempat keluar dari Yispohan, mereka pasti sudah menyusul kita!”Sekelompok orang itu berseru dengan terkejut, “Kita nggak bisa kabur?”Wira juga mengerutkan keningnya. Bandit di Yispohan terlalu banyak. Sebagian kecil yang mereka singkirkan tadi masih bukan apa-apa. Setelah memiliki persiapan, pasti akan ada lebih banyak orang yang datang untuk mengepung mereka. Para bandit itu juga tidak mungkin bertindak ceroboh lagi. Jadi, pertarungan selanjutnya akan lebih sulit dimenangkan.Suasananya menjadi sangat serius. Kegembiraan yang dirasakan semua orang dari kemenangan tadi pun berubah menjadi tekanan. Setelah membunuh begitu banyak bandit, para bandit lainnya
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m