Share

Bab 166

Author: Arif
“Minggir! Kamu benar-benar nggak setia kawan kalau kamu berani melindunginya!” Latatu mendorong Jamal, lalu menyerbu ke kaki gunung dengan memimpin para bandit lain. Dia berteriak, “Kalian semua, turun dari kuda dan menyerahlah! Kalau nggak, aku akan membunuh kalian semua!”

“Turun dari kuda!” teriak bandit-bandit lainnya sambil mengikuti Latatu turun ke kaki gunung.

Ekspresi Doddy dan yang lainnya pun berubah drastis.

“Semuanya, turun!” Wira yang terlebih dahulu keluar dari kereta kuda. Dia meraih perisai dan busur silang dari dalam kereta kuda, lalu melemparnya ke luar. Kesepuluh orang itu menerimanya, lalu membentuk formasi penyerangan dan pertahanan sesuai strategi yang sudah disusun mereka sebelumnya.

Lima orang dari tim penjual ikan masing-masing menggenggam dua buah perisai untuk mencegah serangan panah. Di sisi lain, Danu, Doddy, Gandi, Ganjar, Sony, Danur, dan Wira yang bersenjatakan busur silang menembak para bandit yang turun dari gunung.

Bruk! Brak!

Satu per satu bandit berg
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 167

    Syut! Syut! Syut! Serangan busur silang menggugurkan dua puluhan bandit lagi. Para bandit yang tersisa pun kembali mundur.Latatu juga kembali bersembunyi. Dia menoleh ke arah lereng gunung dan berteriak, “Kalian jangan berhenti memanah! Cepat habisi sekelompok bajingan ini!”Syut! Duk!Kelima pemanah itu merasa sangat tidak berdaya dan hanya bisa lanjut memanah. Namun, bahkan jika seseorang memiliki lengan yang kuat, memanah beberapa kali berturut-turut juga akan membuat lengan terasa sakit. Setelah memanah belasan panah, lengan mereka sudah sakit dan tidak sanggup menarik busur lagi. Panah yang tadinya bisa mencapai sejauh 100 meter sudah berkurang hingga 50 meter dan bahkan sudah tidak mengenai perisai.Wira langsung memberi perintah, “Danu, bawa satu perisai bersamamu dan pergi habisi semua pemanah itu. Doddy, kamu hadapi orang yang memegang golok berukiran iblis itu. Semuanya, siap-siap untuk menerobos keluar dari kepungan!”“Baik!” Danu dan Doddy menjawab tanpa ragu.Kemudian, D

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 168

    Ekspresi sekelompok orang itu langsung berubah!Wira mengerutkan keningnya sambil bertanya, “Seberapa cepat? Coba perkirakan. Kalau waktunya cukup, kita tinggalkan saja kereta kudanya dan pergi dengan berkuda.”“Kira-kira 30 menit!” Tommy menggeleng dan berkata, “Para bandit juga punya kuda dan terbiasa dengan jalan gunung. Sebelum sempat keluar dari Yispohan, mereka pasti sudah menyusul kita!”Sekelompok orang itu berseru dengan terkejut, “Kita nggak bisa kabur?”Wira juga mengerutkan keningnya. Bandit di Yispohan terlalu banyak. Sebagian kecil yang mereka singkirkan tadi masih bukan apa-apa. Setelah memiliki persiapan, pasti akan ada lebih banyak orang yang datang untuk mengepung mereka. Para bandit itu juga tidak mungkin bertindak ceroboh lagi. Jadi, pertarungan selanjutnya akan lebih sulit dimenangkan.Suasananya menjadi sangat serius. Kegembiraan yang dirasakan semua orang dari kemenangan tadi pun berubah menjadi tekanan. Setelah membunuh begitu banyak bandit, para bandit lainnya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 169

    Melihat Dian yang tidak menolak untuk makan, Meri berkata dengan gembira, “Kakak Ipar, aku sangat menyukaimu! Kamu bisa membedakan mana yang baik dan nggak. Biasanya, para wanita yang ditangkap kemari selalu lebih memilih untuk mati.”Dian tersenyum sambil mengangguk, lalu lanjut makan. Meskipun mati kelaparan, para bandit ini juga tidak akan melepaskannya. Lebih baik dia tetap menjaga kesehatannya agar tetap memiliki tenaga untuk kabur ketika kesempatannya tiba.Tiba-tiba, terdengar suara orang panik dari luar kamar, “Ketua Merika, gawat! Ketua Latatu dan 45 anggota kita sudah tewas!”Ekspresi Meri langsung menjadi serius. Dia mengambil pedangnya dan bertanya, “Siapa yang begitu berani membunuh orang di wilayah kekuasaan kita?”Bandit di luar menjawab, “Nggak tahu. Berita yang dilaporkan dari siulan sangat sederhana. Aku hanya tahu mereka bersenjatakan pedang, perisai, dan panah. Mereka berhasil membunuh anggota kita dengan sangat mudah!”“Siapkan perisai dan busur panjang, lalu perin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 170

    Jamal pun berkata dengan panik, “Ketua Merika, Tuan Wira bukanlah orang biasa. Kalau dia memilih untuk tinggal, dia pasti punya cara untuk menghadapi kita. Sebaiknya kita jangan bertarung melawannya dan biarkan saja mereka pergi daripada membahayakan diri sendiri!”“Ketua Jamal, apa kamu takut? Kenapa kamu berkata seperti itu?” Meri berkata dengan penuh peremehan, “Aku punya 300 bawahan, 100 pemanah, dan 200 ahli. Di antaranya, ada 50 orang yang mengenakan baju zirah. Menghabisi mereka bukanlah hal yang sulit! Buat apa aku takut?”“Ketua Merika, kamu belum pernah berhadapan dengan Tuan Wira, makanya nggak tahu seberapa hati-hatinya dia.” Jamal menasihati, “Saat dia mengajakku bertemu sendirian, aku sudah tahu dia menyiapkan jebakan. Tapi, aku nggak nyangka dia menyembunyikan sekelompok pemanah di selokan, seorang ahli yang punya senjata tersembunyi di tumpukan jerami, seorang ahli bela diri di atas pohon, dan bahkan ahli pedang di bawah tanah.”Meri mendengus, “Pelajar itu benar-benar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 171

    Wira berteriak, “Bersiap!”Tujuan Wira berkata seperti itu memang untuk membuat Merika marah. Alhasil, Merika benar-benar murka, lalu meninggalkan pasukan besarnya dan menyerang ke arah mereka sendirian.Para pemuda dari kelompok Wira langsung bersemangat. Mereka tidak mengira rencana Wira akan berhasil dengan begitu mudah.Sejujurnya, tidak akan ada wanita yang tidak sakit hati setelah mendengar ucapan Wira tadi. Apalagi bagi seorang wanita secantik Meri, tidak diinginkan sebagai istri kedua benar-benar merupakan penghinaan yang sangat besar.Para bandit langsung tercengang, tetapi mereka tidak berani menghalangi Meri karena mengetahui sifatnya.Bruk! Tiba-tiba, Jamal menerjang ke arah Meri dan menariknya turun dari kuda.Meri terjatuh dari kuda, lalu menebaskan pedangnya dan berteriak, “Jamal, beraninya kamu menghalangiku! Apa kamu sudah bosan hidup!”Jamal berguling di lantai untuk menghindari tebasan itu dan berteriak, “Ketua Merika, jangan bertindak gegabah! Apa kamu sudah lupa ap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 172

    Dua ratus bandit yang memiliki perisai kayu menyerbu ke arah tembok batu di bawah pimpinan Meri.Ekspresi Wira dan yang lainnya langsung berubah drastis. Dengan situasi seperti ini, busur silang yang mereka miliki juga tidak akan begitu berguna.Namun, tepat pada saat ini, Jamal tiba-tiba berteriak, “Ketua Merika, kawan-kawan sekalian, jangan menyerang terlalu cepat! Perhatikan langkah kalian. Waktu Kak Heru menyerang Dusun Darmadi, dia terjebak oleh jebakan kuda dan perangkap hewan. Kalian harus lebih hati-hati! Dia pasti sudah menaruh perangkap!”Meri yang berlari di paling depan tiba-tiba berhenti, lalu bergerak dengan hati-hati sambil mengamati permukaan lantai. Bandit lainnya juga meniru tindakan Meri karena takut terjebak dalam perangkap pelajar licik.Wira merasa sangat kesal, tetapi juga lucu. Dalam waktu satu jam, mereka harus menyusun tembok batu dan memindahkan mayat. Mana mungkin mereka memiliki waktu untuk membuat jebakan kuda atau menaruh perangkap hewan? Lagi pula, merek

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 173

    “Bandit-bandit sekalian, ingatlah namaku. Aku adalah Zabran Darmadi! Kalian akan segera mati di tanganku!” seru Doddy. Dia bergerak dengan gesit dan luwes. Tidak peduli siapa pun yang diserangnya, tidak ada satu pun yang bisa melawan dan langsung gugur. Ada juga pedang yang menebas tubuhnya, tetapi serangan itu tidak bisa menembus baju zirah hitam yang dikenakannya.Hanya dalam sekejap, hampir 30 bandit sudah mati di tangannya. Bandit-bandit di sekitar langsung ketakutan dan mau tak mau berjalan mundur untuk menghindar.“Ketua keempat, ketua kelima, ketua keenam, ketua kedelapan, ketua kesepuluh, ayo serang!” Saat melihat para bandit tidak mampu melawan Doddy, Meri memungut sebilah pedang, lalu menyerang Doddy lagi tanpa rasa takut.Melihat situasi ini, kelima ketua lainnya juga buru-buru maju. Enam ahli bela diri bergabung untuk menyerang Doddy dan membuat Doddy kewalahan. Dia pun mulai terdesak mundur. Namun, Doddy sama sekali tidak menyerah. Dia mematahkan pedang Meri lagi dan seran

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 174

    Sebuah kekuatan yang besar menembus keluar dari bawah kaki Meri hingga membuatnya jatuh ke lantai. Kemudian, sebuah sosok yang mengenakan baju zirah hitam menodongkan Pedang Treksha ke lehernya dan berkata, “Jangan bergerak!” Meri pun mematung di tempat. Kemudian, dia melirik ke lantai dan menggertakkan giginya dengan kesal. Di lantai, ada sebuah papan dan lubang yang besar. Ternyata orang ini dari tadi bersembunyi di dalam lubang.‘Bajingan bernama Wira itu benar-benar sangat licik! Bisa-bisanya dia menyembunyikan seseorang di dalam lubang ini. Memangnya dia bisa menebak aku pasti akan berdiri di sini?’ pikir Meri.Semua bandit langsung berhenti menyerang dan merasa serbasalah. Meri adalah adik kandung Molika. Jika terjadi sesuatu pada Meri akibat tindakan mereka, Molika pasti akan menghabisi orang itu. Semua orang tahu bahwa Molika sangat menyayangi dan melindungi adiknya ini.Kelompok Wira pun mengembuskan napas lega. Para pemuda itu menatap Wira dengan penuh kekaguman. Saat membua

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status