Share

Bab 169

Melihat Dian yang tidak menolak untuk makan, Meri berkata dengan gembira, “Kakak Ipar, aku sangat menyukaimu! Kamu bisa membedakan mana yang baik dan nggak. Biasanya, para wanita yang ditangkap kemari selalu lebih memilih untuk mati.”

Dian tersenyum sambil mengangguk, lalu lanjut makan. Meskipun mati kelaparan, para bandit ini juga tidak akan melepaskannya. Lebih baik dia tetap menjaga kesehatannya agar tetap memiliki tenaga untuk kabur ketika kesempatannya tiba.

Tiba-tiba, terdengar suara orang panik dari luar kamar, “Ketua Merika, gawat! Ketua Latatu dan 45 anggota kita sudah tewas!”

Ekspresi Meri langsung menjadi serius. Dia mengambil pedangnya dan bertanya, “Siapa yang begitu berani membunuh orang di wilayah kekuasaan kita?”

Bandit di luar menjawab, “Nggak tahu. Berita yang dilaporkan dari siulan sangat sederhana. Aku hanya tahu mereka bersenjatakan pedang, perisai, dan panah. Mereka berhasil membunuh anggota kita dengan sangat mudah!”

“Siapkan perisai dan busur panjang, lalu perin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rovi Aisyah Afthah
iyaa makin singkat. bahkan per kasus blom selesai ...
goodnovel comment avatar
Mehruniza Puri Azkadina
makin kesini makin kesono. semakin pendek ajah cerita tiap babnya. cerita makin pendek, tapi koin nya tetap banyak untuk sekali bukak bab
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status