Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 1541 - Bab 1550

2722 Bab

Bab 1541

Suara senjata yang berbenturan di luar akhirnya menarik perhatian jenderal yang mengantuk."Suara apa itu?""Tuan, gawat! Ada sekelompok ahli bela diri di luar! Sebagian besar prajurit kita sudah tewas!" lapor seorang prajurit sambil berlari masuk dengan sempoyongan. Sekujur tubuhnya berlumuran darah, tetapi dia tidak melupakan tugasnya untuk melapor.Perubahan mendadak ini membuat jenderal yang memimpin terkesiap. Tanpa sempat mengenakan pakaiannya, dia berniat mengambil barang-barangnya dan hendak melarikan diri. Uang-uang ini tidak boleh sampai ketinggalan!Tepat ketika jenderal itu hendak berberes, Wira sudah menerobos masuk. Dia langsung melayangkan tongkat untuk menghabisi prajurit itu, lalu menatap jenderal itu dengan dingin."Pendekar, ampuni aku! Aku nggak pernah melakukan kejahatan apa pun! Aku hanya bekerja di sini, tolong jangan bunuh aku!" pinta jenderal itu sembari berlutut setelah melihat prajurit itu dibunuh begitu saja oleh Wira."Pendekar, aku akan membiarkanmu pergi,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1542

Wira melirik sekilas Danu, Doddy, dan Biantara. Kemudian, dia menyuruh Hasto, Julian, dan Farrel mengikutinya.Setelah mendapatkan kabar kepulangan Wira, ketiga istrinya sudah menunggu di depan karena takut melewatkan sesuatu. Alhasil, mereka melihat Wira pulang."Suamiku, akhirnya kamu pulang. Gimana kondisimu sekarang, Farrel? Apa ada yang sakit? Apa kamu lapar?" tanya Wulan.Fokus Wulan awalnya hanya tertuju pada Wira. Namun, ketika melihat ekspresi Farrel yang kelelahan dan sedih, Wulan sontak merasa tidak tega padanya. Jadi, ketiga istri Wira mengelilingi Farrel untuk memberinya perhatian."Kalian bawa Farrel istirahat dulu. Kak Hasto, Julian, kalian tetap di sini, ada yang ingin kubahas," ujar Wira. Setelah ketiga istrinya membawa Farrel pergi, hanya tersisa mereka bertiga di aula."Wira, kamu mau bahas apa? Apa kamu sudah punya rencana?" tanya Hasto."Kak Hasto, selanjutnya akan terjadi pertempuran sengit. Aku tahu aku terkesan kurang sopan kalau menyuruhmu ikut serta pertempura
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1543

"Apa ada pergerakan di Kerajaan Nuala?" tanya Wira."Untuk sementara ini nggak ada, mereka terlihat nggak peduli dengan masalah ini," sahut Biantara.Wira merasa bingung. Jelas-jelas pertempuran sudah akan terjadi, mengapa Kerajaan Nuala tidak membuat persiapan? Sepertinya, ada rahasia yang tidak bisa diselidiki oleh Biantara. Itu berarti, Wira harus menanyakannya pada orang itu."Ya sudah, kamu sudah boleh kembali, aku akan mempertimbangkannya dulu. Setelah membuat keputusan, aku akan memanggilmu lagi," ucap Wira.Wira harus menulis surat untuk Yudha, menanyakan situasi yang sebenarnya terjadi. Makanya, dia menyuruh Biantara pergi.Sesudah Biantara pergi, Wira sendirian di kamar samping. Ketika menulis surat, dia pun merasa agak gelisah karena khawatir akan terjadi masalah baru.Masalah Keluarga Barus belum terselesaikan. Jika sesuatu terjadi pada Kerajaan Nuala, masalah ini akan menjadi makin rumit."Suamiku, apa terjadi masalah? Aku melihatmu gelisah, makanya kemari." Terdengar suar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1544

"Farrel, kamu pasti sangat menderita. Kamu seorang tuan putri, tapi harus tinggal bersama kami."Wulan dan lainnya terus melontarkan pertanyaan kepada Farrel, sampai tidak menyadari Wira sudah datang. Setelah Wira berdeham 2 kali, mereka baru beralih menatap pintu."Farrel akan tinggal beberapa hari di tempat kita, kalian punya banyak waktu untuk mengobrol, jadi nggak usah terburu-buru. Lihat, Farrel sampai malu karena pertanyaan kalian yang bertubi-tubi," ujar Wira."Nggak apa-apa, aku justru senang kalau bersama mereka. Maaf sekali, aku dikurung, makanya nggak bisa menulis surat untuk kalian. Tapi, kita sudah bisa mengobrol setiap hari sekarang!" sahut Farrel yang merasa agak gugup. Kemudian, dia segera melambaikan tangan untuk menyatakan dirinya tidak keberatan.Farrel pun menceritakan semua yang terjadi selama ini. Begitu mendengarnya, Wulan dan lainnya merasa makin tidak tega padanya. Ketiga wanita itu memeluknya, juga mengelus kepalanya.Mereka sudah melewati banyak hal bersama s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1545

"Tenang saja," sahut Wira."Suamiku, perjalanan kali ini pasti sangat berbahaya. Bagaimana kalau Ciputra mengutus orang untuk menyerang kalian? Sebaiknya bawa lebih banyak orang," ujar Wulan. Dia paling mencemaskan hal ini.Wira dan lainnya pasti melewati banyak tempat selama perjalanan ke Kerajaan Nuala. Mereka pasti bermalam di alam liar. Bagaimana kalau mereka diserang saat sedang lengah?Faktanya, kekuatan Wira, Hasto, dan Julian sudah cukup untuk melawan musuh. Meskipun Ciputra mengutus pembunuh, orang-orang itu sudah pasti bukan lawan mereka."Kami punya Biksu Hasto, nggak perlu takut apa pun. Benar begitu, Kak Hasto?" tanya Wira sembari tersenyum dan menatap Hasto.Mungkin karena merasa malu, Hasto pun hanya mengangguk dan tidak berbicara. Bisa dibilang, tidak banyak orang yang sanggup mengalahkan Hasto di dunia persilatan ini. Kalaupun ada pesilat yang sangat hebat, paling-paling kemampuan mereka setara. Jadi, dengan adanya Hasto yang menemani, mereka sudah pasti aman.Wulan pu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1546

"Biksu, tolong tangani masalah ini untukku." Situasi kali ini agak berbeda, jadi Ciputra menyuruh Biksu Jubah Hitam untuk turun tangan.Biksu Jubah Hitam pun menerima perintah tersebut, lalu keluar. Tepat ketika meninggalkan ruangan, sorot matanya tampak sangat kejam.Hanya beberapa bocah ingusan, berani sekali mereka ingin mengacaukan situasi. Biksu Jubah Hitam pun merasa penasaran dengan hasil pertempuran ini.Selain itu, jika berhasil membunuh pemuda itu, mungkin Ciputra akan benar-benar menuruti mereka tanpa memikirkan hal lain lagi.Setelah memikirkan ini, tampak aura membunuh yang kuat terpancar dari tubuh biksu itu. Kemudian, dia menghilang begitu saja.Di sisi lain, Hasto merasakan firasat buruk sejak keberangkatan mereka. Entah apa yang menunggu mereka selanjutnya.Setelah menempuh perjalanan beberapa hari, mereka akhirnya tiba di Kerajaan Nuala. Tanpa diduga, tidak ada pembunuh yang menyerang, juga tidak ada prajurit yang menangkap mereka."Suamiku, apa kita akan langsung per
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1547

Sambil berbicara, Yahya menghampiri Wira dan hendak memeluknya. Melihat ini, Wira pun turun dari kudanya. Wira tidak bisa mengobrol seperti biasa lagi dengan Yahya karena muridnya ini sudah berbeda sekarang."Pangeran, sebaiknya kita mengobrol di dalam saja," ujar Wira. Ketika mendengar nada bicara yang terdengar asing ini, Yahya tertegun sejenak, tetapi segera tersadar kembali."Baiklah, silakan masuk, Guru," sahut Yahya. Dia tidak memperhatikan Julian dan Hasto yang berada di samping karena hanya fokus pada Wira.Waktu itu, Wira telah berjerih payah untuk menyelamatkan Yahya. Alhasil, Yahya malah kembali ke Kerajaan Nuala sekarang.Ketika melihat para prajurit yang terperangah, Wira hanya mendengus sinis dan menyerahkan kuda kepada mereka. Kemudian, dia membawa Julian dan Hasto masuk.Kerajaan Nuala sepertinya sudah berubah, tetapi sepertinya tidak juga. Sesampainya di kamar, Yahya pun mempersilakan Wira dan lainnya untuk duduk. "Guru, duduklah, aku akan menyeduh teh untuk kalian."M
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1548

"Untuk apa?" tanya Wira."Guru, kamu bisa membantuku. Kita sama-sama memerintah dunia ini, ya? Aku tetap akan menjadi muridmu setelah menjadi penguasa!" sahut Yahya.Wira perlahan-lahan memejamkan mata saat mendengar omong kosong ini. Kenapa bisa menjadi seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang menghasutnya?Wira tidak ingin berlama-lama di sini. Dia tidak ingin melihat Yahya yang dulunya polos berubah menjadi sekejam ini."Nggak perlu. Lagian, kamu sudah sangat berbeda sekarang, nggak seperti muridku yang dulu lagi," jelas Wira. Kemudian, dia berbalik, membawa Julian dan Hasto meninggalkan kamar tersebut.Sesudah meninggalkan istana, Wira memejamkan matanya, merasakan angin sepoi-sepoi. Amarah dalam hatinya masih belum mereda.Julian berjalan ke sisi Wira, menepuk punggungnya 2 kali sebagai isyarat untuk menenangkan. Tidak ada yang ingin masalah seperti ini terjadi.Setelah mengambil kuda mereka, Wira membawa Julian dan Hasto ke tempat Jihan. Begitu melihat Jihan, Wira pun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1549

Setelah meninggalkan kediaman Jihan, wajah Wira tampak sangat murung. Melihat ini, Julian pun merasa cemas. Perang akan segera dimulai, siapa yang akan dibantu oleh Wira?"Apa rencanamu sekarang?" tanya Hasto.Wira merenung sesaat, lalu mengernyit sambil membalas, "Belum ada, rencanaku jadi kacau karena perubahan mendadak ini. Aku harus menyusun rencana ulang."Mendengar ini, Hasto menepuk bahu Wira untuk menghiburnya. Tidak ada yang ingin situasi seperti ini terjadi. Selain itu, bukan hanya Wira yang merasa sedih atas situasi ini.Jam makan telah tiba. Mereka datang ke sebuah penginapan. Bukan hanya makan, mereka juga bisa mendapat informasi di sini."Eh, kalian sudah dengar belum? Kerajaan Beluana sepertinya sudah mengirim pasukan ke Kerajaan Nuala!""Bukannya mereka baru ganti penguasa? Kenapa terburu-buru menyerang Kerajaan Nuala? Benar-benar sombong!""Ya, entah apa yang mereka pikirkan. Parahnya, Kerajaan Nuala juga sedang kacau. Semua pangeran ingin menjadi raja baru, pangeran y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1550

Wira mengangguk menyetujui. Keduanya sangat kuat minum sehingga menghabiskan sekendi arak itu.Julian merasa agak cemas, jadi terus berdiri di samping Wira. Kalau Wira merasa pusing, dia bisa langsung menangkapnya. Siapa sangka, Wira bukan hanya berdiri dengan tegak, tetapi juga berbicara dengan sangat jelas.Setelah selesai makan, mereka bertiga pun bersiap-siap untuk kembali ke Dusun Darmadi. Masing-masing memikirkan hal yang berbeda selama perjalanan.Wira berpikir kepada siapa dirinya harus berpihak dan jalan apa yang harus diambilnya. Julian hanya mengkhawatirkan kondisi Wira. Sementara itu, yang dipikirkan Hasto adalah Sekte Langit dan Sekte Gunung.Sekte Gunung adalah pihak pertama yang melanggar kesepakatan. Mereka mulai ikut campur dalam urusan istana pasti karena memiliki ambisi. Jadi, Sekte Langit tidak boleh berpangku tangan!Bagaimanapun, mereka semua adalah orang dunia persilatan. Kemampuan kedua belah pihak juga bisa dibilang setara. Sekte Langit tidak boleh membiarkan S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
153154155156157
...
273
DMCA.com Protection Status