Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 1561 - Bab 1570

2718 Bab

Bab 1561

Sesudah memahami situasinya, Biantara menyampaikan laporan ini kepada Wira. Saat ini, Wira sudah siap rapat dan sedang bersama Farrel. Dia awalnya ingin memahami beberapa hal tentang Keluarga Barus, tetapi Farrel seperti orang yang hilang ingatan. Wanita ini tidak bisa mengingat apa-apa."Kak Wira, ada yang ingin kulaporkan." Begitu mendengar suara lantang Biantara, Wira pelan-pelan menoleh dan mengisyaratkannya untuk menunggu di ruangan samping. Dia akan segera ke sana.Sesudah Biantara pergi, Wira mengobrol lagi dengan Farrel. Dia merasa sangat enggan, ingin sekali mencari tahu apa yang terjadi sebelumnya."Tuan, aku benar-benar ingin memberitahumu semuanya, tapi nggak bisa ingat. Mungkin karena dikurung terlalu lama, makanya otakku ini jadi bermasalah," ucap Farrel.Wira mengernyit melihat Farrel yang tampak tidak berdaya. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi? Meskipun seseorang dikurung lama, mereka hanya akan merasa tertekan dan frustrasi, tidak akan linglung seperti ini, apalag
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1562

"Kak Wira, bawahanku bilang ada beberapa orang di kamp mereka yang memakai topeng, pakaian mereka juga terlihat aneh," jelas Biantara.Wira seketika memahaminya. Orang-orang ini seharusnya diutus oleh Sekte Gunung. Hanya saja, apa mereka tahu bahwa mereka berdiri di pihak yang berbeda? Mereka berasal dari tempat yang sama, tetapi malah harus saling membunuh. Jika benar seperti itu, bukankah Sekte Gunung terlalu kejam? Mereka bahkan tega membunuh orang sendiri."Awasi orang-orang itu dengan baik. Kalau ada situasi aneh, segera laporkan kepadaku. Kamu sudah boleh pergi kalau nggak ada hal lain lagi." Setelah mendengar ucapan Wira ini, Biantara pun pergi.Di sisi lain, perubahan benar-benar mulai terjadi di medan tempur. Di kamp Kerajaan Beluana, Ishan sedang mengobrol dengan sesosok yang misterius."Terima kasih sudah membantu hari ini. Tanpa kalian, kita akan sulit mengalahkan jenderal lawan," ucap Ishan. Bawahan Biantara melewati tempat ini, diam-diam menguping pembicaraan mereka."Sam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1563

Raut wajah Prabu tampak sangat masam. Dia meletakkan cangkir tehnya, lalu menyibakkan tirai kamp dan berjalan ke luar.Banyak prajurit yang telah memasang postur pertahanan dengan ekspresi serius. Begitu Ishan melancarkan serangan, mereka bisa melawan kapan saja. Ini yang diharapkan dari pasukan elite yang dibina oleh Prabu!Sorot mata Prabu tampak serius saat menginstruksi, "Beri tahu semua prajurit untuk nggak bertindak gegabah. Dengarkan perintah dariku!""Baik, Jenderal!" Wakil jenderal yang berdiri di samping bergegas berlari ke luar dan memberi tahu semua orang pesan dari Prabu.Sementara itu, Prabu mengempaskan mantel bulunya dan segera berjalan ke depan. Kemudian, dia menatap ke kejauhan dengan angkuh.Tampak Ishan yang membawa 1.000 prajurit. Mereka semua mengepung pintu masuk kamp Kerajaan Nuala.Ishan menatap Prabu dengan ekspresi sombong sembari memicingkan mata. Terlihat pula senyuman bangganya, seolah-olah tidak takut pada Prabu."Jenderal Prabu, kita bertemu lagi," sapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1564

Ishan bertanya dengan dingin, "Bagaimana kalau aku bilang, aku akan membunuhmu dengan satu serangan?"Tatapan Prabu tampak mengejek. Dia menunjuk 1.000 pasukan di belakang Ishan, lalu bertanya balik, "Jadi, kamu menyiapkan 1.000 pasukan itu untuk melawanku?""Pasukan kami akan tiba sebentar lagi, takutnya kalian nggak akan sanggup melawan nanti. Jadi, apa kamu berani menerima tantanganku?" timpal Ishan sambil memicingkan mata.Ishan hanya berpura-pura mengerahkan pasukan untuk melawan Prabu. Dia telah mengatur pasukan untuk membakar bahan pangan lawan.Sayangnya, Ishan tidak tahu bahwa Prabu telah membuat persiapan sejak awal. Lagi pula, hal seperti membakar bahan pangan sudah sering terjadi di masa perang. Itu sebabnya, Prabu sudah membuat tindakan pencegahan. Dia tidak takut pada tantangan Ishan, bahkan merasa cukup menarik.Ishan menatapnya dengan tatapan meremehkan. Dia sudah mengutus ahli bela diri paling hebat, jadi tidak takut apa pun.Prabu juga menatapnya dengan senyuman mengh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1565

Klang! Dalam sekejap, terdengar benturan keras. Saat ini, kedua belah pihak masing-masing menggenggam golok dan pedang. Senjata tajam berbenturan, menimbulkan suara yang nyaring. Mereka tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun terhadap satu sama lain!"Nggak kusangka, ternyata kamu hebat juga!" seru pria yang memegang golok dengan sorot mata dingin. Sekujur tubuhnya dipenuhi aura suram, tatapannya dipenuhi amarah. Dia meneruskan, "Tapi, aku nggak mungkin menyerah!""Hehe, aku nggak menyuruhmu menyerah kok. Sebaiknya kamu kerahkan seluruh kekuatan untuk melawanku. Kalau nggak, aku nggak akan melepaskanmu begitu saja!" sahut pria yang memegang pedang.Mereka berdua mengerahkan segenap tenaga untuk bertarung. Napas keduanya memburu. Seiring pertarungan, cedera pada tubuh keduanya pun menjadi makin banyak.Pria bergolok memperlihatkan ekspresi ganas. Kedua matanya tampak suram saat berucap, "Kamu sudah salah besar karena memilih bermusuhan denganku di kehidupan ini!"Saat ini, wajah pria y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1566

Saat ini, di Dusun Darmadi. Wira duduk di bawah pohon besar halamannya sambil menyeduh teh dengan santai. Dia tampak tenang, tidak terlihat sedikit pun kepanikan.Biantara menatap Wira dengan tatapan tidak berdaya, lalu bertanya dengan bingung, "Kak, kenapa kamu bisa setenang ini? Kamu nggak takut orang itu dibunuh?"Wira tidak menanggapi, melainkan menuangkan teh dan menyodorkannya kepada Biantara. "Ayo, minum teh bersamaku." Biantara memanggil dengan ragu-ragu, "Kak Wira ....""Lapor!" Tiba-tiba, seorang prajurit yang menunggang kuda berseru sambil menghampiri. Wajahnya tampak panik. Begitu tiba di hadapan Biantara, dia langsung menyerahkan gulungan di tangannya."Kak, ada laporan terbaru!" ujar Biantara dengan gugup. Sorot matanya tampak cemas saat melapor, "Katanya, kekuatan kedua orang itu seimbang, sulit untuk dipastikan siapa yang akan menang!"Setelah mendengarnya, ekspresi Wira masih tenang seperti biasa. Dia tersenyum, lalu menyesap teh dan menyahut dengan santai, "Nggak per
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1567

Saat ini, Yudha memimpin 30.000 pasukan elitenya, menempuh perjalanan tanpa beristirahat sedikit pun dengan kecepatan tinggi.Sementara itu, di kamp Prabu, Ishan menatapnya sambil tersenyum dingin. Dia berucap dengan tatapan menghina, "Jenderal Prabu yang terhormat, harus kuakui, kamu sangat pintar membual. Apa kamu bisa memberitahuku, bagaimana caranya supaya menjadi tak kenal takut sepertimu?""Hahaha!" Sesudah mendengar perkataan ini, Prabu tidak marah, melainkan tergelak. Ekspresinya tampak tenang, tetapi tatapannya tampak mengejek, seolah-olah tidak peduli pada provokasi Ishan.Sebenarnya, kedua orang ini sama-sama sedang menunggu. Yang satu menunggu informasi bahwa bahan pangan sudah dibakar, supaya mereka bisa melawan tanpa rasa takut. Yang satu menunggu pasukan bantuan tiba.Namun, Ishan sama sekali tidak tahu tentang ini. Dia terus menantang Prabu untuk mengulur waktu, berharap pihaknya bisa menang."Prabu, sebenarnya kamu nggak pantas dipanggil jenderal. Ini hanya menjadi pen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1568

Tatapan Prabu tampak suram. Dia berkata, "Ya sudah. Kalau kamu nggak ngerti, anggap saja aku nggak bilang apa-apa."Prabu menatap Ishan dengan dingin, seolah-olah mengisyaratkan bahwa dirinya tidak peduli pada tingkahnya. Kemudian, dia meneruskan, "Oh, bukannya kamu ingin menyerangku? Silakan saja."Ishan tertegun mendengarnya. Dia memicingkan matanya, mengamati Prabu dengan waspada sambil bertanya balik, "Kenapa? Kamu sudah nggak sabar, ya?""Benar sekali." Prabu sontak mendongak dan tergelak. Kemudian, dia melanjutkan, "Aku ingin lihat, bagaimana pasukanmu ini bisa mengalahkan pasukanku."Ketika mengatakan ini, Prabu sengaja mengamati sekeliling dengan nakal. Sesudahnya, dia berucap dengan serius, "Sebenarnya, masih ada yang ingin kutanyakan padamu.""Oh?" Ishan tersenyum tipis mendengarnya. Dia menimpali, "Tanyakan saja, aku justru penasaran dengan pertanyaan yang akan kamu lontarkan ini."Prabu terkekeh-kekeh sinis, lalu menunjuk pasukan di belakang Ishan dan berucap, "Bukannya kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1569

"Rencana jahat?" Ishan tertawa dingin dan memicingkan matanya, menatap Prabu dengan raut beringas. Kemudian, dia berujar dengan sinis, "Jenderal Prabu, lebih baik kamu menjaga nada bicaramu. Kalau nggak, aku nggak bisa menjamin bagaimana nasibmu."Ucapan Ishan membuat ekspresi Prabu tiba-tiba berubah dingin. Dia terkekeh-kekeh, lalu membalas dengan binar mengejek di matanya, "Ishan, kamu kira kamu layak mengancamku seperti itu? Untuk menghadapi pengkhianat sepertimu, aku tentu sudah menyiapkan segala macam solusi."Prabu berhenti bicara sejenak, lalu tiba-tiba tersenyum dingin dan melanjutkan, "Kalau nggak, mungkin saja kamu akan menggunakan cara biadab dan licik untuk melawanku, 'kan?"Mendengar itu, raut wajah Ishan pun berubah dingin. Napasnya mulai memburu dan matanya perlahan memancarkan binar muram.Dengan ekspresi dingin dan sorot mata menghina, Ishan berujar dengan nada sinis, "Prabu, kalau kamu memang sudah membuat persiapan sejak awal, kamu nggak mungkin bersilat lidah begitu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1570

"Apa?" sahut Ishan. Entah kenapa, dia terkejut saat mendengar ucapan Prabu. Kenapa Prabu bisa tahu pemikirannya? Kali ini, mereka memang tidak ingin bertarung dengan Prabu. Mereka hanya ingin mengalihkan perhatian untuk prajurit di bagian belakang. Namun, sepertinya Prabu sama sekali tidak terjebak.Prabu tetap bersikap tenang. Tidak peduli apa pun yang diucapkan Ishan, Prabu juga tidak berniat untuk beraksi! Bagaimanapun, pasukan Prabu lebih sedikit dari pasukan Ishan. Jadi, belum tentu Prabu bisa menang.Ishan memandang Prabu dengan ekspresi dingin. Awalnya, Ishan berniat menunggu kabar dari prajurit di bagian belakang yang berhasil membakar persediaan makanan pasukan Prabu. Begitu mendapatkan kabar ini, Ishan akan langsung memusnahkan pasukan Prabu.Namun, sekarang Prabu yang licik ini sepertinya sudah mengetahui trik Ishan. Kala ini, Ishan mulai ragu. Jika Prabu telah mengetahui rencana Ishan, masalahnya akan menjadi rumit. Prabu pasti akan menggunakan berbagai cara untuk melawan p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
155156157158159
...
272
DMCA.com Protection Status