Share

Bab 1568

Author: Arif
Tatapan Prabu tampak suram. Dia berkata, "Ya sudah. Kalau kamu nggak ngerti, anggap saja aku nggak bilang apa-apa."

Prabu menatap Ishan dengan dingin, seolah-olah mengisyaratkan bahwa dirinya tidak peduli pada tingkahnya. Kemudian, dia meneruskan, "Oh, bukannya kamu ingin menyerangku? Silakan saja."

Ishan tertegun mendengarnya. Dia memicingkan matanya, mengamati Prabu dengan waspada sambil bertanya balik, "Kenapa? Kamu sudah nggak sabar, ya?"

"Benar sekali." Prabu sontak mendongak dan tergelak. Kemudian, dia melanjutkan, "Aku ingin lihat, bagaimana pasukanmu ini bisa mengalahkan pasukanku."

Ketika mengatakan ini, Prabu sengaja mengamati sekeliling dengan nakal. Sesudahnya, dia berucap dengan serius, "Sebenarnya, masih ada yang ingin kutanyakan padamu."

"Oh?" Ishan tersenyum tipis mendengarnya. Dia menimpali, "Tanyakan saja, aku justru penasaran dengan pertanyaan yang akan kamu lontarkan ini."

Prabu terkekeh-kekeh sinis, lalu menunjuk pasukan di belakang Ishan dan berucap, "Bukannya kam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1569

    "Rencana jahat?" Ishan tertawa dingin dan memicingkan matanya, menatap Prabu dengan raut beringas. Kemudian, dia berujar dengan sinis, "Jenderal Prabu, lebih baik kamu menjaga nada bicaramu. Kalau nggak, aku nggak bisa menjamin bagaimana nasibmu."Ucapan Ishan membuat ekspresi Prabu tiba-tiba berubah dingin. Dia terkekeh-kekeh, lalu membalas dengan binar mengejek di matanya, "Ishan, kamu kira kamu layak mengancamku seperti itu? Untuk menghadapi pengkhianat sepertimu, aku tentu sudah menyiapkan segala macam solusi."Prabu berhenti bicara sejenak, lalu tiba-tiba tersenyum dingin dan melanjutkan, "Kalau nggak, mungkin saja kamu akan menggunakan cara biadab dan licik untuk melawanku, 'kan?"Mendengar itu, raut wajah Ishan pun berubah dingin. Napasnya mulai memburu dan matanya perlahan memancarkan binar muram.Dengan ekspresi dingin dan sorot mata menghina, Ishan berujar dengan nada sinis, "Prabu, kalau kamu memang sudah membuat persiapan sejak awal, kamu nggak mungkin bersilat lidah begitu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1570

    "Apa?" sahut Ishan. Entah kenapa, dia terkejut saat mendengar ucapan Prabu. Kenapa Prabu bisa tahu pemikirannya? Kali ini, mereka memang tidak ingin bertarung dengan Prabu. Mereka hanya ingin mengalihkan perhatian untuk prajurit di bagian belakang. Namun, sepertinya Prabu sama sekali tidak terjebak.Prabu tetap bersikap tenang. Tidak peduli apa pun yang diucapkan Ishan, Prabu juga tidak berniat untuk beraksi! Bagaimanapun, pasukan Prabu lebih sedikit dari pasukan Ishan. Jadi, belum tentu Prabu bisa menang.Ishan memandang Prabu dengan ekspresi dingin. Awalnya, Ishan berniat menunggu kabar dari prajurit di bagian belakang yang berhasil membakar persediaan makanan pasukan Prabu. Begitu mendapatkan kabar ini, Ishan akan langsung memusnahkan pasukan Prabu.Namun, sekarang Prabu yang licik ini sepertinya sudah mengetahui trik Ishan. Kala ini, Ishan mulai ragu. Jika Prabu telah mengetahui rencana Ishan, masalahnya akan menjadi rumit. Prabu pasti akan menggunakan berbagai cara untuk melawan p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1571

    Mengenai orang di belakang, Prabu sudah mengatur bawahannya untuk mengurus orang itu. Hanya dengan tindakan Ishan yang membawa ribuan orang datang untuk mencari masalah di depannya saja, sudah termasuk tindakan yang tidak menghormatinya. Tatapannya langsung memancarkan cahaya. Dia memandang Ishan yang berada di kejauhan dengan tenang dan tersenyum, lalu kembali berbicara dengan nada pelan."Ada beberapa hal yang jangan menganggap orang lain bodoh. Sebenarnya aku sudah tahu tentang trik kecilmu itu."Tatapan Prabu menjadi muram dan berkata dengan nada dingin, "Kalau ingin berperang, ayo perang! Apa aku akan takut dengan orang licik sepertimu? Sungguh lucu. Bukan hanya karena bawahanku banyak, meskipun nggak ada bawahan dan kamu ingin bertarung denganku, aku juga akan melayanimu!"Setelah Prabu mengatakan itu, keadaan di sekitar menjadi hening. Sebuah aura yang sangat kuat langsung meledak di tempat itu.Aura Prabu itu membuat jantung Ishan berdebar dan napasnya mulai terengah-engah. Eks

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1572

    "Eh?"Tatapan Prabu tiba-tiba menjadi sangat dingin dan mulai merasa gelisah. Dia menatap Ishan dengan tajam dan amarah di hatinya langsung meledak."Segera persiapkan semua orang!"Prabu melambaikan tangannya kepada asistennya di samping dan berbicara dengan nada yang pelan.Mendengar perkataan itu, asisten itu tidak ragu-ragu langsung menganggukkan kepalanya. Dia menyetujui perkataan Prabu tanpa ragu-ragu, lalu ekspresinya langsung terlihat marah dan tatapannya dipenuhi dengan kebencian. Tak lama kemudian, dia sudah menyiapkan pasukan.Saat melihat jumlah pasukan lawan yang begitu banyak, tanpa sadar hati Ishan merasa takut dan cemas. Tatapannya terlihat panik dan berbisik, "Mana pasukan kita? Masih berapa lama lagi mereka baru bisa tiba di sini?"Asisten Ishan yang berada di samping menelan ludah dengan cemas dan berkata dengan nada ragu, "Kalau dihitung, harusnya sudah tiba sekarang, tapi mengapa nggak ada yang tiba? Apa ada orang yang sengaja membuat masalah?"Setelah mendengar ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1573

    Perkataan Ishan itu membuat ekspresi Prabu tiba-tiba menjadi dingin. Tatapannya terlihat kejam dan muram, lalu mengepalkan tinjunya dengan erat. Dia berkata dengan nada dingin untuk menantang Ishan, "Benarkah? Ishan, apa kamu benar-benar berpikir kamu bisa melawanku dengan mudah hanya dengan sekelompok sampah di belakangmu ini?"Ekspresi Prabu terlihat sangat sinis. Tatapannya sangat muram dan berkata dengan nada dingin dan sinis, "Entah siapa sebenarnya orang yang sudah memberimu keberanian untuk berbicara seperti ini denganku?"Setelah mendengar pertanyaan singkat itu, tatapan Ishan tiba-tiba terlihat ganas. Dia merasa sangat gelisah dan ekspresinya langsung terlihat marah."Huh!"Nada bicara Ishan terdengar sangat meremehkan. Dia tersenyum dingin dan berkata dengan ekspresi cuek, "Sebenarnya, aku sudah memikirkan hal ini. Kalau kamu meremehkan kamu seperti ini, kenapa kita nggak bertarung saja dan lihat siapa yang akhirnya akan menjadi pemenangnya."Setelah terdengar suara teriakan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1574

    Prabu berpikir jika tidak segera memberikan pelajaran yang kejam kepada mereka, siapa tahu apa yang akan terjadi nanti. Saat memikirkan hal itu, dia merasa makin tidak sabar. Napasnya mulai terengah-engah dan ekspresinya langsung menjadi dingin."Baiklah, aku lihat kalian satu per satu juga sudah nggak sabar lagi!"Tatapan Prabu terlihat muram dan dipenuhi kebencian. Dia tersenyum dengan sangat dingin dan kembali berkata dengan nada yang muram, "Ishan, hari ini aku akan tunjukkan kepadamu kehebatan yang sesungguhnya!"Setelah mengatakan kalimat singkat itu, saat ini ekspresi Prabu langsung menjadi muram. Dia sudah hampir tidak bisa menahan amarah di hatinya dan berkata dengan ekspresi yang sangat kejam, "Aku beri tahu, hari ini kamu pasti kalah!"Seiring dengan perintah dari Prabu, terdengar banyak suara teriakan dengan marah yang langsung meledak. Suara banyak langkah kaki dan teriakan kemarahan segera menyebar di udara. Perang yang dahsyat pun segera dimulai.Awalnya, Ishan tidak ing

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1575

    Entah mengapa, perasaan krisis yang belum pernah dirasakannya sebelumnya segera menyelimuti sekitar Ishan. Napasnya menjadi terengah-engah dan ekspresinya terlihat sangat gelisah. Terutama saat berhadapan dengan Prabu yang menatapnya dengan penuh niat membunuh dan kejam, membuatnya merasa gelisah dan ngeri. Sialan! Apakah si berengsek itu memiliki orang yang sangat hebat di belakang?Saat memandang Prabu, Ishan makin merasa tidak percaya diri dan perlahan-lahan ketakutan dengan ancaman itu. Hatinya merasa sangat gelisah. Dia berusaha untuk menahan amarah di hatinya, lalu berteriak dengan nada muram, "Hehe. Prabu itu pasti sengaja menakut-nakutiku. Dia selalu tahu hanya dengan memandangku seperti ini, mungkin aku akan gelisah. Dia pasti sengaja menggunakan trik licik ini untuk membuatku takut dan merusak semangat perang kita!"Ishan menatap Prabu dengan tatapan yang tajam dan menggenggam pedang panjang di tangannya dengan erat. Dia sangat ingin segera menyerang ke tenda dan langsung mem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1576

    Awalnya, pasukan Prabu merasa khawatir dan takut karena terancam saat melihat Ishan yang langsung memimpin pasukannya. Setelah mendengar teriakan Prabu, satu per satu langsung bersemangat. Mereka semua memandang Prabu dan menunggu perintahnya.Tatapan Prabu terlihat sangat muram dan kejam. Dia tersenyum dan berteriak kepada semua pasukannya, "Pasukan-pasukan, sekelompok sampah dari Kerajaan Beluana ini berbicara omong kosong! Mereka ingin menggunakan kekuatan mereka yang memalukan ini untuk menghancurkan seluruh pasukan dan wilayah Kerajaan Nuala kita. Lucu, 'kan?""Benar!"Di bawah pimpinan Prabu, semangat para pasukan langsung meningkat. Dia tersenyum dan kembali berkata dengan yakin, "Kekuatan militer dan pertahanan Kerajaan Nuala kita kuat, jadi kita bisa mengalahkan pasukan kecil dari Kerajaan Beluana dengan sangat mudah. Benar, 'kan?""Benar, sangat mudah!"Ekspresi para pasukan terlihat gembira hingga bersorak dan menjawab perkataan Prabu dengan keras.Prabu juga segera meningka

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3227

    Darsa langsung menganggukkan kepala, lalu berkata, "Kalau rencana ini sudah berjalan, langkah selanjutnya akan jadi lebih mudah. Untuk saat ini, kita selesaikan urusan sebelumnya dulu."Joko juga menganggukkan kepala, lalu menatap lokasi Gunung Sembilan Naga di peta dan berkata dengan pelan, "Aku nggak tahu apa semuanya bisa berjalan sesuai dengan rencana. Tapi, bagi kita, tugas ini tetap merepotkan. Bagaimana menurut kalian?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum dan menganggukkan kepala karena mereka juga merasa strategi ini bisa dijalankan. Beberapa saat kemudian, seseorang tersenyum dan berkata, "Sebelumnya kita juga nggak menyangka hal ini akan terjadi, tapi sekarang sepertinya pasukan besar Wira akan sangat kesulitan."Setelah semuanya sudah disiapkan, Darsa berkata dengan pelan, "Ah, ini memang sangat merepotkan. Sekarang aku malah makin tertarik dengan Wira."Mendengar perkataan itu, Joko tersenyum.Seolah-olah teringat sesuatu, Darsa kembali berkata, "Kalau dugaanku n

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3226

    "Selain itu, meskipun musuh mengetahui rencana kita, jumlah mereka juga masih kalah dari kita. Dengan begitu, mereka akan terpaksa melawan kita dan ini akan menjadi kesempatan besar bagi kita," lanjut Zaki.Darsa yang berdiri di samping pun menganggukkan kepala karena dia merasa strategi ini memang cukup masuk akal. Setelah berpikir sejenak, dia berkata dengan nada muram, "Kalau memang seperti itu, aku merasa rencana ini cukup bagus. Dengan begitu, kita juga bisa menumpas habis rencana kita."Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju.Melihat kedua orang itu sudah setuju, Darsa kembali tersenyum dan berkata, "Baiklah. Kalau kalian sudah setuju, sekarang kita tinggal memastikan satu hal. Siapa di antara kalian yang akan memimpin serangan ini?"Mendengar pertanyaan itu, Joko dan Zaki langsung tertegun. Menurut mereka, memimpin serangan ini memang bukan hal yang mudah.Setelah berpikir sejenak, Zaki berkata dengan nada muram, "Bagaimana kalau aku

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3225

    Mendengar perkataan Joko, Darsa yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Hehe. Nggak perlu terburu-buru. Kalau benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini, sebenarnya sangat mudah. Tapi, kita harus memastikan tujuan musuh dalam pertempuran kali ini dulu."Zaki langsung menjadi cemas dan perlahan-lahan berkata, "Tuan, aku yakin musuh pasti berusaha menguras stamina kita. Sekarang pasukan kita sudah cukup kewalahan menghadapi Wira, kita harus segera bertindak."Joko juga mengernyitkan alis dan berkata, "Benar, Tuan. Kita nggak boleh terus menahan diri lagi, kita harus mencari cara untuk segera menyelesaikan masalah ini."Zaki juga menganggukkan kepala setuju dengan perkataan Joko.Melihat kedua orang itu begitu bersemangat, Darsa hanya bisa tersenyum dan berkata, "Sepertinya situasi ini memang agak merepotkan, tapi kita tetap harus memastikan semuanya bisa berjalan dengan baik."Semua orang pun menganggukkan kepala dan salah satu dari mereka pun berkomentar, "Situasi kita kali

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3224

    Zaki tertegun sejenak setelah mendengar perkataan itu, lalu berkata dengan pelan, "Tuan, kamu pasti sedang bercanda. Menurut kami, kalau kita menyelesaikan masalah ini, hal lainnya benar-benar akan jadi lebih mudah."Beberapa saat kemudian, Darsa pun tersenyum dan berkata, "Sebelumnya kita juga nggak yakin rencana ini akan berhasil, tapi sekarang kita harus memastikan kemungkinan langkah ini lebih dulu."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga merasa rencana ini sepertinya akan berjalan dengan baik.Setelah memastikan langkah selanjutnya, Darsa tersenyum dan kembali berkata, "Aku nggak menyangka kita akan menjalankan rencana ini, sekarang kita hanya perlu memastikan ini adalah keputusan yang tepat."Semua orang kembali tertegun karena mereka juga merasa urusan lainnya akan menjadi lebih mudah diatasi jika masalah ini bisa diselesaikan.Salah satu dari orang-orang ini bahkan berkata dengan sangat bersemangat, "Sebelumnya kita juga nggak yakin, tapi sekarang kelihatannya renc

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3223

    Mendengar perkataan Zaki, Darsa menghela napas karena situasi kali ini memang sulit untuk ditangani. Jika ingin menyelesaikan masalah ini, dia merasa mereka harus mencari solusi yang tepat. Selain itu, hal ini juga memang cukup merepotkan.Tepat pada saat itu, Darsa yang seolah-olah teringat sesuatu pun berkata dengan pelan, "Sekarang kita juga nggak bisa mengirim semua mata-mata kita dan masalah ini pun belum selesai, kita berada dalam posisi yang sangat sulit. Jadi, menurutku, situasi kali ini benar-benar rumit."Setelah itu, Darsa mengernyitkan alis dan melanjutkan, "Sebelumnya aku juga nggak memikirkan hal ini, tapi sekarang sepertinya situasinya benar-benar sulit. Menurut kalian, apa yang harus kita lakukan?"Setelah terdiam sejenak, Zaki tersenyum dan berkata, "Tuan, kamu pasti sedang bercanda, 'kan? Kamu juga tahu kemampuanku nggak begitu hebat. Kalau memimpin pasukan di medan perang, aku masih bisa. Tapi, kalau untuk hal seperti ini, aku benar-benar nggak tahu."Darsa hanya ter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3222

    Melihat orang-orang di sana, mata-mata itu langsung tertegun dan berkata, "Para Jenderal, sepertinya ada masalah. Sebelumnya kami juga nggak menyangka orang-orang ini ternyata begitu kuat. Sekarang pasukan musuh sudah kembali menyerang lagi."Darsa langsung terkejut saat mendengar musuh kembali menyerang karena situasi ini benar-benar sulit untuk dipahami.Bahkan salah seseorang berkata, "Sepertinya ada yang nggak beres, mana mungkin mereka kembali menyerang. Ini nggak masuk akal."Saat semua orang masih bingung, Joko juga tertegun sejenak. Melihat Darsa mengernyitkan alis, dia pun memberi hormat dan berkata, "Tuan, bagaimana kalau aku memimpin pasukan keluar? Kali ini, biar aku yang melawan mereka."Setelah tertegun sejenak saat mendengar perkataan Joko, Darsa tersenyum sambil menganggukkan kepala dan berkata, "Baiklah, kamu pergi menghadapi mereka dulu."Setelah Joko pergi, Zaki baru menyadari ekspresi Darsa seperti agak muram. Dia pun mengernyitkan alis dan bertanya, "Tuan, apa ada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3221

    Mendengar perkataan Wira, semua orang awalnya benar-benar tidak dapat memahaminya.Melihat reaksi semua orang, Wira hanya bisa tersenyum dan menjelaskan, "Hehe. Coba kalian bayangkan kalau kalian adalah pasukan utara. Kita sudah menyerang dengan gencar seperti ini, tapi mereka tetap nggak melancarkan serangan balik. Menurut kalian, apa yang sedang mereka pikirkan?"Mendengar perkataan itu, semua orang langsung tertegun sejenak.Beberapa saat kemudian, Adjie baru menyadari maksudnya dan menatap Wira dengan heran. Dia tersenyum dan berkata, "Aku mengerti. Maksud Tuan adalah membuat musuh nggak percaya pada kita, jadi mereka akan terus mengamati situasi ini. Benar, 'kan?"Wira tersenyum. Melihat orang-orang ini mulai memahami rencananya, dia pun perlahan-lahan tersenyum dan berkata, "Hehe. Sekarang kamu sudah mengerti, 'kan? Kalau kita melakukan ini, sisanya nggak akan jadi masalah besar."Mendengar perkataan ini, semua orang segera menganggukkan kepala. Menurut mereka, rencana ini benar-

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3220

    Zaki yang berdiri di samping berkata, "Pasukan mereka kali ini nggak banyak. Mungkin mereka melihat puluhan ribu prajurit kita bergerak, jadi mereka takut bertempur. Lagi pula, mereka hanya membawa beberapa ribu orang."Mendengar itu, Darsa dan Joko tersenyum. Mereka sama sekali tidak menyangka situasi akan berkembang seperti ini. Setelah beberapa saat, Darsa berucap, "Ini benar-benar di luar dugaan. Sepertinya mereka memang pengecut."Joko juga tersenyum. Setelah beberapa saat, dia berkata dengan nada kurang puas, "Tapi, aku benar-benar nggak menyangka mereka akan menyerah secepat ini."Darsa merasa ada sesuatu yang tidak beres. Hanya saja, meskipun dipikirkan, dia tidak bisa langsung menemukan jawabannya. Sesaat kemudian, dia akhirnya berkata, "Aku belum bisa memastikan, yang jelas kita harus berhati-hati."Di sisi Wira, setelah melihat Agha kembali bersama pasukannya, Adjie tersenyum dan berkata, "Sepertinya semuanya berjalan sesuai rencana. Bagaimana kalau kita langsung mengirim pa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3219

    Wira mengangguk pelan. Harus diakui, yang dikatakan Adjie memang masuk akal.Setelah beberapa saat, dia tertawa dan berkata, "Haha, menyelesaikan masalah ini sebenarnya nggak terlalu sulit. Tapi, pertama-tama, kita harus memastikan tempat ini benar-benar terkendali. Selain itu, kita juga harus paham apa yang akan dilakukan selanjutnya."Mendengar itu, semua orang terdiam sejenak. Adjie berujar, "Tuan, dengan cara ini, semuanya jadi lebih mudah untuk kita atur. Selain itu, menurut kami, masalah ini memang nggak terlalu sulit untuk diselesaikan.”Semua orang mengangguk setuju. Setelah beberapa saat, seseorang tertawa dan berkata, "Haha, awalnya aku juga tidak menyangka. Tapi sekarang, kalau kita bisa menangani masalah ini, sisanya akan lebih mudah."Beberapa saat kemudian, Adjie mendengar suara derap kuda dari luar. Dia tertawa dan berkata, "Sepertinya Agha dan pasukannya sudah berangkat. Sekarang kita tinggal menunggu kabar."Wira tersenyum kecil dan mengangguk pelan.....Di sisi lain,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status