Share

Bab 1570

Author: Arif
"Apa?" sahut Ishan. Entah kenapa, dia terkejut saat mendengar ucapan Prabu. Kenapa Prabu bisa tahu pemikirannya? Kali ini, mereka memang tidak ingin bertarung dengan Prabu. Mereka hanya ingin mengalihkan perhatian untuk prajurit di bagian belakang. Namun, sepertinya Prabu sama sekali tidak terjebak.

Prabu tetap bersikap tenang. Tidak peduli apa pun yang diucapkan Ishan, Prabu juga tidak berniat untuk beraksi! Bagaimanapun, pasukan Prabu lebih sedikit dari pasukan Ishan. Jadi, belum tentu Prabu bisa menang.

Ishan memandang Prabu dengan ekspresi dingin. Awalnya, Ishan berniat menunggu kabar dari prajurit di bagian belakang yang berhasil membakar persediaan makanan pasukan Prabu. Begitu mendapatkan kabar ini, Ishan akan langsung memusnahkan pasukan Prabu.

Namun, sekarang Prabu yang licik ini sepertinya sudah mengetahui trik Ishan. Kala ini, Ishan mulai ragu. Jika Prabu telah mengetahui rencana Ishan, masalahnya akan menjadi rumit. Prabu pasti akan menggunakan berbagai cara untuk melawan p
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Widodo
semenjak muncul sekte langit dan gunung cerita nya mulai gak seru ...
goodnovel comment avatar
Zaeludin Jalut
baca sedikit iklannya banyakkk.,
goodnovel comment avatar
Abdul Rahman
seru thor lanjut terus thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1571

    Mengenai orang di belakang, Prabu sudah mengatur bawahannya untuk mengurus orang itu. Hanya dengan tindakan Ishan yang membawa ribuan orang datang untuk mencari masalah di depannya saja, sudah termasuk tindakan yang tidak menghormatinya. Tatapannya langsung memancarkan cahaya. Dia memandang Ishan yang berada di kejauhan dengan tenang dan tersenyum, lalu kembali berbicara dengan nada pelan."Ada beberapa hal yang jangan menganggap orang lain bodoh. Sebenarnya aku sudah tahu tentang trik kecilmu itu."Tatapan Prabu menjadi muram dan berkata dengan nada dingin, "Kalau ingin berperang, ayo perang! Apa aku akan takut dengan orang licik sepertimu? Sungguh lucu. Bukan hanya karena bawahanku banyak, meskipun nggak ada bawahan dan kamu ingin bertarung denganku, aku juga akan melayanimu!"Setelah Prabu mengatakan itu, keadaan di sekitar menjadi hening. Sebuah aura yang sangat kuat langsung meledak di tempat itu.Aura Prabu itu membuat jantung Ishan berdebar dan napasnya mulai terengah-engah. Eks

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1572

    "Eh?"Tatapan Prabu tiba-tiba menjadi sangat dingin dan mulai merasa gelisah. Dia menatap Ishan dengan tajam dan amarah di hatinya langsung meledak."Segera persiapkan semua orang!"Prabu melambaikan tangannya kepada asistennya di samping dan berbicara dengan nada yang pelan.Mendengar perkataan itu, asisten itu tidak ragu-ragu langsung menganggukkan kepalanya. Dia menyetujui perkataan Prabu tanpa ragu-ragu, lalu ekspresinya langsung terlihat marah dan tatapannya dipenuhi dengan kebencian. Tak lama kemudian, dia sudah menyiapkan pasukan.Saat melihat jumlah pasukan lawan yang begitu banyak, tanpa sadar hati Ishan merasa takut dan cemas. Tatapannya terlihat panik dan berbisik, "Mana pasukan kita? Masih berapa lama lagi mereka baru bisa tiba di sini?"Asisten Ishan yang berada di samping menelan ludah dengan cemas dan berkata dengan nada ragu, "Kalau dihitung, harusnya sudah tiba sekarang, tapi mengapa nggak ada yang tiba? Apa ada orang yang sengaja membuat masalah?"Setelah mendengar ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1573

    Perkataan Ishan itu membuat ekspresi Prabu tiba-tiba menjadi dingin. Tatapannya terlihat kejam dan muram, lalu mengepalkan tinjunya dengan erat. Dia berkata dengan nada dingin untuk menantang Ishan, "Benarkah? Ishan, apa kamu benar-benar berpikir kamu bisa melawanku dengan mudah hanya dengan sekelompok sampah di belakangmu ini?"Ekspresi Prabu terlihat sangat sinis. Tatapannya sangat muram dan berkata dengan nada dingin dan sinis, "Entah siapa sebenarnya orang yang sudah memberimu keberanian untuk berbicara seperti ini denganku?"Setelah mendengar pertanyaan singkat itu, tatapan Ishan tiba-tiba terlihat ganas. Dia merasa sangat gelisah dan ekspresinya langsung terlihat marah."Huh!"Nada bicara Ishan terdengar sangat meremehkan. Dia tersenyum dingin dan berkata dengan ekspresi cuek, "Sebenarnya, aku sudah memikirkan hal ini. Kalau kamu meremehkan kamu seperti ini, kenapa kita nggak bertarung saja dan lihat siapa yang akhirnya akan menjadi pemenangnya."Setelah terdengar suara teriakan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1574

    Prabu berpikir jika tidak segera memberikan pelajaran yang kejam kepada mereka, siapa tahu apa yang akan terjadi nanti. Saat memikirkan hal itu, dia merasa makin tidak sabar. Napasnya mulai terengah-engah dan ekspresinya langsung menjadi dingin."Baiklah, aku lihat kalian satu per satu juga sudah nggak sabar lagi!"Tatapan Prabu terlihat muram dan dipenuhi kebencian. Dia tersenyum dengan sangat dingin dan kembali berkata dengan nada yang muram, "Ishan, hari ini aku akan tunjukkan kepadamu kehebatan yang sesungguhnya!"Setelah mengatakan kalimat singkat itu, saat ini ekspresi Prabu langsung menjadi muram. Dia sudah hampir tidak bisa menahan amarah di hatinya dan berkata dengan ekspresi yang sangat kejam, "Aku beri tahu, hari ini kamu pasti kalah!"Seiring dengan perintah dari Prabu, terdengar banyak suara teriakan dengan marah yang langsung meledak. Suara banyak langkah kaki dan teriakan kemarahan segera menyebar di udara. Perang yang dahsyat pun segera dimulai.Awalnya, Ishan tidak ing

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1575

    Entah mengapa, perasaan krisis yang belum pernah dirasakannya sebelumnya segera menyelimuti sekitar Ishan. Napasnya menjadi terengah-engah dan ekspresinya terlihat sangat gelisah. Terutama saat berhadapan dengan Prabu yang menatapnya dengan penuh niat membunuh dan kejam, membuatnya merasa gelisah dan ngeri. Sialan! Apakah si berengsek itu memiliki orang yang sangat hebat di belakang?Saat memandang Prabu, Ishan makin merasa tidak percaya diri dan perlahan-lahan ketakutan dengan ancaman itu. Hatinya merasa sangat gelisah. Dia berusaha untuk menahan amarah di hatinya, lalu berteriak dengan nada muram, "Hehe. Prabu itu pasti sengaja menakut-nakutiku. Dia selalu tahu hanya dengan memandangku seperti ini, mungkin aku akan gelisah. Dia pasti sengaja menggunakan trik licik ini untuk membuatku takut dan merusak semangat perang kita!"Ishan menatap Prabu dengan tatapan yang tajam dan menggenggam pedang panjang di tangannya dengan erat. Dia sangat ingin segera menyerang ke tenda dan langsung mem

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1576

    Awalnya, pasukan Prabu merasa khawatir dan takut karena terancam saat melihat Ishan yang langsung memimpin pasukannya. Setelah mendengar teriakan Prabu, satu per satu langsung bersemangat. Mereka semua memandang Prabu dan menunggu perintahnya.Tatapan Prabu terlihat sangat muram dan kejam. Dia tersenyum dan berteriak kepada semua pasukannya, "Pasukan-pasukan, sekelompok sampah dari Kerajaan Beluana ini berbicara omong kosong! Mereka ingin menggunakan kekuatan mereka yang memalukan ini untuk menghancurkan seluruh pasukan dan wilayah Kerajaan Nuala kita. Lucu, 'kan?""Benar!"Di bawah pimpinan Prabu, semangat para pasukan langsung meningkat. Dia tersenyum dan kembali berkata dengan yakin, "Kekuatan militer dan pertahanan Kerajaan Nuala kita kuat, jadi kita bisa mengalahkan pasukan kecil dari Kerajaan Beluana dengan sangat mudah. Benar, 'kan?""Benar, sangat mudah!"Ekspresi para pasukan terlihat gembira hingga bersorak dan menjawab perkataan Prabu dengan keras.Prabu juga segera meningka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1577

    Ishan terkejut dan ekspresinya langsung terlihat ketakutan dengan kekuatan Prabu yang luar biasa. Entah mengapa, kuda yang ditungganginya dan kakinya seolah-olah terikat hingga sama sekali tidak bisa bergerak selangkah pun. Pada saat ini, dia akhirnya merasakan kecemasan dan kegelisahan di hatinya. Dia menelan ludahnya dan merasa napasnya mulai terengah-engah. Dia merasa Prabu ini benar-benar tangguh. Kekuatan Prabu yang luar biasa itu terus mengarah ke tempat di mana dia berada dengan ganas, hingga tatapannya menjadi cemas dan gelisah. Setelah berusaha menarik napas dalam-dalam sejenak, dia akhirnya bisa menstabilkan pikirannya.Setelah menstabilkan pikirannya, tatapan Ishan terlihat sangat kejam. Dia menatap Prabu dengan dingin berkata, "Dasar Prabu berengsek! Hari ini aku dikirim ke sini untuk menghadapimu, tujuannya adalah untuk membunuhmu. Kamu tunggu saja, cepat atau lambat kamu pasti akan mati di tanganku!"Pada detik berikutnya, Ishan langsung berteriak dengan marah. Tatapanny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1578

    Tatapan Ishan terlihat kejam. Saat melihat Prabu terus menyerangnya dengan cepat, dia tiba-tiba tersenyum sinis dan menyindir, "Prabu, kamu benar-benar mengira kamu adalah tandinganku ya? Hehe. Lucu, sangat lucu sekali! Sampah sepertimu hanya bisa hidup dalam mimpi saja. Kalau kamu benar-benar hebat dan berani menghadapiku, coba saja. Aku akan menunjukkan kepadamu apa itu kekejaman!"Setelah mendengar perkataan Ishan, Prabu tiba-tiba tersenyum sinis. Tatapannya menjadi dingin, lalu kembali berkata dengan ekspresi yang kejam, "Aku beri tahu saja, orang sepertimu ini hanya bisa hidup sebagai sampah! Aku bisa memusnahkanmu kapan saja. Kalau kamu menyinggungku, bersiap-siaplah untuk mati!""Berhenti omong kosong dan mulailah. Kamu ini hanya menghabiskan waktu saja. Aku akan menyingkirkan orang sepertimu dan nggak akan memberikanmu kesempatan untuk berbicara lagi!"Keduanya bersiap untuk bertarung dengan sengit, tetapi mereka tetap terus saling menyindir.Pada saat itu, tatapan Ishan tiba-t

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3048

    Jika Wira pergi ke wilayah suku di utara itu sendirian, Lucy merasa hal itu tidak ada gunanya. Wira memang sangat dicintai para rakyat di sembilan provinsi ini, tetapi Wira tidak memiliki kekuasaan ataupun pengaruh di wilayah tandus dan wilayah suku-suku di utara. Tidak ada orang yang akan menghargai perintah Wira.Wira berkata sambil menggelengkan kepala, "Kita saja yang pergi. Danu dan Doddy terus memintaku mengerahkan pasukan untuk menyerang Ciputra. Aku memang punya pemikiran seperti itu, tapi Tuan Osmaro, Tuan Huben, dan yang lainnya juga memikirkan keadaanku. Mereka hanya ingin kubu kita bisa berkembang dengan stabil.""Jadi, kalau aku membawa pasukan ke wilayah suku-suku di utara, takutnya situasinya akan sulit untuk dikendalikan."Masing-masing pihak memiliki alasan mereka tersendiri. Namun, Wira sangat memahami apa yang sedang dipikirkan Huben dan yang lainnya.Setelah bencana banjir melanda, rakyat di sembilan provinsi hidup sengsara. Terutama para rakyat di Kerajaan Beluana

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3047

    "Tuan." Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara yang familier di telinga Wira dan Lucy mendekatinya."Aku baru saja menerima surat minta tolong dari Bobby lagi. Di surat ini, dia bilang dia sudah hampir nggak bisa bertahan lagi. Menurutmu, apa kita harus pergi ke sana untuk menolong Bobby?" kata Lucy.Seharian ini, Lucy juga sangat sibuk karena dia terus mengatur ulang struktur di Paviliun Langit. Selanjutnya, paviliun ini bukan hanya menjadi mata Wira dan mengendalikan semua informasi di seluruh negeri, mereka juga akan menjalankan tugas pembunuhan diam-diam dari Wira.Bagi Lucy dan anggota lainnya, ini adalah sebuah tantangan yang baru juga. Oleh karena itu, orang-orang yang akan bergabung dengan Paviliun Langit juga harus melewati seleksi yang sangat ketat. Dengan begitu, hanya orang-orang yang benar-benar berbakat yang terpilih."Dia sudah meminta bantuan lagi? Secepat ini?" tanya Wira yang tersadar kembali sambil mengernyitkan alisnya."Benar. Aku dengar beberapa suku lainnya tib

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3046

    "Aku akan memikirkan masalah ini dengan baik. Soal apa kita akan berperang melawan Wira atau nggak, nanti aku akan memberi tahu kalian keputusanku," kata Ciputra.Berhubung Ciputra sudah membuat keputusannya, Alzam dan Zuhri hanya bisa saling memandang sambil tersenyum dan berjalan keluar dari istana.Di luar istana.Alzam menghentikan langkah Zuhri dan perlahan-lahan berkata, "Kamu juga sudah menyadarinya, 'kan? Raja sudah membuat keputusannya, sepertinya kali ini dia memang bersiap untuk bertarung mati-matian dengan Wira."Zuhri mengangkat bahunya dengan santau dan tersenyum sinis. "Aku justru merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk melawan Wira. Lagi pula, kondisi internal kerajaan kita memang sudah kacau dan banyak pihak yang sudah berencana untuk membuat keributan. Aku dengar mereka sudah membentuk pasukan sipil dan bahkan sudah berkembang sampai puluhan ribu orang.""Kalau membiarkan mereka terus berkembang, mungkin posisi Raja juga akan terancam. Lebih baik kita berperang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3045

    Alzam segera berkata, "Raja, masalah ini harus dipertimbangkan dengan matang. Kamu benar-benar berniat untuk berperang melawan Wira? Sekarang kondisi internal kerajaan kita sedang kacau. Para rakyat hidup sengsara dan banyak di antara mereka yang sudah menjadi perampok karena bencana banjir ini. Beberapa daerah bahkan sudah menekan mereka dengan kekuatan militer.""Kalau kita berperang melawan Wira sebelum masalah internal kerajaan ini selesai, kita mungkin akan menjadi senjata bagi pihak lain. Aku lihat Senia ini punya niat tersembunyi, dia jelas ingin memanfaatkan kita."Setelah Harraz berpihak pada Wira, Alzam menjadi satu-satunya pejabat pemerintah yang berkuasa. Di Kerajaan Beluana ini, posisi perdana menteri kiri dan kanan pun sudah dihapus karena sekarang hanya tersisa satu perdana menteri saja. Posisinya menjadi makin tinggi dan Ciputra akan membahas semua keputusan besar dengannya."Apa maksudmu?" tanya Ciputra sambil menatap Alzam.Alzam menjelaskan, "Raja, lokasi wilayah tan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3044

    "Kamu tentu saja akan menjadi pemimpin dari Paviliun Langit ini. Delapan divisi jaringan mata-mata juga nggak akan berubah, hanya namanya saja yang diganti menjadi delapan divisi Paviliun Langit. Soal ketua divisinya, kamu saja yang memilihnya. Tenang saja. Aku membentuk Paviliun Langit bukan untuk melemahkan kekuatanmu, tapi ingin memperluas pengaruhmu," jelas Wira.Jaringan mata-mata hanya sebuah organisasi intelijen saja, sehingga Wira ingin membentuk Paviliun Langit. Paviliun ini bukan hanya bisa membantunya mengumpulkan informasi, tetapi bisa menjalankan tugas lainnya seperti membunuh diam-diam juga. Kini, dunia sudah kacau dan beban yang dipikulnya akan makin berat. Lucy tentu saja harus memikul tanggung jawab yang lebih besar juga."Baik. Semuanya akan dijalankan sesuai perintah Tuan. Aku akan segera mengurusnya," jawab Lucy dengan segera. Wira bisa memercayainya bukan hanya karena kesetiaannya, tetapi karena kemampuannya dalam menjalankan tugas juga. Di saat seperti ini, dia ti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3043

    Di surat yang dikirimkan Bobby sudah dijelaskan bahwa saat ini terjadi perubahan besar di berbagai suku di utara. Suku-suku yang awalnya masih dikendalikannya, kini muncul para pengkhianat yang sedang berperang melawannya. Ditambah lagi, beberapa suku besar lainnya juga mulai mengerahkan pasukan mereka, sehingga posisinya makin berbahaya. Dia pun terpaksa meminta bantuan pada Wira.Orang yang bisa segera membantu Bobby sebenarnya adalah Osman karena lokasi Kerajaan Beluana lebih dekat dengan wilayah suku utara. Dalam waktu dua hari dua malam saja, pasukan mereka sudah bisa tiba di sana dan keduanya bekerja sama dalam pertempuran itu.Namun, hubungan Bobby dan Osman tidak begitu baik. Saat itu Osman bisa membantunya juga berkat pengaruh dari Wira. Jika tidak, Osman tidak mungkin memedulikan urusannya. Kali ini, dia juga hanya bisa kembali meminta bantuan dari Wira, berharap Wira bisa membantunya menenangkan kekacauan di wilayah suku utara ini.Agha dan Nafis yang berdiri di belakang Wir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3042

    Menurut Wira, selama para pejabat sipil dan jenderal militer bekerja sama, mereka baru bisa terlepas dari hambatan dan tak terkalahkan dalam pertempuran."Kita biarkan dulu masalah ini. Kali ini aku kembali karena masih ada banyak hal yang harus diselesaikan. Soal perang dengan Kerajaan Beluana ini. Meskipun kita nggak memulai pertempurannya sekarang, sebentar lagi perangnya juga nggak akan bisa terhindar lagi," kata Wira dengan nada muram.Senia dan juga Ciputra memiliki ambisi tersendiri. Keberadaan kedua orang ini menjadi faktor yang paling labil, sehingga mereka harus disingkirkan agar kelak tidak menimbulkan ancaman. Para rakyat di seluruh negeri juga tidak perlu hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan lagi dan dia juga tidak perlu memikirkan mereka lagi. Dia tahu makin besar kemampuannya, makin besar pula tanggung jawabnya.Nafis segera menganggukkan kepalanya. Dia selalu mematuhi perintah Wira, berbeda dengan Danu dan Doddy. Sebenarnya, dia begini karena dia sangat tahu posisinya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3041

    Wira memelototi Mahart dan berkata dengan kesal, "Kamu ini juga nggak memikirkannya baik-baik, mana mungkin aku nggak bisa mengenali istriku sendiri. Hanya berdasarkan perasaan yang kamu berikan saja, aku sudah bisa menebak kamu ini bukan Wulan. Kalau kamu berani memainkan trik seperti ini di depanku lagi, jangan salahkan aku nggak sungkan padamu."Mahart segera menganggukkan kepala dan tidak berani berbicara lagi. Semua ini adalah ide dari Agha. Jika tidak, dia tidak akan melakukan hal yang begitu bodoh."Kak Wira, apa sekarang kamu akan kembali untuk melihat para kakak ipar?" tanya Doddy yang mengalihkan topik pembicaraannya.Saat Wira baru saja hendak mengiakan, Nafis tiba-tiba mendekat dan berdiri di depan Wira."Tuan, sudah lama nggak bertemu," sapa Nafis.Setelah lama tidak bertemu, Nafis memang terlihat lebih bersemangat dan berwibawa dibandingkan sebelumnya. Auranya juga terasa lebih tajam. Saat ini, dia sudah menjadi jenderal besar di Kota Limaran dan bertanggung jawab menjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3040

    Namun, auranya sangat berbeda. Apa mungkin karena sudah lama tidak bertemu, jadi terasa agak asing?"Bukannya aku nggak ingin pulang, hanya saja ada urusan penting yang harus diselesaikan. Mana mungkin aku nggak merindukan kalian? Selama aku pergi, aku selalu memikirkan kalian!" sahut Wira buru-buru.Wulan yang berdiri di samping tetap memasang ekspresi dingin. "Dasar pembohong! Kalau kamu benaran merindukan kami, kamu nggak akan pergi selama itu! Semua pria memang sama saja. Kalian egois dan cuma memikirkan diri sendiri!""Sudahlah, aku malas berdebat denganmu. Sebaiknya kamu segera berkemas dan pulang untuk melihat kami!"Wira menatap Wulan untuk waktu yang cukup lama. Tiba-tiba, tatapannya menjadi dingin. Dia segera menghampiri Wulan dan mencengkeram pergelangan tangannya."Sakit," ucap Wulan secara spontan.Doddy yang melihatnya pun terkejut. Apa yang terjadi? Wira terkenal sangat menyayangi istrinya, selalu memperlakukan mereka dengan sangat baik. Kenapa tiba-tiba menjadi sekasar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status