Share

Bab 1576

Author: Arif
Awalnya, pasukan Prabu merasa khawatir dan takut karena terancam saat melihat Ishan yang langsung memimpin pasukannya. Setelah mendengar teriakan Prabu, satu per satu langsung bersemangat. Mereka semua memandang Prabu dan menunggu perintahnya.

Tatapan Prabu terlihat sangat muram dan kejam. Dia tersenyum dan berteriak kepada semua pasukannya, "Pasukan-pasukan, sekelompok sampah dari Kerajaan Beluana ini berbicara omong kosong! Mereka ingin menggunakan kekuatan mereka yang memalukan ini untuk menghancurkan seluruh pasukan dan wilayah Kerajaan Nuala kita. Lucu, 'kan?"

"Benar!"

Di bawah pimpinan Prabu, semangat para pasukan langsung meningkat. Dia tersenyum dan kembali berkata dengan yakin, "Kekuatan militer dan pertahanan Kerajaan Nuala kita kuat, jadi kita bisa mengalahkan pasukan kecil dari Kerajaan Beluana dengan sangat mudah. Benar, 'kan?"

"Benar, sangat mudah!"

Ekspresi para pasukan terlihat gembira hingga bersorak dan menjawab perkataan Prabu dengan keras.

Prabu juga segera meningka
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Sumarna Lesmana
huh bosan trus aja muram dingin ga kata kata lagi
goodnovel comment avatar
Abbie Radhen
kenapa makin kesini jadi makin kesono udah gaj seru,males gw...
goodnovel comment avatar
Abdul Rahman
keren thor lanjut terus thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1577

    Ishan terkejut dan ekspresinya langsung terlihat ketakutan dengan kekuatan Prabu yang luar biasa. Entah mengapa, kuda yang ditungganginya dan kakinya seolah-olah terikat hingga sama sekali tidak bisa bergerak selangkah pun. Pada saat ini, dia akhirnya merasakan kecemasan dan kegelisahan di hatinya. Dia menelan ludahnya dan merasa napasnya mulai terengah-engah. Dia merasa Prabu ini benar-benar tangguh. Kekuatan Prabu yang luar biasa itu terus mengarah ke tempat di mana dia berada dengan ganas, hingga tatapannya menjadi cemas dan gelisah. Setelah berusaha menarik napas dalam-dalam sejenak, dia akhirnya bisa menstabilkan pikirannya.Setelah menstabilkan pikirannya, tatapan Ishan terlihat sangat kejam. Dia menatap Prabu dengan dingin berkata, "Dasar Prabu berengsek! Hari ini aku dikirim ke sini untuk menghadapimu, tujuannya adalah untuk membunuhmu. Kamu tunggu saja, cepat atau lambat kamu pasti akan mati di tanganku!"Pada detik berikutnya, Ishan langsung berteriak dengan marah. Tatapanny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1578

    Tatapan Ishan terlihat kejam. Saat melihat Prabu terus menyerangnya dengan cepat, dia tiba-tiba tersenyum sinis dan menyindir, "Prabu, kamu benar-benar mengira kamu adalah tandinganku ya? Hehe. Lucu, sangat lucu sekali! Sampah sepertimu hanya bisa hidup dalam mimpi saja. Kalau kamu benar-benar hebat dan berani menghadapiku, coba saja. Aku akan menunjukkan kepadamu apa itu kekejaman!"Setelah mendengar perkataan Ishan, Prabu tiba-tiba tersenyum sinis. Tatapannya menjadi dingin, lalu kembali berkata dengan ekspresi yang kejam, "Aku beri tahu saja, orang sepertimu ini hanya bisa hidup sebagai sampah! Aku bisa memusnahkanmu kapan saja. Kalau kamu menyinggungku, bersiap-siaplah untuk mati!""Berhenti omong kosong dan mulailah. Kamu ini hanya menghabiskan waktu saja. Aku akan menyingkirkan orang sepertimu dan nggak akan memberikanmu kesempatan untuk berbicara lagi!"Keduanya bersiap untuk bertarung dengan sengit, tetapi mereka tetap terus saling menyindir.Pada saat itu, tatapan Ishan tiba-t

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1579

    Wajah Ishan terlihat sangat masam. Sekujur tubuhnya bergetar dan kebencian yang terpancar dari wajahnya perlahan makin kentara. Provokasi yang dilakukan Prabu terus-menerus akhirnya menyulut emosinya. Dia segera mengangkat pedang di tangannya dan menebas dengan kuat ke arah Ishan."Prabu, kamu cuma tua bangka yang banyak omong! Aku akan mencabut nyawamu hari ini!" seru Ishan.Saat ini, kebencian dan amarah di dada Ishan sudah tidak mampu dibendung. Binar matanya yang memancarkan kebengisan segera dirasakan oleh orang di sekelilingnya. Sejumlah besar prajurit di sana menyadari sesuatu yang tidak beres. Mereka tanpa sadar memandang ke arah Ishan berada dengan ekspresi panik.Namun, Ishan bukan orang yang mudah diintimidasi. Penghinaan dan provokasi Prabu telah menginjak habis batas kesabarannya. Dengan hati dikuasai amarah, dia mengangkat pedang dan menebaskannya dengan kuat."Ugh!""Serang!"Suara raungan marah bercampur ratapan kesakitan terus terdengar dari sekeliling. Tak lama, area

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1580

    Mata wakil jenderal itu memancarkan kebingungan. Namun, segera setelahnya, matanya menyipit curiga. Dia berujar pada Ishan, "Jenderal Ishan, aku mendengar suara langkah kaki dan derap kuda datang ke arah kita ...."Saat berkata sampai sini, si wakil jenderal terlihat sangat panik. Matanya mendadak membelalak takut, napasnya terengah-engah, dan ekspresi terguncang terlihat di wajahnya. Dia berujar dengan ekspresi terkejut, "Ga ... gawat! Jenderal Ishan, sepertinya bala bantuan Prabu sudah tiba!"Mendengar itu, Ishan juga terlihat sangat terguncang. Dia benar-benar tidak berdaya sekarang. Napasnya mulai memburu, wajahnya diliputi kepanikan, dan tubuhnya bergetar hebat. "Bahaya! Cepat mundur, cepat perintahkan pasukan untuk mundur!" seru Ishan.Seruan panik banyak orang seketika memenuhi udara. Para wakil jenderal Ishan yang kalang kabut mundur dengan gila-gilaan.Prabu melihat semua itu dengan binar bengis di matanya. Dia berseru pada para prajurit di belakangnya, "Prajurit sekalian, lih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1581

    "Jenderal Ishan sudah kalah, beliau sudah kembali ke Provinsi Jawali! Situasi cukup buruk!" lapor prajurit itu dengan suara rendah."Apa?" Ciputra sontak membelalakkan matanya. Tangannya gemetaran sehingga cangkir teh seketika terjatuh ke lantai dan hancur berkeping-keping."Nggak mungkin! Kamu pasti menipuku!" seru Ciputra yang tidak bisa menerima pukulan sebesar ini. Meskipun telah menjadi penguasa, dia masih tidak bisa mengendalikan suasana hatinya dengan baik.Ciputra berjalan ke hadapan prajurit itu, lalu meraih kerah bajunya sambil memelotot. Napasnya pun terasa berat, amarah berkecamuk dalam hatinya."Ishan punya 100.000 prajurit elite! Aku mengerahkan seluruh kekuatan tempur untuk melenyapkan Kerajaan Nuala! Sebelum pergi, Ishan sudah berjanji padaku akan berhasil dan nggak akan membuat kesalahan apa pun!""Kamu pasti mata-mata lawan yang sengaja menghasutku! Kamu ingin membuatku goyah, 'kan? Ini dosa besar!" pekik Ciputra.Prajurit itu ketakutan hingga kakinya melemas. Dia lan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1582

    Semua orang mengatakan bekerja di istana sangat berbahaya. Faktanya memang seperti itu. Jika salah berbicara, meskipun itu adalah kebenaran, nyawamu mungkin saja melayang ....Sesudah semuanya pergi, pintu ruangan tertutup rapat. Ciputra berjalan ke belakang, lalu menatap pria bungkuk itu. Pria itu memegang tongkat. Meskipun tidak terlihat terlalu banyak kerutan di wajahnya, seluruh rambutnya sudah putih. Dia berucap dengan dingin, "Kamu terlalu gegabah kali ini. Tadi kamu ingin menjatuhkan hukuman untuk Ishan, 'kan?"Nada bicaranya tidak seperti orang yang berbicara dengan raja, bahkan terdengar ejekan. Belum lagi, sepasang matanya tampak meremehkan Ciputra.Namun, Ciputra hanya bisa berlutut di depannya. Dia memang merasa tidak nyaman, tetapi terpaksa menahan amarah dalam hatinya. Setelah ragu-ragu sejenak, dia menyahut dengan suara rendah, "Ishan sudah berjanji padaku sebelum pergi.""Dia bilang, kalau gagal menghancurkan Kerajaan Nuala, dia akan memenggal kepalanya sendiri. Dia ba

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1583

    Saat ini, di wilayah Provinsi Jawali, markas Kerajaan Nuala. Terdengar tawa dari dalam kamp, para prajurit bernyanyi dan menari dengan gembira, aroma anggur dan daging memenuhi seluruh kamp!Prabu dan Yudha sedang duduk di dalam kamp sambil mengobrol. "Jenderal Yudha, jika kamu nggak tiba tepat waktu, kami pasti sudah kalah telak dan wilayah Kerajaan Nuala direbut lawan. Jadi, kali ini jasamu sangat besar. Aku akan melaporkannya kepada Raja nanti supaya kamu diberi hadiah besar. Aku nggak akan membiarkan perjuanganmu ini sia-sia!"Prabu memegang gelas anggur sambil berkata demikian. Dia tidak pernah merasa selega ini. Mereka menang kali ini, bukan hanya Ishan yang harus mundur, tetapi banyak prajurit Kerajaan Beluana yang terbunuh!Dengan begitu, mereka tidak akan merasa begitu tertekan lagi di pertempuran selanjutnya. Bahkan, mereka bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang kamp lawan dan melenyapkan seluruh pasukan Ishan.Bagaimanapun, situasi Kerajaan Beluana sedang kacau kar

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1584

    Ketika melihat ke kejauhan, seluruh tempat dikelilingi oleh gunung. Ishan dan lainnya berada di puncak gunung sehingga bisa melihat situasi di sekitar dengan baik. Tempat ini sangat cocok untuk bertahan!"Sudah tahu berapa banyak prajurit yang tewas kali ini?" Ketika mendengar suara langkah kaki di belakang, Ishan bertanya tanpa menoleh.Bagaimanapun, kekalahan ini bukan hanya berdampak pada semangat juang pasukannya, tetapi juga reputasinya. Ishan disebut sebagai jenderal tak terkalahkan di Kerajaan Beluana dan memang tidak pernah kalah selama bertahun-tahun ini. Oleh karena itu, dia masih diberikan kepercayaan besar ini meskipun sudah berusia 40 tahun.Sayangnya ... Ishan yang mengira semuanya sudah sempurna tidak menduga Yudha akan membawa bala bantuan. Hal ini yang menyebabkan Prabu bisa menang. Jika tidak, mana mungkin dirinya kalah hanya karena Prabu?"Jenderal, masing-masing pasukan sudah menghitung tadi. Total kerugian sekitar 50.000 prajurit. Selain itu, masih ada prajurit yan

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3048

    Jika Wira pergi ke wilayah suku di utara itu sendirian, Lucy merasa hal itu tidak ada gunanya. Wira memang sangat dicintai para rakyat di sembilan provinsi ini, tetapi Wira tidak memiliki kekuasaan ataupun pengaruh di wilayah tandus dan wilayah suku-suku di utara. Tidak ada orang yang akan menghargai perintah Wira.Wira berkata sambil menggelengkan kepala, "Kita saja yang pergi. Danu dan Doddy terus memintaku mengerahkan pasukan untuk menyerang Ciputra. Aku memang punya pemikiran seperti itu, tapi Tuan Osmaro, Tuan Huben, dan yang lainnya juga memikirkan keadaanku. Mereka hanya ingin kubu kita bisa berkembang dengan stabil.""Jadi, kalau aku membawa pasukan ke wilayah suku-suku di utara, takutnya situasinya akan sulit untuk dikendalikan."Masing-masing pihak memiliki alasan mereka tersendiri. Namun, Wira sangat memahami apa yang sedang dipikirkan Huben dan yang lainnya.Setelah bencana banjir melanda, rakyat di sembilan provinsi hidup sengsara. Terutama para rakyat di Kerajaan Beluana

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3047

    "Tuan." Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara yang familier di telinga Wira dan Lucy mendekatinya."Aku baru saja menerima surat minta tolong dari Bobby lagi. Di surat ini, dia bilang dia sudah hampir nggak bisa bertahan lagi. Menurutmu, apa kita harus pergi ke sana untuk menolong Bobby?" kata Lucy.Seharian ini, Lucy juga sangat sibuk karena dia terus mengatur ulang struktur di Paviliun Langit. Selanjutnya, paviliun ini bukan hanya menjadi mata Wira dan mengendalikan semua informasi di seluruh negeri, mereka juga akan menjalankan tugas pembunuhan diam-diam dari Wira.Bagi Lucy dan anggota lainnya, ini adalah sebuah tantangan yang baru juga. Oleh karena itu, orang-orang yang akan bergabung dengan Paviliun Langit juga harus melewati seleksi yang sangat ketat. Dengan begitu, hanya orang-orang yang benar-benar berbakat yang terpilih."Dia sudah meminta bantuan lagi? Secepat ini?" tanya Wira yang tersadar kembali sambil mengernyitkan alisnya."Benar. Aku dengar beberapa suku lainnya tib

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3046

    "Aku akan memikirkan masalah ini dengan baik. Soal apa kita akan berperang melawan Wira atau nggak, nanti aku akan memberi tahu kalian keputusanku," kata Ciputra.Berhubung Ciputra sudah membuat keputusannya, Alzam dan Zuhri hanya bisa saling memandang sambil tersenyum dan berjalan keluar dari istana.Di luar istana.Alzam menghentikan langkah Zuhri dan perlahan-lahan berkata, "Kamu juga sudah menyadarinya, 'kan? Raja sudah membuat keputusannya, sepertinya kali ini dia memang bersiap untuk bertarung mati-matian dengan Wira."Zuhri mengangkat bahunya dengan santau dan tersenyum sinis. "Aku justru merasa sekarang adalah waktu yang tepat untuk melawan Wira. Lagi pula, kondisi internal kerajaan kita memang sudah kacau dan banyak pihak yang sudah berencana untuk membuat keributan. Aku dengar mereka sudah membentuk pasukan sipil dan bahkan sudah berkembang sampai puluhan ribu orang.""Kalau membiarkan mereka terus berkembang, mungkin posisi Raja juga akan terancam. Lebih baik kita berperang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3045

    Alzam segera berkata, "Raja, masalah ini harus dipertimbangkan dengan matang. Kamu benar-benar berniat untuk berperang melawan Wira? Sekarang kondisi internal kerajaan kita sedang kacau. Para rakyat hidup sengsara dan banyak di antara mereka yang sudah menjadi perampok karena bencana banjir ini. Beberapa daerah bahkan sudah menekan mereka dengan kekuatan militer.""Kalau kita berperang melawan Wira sebelum masalah internal kerajaan ini selesai, kita mungkin akan menjadi senjata bagi pihak lain. Aku lihat Senia ini punya niat tersembunyi, dia jelas ingin memanfaatkan kita."Setelah Harraz berpihak pada Wira, Alzam menjadi satu-satunya pejabat pemerintah yang berkuasa. Di Kerajaan Beluana ini, posisi perdana menteri kiri dan kanan pun sudah dihapus karena sekarang hanya tersisa satu perdana menteri saja. Posisinya menjadi makin tinggi dan Ciputra akan membahas semua keputusan besar dengannya."Apa maksudmu?" tanya Ciputra sambil menatap Alzam.Alzam menjelaskan, "Raja, lokasi wilayah tan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3044

    "Kamu tentu saja akan menjadi pemimpin dari Paviliun Langit ini. Delapan divisi jaringan mata-mata juga nggak akan berubah, hanya namanya saja yang diganti menjadi delapan divisi Paviliun Langit. Soal ketua divisinya, kamu saja yang memilihnya. Tenang saja. Aku membentuk Paviliun Langit bukan untuk melemahkan kekuatanmu, tapi ingin memperluas pengaruhmu," jelas Wira.Jaringan mata-mata hanya sebuah organisasi intelijen saja, sehingga Wira ingin membentuk Paviliun Langit. Paviliun ini bukan hanya bisa membantunya mengumpulkan informasi, tetapi bisa menjalankan tugas lainnya seperti membunuh diam-diam juga. Kini, dunia sudah kacau dan beban yang dipikulnya akan makin berat. Lucy tentu saja harus memikul tanggung jawab yang lebih besar juga."Baik. Semuanya akan dijalankan sesuai perintah Tuan. Aku akan segera mengurusnya," jawab Lucy dengan segera. Wira bisa memercayainya bukan hanya karena kesetiaannya, tetapi karena kemampuannya dalam menjalankan tugas juga. Di saat seperti ini, dia ti

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3043

    Di surat yang dikirimkan Bobby sudah dijelaskan bahwa saat ini terjadi perubahan besar di berbagai suku di utara. Suku-suku yang awalnya masih dikendalikannya, kini muncul para pengkhianat yang sedang berperang melawannya. Ditambah lagi, beberapa suku besar lainnya juga mulai mengerahkan pasukan mereka, sehingga posisinya makin berbahaya. Dia pun terpaksa meminta bantuan pada Wira.Orang yang bisa segera membantu Bobby sebenarnya adalah Osman karena lokasi Kerajaan Beluana lebih dekat dengan wilayah suku utara. Dalam waktu dua hari dua malam saja, pasukan mereka sudah bisa tiba di sana dan keduanya bekerja sama dalam pertempuran itu.Namun, hubungan Bobby dan Osman tidak begitu baik. Saat itu Osman bisa membantunya juga berkat pengaruh dari Wira. Jika tidak, Osman tidak mungkin memedulikan urusannya. Kali ini, dia juga hanya bisa kembali meminta bantuan dari Wira, berharap Wira bisa membantunya menenangkan kekacauan di wilayah suku utara ini.Agha dan Nafis yang berdiri di belakang Wir

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3042

    Menurut Wira, selama para pejabat sipil dan jenderal militer bekerja sama, mereka baru bisa terlepas dari hambatan dan tak terkalahkan dalam pertempuran."Kita biarkan dulu masalah ini. Kali ini aku kembali karena masih ada banyak hal yang harus diselesaikan. Soal perang dengan Kerajaan Beluana ini. Meskipun kita nggak memulai pertempurannya sekarang, sebentar lagi perangnya juga nggak akan bisa terhindar lagi," kata Wira dengan nada muram.Senia dan juga Ciputra memiliki ambisi tersendiri. Keberadaan kedua orang ini menjadi faktor yang paling labil, sehingga mereka harus disingkirkan agar kelak tidak menimbulkan ancaman. Para rakyat di seluruh negeri juga tidak perlu hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan lagi dan dia juga tidak perlu memikirkan mereka lagi. Dia tahu makin besar kemampuannya, makin besar pula tanggung jawabnya.Nafis segera menganggukkan kepalanya. Dia selalu mematuhi perintah Wira, berbeda dengan Danu dan Doddy. Sebenarnya, dia begini karena dia sangat tahu posisinya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3041

    Wira memelototi Mahart dan berkata dengan kesal, "Kamu ini juga nggak memikirkannya baik-baik, mana mungkin aku nggak bisa mengenali istriku sendiri. Hanya berdasarkan perasaan yang kamu berikan saja, aku sudah bisa menebak kamu ini bukan Wulan. Kalau kamu berani memainkan trik seperti ini di depanku lagi, jangan salahkan aku nggak sungkan padamu."Mahart segera menganggukkan kepala dan tidak berani berbicara lagi. Semua ini adalah ide dari Agha. Jika tidak, dia tidak akan melakukan hal yang begitu bodoh."Kak Wira, apa sekarang kamu akan kembali untuk melihat para kakak ipar?" tanya Doddy yang mengalihkan topik pembicaraannya.Saat Wira baru saja hendak mengiakan, Nafis tiba-tiba mendekat dan berdiri di depan Wira."Tuan, sudah lama nggak bertemu," sapa Nafis.Setelah lama tidak bertemu, Nafis memang terlihat lebih bersemangat dan berwibawa dibandingkan sebelumnya. Auranya juga terasa lebih tajam. Saat ini, dia sudah menjadi jenderal besar di Kota Limaran dan bertanggung jawab menjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3040

    Namun, auranya sangat berbeda. Apa mungkin karena sudah lama tidak bertemu, jadi terasa agak asing?"Bukannya aku nggak ingin pulang, hanya saja ada urusan penting yang harus diselesaikan. Mana mungkin aku nggak merindukan kalian? Selama aku pergi, aku selalu memikirkan kalian!" sahut Wira buru-buru.Wulan yang berdiri di samping tetap memasang ekspresi dingin. "Dasar pembohong! Kalau kamu benaran merindukan kami, kamu nggak akan pergi selama itu! Semua pria memang sama saja. Kalian egois dan cuma memikirkan diri sendiri!""Sudahlah, aku malas berdebat denganmu. Sebaiknya kamu segera berkemas dan pulang untuk melihat kami!"Wira menatap Wulan untuk waktu yang cukup lama. Tiba-tiba, tatapannya menjadi dingin. Dia segera menghampiri Wulan dan mencengkeram pergelangan tangannya."Sakit," ucap Wulan secara spontan.Doddy yang melihatnya pun terkejut. Apa yang terjadi? Wira terkenal sangat menyayangi istrinya, selalu memperlakukan mereka dengan sangat baik. Kenapa tiba-tiba menjadi sekasar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status