Semua Bab Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius: Bab 1391 - Bab 1400

2722 Bab

Bab 1391

Setelah berpamitan dengan orang di Dusun Darmadi, Wira keluar dan langsung melihat Hasto."Sepertinya, kamu sudah menjelaskan semuanya."Mendengar perkataan Hasto, Wira tersenyum. "Nggak ada yang perlu dijelaskan, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan. Meskipun aku tiada, mereka tetap akan hidup dengan sangat baik."Setelah Wira selesai berbicara, Hasto tersenyum. "Benar. Baik Kerajaan Nuala, Kerajaan Beluana yang sekarang, Kerajaan Monoma, atau Kerajaan Agrel pun bukan lawan kalian. Kalau kamu ingin menyatukan seluruh dunia, itu adalah hal yang mudah."Begitu Hasto selesai berbicara, Wira hanya tersenyum. Di pandangan dunia, seorang raja dianggap sebagai titisan langit dan perwakilan yang mulia. Namun, di kalangan dunia persilatan, raja itu sama sekali tidak berarti apa-apa."Ayo, kita pergi ke tempat selanjutnya di mana kamu akan mengasingkan diri. Wira, pelatihan ini akan sangat berat, kamu harus bersiap-siap," kata Hasto sambil memandang Wira dan tersenyum.Wira mengedipkan ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1392

Hasto berbicara sambil tersenyum dan ketua bangsa Kuta juga tertawa terbahak-bahak."Hasto, memang sudah lama nggak melihatmu. Kenapa nggak berkunjung ke tempatku? Apa pelayanan tempatku ini nggak baik ya?"Ketua bangsa Kuta memiliki tubuh yang berotot dan kepala yang dipenuhi dengan rambut putih. Dia terlihat berusia 50-an, tetapi kondisinya bahkan lebih baik daripada orang yang berusia 30 tahun."Hahaha. Jangan dibahas lagi, Kak. Setiap kali meninggalkan tempatmu, aku harus tidur selama beberapa hari setelah pulang. Nggak ada cara lain, minuman di sini terlalu kuat." Terlihat jelas hubungan Hasto dan ketua bangsa Kuta ini sangat baik.Wira sangat terkejut saat melihat ketua bangsa Kuta ini. Dengan tubuh ketua bangsa Kuta ini, mungkin bisa membunuh seekor banteng dengan satu pukulan."Ini ...." Setelah melihat ke arah Wira, ketua bangsa Kuta tertegun sejenak karena merasa aneh."Ini adalah ... temanku. Aku bawa dia ke sini karena hal penting."Setelah Hasto selesai berbicara, ketua ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1393

"Wira, bagaimana? Ingin coba?" Pada saat itu, Kusno tiba-tiba bertanya.Mendengar perkataan itu, Wira mengedipkan matanya. Semua orang ini adalah pria kuat, hati Wira sebenarnya merasa ragu. Namun, dia sudah datang ke sana, tentu saja tidak bisa ragu lagi. "Coba saja!"Saat mendengar keputusan Wira itu, Kusno langsung melompat ke dalam air dan berkata kepada Wira sambil tersenyum, "Wira, ayo."Setelah menarik napas dalam-dalam, Wira melompat ke dalam air. Airnya tidak terlalu dalam ataupun dangkal, hanya menampakkan bahu. Semua orang tahu sulit untuk mengeluarkan kekuatan di dalam air. Berjalan saja pun terasa sulit, apalagi berkelahi menghadapi Kusno. Meskipun dia berpikir seperti itu, dia tetap langsung menyerang terlebih dahulu. Kecepatannya memang lambat, tetapi dia bersemangat. Banyak anggota bangsa Kuta yang langsung melihat ke arah mereka dengan penasaran."Hahaha. Lihat teknikku ini!"Kusno tertawa dan tatapannya juga terlihat semangat untuk bertempur. Dia bisa melihat Wira mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1394

Wira berpikir ini adalah cerita kakek bodoh memindahkan gunung versi modern. Dia tidak menyangka ternyata bangsa Kuta ini begitu luar biasa dan memiliki kemampuan seperti ini."Luar biasa!" kata Wira dengan terkejut."Selanjutnya adalah mengekstrak batu besar. Pakai alat-alat ini untuk mengekstrak batu besar yang bisa kamu angkat, itu saja! Hanya tiga ini saja latihan kami sehari-hari. Dua latihan kekuatan dan satu latihan pertempuran, bagaimana?"Setelah Kusno selesai berbicara, Wira langsung mengacungkan ibu jarinya. Dia belum pernah melihat metode latihan yang begitu sederhana dan kasar. Satu hari berlalu dengan cepat. Tubuhnya kelelahan dan hendak tidur, tetapi baru saja berbaring, dia sudah diangkat Hasto untuk bangun."Bangun, nggak boleh tidur."Wira menjadi bingung dan bertanya, "Nggak boleh tidur? Ini ....""Ini adalah saatnya tubuhmu dalam kondisi paling lemah. Makin lemah, latihannya akan makin efektif. Kamu ikut aku kultivasi satu putaran kecil sekarang, aku akan pakai ener
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1395

Hasto tersenyum, lalu memandang Wira dan berkata dengan tenang, "Kelak, semua prosesnya akan sesuai dengan yang kamu lakukan hari ini. Setelah sebulan, kalau kamu bisa mengalahkan Kusno, berarti kamu sudah lulus."Mendengar perkataan itu, Wira merasa tidak berani percaya dengan hal itu. "Mengalahkan Kusno ... apa mungkin bisa?"Kusno sangat luar biasa. Di antara begitu banyak pemuda bangsa Kuta, dia bisa dianggap yang terbaik."Kenapa nggak mungkin? Dia memang sangat kuat, tapi dia nggak punya energi spiritual. Kalau berbicara soal potensi, dia pasti nggak bisa menandingimu. Jadi, asalkan kamu sungguh-sungguh, pasti bisa melampauinya. Aku bisa menjamin tentang hal ini." Hasto sangat yakin terhadap Wira.Mendengar perkataan itu, Wira menarik napas dalam-dalam dan menganggukkan kepalanya. "Baiklah, aku pasti akan berusaha!"Hati Wira sudah mulai merasa yakin, sehingga dia mulai berusaha keras di latihan selanjutnya. Proses latihannya sangat sulit, tetapi dia memang berkembang dengan sang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1396

Saat memikirkan Julian, meskipun Wira menyadari tiga bulan ini adalah waktu yang singkat, mungkin masih ada peluang jika dimanfaatkan dengan tepat. Namun, dia selalu tidak tahu apa yang akan terjadi setelah tiga bulan, karena Hasto tidak mengatakannya dan Wira juga tidak bertanya. Dia berpikir mungkin Hasto ada alasannya sendiri untuk tidak mengatakannya. Waktu berlalu dengan cepat dan waktu satu bulan sudah tiba."Ayo, Wira. Para pemuda bangsa Kuta sudah kamu kalahkan, hanya aku yang tersisa. Tapi, aku merasa aku sekarang juga bukan tandinganmu lagi." Kusno berdiri di air dan tertawa terbahak-bahak."Wira, semangat!""Kalahkan Kusno!""Orang ini selalu menindas kami, kalahkan dia!""Hahaha. Beri dia sebuah pelajaran!"Para pemuda bangsa Kuta berkumpul di tepi danau dan menyaksikan pertarungan ini dengan sangat bersemangat.Wira tersenyum dan melompat ke dalam air. Kali ini, dia terlihat sangat percaya diri.Sementara itu, Kusno juga langsung melangkah maju ke arah Wira. Dia sangat kua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1397

Pria tua itu sepertinya sudah sangat lama tidak mandi, mengganti pakaian, dan sekujur tubuhnya sangat bau hingga menyengat hidung.Melihat pria tua itu, Hasto langsung memberi hormat dan berkata, "Senior, saya datang menjenguk Anda dan membawa seseorang untuk bermain dengan Anda."Pria tua itu berdiri di depan Wira dan langsung menatap Wira dengan tajam.Wira juga buru-buru memberi hormat dan berkata, "Wira memberi hormat kepada senior."Namun, setelah Wira memberi hormat, pria tua itu tetap menatapnya dengan tajam. Yang lebih pentingnya lagi, tatapan pria itu dipenuhi dengan kebingungan.Dengan ekspresi yang terlihat bingung, Wira memandang ke arah Hasto yang sedang menggelengkan kepalanya.Pada saat itu, pria tua itu tiba-tiba berbicara dan membuat Wira langsung tertegun. "Nak, kamu ... bisa main petak umpet?"Mendengar perkataan itu, Wira merasa bingung dan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia merasa otak pria tua itu sepertinya agak bermasalah."Baiklah, kamu tangkap aku ...." S
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1398

Wira menjadi bingung saat melihat gerakan pria tua itu begitu cepat. Dalam sekejap mata, kelinci panggangnya sudah diambil. Dia ingin merebutnya kembali, tetapi pria tua gila itu langsung menggigit kelinci itu. Hanya dengan beberapa langkah ringan saja, pria tua itu sudah berlari hingga beberapa meter jauhnya. Kecepatan pria tua itu benar-benar membuatnya terkesan, terutama gaya langkahnya yang aneh dan agak unik. Memang terlihat aneh, tetapi kecepatannya sangat luar biasa, seolah-olah hanya terlihat bayangan saja saat pria tua itu berada di depannya."Keahlian yang bagus. Kalau bisa menguasai gerakan ini, bukankah aku akan menjadi tak terkalahkan?"Wira merasa sangat terkesan dan akhirnya mengerti juga mengapa Hasto membawanya ke sini. Awalnya, Hasto melatih fisiknya hingga memperoleh kekuatan yang luar biasa, tetapi gerakannya menjadi terlalu kaku. Meskipun sangat kuat, serangan juga harus bisa mengenai lawan. Jika tidak bisa mengenai lawan, kekuatan itu juga tidak berguna.Oleh kare
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1399

Wira berbicara dengan sangat kesal, tetapi pria tua gila itu sama sekali tidak memedulikannya dan langsung menghilang bersama rusa panggang itu. Dia sangat ingin menangis, tetapi dia akhirnya memiliki sebuah rencana untuk menghadapi pria tua itu juga. Selanjutnya, dia hanya akan memanggang sedikit daging buruannya saja, dia ingin lihat apakah pria tua itu masih bisa langsung merampas semuanya.Wira merasa tak berdaya dan hanya bisa terus berburu. Dia akhirnya berhasil menangkap seekor ayam liar, lalu membersihkannya dan memanggangnya. Dengan cerdas, dia memotongnya menjadi potongan kecil dan memanggangnya. Selain itu, dia juga membuat tujuh atau delapan api unggun dengan sepotong ayam panggang di atasnya. Dia tidak percaya pria tua gila itu bisa langsung merampas semua daging itu di depan matanya.Tak lama kemudian, ayam panggangnya sudah matang dan wanginya pun mulai menyebar. Tanpa banyak bicara, dia bersiap untuk mengambil dagingnya. Siapa sangka, pria tua gila itu tiba tepat pada w
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 1400

Pada saat ini, Hasto berdiri di tempat yang gelap dan selalu mengawasi. Dia tersenyum dan diam-diam berpikir Wira ini memang pandai. Namun saat melihat pria tua itu, dia selalu menghelakan napasnya dan tatapannya terlihat tidak tega dan sedih."Hah ...." Hasto menghela napas, lalu menghilang.Pada saat ini, Wira masih terus mengejar, tetapi pria tua itu benar-benar membuatnya tidak punya pilihan lain selain menyerah. Tak lama kemudian, dia akhirnya mengakhiri pengejaran hari ini.Wira duduk di bawah pondok kayunya dan diam-diam mengeluarkan sepotong paha ayam yang belum dipanggang. Melihat sudah larut malam, dia pun mulai memanggangnya. Tepat pada saat itu, pria tua gila itu tiba-tiba berada di belakangnya. Gerakan pria itu sangat pelan, sehingga dia tidak menyadari kedatangan pria itu. Dia merasa sangat cemas dan perlahan-lahan memanggangnya. Tak lama kemudian, paha ayam itu pun matang. Dia tersenyum saat menajamkan pendengarannya dan tidak menyadari kedatangan pria tua itu."Sepertin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
138139140141142
...
273
DMCA.com Protection Status