Share

Bab 1398

Author: Arif
Wira menjadi bingung saat melihat gerakan pria tua itu begitu cepat. Dalam sekejap mata, kelinci panggangnya sudah diambil. Dia ingin merebutnya kembali, tetapi pria tua gila itu langsung menggigit kelinci itu. Hanya dengan beberapa langkah ringan saja, pria tua itu sudah berlari hingga beberapa meter jauhnya. Kecepatan pria tua itu benar-benar membuatnya terkesan, terutama gaya langkahnya yang aneh dan agak unik. Memang terlihat aneh, tetapi kecepatannya sangat luar biasa, seolah-olah hanya terlihat bayangan saja saat pria tua itu berada di depannya.

"Keahlian yang bagus. Kalau bisa menguasai gerakan ini, bukankah aku akan menjadi tak terkalahkan?"

Wira merasa sangat terkesan dan akhirnya mengerti juga mengapa Hasto membawanya ke sini. Awalnya, Hasto melatih fisiknya hingga memperoleh kekuatan yang luar biasa, tetapi gerakannya menjadi terlalu kaku. Meskipun sangat kuat, serangan juga harus bisa mengenai lawan. Jika tidak bisa mengenai lawan, kekuatan itu juga tidak berguna.

Oleh kare
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1399

    Wira berbicara dengan sangat kesal, tetapi pria tua gila itu sama sekali tidak memedulikannya dan langsung menghilang bersama rusa panggang itu. Dia sangat ingin menangis, tetapi dia akhirnya memiliki sebuah rencana untuk menghadapi pria tua itu juga. Selanjutnya, dia hanya akan memanggang sedikit daging buruannya saja, dia ingin lihat apakah pria tua itu masih bisa langsung merampas semuanya.Wira merasa tak berdaya dan hanya bisa terus berburu. Dia akhirnya berhasil menangkap seekor ayam liar, lalu membersihkannya dan memanggangnya. Dengan cerdas, dia memotongnya menjadi potongan kecil dan memanggangnya. Selain itu, dia juga membuat tujuh atau delapan api unggun dengan sepotong ayam panggang di atasnya. Dia tidak percaya pria tua gila itu bisa langsung merampas semua daging itu di depan matanya.Tak lama kemudian, ayam panggangnya sudah matang dan wanginya pun mulai menyebar. Tanpa banyak bicara, dia bersiap untuk mengambil dagingnya. Siapa sangka, pria tua gila itu tiba tepat pada w

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1400

    Pada saat ini, Hasto berdiri di tempat yang gelap dan selalu mengawasi. Dia tersenyum dan diam-diam berpikir Wira ini memang pandai. Namun saat melihat pria tua itu, dia selalu menghelakan napasnya dan tatapannya terlihat tidak tega dan sedih."Hah ...." Hasto menghela napas, lalu menghilang.Pada saat ini, Wira masih terus mengejar, tetapi pria tua itu benar-benar membuatnya tidak punya pilihan lain selain menyerah. Tak lama kemudian, dia akhirnya mengakhiri pengejaran hari ini.Wira duduk di bawah pondok kayunya dan diam-diam mengeluarkan sepotong paha ayam yang belum dipanggang. Melihat sudah larut malam, dia pun mulai memanggangnya. Tepat pada saat itu, pria tua gila itu tiba-tiba berada di belakangnya. Gerakan pria itu sangat pelan, sehingga dia tidak menyadari kedatangan pria itu. Dia merasa sangat cemas dan perlahan-lahan memanggangnya. Tak lama kemudian, paha ayam itu pun matang. Dia tersenyum saat menajamkan pendengarannya dan tidak menyadari kedatangan pria tua itu."Sepertin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1401

    Tanpa ragu sedikit pun, pria tua itu segera berucap, "Beri tahu aku tujuanmu datang kemari dan siapa kamu."Wira tertegun sejenak, lalu membalas, "Pak Tua, ini bukan satu pertanyaan!" Ini 2 pertanyaan yang digabungkan olehnya menjadi satu. Apa pria tua ini sedang mengerjainya?"Diam, kamu harus menjawab jujur kalau berada di sini. Hal ini sangat penting!" ujar pria tua itu dengan serius. Mendengar ini, Wira tidak terlalu peduli. Bagaimanapun, pria tua ini kadang sadar kadang tidak. Mungkin, dia akan melupakan Wira sebentar lagi.Wira merasa pria tua ini belum tentu bisa mengingat ucapannya, bahkan belum tentu paham. Jadi, tanpa ragu sedikit pun, dia menyahut, "Namaku Wira, aku dari Dusun Darmadi. Aku sudah bertani sejak kecil dan pernah lolos ujian. Aku sudah punya istri, kehidupanku sangat bahagia."Sesudah mendengar perkenalan ini, pria tua itu termangu. Dia bertanya, "Heh? Kamu bertani sejak kecil? Kamu bukan orang Sekte Langit atau Sekte Gunung?"Pertanyaan pria tua ini lagi-lagi m

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1402

    "Teknik Matahari Besar ini jelas sangat bernilai bagi mereka. Banyak yang akan mengincarmu atau berwaspada terhadapmu. Kamu mungkin akan mati. Jadi, kamu yakin ingin berkorban sebesar itu hanya demi seorang teman?" tanya pria tua itu.Wira tersenyum, lalu mengedikkan bahu sembari menyahut, "Aku memang selalu memperlakukan teman dengan baik. Aku akan berusaha membantu mereka yang butuh bantuan. Selain itu, aku juga ingin melihat seperti apa dunia persilatan. Makanya, aku memilih untuk berlatih."Jawaban Wira membuat mata pria tua itu sontak berbinar-binar. Pemuda ini memiliki kesetiaan dan keberanian, sungguh luar biasa."Bagus, kamu jauh lebih baik daripada mereka yang munafik," puji pria tua itu sambil menatap Wira dengan puas."Pak Tua, karena kamu sudah sadar, apa bisa mengembalikan paha ayam itu kepadaku? Aku sudah nggak makan daging berhari-hari ...," ujar Wira segera.Pria tua itu mendengus dingin dan membalas, "Aku sudah mengambil paha ayam ini, mana mungkin dikembalikan lagi!"

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1403

    Wira awalnya tidak mengerti. Akan tetapi, setelah dipikir-pikir, mungkin pria tua ini sangat ingin menerima murid selama ini. Itu sebabnya, dia menjadi sangat emosional karena bertemu murid yang sesuai keinginannya.Wira bertanya dengan penasaran, "Guru, kenapa kamu memilihku? Jangan-jangan karena kamu telah makan banyak makanan lezat beberapa hari ini?"Namun, jika benar seperti itu, mungkin pria tua ini sudah punya murid yang tak terhitung jumlahnya!Pria tua itu terkekeh-kekeh, lalu menimpali dengan tenang, "Alasannya sederhana. Pertama karena kamu anak baik dan setia kawan, aku sangat suka. Kedua karena kamu punya nyali besar dan tegas.""Ketiga karena kamu bukan anggota Sekte Langit atau Sekte Gunung, Teknik Matahari Besar itu juga bukan milik mereka. Teknik ini adalah warisan Sekte Insan setelah hancur. Tidak ada yang sanggup mempelajarinya."Wira tertegun mendengarnya. Sekte Insan? Sekte macam apa ini? Dia bertanya, "Guru, masih ada Sekte Insan? Apa sekte ini sama dengan Sekte L

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1404

    "Aku nggak kenal Hasto, tapi tahu Keluarga Lioris. Keluarga mereka berteman baik dengan ayahku. Pantas saja, aku bisa hidup sampai sekarang. Ternyata, karena bantuan mereka," ujar pria tua itu sembari tersenyum mengejek diri sendiri."Muridku, aku mungkin akan menjadi gila di siang hari. Tapi, aku akan mengajarimu Teknik Awan di malam hari." Selesai mengatakan itu, pria tua itu mulai mengajari Wira."Totalnya ada 9 langkah. Dengan kultivasimu yang sekarang, kamu hanya bisa mempelajari langkah pertama, yaitu Langkah Eksplosif. Pusatkan kekuatan pada kakimu, lalu menyerbu ke depan. Tapi, ini bukan ledakan biasa. Ini lembut, tapi juga kuat. Lihatlah," jelas pria tua itu.Kemudian, pria tua itu mendemonstrasikannya untuk Wira. Sosoknya sontak berkelebat, tetapi tidak ada suara sedikit pun."Ini Langkah Eksplosif?" tanya Wira. Jelas-jelas tidak ada ledakan apa pun, yang ada hanya kesunyian. Saat berikutnya, pria tua itu kembali, lalu tersenyum dan menyuruh Wira menyentuh tempat yang diinjak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1405

    Selama setengah bulan terakhir, Wira berlatih Langkah Eksplosif setiap hari. Perkembangannya sangat pesat, kecepatannya mengalami banyak peningkatan. Wira bahkan bisa menggunakannya di atas ranting pohon.Besok adalah hari ke-30, Wira tahu dirinya sudah harus pergi. Meskipun pria tua ini selalu menggila pada siang hari, dia akan normal pada malam hari dan mengajarinya Teknik Awan dengan sungguh-sungguh. Hal ini membuat Wira sangat tersentuh."Guru, kamu mau pergi bersamaku atau tetap tinggal di sini?" tanya Wira.Pria tua itu tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja di sini, memangnya apa yang bisa kulakukan di luar sana? Selain itu, jangan beri tahu siapa pun tentangku, termasuk Hasto. Paham?"Meskipun tidak memahami tujuan gurunya, Wira tetap mengangguk dan mengiakan. "Aku mengerti, Guru."Pria tua itu pun terkekeh-kekeh dan berucap, "Wira, kini kamu sudah terlibat dalam kekacauan ini. Kamu mungkin nggak akan mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi, aku ingin mengatakan bahwa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1406

    Hasto menjawab, "Senjata."Begitu mendengarnya, Wira langsung mengerti. Benar juga, tidak peduli sekuat apa pun dirinya, dia tidak akan bisa menang dari senjata.Akan tetapi, Wira tidak pernah takut senjatanya kalah dari yang lain. Dia punya pistol, siapa yang bisa melawan pistolnya?"Jadi, selanjutnya kita akan mempelajari senjata. Aku mengenal seorang ahli senjata yang luar biasa hebat. Tapi, dia paling ahli dalam teknik tongkat. Tekniknya sangat terkenal di seluruh Sekte Gunung dan Sekte Langit. Jadi, kamu harus mempelajarinya. Paham?" jelas Hasto.Wira tidak keberatan. Apabila dikuasai dengan baik, teknik tongkat ini tidak kalah dari teknik pedang. Selain itu, kekuatan membunuhnya juga dahsyat. Apalagi, Wira memiliki metode khusus menempa senjata, dia tentu tidak takut.Namun, Wira tetap bertanya, "Omong-omong, Kak Hasto, apa senjata kalian hanya terbuat dari baja? Apa setajam Pedang Treksha?"Hasto menggeleng sambil menjawab, "Senjata biasa tentu nggak sehebat Pedang Treksha, tapi

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3022

    "Selain itu, pemikiran Raja Ararya dan Raja Kresna juga nggak sama denganmu. Kenapa Ratu masih membiarkan mereka pergi? Sekarang hanya ada mereka bertiga saja, kita bisa langsung menyingkirkan mereka," kata kepala kasim itu.Berhubung karena tidak ada asisten yang bisa diandalkan Senia lagi, kepala kasim pun naik jabatan. Sekarang, dia selalu berada di sisi Senia kapan pun. Namun, ide-ide yang diberikannya semuanya adalah ide buruk karena dia hanya seorang kasim biasa yang tidak memiliki pandangan jauh ke depan. Untungnya, dia pandai berbicara, sehingga dia lebih disukai dan bisa tetap berada di sisi Senia.Senia berkata, "Kamu pikir aku nggak ingin menyingkirkan mereka? Sejak aku naik takhta, mereka selalu menjadi masalah besar bagiku. Aku sudah lama ingin menyingkirkan mereka. Tapi, mereka punya kekuasaan militer dan sekarang juga adalah saat yang penting untuk merekrut orang. Kalau terjadi pemberontakan internal, situasinya akan makin nggak terkendali dan itu nggak menguntungkanku."

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3021

    Senia berkata dengan nada yang tetap tegas, "Sudahlah, aku ini juga nggak makan manusia. Aku hanya ingin melihat, apa aku bisa memberikan jabatan yang bagus untuk putramu ini. Perang akan terjadi sebentar lagi. Setelah Dahlan kembali nanti, dia akan membawa kabar dari Kerajaan Beluana. Kalau Kerajaan Beluana bersedia kerja sama dengan kita, kita bisa langsung berperang dengan Wira.""Pada saat itu, nggak peduli seberapa hebat pun Wira, dia nggak akan bisa menghadapi kerja sama kedua kerajaan ini."Setelah mengatakan itu, Senia kembali duduk di takhta dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri dengan tatapan yang sangat tajam.Ararya dan Kresna saling memandang dengan ekspresi terkejut. Pantas saja mereka tidak melihat Dahlan setelah mereka kembali ke istana, ternyata dia sudah menuju ke Kerajaan Beluana. Senia jelas berencana untuk bekerja sama dengan Kerajaan Beluana dalam melawan Wira.Sayangnya, Wira memiliki hubungan yang baik dengan Kerajaan Nuala juga, bahkan bersahabat dengan berb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3020

    "Sebelum kalian berangkat, aku sudah bisa menebak hasilnya akan seperti ini. Kalau Wira bisa disingkirkan dengan begitu mudah, saat itu aku juga nggak perlu begitu repot-repot dan akhirnya sia-sia begitu saja. Mungkin langit nggak ingin Wira mati di tangan orang lain," gumam Senia.Senia tiba-tiba berdiri setelah mengatakan itu dan mendekati Kresna, Ararya, dan Dwipangga. Dia menatap mereka dengan tatapan yang sangat dingin, bahkan Ararya dan Kresna pun merinding.Sementara itu, Dwipangga yang selalu berdiri di samping juga terus menatap Senia dengan tatapan yang penuh dengan niat membunuh. Semua hal ini dimulai dari wanita di depannya ini. Jika tidak, mereka juga tidak akan berakhir begitu menyedihkan. Selama dia bisa membunuh wanita di depannya ini, semua masalah akan selesai.Ararya secara refleks menoleh dan menatap Dwipangga. Ayah dan anak ini memiliki ikatan yang sangat kuat dan saling memahami pemikiran masing-masing. Hanya dengan melihat tatapan Dwipangga, dia sudah tahu apa ya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3019

    "Selain itu, ini sudah termasuk hasil yang cukup bagus. Wira bukan orang biasa, mana mungkin kita bisa membunuhnya dengan mudah. Saat itu Ratu juga sudah berkali-kali mencoba membunuh Wira, tapi pada akhirnya Wira tetap berhasil melarikan diri. Dia bahkan rugi sendiri. Dia sendiri juga nggak bisa menyelesaikan tugas ini, mana mungkin kita bisa menyelesaikannya," kata Kresna.Kresna sudah berhubungan dengan Senia jauh lebih lama daripada Ararya. Selain itu, Ararya juga biasanya tidak peduli dengan urusan pemerintahan. Dibandingkan dengan Ararya, dia tentu saja jauh lebih memahami Senia.Ararya perlahan-lahan berkata, "Benar. Kalau memang itu sudah takdirnya, kita juga nggak bisa menghindar. Selama kita bisa menghindari masalah hari ini, kelak nggak akan ada begitu banyak masalah lagi.""Kita hanya perlu menunggu saatnya bertemu dengan Tuan Wira dengan sabar saja, lalu merencanakan strategi yang sempurna dan mengatasi semua ini. Setelah itu, kita bisa meninggalkan wilayah tandus di utara

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3018

    Semua orang itu memahami kepribadian Wira, makanya mereka bersedia berada di sisi Wira dan melayaninya. Meskipun Wira adalah pemimpin yang menyerahkan semua tanggung jawab pada mereka, mereka juga tidak pernah mengeluh. Mereka hanya ingin melakukan tugas mereka dengan baik untuk membantu meringankan beban Wira dan menjaga kestabilan sembilan provinsi.Kresna berkata dengan tegas, "Nggak perlu. Kalau kamu adalah Senia, aku tentu saja akan curiga dia ingin menggunakan Gina untuk mengancamku. Senia memang bisa melakukan hal seperti itu. Tapi, sekarang orang yang ada di depanku adalah kamu, aku tahu sikap dan juga kepribadianmu. Lagi pula, Gina nggak aman di sisiku karena semua orang mengira dia sudah mati.""Kalau dia muncul di hadapan mereka lagi, mungkin itu akan membawa masalah yang nggak perlu bagi Gina. Aku takut bukan hanya nggak membantunya kalau sudah seperti itu, malahan akan membahayakannya ...."Selama tahu Gina masih hidup, itu saja sudah cukup bagi Kresna. Soal kapan mereka a

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3017

    Wira berkata, "Baiklah. Kalau kalian berdua tulus ingin bergabung denganku dan bertobat, aku akan melupakan semua hal yang terjadi sebelumnya. Aku akan mengatur langkah selanjutnya. Kalau ingin bersandiwara, kita harus berakting dengan sungguh-sungguh agar kalian juga bisa menjelaskannya saat kembali nanti.""Aku akan bersiap-siap dulu, lalu pergi ke utara untuk bertemu dengan kalian dan melawan Senia bersama-sama."Setelah mengatakan itu, Wira tersenyum yang menunjukkan kerja sama mereka sudah tercapai. Jika bisa mengalahkan Senia tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga, ini juga termasuk hal luar biasa dan dunia ini juga bisa damai untuk sementara waktu. Ini adalah hasil yang selalu diharapkannya. Pada saat itu, dia tidak perlu mengkhawatirkan nasib para rakyat di sembilan provinsi lagi."Terima kasih banyak, Tuan Wira," kata Kresna dan Ararya sambil memberi hormat setelah saling memandang. Mendapatkan pemimpin yang bijaksana adalah sebuah anugerah besar.Setelah semua sudah selesai d

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3016

    Kresna pun menghela napas panjang. "Tuan Wira, kamu pasti masih ingat dengan peristiwa yang terjadi di Provinsi Yonggu saat itu, 'kan? Sebenarnya aku juga nggak berniat melakukannya, tapi Senia sudah menyandera seluruh keluargaku. Meskipun enggan, aku juga terpaksa harus melakukannya. Kalau nggak, seluruh keluargaku akan mati dan akhirnya memilih untuk nggak kerja sama denganmu."Setelah mengatakan itu, Kresna menundukkan kepala dan terdiam cukup lama. Saat di Provinsi Yonggu, dia sudah kehilangan salah satu orang kepercayaannya yang paling andal dan sekaligus kekasihnya yaitu Gina. Saat itu, Wira sudah memberinya jalan, tetapi dia tidak memilihnya. Oleh karena itu, sekarang menyesal pun sudah tidak ada gunanya.Ararya yang berada di samping juga segera menambahkan, "Tuan Wira, kami juga punya beberapa kartu truf di tangan kami. Selama bertahun-tahun ini, kami terus merekrut pasukan. Kalau nggak dalam situasi mendesak, kami juga nggak ingin memberontak. Nggak ada orang yang ingin menya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3015

    Di dalam penginapan.Karena penginapan ini terletak di tempat yang terpencil, biasanya tidak banyak tamu yang datang ke sana. Hari ini juga hanya Wira dan rombongannya yang menginap di sana.Setelah sempat keluar, pemilik penginapan yang tidak menyangka Wira dan rombongannya akan kembali lagi terlihat sangat senang dan segera menyiapkan hidangan terbaik lagi. Bagaimanapun juga, mereka sangat murah hati. Hanya menginap satu hari saja, pemilik penginapan sudah menerima penghasilan yang cukup banyak."Kalau semua makanannya sudah dihidangkan, kamu pergi dulu saja. Nggak ada kabar dari kami, kalian jangan masuk ke sini lagi," kata Wira sambil mengeluarkan seratus ribu gabak dan melemparkannya pada pemilik penginapan itu.Mata pemilik penginapan itu langsung bersinar, lalu segera menganggukkan kepala dan pergi dari sana. Penginapan yang begitu luas itu hanya tersisa Wira dan yang lainnya.Wira tidak bernafsu makan karena baru saja selesai makan, bahkan tidak ingin minum. Dia menatap Ararya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3014

    Ekspresi Lucy yang selalu berdiri di belakang Wira juga menjadi dingin."Tuan Wira, kami sama sekali nggak punya niat buruk. Kedatangan kami kali ini hanya untuk membahas sesuatu denganmu. Sejujurnya, kami berdua juga terpaksa bertemu dengan Tuan Wira dengan cara seperti ini," kata Kresna.Ararya dan Kresna segera turun dari kuda mereka dan memerintah pasukan di belakang mereka untuk berhenti, lalu mendekati Wira. Dwipangga juga segera mengikut di belakang mereka."Ada urusan apa kalian mencariku?" tanya Wira. Selama ini, hubungannya dengan kedua orang di depannya ini tidak begitu dekat, meskipun sebelumnya mereka sempat berinteraksi. Namun, sejak hubungannya dengan Senia makin memburuk, hubungan mereka juga makin merenggang.Lagi pula, orang yang berbeda suku pasti memiliki pemikiran yang berbeda. Apalagi kedua raja di depannya ini juga berasal dari wilayah tandus di utara, Wira tentu saja tidak memiliki kesan baik terhadap mereka."Nggak perlu berpura-pura di depan kami. Kamu sudah l

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status