Share

Bab 1405

Author: Arif
Selama setengah bulan terakhir, Wira berlatih Langkah Eksplosif setiap hari. Perkembangannya sangat pesat, kecepatannya mengalami banyak peningkatan. Wira bahkan bisa menggunakannya di atas ranting pohon.

Besok adalah hari ke-30, Wira tahu dirinya sudah harus pergi. Meskipun pria tua ini selalu menggila pada siang hari, dia akan normal pada malam hari dan mengajarinya Teknik Awan dengan sungguh-sungguh. Hal ini membuat Wira sangat tersentuh.

"Guru, kamu mau pergi bersamaku atau tetap tinggal di sini?" tanya Wira.

Pria tua itu tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja di sini, memangnya apa yang bisa kulakukan di luar sana? Selain itu, jangan beri tahu siapa pun tentangku, termasuk Hasto. Paham?"

Meskipun tidak memahami tujuan gurunya, Wira tetap mengangguk dan mengiakan. "Aku mengerti, Guru."

Pria tua itu pun terkekeh-kekeh dan berucap, "Wira, kini kamu sudah terlibat dalam kekacauan ini. Kamu mungkin nggak akan mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi, aku ingin mengatakan bahwa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (12)
goodnovel comment avatar
andre mike
siap siap aja thor bakal hilang dari peredaran... karena sdh kehabisan ide cerita nya... lagian cerita nya juga sdh menyimpang dari alur. sdh lari ke kultivasi sekarang..
goodnovel comment avatar
Anang Rusnandar
mana sambungannya
goodnovel comment avatar
Taufik's Mahendra
halo min tolong dong spt biasa 5 bab 1 hari
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1406

    Hasto menjawab, "Senjata."Begitu mendengarnya, Wira langsung mengerti. Benar juga, tidak peduli sekuat apa pun dirinya, dia tidak akan bisa menang dari senjata.Akan tetapi, Wira tidak pernah takut senjatanya kalah dari yang lain. Dia punya pistol, siapa yang bisa melawan pistolnya?"Jadi, selanjutnya kita akan mempelajari senjata. Aku mengenal seorang ahli senjata yang luar biasa hebat. Tapi, dia paling ahli dalam teknik tongkat. Tekniknya sangat terkenal di seluruh Sekte Gunung dan Sekte Langit. Jadi, kamu harus mempelajarinya. Paham?" jelas Hasto.Wira tidak keberatan. Apabila dikuasai dengan baik, teknik tongkat ini tidak kalah dari teknik pedang. Selain itu, kekuatan membunuhnya juga dahsyat. Apalagi, Wira memiliki metode khusus menempa senjata, dia tentu tidak takut.Namun, Wira tetap bertanya, "Omong-omong, Kak Hasto, apa senjata kalian hanya terbuat dari baja? Apa setajam Pedang Treksha?"Hasto menggeleng sambil menjawab, "Senjata biasa tentu nggak sehebat Pedang Treksha, tapi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1407

    Hasto segera mengajak Wira meninggalkan hutan belantara ini. Awalnya, Wira mengira bahwa mereka akan pergi ke tempat yang tersembunyi. Namun, kali ini mereka malah mengunjungi sebuah sekte. Dari kejauhan, tempat ini tampak seperti sebuah benteng pegunungan. Ada sebuah papan besar bertuliskan tiga kata di depannya, yaitu Sekte Tongkat Sakti!Wira tertegun sejenak. Kalau bukan karena sudah tahu bahwa mereka datang untuk belajar Teknik Tongkat, dia mungkin akan mengira bahwa mereka sedang berada di wilayah seorang peramal. Wira mengedipkan mata sambil bertanya, "Inikah tempatnya?"Mendengar itu, Hasto mengangguk sebelum menjelaskan, "Tempat ini memang terlihat kumuh, tapi Sekte Tongkat Sakti pernah menjadi salah satu bagian dari Sekte Langit. Teknik Tongkat mereka adalah yang terbaik di dunia. Benar-benar luar biasa.""Tapi, ketua sekte mereka ... sudah lumpuh. Teknik Tongkat mereka juga mulai punah. Sampai pada generasi ini, hampir nggak ada orang yang bisa bergabung dengan Sekte Tongkat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1408

    Kemudian, Advik langsung melemparkan sebuah bungkusan kepadanya. Wira tidak berpikir terlalu banyak. Dia secara refleks membuka bungkusannya, lalu tertegun sejenak. Di dalamnya, memang ada zirah. Hanya saja, kenapa zirah ini begitu aneh? Ada sebuah helm dan celana besi. Namun, selain itu tidak ada apa-apa lagi?Wira yang kebingungan pun bertanya, "Ini ... apakah ini zirah?"Begitu mendengar kata-kata ini, Advik sontak tertawa, lalu menjawab, "Tentu saja ini adalah zirah. Bagaimana? Zirah ini bagus, 'kan? Anak Muda, supaya kamu nggak cedera, cepatlah dipakai. Jangan tanya alasannya."Melihat Advik yang terkekeh-kekeh, Wira benar-benar makin bingung. Namun, setelah berpikir sejenak, dia tetap mengenakannya. Celana besi ini benar-benar ketat, tetapi cukup nyaman dipakai, sama sekali tidak seperti yang Wira bayangkan. Begitu pula dengan helmnya, ukurannya sangat pas.Kemudian, Advik membawa kemari dua batang tongkat yang tampak keras, tetapi sebenarnya terbuat dari serat katun dan rami. Di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1409

    Meskipun Wira baru saja memasuki dunia bela diri, dia paham tentang cara berkelahi. Hanya wanita yang akan menggunakan trik licik seperti ini saat berkelahi dengan pria, di mana terus menyerang bagian bawah tubuh. Teknik ini benar-benar cabul!Wira sungguh kehabisan kata-kata. Apabila dia tahu akan seperti ini sebelumnya, dia tidak akan pernah mempelajari Teknik Tongkat. Sekalipun mempelajarinya, dia tetap tak akan bisa menggunakannya dalam pertarungan nyata. Hanya orang tebal muka yang berani mempraktikkannya!Wira terlihat sangat murung. Advik sebenarnya menyadari hal tersebut, tetapi sama sekali tidak peduli. Dia hanya berkata, "Hehe. Kamu agak malu-malu, ya? Nggak apa-apa, adaptasi perlahan saja."Advik menyimpan tongkatnya sambil terkekeh-kekeh. Awalnya, Wira ingin memberi tahu Hasto bahwa dia tidak ingin belajar lagi di sini. Namun, tidak disangka Hasto yang masih berada di sana tadi, sudah pergi terlebih dahulu.Wira merasa sangat frustrasi. Setelah berpikir sejenak, dia akhirny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1410

    Ketika Wira masih kebingungan, Advik hanya tertawa terbahak-bahak, tanpa memedulikannya. Pada saat yang sama, beberapa gadis itu sudah telanjang. Mereka langsung masuk ke dalam air dan mulai mandi sambil bercanda tawa.Melihat situasi itu, Advik pun terkekeh-kekeh. Dia mengangkat Wira, lalu segera melemparkannya ke dalam danau. Wira sangat terkejut. Kini, dia sepenuhnya telanjang, sementara para gadis itu sedang mandi di sini. Ini ... Ini adalah serangan ganda. Sayangnya ... tidak ada gunanya dia berpikir terlalu banyak sekarang. Seiring terdengarnya suara, Wira langsung jatuh ke dalam danau.Di momen itu, para gadis amat tercengang. Mereka mulai berteriak panik dan segera naik ke darat."Dasar cabul!""Dasar tukang intip!""Beraninya kamu mengintip kami mandi!"Para gadis itu sangat panik dan segera mengenakan pakaian mereka. Wira sungguh tak berdaya. Padahal, dia sama sekali tidak mengintip. Sebab, dia terus memejamkan matanya.Pada saat ini, salah satu wanita tiba-tiba berkata, "Ada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1411

    Beberapa wanita cantik itu berkomentar."Memangnya omonganmu bisa dipercaya?""Benar!""Tapi, kita nggak boleh meninggalkannya di sini. Bisa gawat kalau dia ditemukan oleh binatang buas.""Huh! Kita harus meminta penjelasan kepada Advik dari Sekte Tongkat Sakti itu!"Kemudian, beberapa wanita cantik itu langsung mengikat Wira dan membawanya ke Sekte Tongkat Sakti. Wira tidak pernah dipermalukan seperti ini! Dia sangat membenci Advik. Siapa sangka, Advik mencelakainya.Sesampainya di Sekte Tongkat Sakti, Wira langsung dilempar ke lantai. Para wanita cantik itu berteriak-teriak."Advik! Dasar pria tua sialan! Cepat keluar!""Iya, cepat keluar!"Advik yang mengantuk pun berjalan keluar. Dia bertanya, "Eh, bukannya ini wanita-wanita cantik dari Sekte Teja? Ada apa kalian mencariku?"Advik pandai sekali berpura-pura sehingga Wira benar-benar kesal. Salah satu wanita cantik menunjuk Wira sembari bertanya, "Siapa dia?"Advik memandang Wira, lalu terdiam sesaat. Kemudian, dia menyahut, "Aduh,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1412

    Advik yang merasa puas berujar, "Baguslah kalau kamu marah. Itu berarti rasa malumu akan perlahan berkurang."Wira membentak, "Aku sudah bilang, aku nggak mau belajar! Aku mau pergi dari sini!"Advik menimpali, "Nggak masalah. Tapi, aku nggak akan membuka segel titik meridianmu. Apa kamu bisa pergi?"Wira berang setelah mendengar ucapan Advik. Setelah memikirkannya sejenak, Wira memutuskan untuk menyetujui ucapan Advik terlebih dahulu. Jadi, Wira berkata, "Oke ... aku mau belajar. Tapi, kamu buka segel titik meridianku dulu."Advik tertawa, lalu berucap, "Oke, sepakat." Kemudian, Advik membuka segel titik meridian Wira.Setelah itu, Wira langsung melompat dan kembali ke kamar untuk mengganti baju. Wira hendak pergi.Advik bertanya, "Eh, bukannya kamu bilang kamu mau belajar Teknik Tongkat di sini?"Wira mendengus dan menyahut, "Aku membohongimu tadi. Kamu sendiri yang keterlaluan, aku nggak mau belajar denganmu. Kamu membuatmu malu demi memaksaku belajar Teknik Tongkat. Aku nggak perna

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1413

    Hanya saja, Wira tidak menyangka dirinya akan pingsan setelah meminum arak. Selanjutnya, Wira terus disiksa oleh Advik. Wira tahu Teknik Tongkat ini memang langka. Namun, Wira merasa teknik ini sangat aneh sehingga dia tidak menyukainya. Waktu 3 bulan berlalu. Akhirnya, latihan Teknik Tongkat yang mengerikan pun berakhir.Di sisi lain, Faksi Aswad sudah berdiri di kedalaman hutan Kerajaan Agrel selama bertahun-tahun. Para murid di faksi ini bertindak semena-mena karena dipimpin oleh ketua asterik menengah. Semua wanita yang tinggal di sekitar daerah itu tidak berani keluar dari rumah. Mereka juga tidak merasa tenang saat berada di dalam rumah karena takut dicelakai oleh murid Faksi Aswad.Beberapa hari ini, pengurus Faksi Aswad sengaja menangkap gadis perawan untuk mengambil esensi darah mereka. Dengan demikian, kekuatan ketua faksi bisa meningkat.Pada saat yang sama, Wira yang sudah selesai latihan diutus oleh Hasto untuk menguji hasil latihannya selama 3 bulan di Faksi Aswad. Wira y

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3204

    Saat ini, semua orang sudah tahu Adjie yang sebelumnya memimpin para perampok dari Desa Riwut untuk mengepung kemah pasukan utara, sehingga mereka mengakui kemampuannya. Justru karena alasan inilah, mereka ingin melihat bagaimana pendapat Adjie tentang masalah ini.Melihat banyak orang yang menatapnya, Adjie tersenyum dan berkata, "Hehe. Sebenarnya pemikiranku tentang masalah ini juga sama, nggak terlalu sulit. Kalau diperhatikan dengan saksama, pasukan utara sangat bergantung pada kavaleri. Jadi, kalau kita berhasil menghancurkan kavaleri ini, hal pertama yang akan dipikirkan mereka adalah bagaimana mencegah kehancurannya lebih lanjut."Semua orang langsung tertegun karena mereka benar-benar tidak terpikirkan hal ini.Beberapa saat kemudian, seseorang berkata dengan terkejut, "Yang kamu katakan sepertinya memang benar. Tapi, kelihatannya strategi ini juga tidak begitu menguntungkan bagi kita."Semua orang menganggukkan kepala karena mereka juga setuju dengan perkataan orang itu.Saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3203

    Di dalam lereng bukit yang jaraknya tidak jauh dari kemah pasukan utara di Pulau Hulu, Wira dan yang lainnya sudah menyiapkan penyergapan dan kini sedang menunggu pasukan musuh mendekat.Saat semua orang sedang menunggu dengan cemas, beberapa orang di barisan depan mengernyitkan alis. Beberapa saat kemudian, salah seorang dari mereka berlari ke arah Wira dan berkata, "Tuan, mereka sepertinya sudah mundur, kini kita sudah bisa bergerak. Tapi, dilihat dari situasinya, mereka memang cukup kuat."Mendengar kabar musuh sudah mundur, Wira pun mengernyitkan alis. Menurutnya, musuhnya ini terlalu lemah, malah tidak berniat untuk menyerang.Beberapa saat kemudian, Adjie yang berdiri di samping tersenyum dan berkata, "Tuan, sepertinya Zaki ini mulai cerdik, nggak langsung menyerang kita. Menurutku, sekarang mereka mulai membuat strategi."Wira tersenyum saat mendengar perkataan itu dan berkata, "Hehe. Ternyata begitu, tapi yang paling penting sekarang adalah kita bisa menangkap mereka. Kalau mer

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3202

    Melihat Zaki dan Joko begitu tidak sabar, Darsa tersenyum dan berkata, "Hehe. Cara ini memang bisa berjalan, kita hanya perlu memindahkan medan perang ke arah selatan. Dengan begitu, kita bisa langsung menahan pasukan musuh di sana."Mendengar perkataan itu, kedua orang itu tertegun sejenak. Mereka merasa rencana ini mungkin bisa berjalan dengan baik, tetapi mereka harus memastikan rencana ini tidak bermasalah terlebih dahulu.Semua orang menganggukkan kepala.Setelah berpikir sejenak, Darsa yang sepertinya teringat sesuatu pun menoleh dan berkata pada Zaki dan Joko, "Kalian pergi siapkan tali perangkap kuda sebanyak mungkin, kita akan membalas musuh dengan cara yang sama."Zaki dan Joko langsung merasa sangat bersemangat saat mendengar perintah itu. Mereka segera merespons perintah itu dan segera pergi menyiapkan tali perangkap kuda.Saat ini, hanya tersisa Darsa dan para wakil jenderal yang berada di dalam tenda. Setelah mengumpulkan mereka, Darsa berkata, "Sekarang hanya sisa kalian

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3201

    Mengingat tali jebakan kuda, Zaki langsung mengumpat, "Tuan, aku menderita kerugian besar di tangan Wira sebelumnya juga karena tali perangkap kuda ini. Kali ini aku harus membuat mereka membayar perbuatan mereka."Darsa tersenyum karena dia juga tahu kerugian yang sudah dialami Zaki, lalu berkata, "Hehe. Aku sudah mendengar tentang hal itu. Musuh memang terlalu licik. Bukan hanya memasang tali perangkap kuda, mereka juga menebar paku kuda di jalur mundur. Benar-benar licik dan kejam."Zaki menganggukkan kepala karena situasi kali ini memang cukup sulit untuk dihadapi. Jika bukan karena tali perangkap kuda, dia tidak akan kehilangan ratusan kuda perang begitu saja. Oleh karena itu, saat mendengar Darsa akan menggunakan tali perangkap kuda, dia langsung menganggukkan kepala dengan sangat bersemangat.Joko yang berada di samping berkata, "Kalau hanya mengandalkan tali perangkap kuda, dampaknya nggak terlalu besar. Musuh akan menyerang dari atas bukit dan melewati pintu masuk lembah. Kala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3200

    Mendengar kata dari selatan ke utara, Zaki dan Joko langsung tertegun dan kembali melihat peta di depan mereka.Setelah mengamati petanya dari sudut pandang berbeda, Zaki langsung terkejut sampai keringat dinginnya mengalir dan berkata dengan pelan, "Aku mengerti sekarang. Kalau tebakanku benar, mereka akan memblokir kita sepenuhnya di wilayah utara kalau mereka berhasil merebut Gunung Linang ini. Dengan begitu, seluruh wilayah dari Gunung Linang ke selatan akan dikuasai Wira."Mendengar perkataan itu, Darsa tersenyum.Setelah mendengar analisis Zaki, Joko yang berdiri di samping juga akhirnya mengerti situasinya dan berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, selama pasukan Wira belum berhasil merebut Pulau Hulu dan bergerak ke Gunung Linang, mereka akan terus menyerang kita, 'kan?"Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum.Sementara itu, Darsa menganggukkan kepala dan berkata, "Benar. Sekarang mereka sudah menggunakan rencana saluran air dan kavaleri untuk menyerang kita pun masih

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3199

    Zaki menambahkan, "Benar. Tuan, setelah memenangkan pertempuran ini, Wira pasti akan langsung pergi. Dia mana mungkin melancarkan serangan kedua."Mendengarkan perkataan keduanya, Darsa tersenyum dan berkata, "Aku tentu saja sangat yakin. Apa kalian tahu kenapa Wira bisa menyerang kita?"Kedua orang itu langsung tertegun sejenak karena sebelumnya mereka memang tidak memikirkan alasan di balik serangan itu.Zaki langsung tercengang sejenak, lalu berkata, "Tuan, bukankah mereka menyerang karena ingin merebut Pulau Hulu ini? Apa mereka punya tujuan lain?"Mendengar pertanyaan itu, Darsa tersenyum. Namun, dia tidak langsung menjawab, melainkan menatap Joko dan berkata sambil tersenyum, "Menurut kalian?"Joko juga tertegun karena dia tidak menyangka Darsa akan melemparkan pertanyaan ini padanya. Setelah berpikir sejenak, dia baru menjawab, "Menurutku, Wira memang ingin merebut Pulau Hulu ini. Tapi, apa mereka ada rencana di balik ini, aku masih belum terpikirkan."Semua orang juga langsung

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3198

    Mendengar Darsa memuji dan bahkan memberikan penilaian yang sangat tinggi terhadap orang yang bernama Adjie ini, Zaki mengernyitkan alis dan berkata, "Tuan, kenapa kamu malah memuji musuh kita? Menurutku, nggak peduli siapa pun dia, tombakku ini pasti akan membunuhnya."Semua orang sudah terbiasa dengan temperamen Zaki yang buruk, sehingga kebanyakan dari mereka hanya tersenyum.Beberapa saat kemudian, Joko yang berdiri di samping pun tersenyum dan berkata, "Orang ini memang pandai menyusun strategi. Kalau tebakanku nggak salah, rencana membuka saluran air ini pasti ide dari Adjie, 'kan?"Joko menatap Guntur yang sedang berlutut saat mengatakan itu, jelas sedang bertanya pada Guntur.Setelah tertegun sejenak, Guntur baru berkata, "Benar, dia juga yang mengatur strategi penyerangan kami tadi. Tapi, kami benar-benar nggak menyangka dia bisa begitu keterlaluan sampai menjadikan orang-orang dari Desa Riwut sebagai umpan."Zaki mendengus, lalu langsung menendang Guntur dan berteriak dengan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3197

    Mendengar perkataan Darsa, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, apa yang dikatakan Darsa memang masuk akal.Pada saat itu, pintu tenda tiba-tiba terbuka dan Joko berjalan masuk. Setelah memberi salam pada Zaki, dia menatap Darsa dan berkata, "Aku sudah menangani semua perintah Tuan Darsa, sekarang tinggal menunggu laporan dari mata-mata. Kami sudah mengerahkan banyak mata-mata. Kalau ada informasi, mereka pasti akan segera melaporkannya."Mendengar laporan itu, Darsa merasa sangat puas. Dia menatap semua orang dan berkata, "Baiklah. Karena semuanya sudah diatur, sekarang kita akan menyusun rencana perang. Bisa dipastikan para perampok di Desa Riwut sudah bergabung dengan pasukan Wira. Apa kita berhasil menangkap salah satu dari mereka?"Tepat pada saat itu, salah seorang wakil jenderal yang bertugas untuk membersihkan medan perang memberi hormat dan berkata, "Tuan, sebelumnya kami memang berhasil menangkap satu tahanan. Orang ini tadinya berpura-pura mati, tapi untungnya p

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status