Share

Bab 1408

Author: Arif
Kemudian, Advik langsung melemparkan sebuah bungkusan kepadanya. Wira tidak berpikir terlalu banyak. Dia secara refleks membuka bungkusannya, lalu tertegun sejenak. Di dalamnya, memang ada zirah. Hanya saja, kenapa zirah ini begitu aneh? Ada sebuah helm dan celana besi. Namun, selain itu tidak ada apa-apa lagi?

Wira yang kebingungan pun bertanya, "Ini ... apakah ini zirah?"

Begitu mendengar kata-kata ini, Advik sontak tertawa, lalu menjawab, "Tentu saja ini adalah zirah. Bagaimana? Zirah ini bagus, 'kan? Anak Muda, supaya kamu nggak cedera, cepatlah dipakai. Jangan tanya alasannya."

Melihat Advik yang terkekeh-kekeh, Wira benar-benar makin bingung. Namun, setelah berpikir sejenak, dia tetap mengenakannya. Celana besi ini benar-benar ketat, tetapi cukup nyaman dipakai, sama sekali tidak seperti yang Wira bayangkan. Begitu pula dengan helmnya, ukurannya sangat pas.

Kemudian, Advik membawa kemari dua batang tongkat yang tampak keras, tetapi sebenarnya terbuat dari serat katun dan rami. Di
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Abdul Bedul
menyesal dan rugi rasanya.......
goodnovel comment avatar
suherman suman
yang punya aplikasi ini kayak tai
goodnovel comment avatar
Bocil Sadis
cemumut eaa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1409

    Meskipun Wira baru saja memasuki dunia bela diri, dia paham tentang cara berkelahi. Hanya wanita yang akan menggunakan trik licik seperti ini saat berkelahi dengan pria, di mana terus menyerang bagian bawah tubuh. Teknik ini benar-benar cabul!Wira sungguh kehabisan kata-kata. Apabila dia tahu akan seperti ini sebelumnya, dia tidak akan pernah mempelajari Teknik Tongkat. Sekalipun mempelajarinya, dia tetap tak akan bisa menggunakannya dalam pertarungan nyata. Hanya orang tebal muka yang berani mempraktikkannya!Wira terlihat sangat murung. Advik sebenarnya menyadari hal tersebut, tetapi sama sekali tidak peduli. Dia hanya berkata, "Hehe. Kamu agak malu-malu, ya? Nggak apa-apa, adaptasi perlahan saja."Advik menyimpan tongkatnya sambil terkekeh-kekeh. Awalnya, Wira ingin memberi tahu Hasto bahwa dia tidak ingin belajar lagi di sini. Namun, tidak disangka Hasto yang masih berada di sana tadi, sudah pergi terlebih dahulu.Wira merasa sangat frustrasi. Setelah berpikir sejenak, dia akhirny

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1410

    Ketika Wira masih kebingungan, Advik hanya tertawa terbahak-bahak, tanpa memedulikannya. Pada saat yang sama, beberapa gadis itu sudah telanjang. Mereka langsung masuk ke dalam air dan mulai mandi sambil bercanda tawa.Melihat situasi itu, Advik pun terkekeh-kekeh. Dia mengangkat Wira, lalu segera melemparkannya ke dalam danau. Wira sangat terkejut. Kini, dia sepenuhnya telanjang, sementara para gadis itu sedang mandi di sini. Ini ... Ini adalah serangan ganda. Sayangnya ... tidak ada gunanya dia berpikir terlalu banyak sekarang. Seiring terdengarnya suara, Wira langsung jatuh ke dalam danau.Di momen itu, para gadis amat tercengang. Mereka mulai berteriak panik dan segera naik ke darat."Dasar cabul!""Dasar tukang intip!""Beraninya kamu mengintip kami mandi!"Para gadis itu sangat panik dan segera mengenakan pakaian mereka. Wira sungguh tak berdaya. Padahal, dia sama sekali tidak mengintip. Sebab, dia terus memejamkan matanya.Pada saat ini, salah satu wanita tiba-tiba berkata, "Ada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1411

    Beberapa wanita cantik itu berkomentar."Memangnya omonganmu bisa dipercaya?""Benar!""Tapi, kita nggak boleh meninggalkannya di sini. Bisa gawat kalau dia ditemukan oleh binatang buas.""Huh! Kita harus meminta penjelasan kepada Advik dari Sekte Tongkat Sakti itu!"Kemudian, beberapa wanita cantik itu langsung mengikat Wira dan membawanya ke Sekte Tongkat Sakti. Wira tidak pernah dipermalukan seperti ini! Dia sangat membenci Advik. Siapa sangka, Advik mencelakainya.Sesampainya di Sekte Tongkat Sakti, Wira langsung dilempar ke lantai. Para wanita cantik itu berteriak-teriak."Advik! Dasar pria tua sialan! Cepat keluar!""Iya, cepat keluar!"Advik yang mengantuk pun berjalan keluar. Dia bertanya, "Eh, bukannya ini wanita-wanita cantik dari Sekte Teja? Ada apa kalian mencariku?"Advik pandai sekali berpura-pura sehingga Wira benar-benar kesal. Salah satu wanita cantik menunjuk Wira sembari bertanya, "Siapa dia?"Advik memandang Wira, lalu terdiam sesaat. Kemudian, dia menyahut, "Aduh,

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1412

    Advik yang merasa puas berujar, "Baguslah kalau kamu marah. Itu berarti rasa malumu akan perlahan berkurang."Wira membentak, "Aku sudah bilang, aku nggak mau belajar! Aku mau pergi dari sini!"Advik menimpali, "Nggak masalah. Tapi, aku nggak akan membuka segel titik meridianmu. Apa kamu bisa pergi?"Wira berang setelah mendengar ucapan Advik. Setelah memikirkannya sejenak, Wira memutuskan untuk menyetujui ucapan Advik terlebih dahulu. Jadi, Wira berkata, "Oke ... aku mau belajar. Tapi, kamu buka segel titik meridianku dulu."Advik tertawa, lalu berucap, "Oke, sepakat." Kemudian, Advik membuka segel titik meridian Wira.Setelah itu, Wira langsung melompat dan kembali ke kamar untuk mengganti baju. Wira hendak pergi.Advik bertanya, "Eh, bukannya kamu bilang kamu mau belajar Teknik Tongkat di sini?"Wira mendengus dan menyahut, "Aku membohongimu tadi. Kamu sendiri yang keterlaluan, aku nggak mau belajar denganmu. Kamu membuatmu malu demi memaksaku belajar Teknik Tongkat. Aku nggak perna

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1413

    Hanya saja, Wira tidak menyangka dirinya akan pingsan setelah meminum arak. Selanjutnya, Wira terus disiksa oleh Advik. Wira tahu Teknik Tongkat ini memang langka. Namun, Wira merasa teknik ini sangat aneh sehingga dia tidak menyukainya. Waktu 3 bulan berlalu. Akhirnya, latihan Teknik Tongkat yang mengerikan pun berakhir.Di sisi lain, Faksi Aswad sudah berdiri di kedalaman hutan Kerajaan Agrel selama bertahun-tahun. Para murid di faksi ini bertindak semena-mena karena dipimpin oleh ketua asterik menengah. Semua wanita yang tinggal di sekitar daerah itu tidak berani keluar dari rumah. Mereka juga tidak merasa tenang saat berada di dalam rumah karena takut dicelakai oleh murid Faksi Aswad.Beberapa hari ini, pengurus Faksi Aswad sengaja menangkap gadis perawan untuk mengambil esensi darah mereka. Dengan demikian, kekuatan ketua faksi bisa meningkat.Pada saat yang sama, Wira yang sudah selesai latihan diutus oleh Hasto untuk menguji hasil latihannya selama 3 bulan di Faksi Aswad. Wira y

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1414

    Ketua faksi tertegun. Kemudian, dia mengayunkan pedangnya ke arah Wira sehingga daun-daun di pohon bergetar. Namun, Wira berkelebat dan berhasil menghindari serangan ketua faksi lagi. Teknik tubuh ini benar-benar hebat. Wira memang tidak bisa terus menghindari serangan lawan, tetapi dia bisa mengurangi kekuatan serangan ketua faksi.Kekuatan ketua faksi yang awalnya sangat dahsyat perlahan makin melemah. Ketua faksi menyindir, "Dasar penakut. Kamu hanya bisa bersembunyi."Tiba-tiba, Wira menggunakan teknik tubuhnya untuk menghantam punggung ketua faksi. Alhasil, ketua faksi yang tidak menyadari adanya bahaya dari belakang langsung terpental. Pedang pusakanya juga tertancap di lantai. Ketua faksi terjatuh di lantai dan tidak bisa bangkit lagi.Dari awal, ketua faksi memang meremehkan Wira. Dia tidak menyangka jurus Wira yang begitu sederhana bisa menumbangkannya.Wira berujar sambil memandang ketua faksi, "Kamu masih berani bersikap sombong? Hari ini kamu pasti akan mati." Wira sama sek

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1415

    Dari awal, Hasto menyaksikan cara Wira membereskan Faksi Aswad. Hasto mengusap bajunya, dia merasa sudah saatnya membawa Wira pergi.Wira berucap, "Kak Hasto bilang dia akan mencariku. Kalau begitu, aku cari penginapan dulu untuk istirahat dan makan."Saat tengah malam, Wira yang berbaring di tempat tidur tampak gelisah. Penyebabnya adalah dia makan terlalu banyak. Tiba-tiba, Hasto masuk dari jendela dan berdiri di hadapan Wira.Wira berkata, "Kak Hasto, kamu ...." Apa Hasto mau langsung membawanya pergi? Wira tidak berani menyelesaikan ucapannya setelah mengamati Hasto. Dia juga tersenyum canggung.Hasto menimpali, "Sudahlah. Kamu nggak usah berpura-pura di depanku. Aku sangat memahamimu. Aku datang untuk melihat hasil latihanmu dan ...."Hasto berjeda sejenak, lalu dia mengamati Wira seraya melanjutkan, "Tentu saja ada masalah yang mau aku bicarakan denganmu.""Ada apa Kak Hasto?" tanya Wira. Dia turun dari tempat tidur dan berjalan ke depan meja. Wira menuang secangkir teh untuk Has

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1416

    Wira yang agak kesal langsung menyergah, "Jadi, apa kita harus berharap kepada para pria tua itu? Benar-benar konyol."Hasto mengisyaratkan kepada Wira untuk tenang, lalu menimpali, "Mereka meragukan kemampuanmu dan menganggap kamu itu orang biasa. Tapi, alasan lain nggak terlalu penting."Wira menyahut, "Mereka repot sekali sampai-sampai harus memikirkan banyak alasan. Kelihatannya, sangat sulit kalau aku mau pergi ke kediaman Keluarga Triaji. Mungkin saja aku bisa dibunuh."Hasto berujar, "Pengumuman untuk mencarimu memang belum dirilis. Tapi, banyak orang sudah diam-diam menyelidikimu. Jadi, kondisinya kurang menguntungkan bagimu. Sekarang, situasinya sudah menjadi seperti ini. Menurutmu bagaimana?"Hasto tidak menceritakan keseluruhan masalahnya. Dia ingin melihat keputusan yang dipilih oleh Wira.Wira berucap, "Sederhana sekali. Ada anggota Sekte Langit yang berkomplotan dengan orang luar." Wira juga tidak bersikap sungkan kepada Hasto lagi. Dia meneruskan, "Sekarang Sekte Langit

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3026

    Kali ini, Dahlan datang memang demi Wira.Tampaknya eksistensi Wira bukan hanya memengaruhi Ciputra dan Kerajaan Beluana, tetapi juga memengaruhi Senia serta Kerajaan Agrel.Namun, jika dipikirkan lebih jauh, hal ini masuk akal. Meskipun fondasi kekuasaan Senia berada di Kerajaan Agrel, siapa yang tidak tahu ambisinya begitu besar?Senia tentu saja ingin merebut wilayah Wira, lalu mengerahkan pasukan ke selatan dan langsung menyerbu Dataran Tengah. Dengan demikian, Senia dapat mengamankan posisinya sebagai penguasa.Ketika saat itu tiba, persaingan antara Ciputra dan Senia tidak akan terhindarkan. Melawan Senia sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan menghadapi Wira.Apalagi, Senia berasal dari suku lain. Dalam perbandingan di antara keduanya, rakyat di sembilan provinsi ini tentu lebih berpihak kepada Ciputra. Ciputra sangat yakin tentang ini.Namun, saat mendengar Dahlan mengatakan hal itu, dia tidak bisa menunjukkan kegelisahan yang berlebihan agar rencananya tidak terbaca oleh ora

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3025

    "Lebih baik kita masuk ke kota dulu. Perang itu memang nggak terhindarkan. Tapi, bagaimana kita melawannya, kita masih perlu membahasnya dengan yang lainnya dulu," kata Wira sambil tersenyum dan menepuk bahu Agha.Meskipun Agha agak ceroboh dan gegabah, Wira tetap menganggapnya sebagai adik sendiri. Lagi pula, Agha melakukan semua itu juga demi kebaikannya. Memiliki ambisi untuk maju di medan perang juga termasuk hal yang baik.Dalam sekejap, semua orang sudah bergerak menuju Provinsi Yonggu.....Saat ini, di Kerajaan Beluana.Setelah mengetahui kedatangan Dahlan, Ciputra yang langsung menemuinya dan saat ini keduanya sedang berada di ruang kerja istana. Selain pengawal dan pelayan istana, tidak ada orang lain lagi di sana. Para pejabat pemerintahan juga tidak dipanggil untuk hadir di sana.Ciputra merasa statusnya sangat jauh berbeda dengan Dahlan yang hanya seorang pangeran saja, sehingga dia tidak perlu sungkan. Dia sendiri yang langsung menyelesaikan masalah ini pun sudah termasuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3024

    Ararya memang sangat berhati-hati. Jika tidak, dia tidak akan bisa sampai ke posisinya saat ini.Kresna menganggukkan kepala. "Baik."Setelah membahas semuanya, ketiganya punya berpisah dan pergi ke wilayah mereka masing-masing.Pada malam harinya, Kresna segera mengirimkan pesan pada Wira untuk memberi tahu situasi mereka di sana. Langkahnya ini memang sangat berisiko karena mereka tidak memiliki cara berkomunikasi lain dengan Wira, hanya bisa mengandalkan cara mengirim pesan dengan burung merpati ini. Jika tidak dalam keadaan darurat, mereka pasti tidak akan berani mengambil risiko ini.Untuk mengirim pesan dengan burung merpati bisa sampai ke tangan Wira, perjalanannya harus melewati ribuan gunung dan sungai. Tempat pertama yang harus dilalui adalah wilayah tandus di utara ini. Apalagi tanah yang sudah mereka huni selama puluhan tahun ini merupakan tempat yang sering berubah secara mendadak. Namun, demi rencana besar kelak, Kresna hanya bisa mengambil risiko ini.Untungnya, Wira tet

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3023

    Dwipangga tetap tidak berbicara. Sekarang dia sudah tahu apa yang dilakukannya tadi adalah salah."Sudahlah. Bukankah sekarang juga nggak terjadi kejadian besar? Kalau begitu, jangan mempersulit Dwipangga lagi. Dia juga karena memikirkan kita, jadi bertindak gegabah. Anak muda memang harus bersemangat. Anak-anakku malah nggak punya semangat sedikit pun. Kalau aku bisa punya putra seperti Dwipangga, aku akan merasa sangat bersyukur," kata Kresna.Kresna bukannya sengaja memuji Dwipangga, tetapi anak-anaknya memang tidak bisa dibandingkan dengan Dwipangga. Jika tidak, dia tidak perlu memikul semua beban ini sendirian. Selama bertahun-tahun ini, dia juga sudah merasa kelelahan dan ingin menikmati masa tuanya dengan tenang seperti orang lain. Namun, urusan di pemerintahan memang selalu memerlukan banyak tenaga dan pikiran.Ararya hanya menghela napas. Melihat Kresna yang membela Dwipangga, dia pun tidak banyak berbicara lagi."Kalau kelak kamu gegabah lagi, kamu akan tetap tinggal di rumah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3022

    "Selain itu, pemikiran Raja Ararya dan Raja Kresna juga nggak sama denganmu. Kenapa Ratu masih membiarkan mereka pergi? Sekarang hanya ada mereka bertiga saja, kita bisa langsung menyingkirkan mereka," kata kepala kasim itu.Berhubung karena tidak ada asisten yang bisa diandalkan Senia lagi, kepala kasim pun naik jabatan. Sekarang, dia selalu berada di sisi Senia kapan pun. Namun, ide-ide yang diberikannya semuanya adalah ide buruk karena dia hanya seorang kasim biasa yang tidak memiliki pandangan jauh ke depan. Untungnya, dia pandai berbicara, sehingga dia lebih disukai dan bisa tetap berada di sisi Senia.Senia berkata, "Kamu pikir aku nggak ingin menyingkirkan mereka? Sejak aku naik takhta, mereka selalu menjadi masalah besar bagiku. Aku sudah lama ingin menyingkirkan mereka. Tapi, mereka punya kekuasaan militer dan sekarang juga adalah saat yang penting untuk merekrut orang. Kalau terjadi pemberontakan internal, situasinya akan makin nggak terkendali dan itu nggak menguntungkanku."

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3021

    Senia berkata dengan nada yang tetap tegas, "Sudahlah, aku ini juga nggak makan manusia. Aku hanya ingin melihat, apa aku bisa memberikan jabatan yang bagus untuk putramu ini. Perang akan terjadi sebentar lagi. Setelah Dahlan kembali nanti, dia akan membawa kabar dari Kerajaan Beluana. Kalau Kerajaan Beluana bersedia kerja sama dengan kita, kita bisa langsung berperang dengan Wira.""Pada saat itu, nggak peduli seberapa hebat pun Wira, dia nggak akan bisa menghadapi kerja sama kedua kerajaan ini."Setelah mengatakan itu, Senia kembali duduk di takhta dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri dengan tatapan yang sangat tajam.Ararya dan Kresna saling memandang dengan ekspresi terkejut. Pantas saja mereka tidak melihat Dahlan setelah mereka kembali ke istana, ternyata dia sudah menuju ke Kerajaan Beluana. Senia jelas berencana untuk bekerja sama dengan Kerajaan Beluana dalam melawan Wira.Sayangnya, Wira memiliki hubungan yang baik dengan Kerajaan Nuala juga, bahkan bersahabat dengan berb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3020

    "Sebelum kalian berangkat, aku sudah bisa menebak hasilnya akan seperti ini. Kalau Wira bisa disingkirkan dengan begitu mudah, saat itu aku juga nggak perlu begitu repot-repot dan akhirnya sia-sia begitu saja. Mungkin langit nggak ingin Wira mati di tangan orang lain," gumam Senia.Senia tiba-tiba berdiri setelah mengatakan itu dan mendekati Kresna, Ararya, dan Dwipangga. Dia menatap mereka dengan tatapan yang sangat dingin, bahkan Ararya dan Kresna pun merinding.Sementara itu, Dwipangga yang selalu berdiri di samping juga terus menatap Senia dengan tatapan yang penuh dengan niat membunuh. Semua hal ini dimulai dari wanita di depannya ini. Jika tidak, mereka juga tidak akan berakhir begitu menyedihkan. Selama dia bisa membunuh wanita di depannya ini, semua masalah akan selesai.Ararya secara refleks menoleh dan menatap Dwipangga. Ayah dan anak ini memiliki ikatan yang sangat kuat dan saling memahami pemikiran masing-masing. Hanya dengan melihat tatapan Dwipangga, dia sudah tahu apa ya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3019

    "Selain itu, ini sudah termasuk hasil yang cukup bagus. Wira bukan orang biasa, mana mungkin kita bisa membunuhnya dengan mudah. Saat itu Ratu juga sudah berkali-kali mencoba membunuh Wira, tapi pada akhirnya Wira tetap berhasil melarikan diri. Dia bahkan rugi sendiri. Dia sendiri juga nggak bisa menyelesaikan tugas ini, mana mungkin kita bisa menyelesaikannya," kata Kresna.Kresna sudah berhubungan dengan Senia jauh lebih lama daripada Ararya. Selain itu, Ararya juga biasanya tidak peduli dengan urusan pemerintahan. Dibandingkan dengan Ararya, dia tentu saja jauh lebih memahami Senia.Ararya perlahan-lahan berkata, "Benar. Kalau memang itu sudah takdirnya, kita juga nggak bisa menghindar. Selama kita bisa menghindari masalah hari ini, kelak nggak akan ada begitu banyak masalah lagi.""Kita hanya perlu menunggu saatnya bertemu dengan Tuan Wira dengan sabar saja, lalu merencanakan strategi yang sempurna dan mengatasi semua ini. Setelah itu, kita bisa meninggalkan wilayah tandus di utara

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3018

    Semua orang itu memahami kepribadian Wira, makanya mereka bersedia berada di sisi Wira dan melayaninya. Meskipun Wira adalah pemimpin yang menyerahkan semua tanggung jawab pada mereka, mereka juga tidak pernah mengeluh. Mereka hanya ingin melakukan tugas mereka dengan baik untuk membantu meringankan beban Wira dan menjaga kestabilan sembilan provinsi.Kresna berkata dengan tegas, "Nggak perlu. Kalau kamu adalah Senia, aku tentu saja akan curiga dia ingin menggunakan Gina untuk mengancamku. Senia memang bisa melakukan hal seperti itu. Tapi, sekarang orang yang ada di depanku adalah kamu, aku tahu sikap dan juga kepribadianmu. Lagi pula, Gina nggak aman di sisiku karena semua orang mengira dia sudah mati.""Kalau dia muncul di hadapan mereka lagi, mungkin itu akan membawa masalah yang nggak perlu bagi Gina. Aku takut bukan hanya nggak membantunya kalau sudah seperti itu, malahan akan membahayakannya ...."Selama tahu Gina masih hidup, itu saja sudah cukup bagi Kresna. Soal kapan mereka a

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status