All Chapters of Janji Setia : Chapter 91 - Chapter 100

157 Chapters

Meredam Hasrat

Nuwa, perempuan Suku Mui yang dilahirkan dengan marga Wei. Darah penduduk desa itu percampuran antara orang Xin Hua dan Arab yang sejak ribuan tahun lalu memang sudah ada. Sebab itulah mereka memiliki kulit putih pucat dan mata besar. Nuwa yang menikah di usia 15 tahun dan sekarang baru saja menginjak angka 21 tahun tergolong masih sangat muda belia memang menjadi janda. Namun, apa daya ketika umur Fu Kai memang tidak panjang. Hanya lima tahun saja mereka menjadi sepasang suami istri tanpa keturunan. Lalu darah yang masih sangat muda dan telah merasakan manisnya pernikahan serta mendapatkan suami yang sangat baik dan peduli dengannya, terkadang membuat Nuwa tersiksa juga. Dia adalah perempuan yang ditakdirkan terlahir dengan memiliki tenaga dan energi yang lebih dari yang lain. Ditambah latihan yang keras sejak kecil pula. Ketika gelora datang pada malam hari di Syam, Nuwa selalu saja bingung. Di Syam memang siang hari ketika musim panas sangat panas. Namun, di malam hari angin yan
Read more

Adonan Bakpao

Minggu pagi yang cerah, memang saatnya wanita bermata besar itu beristirahat dari melatih anak-anak juga kursus bahasa Arab yang mulai menjemukan. Seharian ia hanya tidur-tiduran saja di dalam rumah. Ingin keluar hari panas bukan main. Namun, pintu rumahnya diketuk beberapa orang sepertinya. Ia pun lekas ambil baju panjang, khimar serta cadar. Ingat pesan Syeikh killer ketika melangkahkan kaki ke luar rumah harus tutup aurat. “Oh, kalian, aku pikir siapa. Ada apa, rindu denganku?” Nuwa mempersilakan masuk Anjali, Fani, serta padma. Tak ada kabar mereka mau datang, alhasil Nuwa hanya suguhkan makanan pagi tadi. “Wah, Nuwa, enak juga masakanmu, ya, rasanya di sini tidak ada orang yang rajin sepertimu, memotong wortel dan lobak sampai kurus-kurus begini.” Fani makan, tapi ia tak mau pakai sumpit, seperti Nuwa. “Oh, iya jelas, aku kan, cantik, penyabar, dan pintar masak.” Nuwa mengambil sayur pakai sumpit, tiga temannya heran. “Siapa yang bilang begitu, Nuwa?” tanya Anjali. Cantik, p
Read more

Pemalu?

“Wah, banyak juga jadinya,” ucap Nuwa ketika membuka adonan bakpao yang telah ia diamkan dan tidak ajak bicara selama satu jam. Isian sayur dan daging ayam telah selesai ditumis oleh Nuwa. Lalu diambilnya tepung yang telah ia pukul-pukul lagi itu, diisi sayur sedikit demi sedikit sampai adonan habis. Jadilah 40 bulatan bakpao yang sudah mulai dikukus mana yang mengembang sempurna. “Jadi, untuk Rizki, Farhan, dan Bhani, ada 40 bakpao. Paling aku hanya makan lima saja, 35 bagi tiga.” Nuwa kemudian membagi menjadi tiga tempat. Untuk rumah Maira 10, untuk rumah Naima 10. “Eh, tunggu dulu, berarti aku harus ke rumah Bhani, yang artinya rumah Syeihk. Eh, tambah jadilah gibah tentang kami. Aduh, gimana, ya, mana sudah janji. Kalau dimakan siang, nanti ketahuan murid-murid yang lain tak enak hatiku jadinya.” “Oh, begini saja, antar ke rumah Bibi Gu, ah tidak, udah biasa panggil Mufei, terserahlah, antar ke sana saja, lagi pula aku tidak tahu rumah Bhani di mana. Capek kali aku disuruh car
Read more

Patah Hati

“Nuwa, bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya Gu yang pindah duduk di sebelah wanita Suku Mui itu. “Alhamdulillah, baik, Mufei, kenapa?” Mata Nuwa berbinar.“Kau masih menyendiri?” tanya wanita bermata biru itu lagi. Nuwa sepertinya paham ke mana arah pembicaran Gu. “Iya, masih, tap—” “Kalau misalnya Ibu ingin membuat kalian saling mengenal bagaimana?” Jeng jeng jeng. Telinga Dayyan langsung tegak mendengar isyarat ibunya. “Kalian itu siapa, Mufei?” tanya Nuwa lebih pasti. “Kau dan Hanif, kan, sama-sama sendiri.” Gu tersenyum. Dayyan yang duduk di ruang tamu jantungnya mulai berdebar lebih kencang. Kalah start dia dengan ibunya sendiri. “Eeheheheh, haduh, Mufei, Hanif itu masih perjaka, bukan?”“Iya, kenapa?” “Keutamaannya, kan, menikah dengan gadis.” Nuwa cari-cari alasan. Dia tak suka dengan modelan pemalu dan lugu seperti itu. Pun Hanif kurus seperti tiang listrik sudah jelas no six pack. “Tapi dengan janda tidak ada larangan, apalagi kalau jandanya solehah dan pemberani sep
Read more

Gedung Seberang

Pintu rumah Fani diketuk. Gadis itu sedang tidak mengenakan tutup kepala. Ayahnya yang membuka pintu. Lalu tiba-tiba saja ayah Fani mengangkat dua tangannya. Ada dua perempuan masuk dari depan sambil menodongkan pistol. “Ayah,” ucap Fani. Namun, detik itu juga kepalanya pun ditodong pistol. “Mana yang namanya Fani?” tanya penyusup yang masuk. “A-aku, Fani, apa maumu?” jawab gadis itu sambil gemetar. Lekas ia ambil perlahan ponsel di saku gamis. Fani berniat untuk meminta tolong pada Nuwa. Namun, ponsel itu pun dirampas dan diinjak sampai hancur. “Kau teman Nuwa?” Penutup wajah penyusup itu dibuka. Lili di sana bersama satu orang bawahannya. “I-iya, tapi Nuwa tidak di sini, dia di rumahnya.” “Diam, jangan bicara sebelum aku minta. Bersikaplah seperti biasa seolah-olah kami tidak pernah datang. Tunggu perintah dari kami besok. Malam ini kami akan menginap, dan satu pun dari kalian tidak boleh buka suara. Kalau tidak. Dor. Percayalah pistol ini kedap suara. Kalian akan jadi mayat
Read more

Tembakan

Wanita Suku Mui itu merasa heran kenapa Fani diam saja. Biasanya dia selalu bertanya hal-hal kecil sepanjang pelajaran berlangsung. Nuwa merasakan pena yang dipegang temannya selalu salah menuliskan kata-kata. “Kau sakit? Aku antar pulang, ya?” Nuwa memegang tangan Fani, terasa dingin di musim panas yang terik. “Tidak. Aku baik-baik saja, ayo, Nuwa.” Lalu Fani diam. “Ayo ke mana? Katakan apa yang terjadi Fani? Ada yang menyakitimu? Siapa? Lelaki atau perempuan? Ayo kita selesaikan.” “Tidak ada, Nuwa. Kita menulis saja, nanti Syekh marah.” “Peduli apa aku kalau Syeikh marah. Kau aneh sekali dari tadi. Bukan seperti Fani.” “Ehm, harap tenang, sebentar lagi akan dibagikan soal.” Dayyan menegur dua orang yang asyik berbicara itu. Sejenak keduanya tenang.Masuk pesan di ponsel Fani, berasal dari mata-mata yang menunggu di luar gedung. Ia meminta Fani keluar dan berganti peran. Karena takut Fani pun menurutinya. Ia izin sebentar pada Syeikh Dayyan. “Ada latihan sebentar lagi, kalau t
Read more

Sniper

Dayyan berusaha keras merebut senapan dari tangan bawahan Lili. Kemudian Nuwa menarik siswi yang sempat ditawan oleh mata-mata tersebut. “Lari cepat! Pergi semuanya!” jerit wanita bermata besar itu pada semua orang. Lalu ia pun menendang perut bawahan Lili sekali hingga perempuan itu terjatuh dan senapannya terlempar entah ke mana. “Fani, tolong cari dia,” ucap Nuwa pada Dayyan. Wanita itu memilih untuk melipat tangan mata-mata Lili di pinggang sambil menunggu datangnya polisi setempat yang telah dipanggil. “Kau benar-be—” “Apa, pengkhianat?” Nuwa menekuk lututnya di atas tangan utusan Lili. “Negaramu saja membantai orang-orangku. Padahal kami tidak pernah memberontak sekalipun. Berdiri, kita tunggu sampai kau dihukum mati. Entah hukuman gantung atau pancung yang pasti aku akan menikmati kematianmu.” Nuwa mendorang mata-mata itu agar berjalan. Dor! Satu kali tembakan melesat nyaris sedikit lagi mengenai Nuwa. Wanita bermata besar itu menunduk. Mata-mata Lili terlepas dari pegan
Read more

Bom Bunuh Diri

Dua orang itu melayang dan terjatuh di atas atap mobil orang. Kendaraan tersebut penyok, dan dua perempuan yang sama gilanya meringis sesaat, bagian kanan tangan dan kaki nyeri luar biasa, bahkan tergores pecahan kaca. Lili meraih belati di pinggang dengan tangan kirinya yang masih baik. Ia hampir sedikit lagi menikam Nuwa. Namun, wanita bermata besar itu menendangnya terlebih dahulu hingga Lili terlempar dari atas mobil. Kesempatan itu digunakan Lili untuk melarikan diri walau tertatih. Kaki yang tergores kaca terasa sakit dibawa bergerak. “Pengecut, kalian selalu saja ingin melarikan diri.” Nuwa turun dari atap mobil yang remuk. Ia ingin menyusul tapi kakinya juga sama sakitnya walau tak tergores. Belati Lili yang tadi terlempar Nuwa raih. Saat itu juga ia lemparkan ke punggung lawannya yang berhenti sejenak, tetapi lemparan belati itu meleset. Lili menoleh ke arah belakang, matanya terbelalak ketika beberapa polisi di belakang Nuwa mengarahkan senapan kepadanya.Jatuh harga diri
Read more

Keras Kepala

Fani telah kembali ke rumahnya. Namun, di sana ada pemeriksaan dan dia beserta satu keluarga telah ditanyai mendetail semua yang ia tahu. Yang Fani dengar dari tim penyidik dua orang penyusup yang menerobos masuk ke dalam rumahnya telah mati. Keduanya kena tembak, tapi yang satu lagi sempat memasang bom di tubuhnya, hingga mengakibatkan ledakan skala kecil. Meski tidak ada korban jiwa tapi beberapa bangunan dan mobil terbakar. Nuwa yang paling dekat dengan Lili pun masih tidak sadarkan diri sampai sekarang. Untuk sementara waktu pula kursus diliburkan sampai keadaan dinyatakan stabil dan tenang. Sebab bisa saja yang ini mati tapi yang satu lagi tumbuh.“Tuan, tunggu, tapi aku menemukan ini di dekat mereka tidur tadi malam. Aku rasa ini mungkin berguna untukmu.” Fani menyerahkan temuan flash disk dan catatan milik Lili yang terjatuh dan mereka tidak sadar. Catatan itu diserahkan oleh polisi pada Fahmi dan Maira juga melihatnya. “Bukan tulisan latin, siapa yang biasa membacanya?” tan
Read more

Lost Of Memory

“Dia tidak ingat kalau masuk rumah sakit karena imbas dari ledakan bom bunuh diri di pinggir jalan, dan maaf sepertinya dia tidak ingat denganmu, Tuan. Saat kami sebutkan namamu dia bertanya kau ini siapa? Kami hanya menyebutkan kau penanggung jawabnya, dan dia mengucapkan terima kasih padamu sebelum pulang.” Degh! Agak sedikit berdetak kuat jantung Dayyan dan berdesir darahnya ketika tentang dirinya dilupakan oleh Nuwa. “Apakah buruk ketika sebagian ingatannya hilang?” “Kita tidak tahu pasti. Kita hanya tahu setelah dia menjalani hidup beberapa hari ke depan.” “Apakah hanya aku saja yang dilupakan olehnya?” “Itu juga kami tidak tahu pasti, tadi dia menyebutkan suami dan teman-temannya dan sudah berapa lama tinggal di sini. Itu saja. Oh, iya, kalau boleh tahu, Tuan ini siapanya? Karena tadi nama suaminya lain yang disebutkan dan katanya sudah meninggal.”“Ehm, kakakku temannya, syukron atas penjelasannya, Dokter.” Dayyan meninggalkan ruangan tersebut. Ia menghela napas panjang ke
Read more
PREV
1
...
89101112
...
16
DMCA.com Protection Status