Share

Pemalu?

“Wah, banyak juga jadinya,” ucap Nuwa ketika membuka adonan bakpao yang telah ia diamkan dan tidak ajak bicara selama satu jam.

Isian sayur dan daging ayam telah selesai ditumis oleh Nuwa. Lalu diambilnya tepung yang telah ia pukul-pukul lagi itu, diisi sayur sedikit demi sedikit sampai adonan habis. Jadilah 40 bulatan bakpao yang sudah mulai dikukus mana yang mengembang sempurna.

“Jadi, untuk Rizki, Farhan, dan Bhani, ada 40 bakpao. Paling aku hanya makan lima saja, 35 bagi tiga.” Nuwa kemudian membagi menjadi tiga tempat. Untuk rumah Maira 10, untuk rumah Naima 10.

“Eh, tunggu dulu, berarti aku harus ke rumah Bhani, yang artinya rumah Syeihk. Eh, tambah jadilah gibah tentang kami. Aduh, gimana, ya, mana sudah janji. Kalau dimakan siang, nanti ketahuan murid-murid yang lain tak enak hatiku jadinya.”

“Oh, begini saja, antar ke rumah Bibi Gu, ah tidak, udah biasa panggil Mufei, terserahlah, antar ke sana saja, lagi pula aku tidak tahu rumah Bhani di mana. Capek kali aku disuruh car
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status