All Chapters of Janji Setia : Chapter 81 - Chapter 90
157 Chapters
Artis Negeri Syam
Nuwa sadar diri, jika hanya fokus belajar bahasa Arab pada Dayyan saja maka ia tak akan ada perkembangan. Lalu ia pun mulai meluaskan jaringan pertemanannya. Tak lagi terpaku hanya pada Anjali, Fani, Padma, atau teman-teman sekelasnya. Nuwa mulai terbuka menerima orang lain. Di pasar ketika berbelanja dia mulai ramah. Ya sedikit-sedikit kemampuannya membaik. Walau pada saat ujian lain lagi soal yang keluar. Itulah yang membuat Nuwa heran. Tidak hanya sampai di sana saja. Kuota mengajar wing chun pun ia tambah. Sebab tiga muridnya yang dahulu sudah tak lagi berada di tingkat pemula. Oleh Maira diberikan sepuluh orang anak lelaki yang belajar darinya. Pernah Nuwa bertanya kenapa tidak ada murid perempuan. Dijawab oleh Maira, di Syam kebanyakan perempuan hidup lurus sesuai fitrahnya. Tak terlalu banyak yang seperti Maira dan Nuwa. Rizki, Farhan, dan Bhani mulai diajari naik kuda oleh Nuwa ketika sepuluh yang lainnya sedang belajar merileksasi tangan dan kaki. Sebab Bhani masi kecil,
Read more
Bunga Lotus
“Benar, kan, kau terkenal,” ujar Padma. “Datang lima lagi, aku kasih gelas cantik satu-satu.” Wanita bermata besar itu menyeruput es kopinya sampai habis. Sudah gelas kedua, nanti akan ada ketiga, keempat, kelima, keenam, sampai kembung perutnya. “Bicara masalah artis. Sudah lama Negeri Syam ini kosong dari tokoh terkenal. Saat aku masih kecil dan baru tiba di sini, waktu itu sangat melegenda nama Ukhti Maira yang membabat habis koruptor sampai jadi miskin seperti gelandangan.” Padma bercerita sambil menggelengkan kepalanya. “Tapi di sini hebat, ya, tidak ada pengemis dan gelandangan. Bahkan pemungut barang-barang bekas pun memakai seragam, aku tebak mereka pasti bergaji,” ujar Nuwa sambil makan dada ayam. Semua bagian dia gigit tinggal kepala yang belum. “Nah itu dia, sejak Maira berhasil mengungkapkan kasus korupsi terbesar sejagad raya Negeri Syam ini, sisa harta yang disembunyikan oleh gubernur dan hakim siapa dulu namanya, aku lupa, jadi harta mereka dipakai untuk membangun n
Read more
Naga Terbang
“Ukhti, kau tidak apa-apa?” tanya lelaki yang tidak dikenal oleh Nuwa. “Tidak apa-apa.” Wanita Suku Mui itu memegang jidatnya yang memerah, kentara sekali di kulitnya yang putih pucat. “Ukhti, aku sudah membawa bunga lotus, semua demi kau. Aku serius ingin menjadi suamimu.” “Mati aku, kupikir di sini tak ada bunga lotus, hu hu, bagaimana ini?” Nuwa mulai terisak. Nuwa sadar saat itu juga. Membawa bunga lotus bukanlah hal yang mudah. Agar tetap bertahan hidup harus ada pot yang besar di dalamnya ada tanah lumpur dan air yang banyak. Namun, lelaki itu tidak membawa apa-apa, curiga Nuwa jadinya. “Ehm, bunga lotusnya mana?” Nuwa melirik kiri dan kanan tidak ada pot bunga satu pun. “Ini dia untukmu, menikah ya denganku.” Lelaki itu menyodorkan apa yang ia bawa. Satu bunga lotus berwarna merah besar sekali. Nuwa tertawa. “Astaghfirullah.” Hampir emosi wanita itu jadinya. “Bunga plastik! Yang asli, yang asliiiii dengan lumpurnya sekalian. Ini palsu, lebih baik kau bawa bunga bank dari
Read more
Desa Duda Kesepian
“Ada, tadi barusan itu naga.” Nuwa tak mau kalah. “Kalau ada naga, udah aku tangkap, aku naik di atasnya aku terbang ke sana ke sini. Bangunlah, jangan mimpi.” “Pintar sekali, naiklah naga terbang sana. Kembunglah perutmu masuk angin dibuatnya.” Gu dan Hira tertawa melihat Dayyan di sekak mati sama Nuwa. “Tidak pernah ada naga di dunia, itu mitos. Takhayul dipercaya, rusak imanmu nanti. Zahra jangan dengarkan dongeng. Fokus pada hafalanmu saja.” “Nenekku bilang naga itu ada. Kau saja yang tidak pernah bertemu.” “Nenekmu pernah jumpa naga sungguhan?” tanya Dayyan. “Diceritakan oleh ibunya nenekku, begitu terus turun temurun dan naga itu memang ada.” Nuwa masih keras kepala. “Kau percaya?” “Aku lebih percaya nenekku dibandingkan kau. Kasih nilai saja pelit sekali.” Nuwa menggigit kurma dengan bijinya sekalian. “Astaghfirullaah.” Lelaki bermata abu-abu itu mengelus dada. Tidak di kelas, di luar rumah, Nuwa selalu menguji kesabarannya. “Coba ceritakan bagaimana naga itu, Nak, Ib
Read more
Minta Maaf
Gu, Hira, dan Zahra tak berhenti-henti tertawa mendengar cerita yang didongengkan oleh Nuwa. Hanya satu manusia saja yang kaku dari tadi seperti wortel baru dipanen, yaitu Dayyan. Padahal aslinya ingin ketawa tapi malu sama status sebagai Syeikh, ditambah sakit hati dibilang tak laku-laku. Ada yang ingin sebenarnya menikah dengan Dayyan, tapi lelaki itu masih diam sepeti batu. “Kau ikut pulang ke rumah kami, Nak?” tanya Gu. “Eh, jangan, aku ke stasiun saja mau pulang ke rumah.” Nuwa segan, takut disangka ingin dekat dengan keluarga yang disegani banyak orang. “Dayyan, antar ke statiun,” perintah Hira. “Jauh mutarnya.” Lelaki bermata abu-abu itu menarik napas. “Tidak usah, nanti aku naik rajawali terbang saja. Berhenti di simpang lampu merah ya, Syeikh, tolong.” Tumben Nuwa bicara lembut pada Dayyan, mungkin karena ada ibunda yang disegani. “Kapan-kapan main ke rumah, ya. Jangan hanya tunggu idul fitri, masih lama.” Gu memegang tangan Nuwa sebelum berpisah. “Iya, Insya Allah k
Read more
Tarian Sang Dewi
Dayyan sedang membersihkan senapan laras panjangnya sembari mengawasi dua anaknya belajar. Bhira tidak bisa jauh-jauh dari ayahnya. Anak gadis itu bahkan duduk di pangkuan ayahnya sampai tertidur. Satu tahun lebih sudah dua anak Dayyan tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu. Banyak memang yang menawarkan diri. Namun, kali ini Dayyan ingin memilih sendiri, bukan dijodohkan seperti dulu saat bersama Feme. Ketika Bhira sudah tertidur lelap, ada pesan masuk ke ponsel Dayyan. [Kapten, ada pergerakan aneh di dekat rumah Nuwa.] Laporan selesai. [Selidiki dan tangkap kalau ada yang aneh] balas ayah Bhani. [Masalahnya yang aneh itu Nuwa sendiri, Kapten] [Anehnya di mana?] [Dia banyak mengikat selendang di tiang-tiang tempat latihan. Aku takut dia bunuh diri] [Ya cegah kalau begitu] [Tapi kita tidak boleh mendekat?] Dayyan memejamkan mata membaca pesan dari bawahannya dulu, sebab mereka juga dulu takut dengan Nuwa. “Jangan-jangan dia benar mau gantung diri lagi. Ah, tidak bis
Read more
Terbayang-bayang
Tak fokus Dayyan menyetir mobil pulang ke rumah. Kadang salah belok, kadang ingin menabrak sesuatu, kadang begini, kadang begitu. Bayangan aurat Nuwa masih berputar-putar di wajahnya. “Astaghfirullahhalladzim. Ya Allah, harusnya aku tundukkan pandangan tadi, bukan aku lihat sampai selesai. Aku yang salah di sini, bukan dia.” Ayah Bhani menarik napas panjang berusaha meredam debar jantungnya yang kian menjadi. Sejak kecil ia sudah diberi tahu batasan antara lelaki dan perempuan. Bahkan pendidikan di Syam dengan jelas memisahkan ruang antara perempuan dan lelaki. Kecuali pengajar lelaki yang diperbolehkan mengajar perempuan, pun tak banyak, dia salah satunya.Jika di rumah, Dayyan hanya melihat bagian tubuh saudari perempuan dan ibunya sebatas rambut, wajah, leher, tangan sampai siku dan kaki tak sampai betis. Baju pun longgar sekali. Di dalam kamar ia tidak tahu bagaimana para saudarinya karena oleh Ali ada larangan masuk kamar tanpa salam. Lalu aurat perempuan yang bukan mahrom yan
Read more
Obrolan Dewasa
“Terlambat lagi, katanya harus disipilin, tak bisa dipegang memang perkataan syeikh satu ini.” Nuwa menekan kata syeikh dengan giginya yang rapat. “Biarlah terlambat, Nuwa. Aku sedang malas belajar, nilaiku tak naik-naik dari B, B teruuuus sepertinya sampai kelas ini berakhir,” ucap Anjali. Satu geng itu duduk di depan kelas, sudah lima belas menit yang lalu harusnya Dayyan datang. “Masih bagus dikasih nilai B, aku C terooos sepertinya sampai kiamat,” gerutu Nuwa. Dayyan memang pelit membeli nilai. “Nuwa,” panggil Padma, gadis Nepal itu selain belajar bahasa arab dia juga belajar bahasa Inggris. “Six pack itu apa?” tanyanya yang masih polos. “Ha ha ha, kenapa kau bertanya hal seperti itu?” Lirikan mata Nuwa agak lain. “Di buku disebutkan kalau dulu Rasul dan para sahabat bentuk tubuhnya six pack, kau kan paling lancar bahasa Inggris, bisa tidak berikan ilustrasinya padaku.” “Six enam, pack kotak, enam kotak kalau lurus saja kau artikan, tapi … arti yang sebenarnya adalah perut l
Read more
Gejolak Anak Muda
Kelas berlangsung sangat sunyi dan sepi. Sejak masuk tadi Dayyan hanya meminta para siswi membaca halaman lanjutan saja. Iya, kelas memang tenang tapi tidak dengan hati lelaki bermata abu-abu itu. Setiap pergerakan Nuwa kini menjadi salah di matanya, tapi dia tidak berani menegur, takut kelepasan dan jujur di depan banyak orang. ‘Kenapa dia, ya, hening sekali hari ini?’ tanya Nuwa dalam hati. Terkadang ia melihat lelaki itu melirik ke arahnya. Namun, segera memalingkan pandangan. ‘Apakah aku salah pakai baju hari ini, atau aku tak usah pakai baju saja, ahahaha, astaghfirullahhaladzim.’ Ngucap Nuwa dalan hatinya. Lalu ia tak sengaja menjatuhkan kitabnya yang tebal. Biasanya apa pun yang wanita Suku Mui itu lakukan selalu saja salah di mata Syeikh killer tersebut, sampai naik emosi Nuwa setiap hari. Namun, hari ini benar-benar tenang suasana. “Tumben tak marah-marah beliau, biasanya jangankan aku menjatuhkan kitab. Bernapas saja aku salah,” gumam wanita itu perlahan. Iseng, Nuwa ja
Read more
Gadis atau Janda?
Kelas akan berakhir sebentar lagi. Kesempatan tersebut ia gunakan untuk memberikan ceramah tujuh menit khusus untuk akhwat yang hadir. “Dengarkan semua baik-baik,” ucap Dayyan walau debar jantungnya masih belum bisa diajak kompromi. Apalagi Nuwa pindah duduk dekat gerombolan Anjali. Mereka berdua jadi berhadap-hadapan langsung. “Ehm, begini, kita semua tahu bagaimana batasan aurat perempuan dalam Islam. Semua bagian kecuali dua telapak tangan dan wajah. Namun, demi menghindari fitnah lebih besar yang bisa jadi para perempuan juga tidak sadar, oleh pemerintah diminta menggunakan cadar dan sarung tangan.” “Na’am Syeikh,” jawab semua siswi bersamaan termasuk Nuwa. “Jangan asal-asalan memperlihatkan aurat kalian di depan lelaki yang bukan mahrom. Khawatir ada tindak kejahatan yang tidak bisa dicegah. Bukan berarti membenarkan tindak pelecehan, tentu saja ada hukuman jika naud’zubillah misalnya sampai terjadi.” Dayyan merasa dia tak pantas, memberikan ceramah itu, karena dia sendiri me
Read more
PREV
1
...
7891011
...
16
DMCA.com Protection Status