All Chapters of Kuhibahkan Cincin dan Calon Suami pada Sepupuku: Chapter 81 - Chapter 90

133 Chapters

Bab 41A

Semua seperti mimpi. Wanita yang selama ini kukagumi, kucintai dalam diam, kini telah sah dan resmi sebagai istri.Ya, meski dengan acara yang sangat sederhana, nyatanya tak mengurangi kesakralan pernikahan ini.Sempat ada protes dari Bunda, sebab beliau menginginkan acara pernikahan yang megah untuk anak pertamanya ini. Akan tetapi, setelah kuberi penjelasan kalau Nadira tak suka keramaian, beliau mau memaklumi.Beliau pun setuju untuk mengalihkan dana yang semestinya untuk pesta menjadi beberapa pos yang lebih bermanfaat. Tak segan pula memuji sang menantu yang sederhana, tapi memiliki pandangan akan masa depan, bukan hanya mementingkan acara sehari."Kalau begitu, kita beri kejutan buat Nadira," pungkas Bunda dengan senyum lebarnya.Aku setuju saja. Bunda pasti tahu apa yang terbaik untuk anak-anaknya.Semua acara berjalan sebagaimana mestinya. Semua orang terlihat bahagia, terutama aku dan mempelai wanitaku. Sampai kemud
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

Bab 41 B

Hari-hari dijalani apa adanya. Diusahakan menyempatkan waktu bertukar kabar setiap hari. Akhir pekan adalah waktu yang selalu ditunggu, karena saat itulah, kami berdua terbebas dari rutinitas kerja yang seakan tak ada habisnya.Setiap ada kesempatan bertemu, kami akan melakukan hal konyol, bertukar pakaian yang terakhir dipakai, dan tak boleh dicuci sampai bertemu lagi. Ia akan menjadi obat rindu sampai kami kembali bertemu.Di lain kesempatan, berdua kami menghabiskan libur panjang dengan sepeda motor, lalu menjelajah ke tempat asing. Tak jarang juga bunda memprotes ketika anak dan menantunya pamit hendak pergi."Kenapa nggak bawa mobil aja, sih, Nak. Di jalan itu dingin, lho," ucap Bunda, selalu seperti itu. "Biar mesra, Bunda. Kan, kalau pakai motor bisa pelukan tuh, sepanjang jalan. Iya, kan, Sayang?" selorohku, lalu melabuhkan kecupan di kepala Nadira, membuat Nadira menarik diri sebab terkejut, lalu menunduk karena malu.Sementara
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

Bab 41C

Ternyata masih banyak hal yang belum aku tahu dari istri yang kucintai. Kejutan-kejutan kecil terus bermunculan seiring berjalannya waktu. Kadang aku berpikir kalau istriku terlalu sensitif. Tapi, aku sendiri memaklumi, mungkin cara terbaik untuk tak mengingat luka, ia lakukan dengan tak berhubungan dengan pemicunya. Hebat sekali dia, telah mengenal dirinya dengan begitu baik. Sejak saat itu, aku pun mengalah, tak lagi meminta ia memasak atau menghadirkan menu favoritku. Namun, saat aku menemukan menu tersebut menjadi sesuatu yang sepertinya sangat ia sukai hingga sering tersaji, bukankah wajar jika aku ingin tahu apa sebabnya?"Emm, maaf. Apa aku terlalu banyak membuat menu malam ini?" tanyanya, terlihat merasa bersalah, lantas menundukkan kepala.Aku tersenyum, lalu menggelengkan kepala. Kedua tangannya masih berada dalam genggaman."Setau Mas, kamu paling anti sama udang. Cium baunya aja langsung pusing. Tapi, sekarang, apa
last updateLast Updated : 2023-05-15
Read more

Bab 42A

POV DamarAku memandang foto-foto yang diunggah Nadira di akun facebooknya. Foto yang menampilkan hasil karyanya, bermacam rajutan yang terlihat elegan dan berkelas.Tentu aku tau kalau ia menguasai keterampilan yang satu itu. Hanya saja, dulu ia hanya membuat ikat rambut dan beberapa taplak meja, seperti yang pernah ia ceritakan padaku.Namun, beberapa waktu terakhir, sejak aku membuat akun palsu demi mengamati perkembangan kehidupan yang ia jalani setelah melepasku, kulihat hasil karyanya kian beragam. Jika dulu ia sering memposting bermacam masakan, maka kini akunnya dipenuhi oleh kerajinan tangan dan pernak-perniknya.Aku menghembuskan napas panjang, merasa ikut bahagia melihatnya. Kau telah bahagia Nadira, dengan kembali menjadi dirimu yang bebas berkarya tanpa dikte orang tua."Mas Damar, bantu jemur baju! Sahara rewel!"Seruan Lila membuyarkan ingatan tentang Nadira. Gegas menyimpan ponsel. Tak mau terlihat olehnya bahwa a
last updateLast Updated : 2023-05-16
Read more

Bab 42B

"Damar, lihatlah video di akun sosmed. Sekarang!"Sebuah pesan dari tetangga ibu, membuat kening ini mengernyit. Ada video apa sampai harus dilihat sekarang? Daripada penasaran, langsung saja kubuka akun berlogo huruf 'f' berwarna biru.Kedua mata ini membelalak lebar, melihat tampilan video yang beredar luas di beranda akun sosial media.'Perempuan aneh! Lihat seserahan mobil saja sampai heboh!' 'Ibu muda ini berteriak histeris di acara pernikahan.'"Ibu muda diamankan petugas, karena mengacau acara pernikahan.'Kalimat-kalimat serupa terus berjejalan ke ruang pandangku. Dan ketika salah satu videonya kuputar, aku terhenyak. Lila yang mengamuk seperti kesetanan dengan latar belakang rumah yang kukenal dengan baik.Lingkungan rumah Nadira, lengkap dengan tenda sederhana serta para tamu yang sedang menonton ulah Lila, istriku.Aku memegang kepala yang tiba-tiba saja terasa berat. Baru berapa hari aku meninggalka
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more

Bab 42C

Ponsel yang tergeletak itu segera diambil alih. Detik kemudian, tawanya kembali meledak. Entah hal lucu apa yang ditemukan di sana."Ponselnya aku bawa!" seru Lila masih mengotak-atik ponsel.Apa?"Aku nggak mau suamiku memandangi foto mantan, apalagi sampai ngajak balikan!" desis Lila, tepat di dekat telingaku. Tengkuk leherku langsung merinding.Senyumnya menyeringai saat akhirnya ia menjauhkan wajah. Baru kuperhatikan kalau penampilannya sudah rapi, seakan bersiap pergi."Jaga Sahara. Aku ada acara sampai nanti malam!" serunya lalu berbalik badan.Perempuan itu menuju ke pintu tanpa meminta persetujuan. Aku masih mematung di sisi ranjang, memperhatikan punggungnya yang perlahan menghilang di balik pintu..Beberapa Minggu berlalu. Aku masih berkutat dengan lahan dan tanaman bawang, serta mencoba keberuntungan pada ternak bebek. Gaya hidup istriku, membuat lelaki yang pernah bangkrut ini harus berusaha lebih keras
last updateLast Updated : 2023-05-20
Read more

Bab 42D

POV FajarIa masih terpekur di depan layar laptop saat aku tiba, menyelesaikan desain sambil sesekali menimpali alunan lagu lawas yang terdengar.Aku memperhatikan gerak-geriknya, berjaga kalau ia terlihat lelah, atau butuh sesuatu, meski ia mengatakan kalau ia akan baik saja dan menyelesaikan pekerjaan paling lama setengah jam."Tinggal revisi sedikit. Tunggu ya, Mas. Habis itu kita jalan," ucapnya tadi, lalu memberi kecupan singkat di pipi.Lima belas menit berlalu. Ia melepas kacamata yang bertengger di pangkal hidung, lalu memejamkan mata sambil menghirup udara dalam-dalam.Detik kemudian, kepala yang ditumbuhi rambut ikal dan lebat itu menoleh, melengkungkan senyum."Mas, coba lihat ini," pintanya dengan suara lembut. Aku mendekat, melihat tampilan layar 21 inchi di depan kami.Sebuah mug, dengan banyak simbol yang asing sama sekali bagiku. Ia menggeser tombol play, hingga terlihat keseluruhan sisi mug tersebut."Bagus, nggak?""Bagus. Tapi, ini simbol apa?" "Simbol crochet. Aku
last updateLast Updated : 2023-05-28
Read more

Bab 43A

Hari telah gelap ketika Fajar dan Nadira sampai di rumah orang tuanya. Semua pintu dalam kondisi tertutup rapat. Mengetuk pintu, tidak ada jawaban. Nadira mengerutkan keningnya."Mas, kok sepi, ya? Apa mereka sedang keluar?" tanya Nadira, berusaha membuka pintu. Tangannya lalu mencari sesuatu di atas tiang, tempat yang biasa digunakan untuk menyimpan kunci rumah saat penghuninya keluar. Berusaha meraih sesuatu dengan berjinjit, lantas menghembuskan napas panjang saat tak menemukan apa pun. Kedatangan mereka kali ini memang tanpa rencana. Keinginan ibu hamil yang tiba-tiba, membuat Fajar patuh. Tadinya ia berpikir kalau Nadira sudah menghubungi lebih dulu, memberi kabar kalau akan datang berkunjung. Kini wajah Nadira terlihat kecewa, menatap nanar pada pintu utama yang tertutup rapat."Duduklah dulu," ucap Fajar, meminta sang istri duduk di kursi yang ada di teras. Nadira menjawab dengan gelengan kepala."Bentar, Mas, coba aku buka pintunya lagi," pintanya, seperti sedang mengingat s
last updateLast Updated : 2023-05-29
Read more

Bab 43B

.Wajah Zahra memucat begitu melihat Nadira berada di balik punggung Fajar. Dia terkejut melihat adik iparnya yang tiba-tiba ada di rumahnya. Dia juga tak mempersiapkan apa pun untuk kedatangan adik iparnya kali ini. Membereskan rumah, misalnya.Rudy yang pamit akan pulang terlambat sebab ikut rombongan memanen padi di kota sebelah, membuat Zahra memanfaatkan waktu untuk jalan-jalan berdua dengan sang anak, meninggalkan ibu mertuanya yang beberapa hari ke belakang memang sedang kurang sehat.Rudy percaya kalau Zahra akan menjaga ibunya dengan baik. Pun telah berpesan untuk mengurus makan dan keperluan lain selama ia pergi bekerja.Sepeninggal Rudy, Zahra sibuk dengan ponsel, membiarkan anak semata wayangnya menghamburkan mainan. Pakaian yang belum sempat dimasukkan ke dalam lemari setelah diangkat dari jemuran pun tak luput dari sasaran bocah dua tahun itu.Perasaan diabaikan oleh sang ibu yang terus menekuri ponsel sambil ketawa-ketiwi seorang diri, membuat bocah dua tahun itu melaku
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Bab 44A

.Rudi menarik tangan Zahra, membawanya menjauh dari Fajar dan Nadira."Mas, sakit!" sentak Zahra, berusaha melepaskan genggaman Rudy pada pergelangan tangannya.Rudy menatap tajam wajah istrinya yang meringis kesakitan. Di ujung lorong rumah sakit ia baru menghentikan langkah."Tega kamu, ya! Sudah kubilang jangan ke mana-mana, temani ibu, apa susahnya? Hm?" desis Rudy dekat telinga Zahra."Aku capek! Aku bosan di rumah terus. Kamu sih, enak, bisa jalan-jalan, lihat dunia luar. Lah aku?" Zahra menunjuk ujung hidungnya."Tiap hari di rumah, ngurus anak kamu, sama ibu kamu! Apa kamu pikir aku ini babu!"PLAK!Tangan Rudy melayang di udara. Ia tak percaya bisa mendaratkan telapak tangannya di wajah perempuan yang pernah ia cinta sepenuh hati.Zahra menatapnya dengan napas terengah menahan marah."Kamu nampar aku, Mas?" tanyanya lirih. Air mata mulai menetes satu per satu. Rasa sakit dan pana
last updateLast Updated : 2023-06-09
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status