"Sudah pasti ibu jauh lebih bahagia saat tinggal bersamaku. Apa kamu baru sadar?"Zahra menimpali dengan suara tak kalah pelan. Wajah Nadira langsung berubah datar mendengar ucapan kakak iparnya. "Jika ibu bahagia tinggal di sana, kenapa wajahnya tidak mencerminkan itu? Dan kenapa sampai ibu kurang gizi, padahal semuanya sudah tersedia untuk ibu?"Ingin Nadira berkata demikian, tapi urung dilakukan saat melihat wajah ibu yang kini tersenyum lebar, sudah duduk manis di bangku penumpang. Ia pun enggan berdebat di depan ibu dan juga kakaknya. "Di rumahku ada Rayyan, cucu kesayangan ibu. Sedangkan di rumahmu, aku yakin ibu tidak akan nyaman. Ibu merasa menumpang kalau di sana, beda kalau tinggal sama aku, berada di rumahnya sendiri," lanjut Zahra dengan berbisik. Lagi.Nadira menghela napas panjang, lalu berkata, "Hem, ya. Lihat saja nanti, Mbak."Zahra mencebik tak suka, lalu menyusul masuk ke mobil. Baru akan meletakkan bokong, sebuah tangan menariknya ke luar."Kamu naik motor saja, a
Last Updated : 2023-06-20 Read more