All Chapters of Kuhibahkan Cincin dan Calon Suami pada Sepupuku: Chapter 91 - Chapter 100

133 Chapters

Bab 44B

Lima hari sudah Bu Astuti berada di rumah sakit. Kondisinya perlahan pulih, dan tinggal menunggu pemeriksaan hari ini untuk mendapat ijin pulang.Kabar itu disambut gembira oleh Nadira, yang selalu setia menemani sang ibu di rumah sakit, memastikan kalau semua kebutuhan ibunya terpenuhi."Ibu sudah bosan di sini, kangen mau main sama cucu ibu," ucap Bu Astuti saat berbincang dengan Nadira di taman rumah sakit. Di sanalah beliau biasa menghabiskan pagi, berjemur dan sesekali menyapa pasien lain."Ibu sabar, ya. Kita tunggu kabar dari dokter Haris. Setelah itu ibu bisa berjumpa dan main sepuasnya dengan cucu ibu," jawab Nadira.Sampai hari ini, ia belum berhasil membujuk ibu untuk tinggal bersamanya setelah keluar dari rumah sakit. Padahal besar harapan, ia akan memantau kondisi kesehatan ibu serta menjaga asupan makanan.Ia masih kepikiran dengan ucapan para tetangga tempo hari. Hendak bertanya langsung, tapi Bu Astuti terlihat enggan mena
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

Bab 44C

"Ngadu apa, Bu?"Kedua wanita yang ada di ruang rawat itu menoleh bersamaan ke arah datangnya suara. Zahra terkejut melihat siapa yang berdiri tegak, sedang menatap penuh tanya ke arahnya. Sorot tajam itu seakan hendak menguliti. Detak jantung Zahra berubah gaduh seketika."Kenapa dia udah datang, sih?! Bukannya tadi bilangnya lama? Bagaimana kalau aku ketahuan? Aduh, bagaimana aku bisa belanja nanti kalau misi kali ini gagal?" Zahra menebak-nebak dalam diam.Rasa takut tiba-tiba menyergap. Sosok yang mengenakan celana jeans dipadukan tunik warna peach serta pasmina warna senada itu sungguh cemas jika apa ia ucapkan beberapa saat tadi terdengar oleh seseorang yang mulai melangkah satu-satu ke tempat ia berada. Tangannya menjadi tremor. Berusaha menetralkan semuanya dengan menggenggam erat tali tasnya, tapi, rupanya hal itu tak banyak membantu. Tatapan tajam dari lelaki yang bergelar suami itu meliriknya sekilas. Detik kemudian lekas beralih pada sang ibu. Bibir yang berwarna kehitaman
last updateLast Updated : 2023-06-19
Read more

Bab 45A

"Sudah pasti ibu jauh lebih bahagia saat tinggal bersamaku. Apa kamu baru sadar?"Zahra menimpali dengan suara tak kalah pelan. Wajah Nadira langsung berubah datar mendengar ucapan kakak iparnya. "Jika ibu bahagia tinggal di sana, kenapa wajahnya tidak mencerminkan itu? Dan kenapa sampai ibu kurang gizi, padahal semuanya sudah tersedia untuk ibu?"Ingin Nadira berkata demikian, tapi urung dilakukan saat melihat wajah ibu yang kini tersenyum lebar, sudah duduk manis di bangku penumpang. Ia pun enggan berdebat di depan ibu dan juga kakaknya. "Di rumahku ada Rayyan, cucu kesayangan ibu. Sedangkan di rumahmu, aku yakin ibu tidak akan nyaman. Ibu merasa menumpang kalau di sana, beda kalau tinggal sama aku, berada di rumahnya sendiri," lanjut Zahra dengan berbisik. Lagi.Nadira menghela napas panjang, lalu berkata, "Hem, ya. Lihat saja nanti, Mbak."Zahra mencebik tak suka, lalu menyusul masuk ke mobil. Baru akan meletakkan bokong, sebuah tangan menariknya ke luar."Kamu naik motor saja, a
last updateLast Updated : 2023-06-20
Read more

Bab 45B

"Ayo, dong, Bu. Tinggal tanda tangan saja apa susahnya, sih!"Zahra memberi perintah dengan wajah keruh. Sementara Bu Astuti menggeleng kuat-kuat, mengusap sudut matanya."Tidak! Ibu tidak mau tanda tangan. Itu satu-satunya yang tersisa peninggalan ayahmu, Nak."Bu Astuti tergugu. Rudy berdecak kesal."Ya makanya. Aturan sawah itu memang dijual lalu dibagi begitu ayah meninggal. Biar nggak makin rumit nanti. Lihat, cucu ibu itu juga punya hak waris. Sebentar lagi Nadira juga akan melahirkan. Semua anak cucu ibu punya hak yang sama. Kalau tambah banyak, tambah rumit hitung-hitungannya. Kalau perlu, rumah dan pekarangan ini juga sekalian dibagi, Bu!"Bu Astuti mengangkat kepala. "Ayah berpesan kalau sawah itu tidak boleh dijual, karena itu juga pemberian orang tuanya. Terus kalau rumah ini dijual, ibu mau tinggal di mana? Dan kamu juga, mau dibawa ke mana anak dan istri kamu, Rudy? Eling, Nang … ."Sosok yang mengenakan jilbab hitam itu berkata dengan suara parau. Pandangannya menerawan
last updateLast Updated : 2023-06-24
Read more

Bab 45C

Hari telah berganti malam. Usai perdebatan melelahkan yang tak menemukan titik temu itu, Bu Astuti memilih ikut pengajian di rumah salah satu tetangga. Kondisinya memang sudah jauh lebih baik. Berjalan pun sudah lebih tegak dari sebelumnya yang seperti kehabisan tenaga.Beberapa kali tidak ikut pengajian karena sakit, membuat wanita paruh baya itu rindu berkumpul dengan teman-temannya, sesama ibu dan nenek yang menolak tua. Rayyan yang dekat dengan neneknya pun memaksa ikut. Tinggal lah Zahra berdua saja dengan Rudy.Tak lama setelah Bu Astuti pamit dengan menuntun Rayyan, Rudy pun pamit ke halaman belakang hendak merokok.Kesempatan itu digunakan oleh Zahra untuk mengamankan benda berharga yang sudah dia ambil secara sembunyi-sembunyi dari lemari ibu mertuanya.Zahra berdecak sebal. Benda yang ia cari tak juga ditemukan meski telah mengobrak-abrik seluruh isi lemari. Karpet yang digelar di depan lemari itu pun sudah penuh dengan pakaian yang bert
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Bab 46A

Nadira melihat tampilan layar dengan wajah datar. Tidak ada raut sedih atau kesal. Ia menikmati setiap adegan yang muncul di layar seperti sebuah film yang kadang ditonton di kala senggang.Fajar yang duduk di sampingnya merasa heran dengan sikap yang ditunjukkan sang istri. "Sayang," panggil Fajar membuat Nadira menoleh. "Iya, Mas," jawab Nadira saat bertemu pandang dengan suaminya.Untuk beberapa saat Fajar terdiam. Ia masih menimbang hendak bertanya atau tidak."Kenapa, Mas?" tanya Nadira. Telapak tangan kanannya ditempelkan ke pipi sang suami. Fajar menunjuk layar ponsel tanpa mengalihkan tatap dari wajah istrinya yang menatapnya penuh tanya."Kamu, nggak pengen cegah mereka?" tanya Fajar ragu-ragu. Nadira mengernyitkan kening, masih menatap suaminya. "Untuk?""Itu, yang soal rencana Mas Rudy mau jual sawah."Nadira tersenyum. Tangannya yang berada di pipi Fajar hendak ia turunkan, tapi, bu
last updateLast Updated : 2023-06-25
Read more

Bab 46B

Mata Nadira mulai memupuk cairan bening. Hingga akhirnya panggilan itu terputus, dia masih duduk diam di tempat tidur. Kedua matanya memejam.'Aku tak bisa membayangkan seberapa dalam luka hati ibu. Ancaman seperti apa yang disampaikan Mas Rudy, dan penyebab Mas Rudy gigih ingin menjual sawah. Yang tidak aku mengerti, kenapa ibu tidak mau bercerita padaku? Apa ibu tidak mau berbagi duka denganku?' ratap Nadira dalam hati. 'Ah, tidak-tidak. Ini sudah seringkali terjadi, Nadira. Dan kamu masih baik-baik saja sampai saat ini.'Usai berkata demikian, ia membuka mata. Tatapannya bertemu dengan wajah teduh suaminya yang menatapnya dengan raut cemas. Detik kemudian ia tersenyum, membuat Fajar menghela napas lega."Sudah lebih baik?" tanya Fajar mendapat anggukan kepala.Lelaki itu menariknya masuk ke dalam pelukan. .Keesokan harinya, Nadira ikut ke percetakan seperti rencana semula. "Bumil cantik banget!" seru Dini yang melihat Nadira datang dengan membawa buah tangan. Mengenakan terusan
last updateLast Updated : 2023-06-26
Read more

Bab 46C

Di tempat lain, salah satu sudut kamar ….Zahra menatap kesal layar ponselnya yang menampilkan foto makanan kesukaannya terpajang di story W******p adik iparnya. Beberapa foto lain berisi liburan keluarga di beberapa tempat juga turut membakar hati perempuan yang sudah mengenakan piyama bergambar bunga-bunga."Pamer mulu nih orang!" gerutunya. "Ah, bodo amat, yang penting sekarang aku sudah ngerasain makanan lezat di restoran terkenal. Diajak jalan-jalan dan belanja banyak lagi sama Mas Rudy. Emang terbaik suami satu itu," gumam Zahra panjang pendek.Senyumnya merekah, melirik gelang emas berhias permata yang beberapa jam lalu tersemat di pergelangan tangannya. Satu tangan yang lain meraba leher yang juga berhias kalung dengan liontin berhias batu mulia.Beberapa paper bag berisi tas dan sepatu bermerk masih berjejer di meja. Semua hasil berburu di toko yang sudah lama ia incar setelah mendapatkan hasil menjual sawah mertuanya."Besok saja dibukanya. Lebih baik sekarang aku tidur sajal
last updateLast Updated : 2023-06-27
Read more

Bab 47A

Semua usaha rintisan Nadira nyaris tak berbekas di rumah tersebut. Namun, tidak menyurutkan niat untuk mengunjungi dan merawat ibunya di kala sakit.Nadira begitu telaten menyiapkan dan mengatur makanan untuk ibunya. Bu Astuti juga tidak rewel, seringnya menurut saat Nadira membawa menu yang sudah disiapkan. Demikian halnya dengan asupan air putih, semua tak luput dari perhatian Nadira. Kondisi berbadan dua seakan tidak menyulitkan pergerakan Nadira untuk mengerjakan banyak hal. Salma ikut membantu sesekali. Karena meski dia berada di rumah, beberapa pekerjaan masih ditangani dari jarak jauh. Seringnya ia juga diingatkan oleh kakaknya saat masih sibuk di kamar, sementara waktu makan dan beribadah sudah tiba."Rumah ini nanti suwung kalau ibu pergi," cetus Bu Astuti membuat Salma menghela napas panjang. "Terus, kalau tiba-tiba bulek kamu datang ke sini terus ibu nggak ada, dia mau nyari ke mana?" Salma menggeleng heran dengan alasan yan
last updateLast Updated : 2023-06-28
Read more

Bab 47B

Melihat menantunya berdiri di ambang pintu, Bu Astuti berjalan mendekat dengan langkah pelan. Zahra mengulas senyum dan mengulurkan tangannya."Ibu kangen kalian, Nduk. Pulang ke rumah ibu lagi, ya?" pinta Bu Astuti setengah memohon."Iya, Bu. Rencananya besok kami pulang ke sana. Hari ini masih ada yang diurus," jawab Zahra datar, lantas mempersilakan tamunya supaya duduk.Nadira masih bercakap-cakap dengan Rayyan, ditemani Fajar. Zahra menatap tak suka pada adik iparnya."O iya, Rudy ke mana?" tanya Bu Astuti setelah hening beberapa saat."Sedang keluar sebentar, Bu," jawab Zahra, mengeluarkan beberapa cemilan dan menaruhnya di meja.Bu Astuti ikut bergabung dengan cucunya yang sedang memamerkan beberapa mainan baru. Sesekali terdengar suara tawa yang menggema di sela obrolan mereka. Berada di sana selama satu jam, tak ada tanda-tanda Rudy datang dan menemui keluarganya. Bu Astuti yang merasa bosan serta kasihan melih
last updateLast Updated : 2023-06-30
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
DMCA.com Protection Status