Home / Romansa / Dinikahi tapi Tak Dicintai / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dinikahi tapi Tak Dicintai: Chapter 21 - Chapter 30

143 Chapters

Merasa di ikuti. (Pov Author)

Hari ini Meizura ke kampus karena tidak ada kelas. Pesanan kuenya juga telah selesai sejak tadi. Kini wanita yang sedang hamil lima bulan itu sedang duduk santai menonton televisi sambil menikmati camilan. "Aku kok merasa aneh ya sama mobil yang ada di depan rumah sebelah," kata Zaskia sambil mengintip dari balik tirai ruang tamu. "Rasanya kok dari dua hari yang lalu gak pindah-pindah padahal rumah sebelah kan kosong," tambahnya lalu berjalan menuju tempat Meizura. "Ada apa pulang-pulang kok ngedumel?" timpal Meizura masih dengan melihat ke arah televisi. Zaskia memperhatikan sahabat itu, "Kok kamu jadi suka sinetron india sih?" ujarnya sambil mengalihkan pandangannya ke layar televisi. "Bukannya dulu kamu suka drakor ya?" "Hah..... Gak tahu nih.... ceritanya seru... he he..." jawab Meizura sambil nyengir. Sejak hamil banyak sekali perubahan yang terjadi pada wanita cantik itu. Meizura yang biasanya sangat mandiri dan dingin tak jarang bersikap manja dan cengeng. Seringkali dia m
Read more

Kedatangan Fagan.

"Tentu saja untuk menjemput kamu!" Suara tegas seseorang yang sangat tidak ingin di temui Meizura untuk saat ini. Meizura menatap laki-laki didepan itu dengan tatapan tajam. "Sayangnya aku tidak mau," jawabnya lalu bergegas pergi. "Zura...." panggil Fagan. Ya, itu Fagan suami Meizura. Sudah beberapa hari ini laki-laki itu mengawasi dan membuntuti istrinya itu. Fagan tahu dia sudah berbuat salah karena itu dia tidak serta merta memaksa istrinya untuk pulang ketika anak buahnya melaporkan keberadaan istrinya. Laki-laki 29 tahun itu berniat membujuk Meizura supaya istrinya itu dengan suka rela ikut kembali pulang bersamanya. "Ambil mobil sekarang!" perintah Fagan lalu bergegas mengejar Meizura. Meizura menoleh sebentar lalu mempercepat langkah kakinya begitu melihat Fagan mengejarnya. Namun Karena buru-buru kakinya saling menginjak dan membuat tubuhnya oleng."Zura..... Awas!!!" teriak Fagan, berlari dan dengan sigap menarik lengan Meizura sehingga wanita itu tak sampai jatuh dan ma
Read more

Mau tidak mau kamu harus pulang bersamaku.

"Bohong...." bantah Meizura garang. "Kali ini aku serius. Ikut aku kembali pulang dan kita bicarakan semuanya baik-baik." Fagan berkata dengan lembut. Namun hal itu tak membuat Meizura luluh dan percaya pada ucapan laki-laki itu. Terdengar wanita itu menghela nafas lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa. "Memang apa yang ingin kamu tawarkan?" tanyanya acuh. Fagan menghela nafas lega, lalu mengambil duduk di ujung ranjang tepat di depan Meizura. Setidaknya saat ini wanita di depannya ini masih bersedia untuk di ajak bicara baik-baik. "Tiga tahun, kita jalani pernikahan ini selama tiga tahun lagi. Jika sampai saatnya kamu masih ingin bercerai aku akan mengabulkan permintaanmu. Untuk kelanjutan biaya hidupmu aku akan memberikan kamu kompensasi yang cukup untuk kamu hidup nyaman sampai tua," tutur Fagan penuh percaya diri. Tak seperti yang di pikirkan Fagan, mendengar penuturan Fagan sontak membuat Meizura tertawa keras. "Ha ha ha....." tawa Meizura pecah. "Sayangnya aku sud
Read more

Kembali pulang.

[Halo,, berikan ponselnya pada istriku!] Suara Fagan. [Katakan padanya, dia harus ikut aku pulang jika masih ingin bertemu dengan Eyang Farida.][A...apa?] pekik Zaskia lalu menoleh pada Meizura dengan wajah shock. "Ada apa?" Meizura mengerutkan dahinya bingung melihat ekspresi kaget Zaskia. "Fagan." Zaskia mengulurkan ponselnya. "Katanya kalau kamu .... Eyang Farida...," sambungnya kebingungan. Tak menunggu Zaskia menyelesaikan kalimatnya, Meizura segera mengambil alih benda pipih itu dari tangan Zaskia. [Halo,] ucapnya dengan wajah tegang. [Eyang Faridah di rumah sakit. Jika masih ingin melihatnya datanglah sekarang ke bandara.] Degh..... Jantung Meizura berdebar kencang mendengar Eyangnya di rumah sakit. Seketika ponsel di tangan Zura terlepas, matanya berkaca-kaca dan kedua tangannya saling meremas. "Tolong antar aku ke bandara," pintanya memelas. "Untuk apa? Kamu benar-benar ingin kembali?" tanya Zaskia tak percaya. Meizura menutup matanya sejenak, "Ya." Wanita itu menja
Read more

Kehilangan orang terkasih.

"Maksudnya, kalau bukan karena kamu sekarang Tante Farida tidak akan terbaring dalam keadaan kritis." Duar........ Kritis? Meizura melebarkan matanya karena terkejut. Baru beberapa jam yang lalu Fagan mengatakan jika Eyang Farida koma, lalu kenapa sekarang keadaannya kritis? Wajah Meizura mendadak pucat pasi. Kakinya tiba-tiba terasa lemas dan tubuhnya terhuyung, beruntung Fagan dengan sigap memegangi tubuh Meizura sehingga tidak sampai terjatuh. Nampak Zahra berlari mendekat dan ikut memegangi adiknya. "Kamu gak papa?" bisik Zahra khawatir. "Ayo duduk dulu," imbuhnya lalu memberi isyarat pada Fagan untuk membawa ke deretan kursi di belakang mereka. Setelah memastikan istrinya duduk dengan nyaman kembali Fagan mengarahkan pandangannya pada Tante dari istrinya itu."Maaf, tolong Tante jangan bicara seperti itu! Semua yang terjadi pada Eyang Farida adalah takdir dan jangan menyalahkan istri saya, kalau boleh memilih Zura juga tidak mau semua ini terjadi." Fagan berbicara sopan mesk
Read more

Mengantar kepergian Eyang.

Saat aku membuka mata hal pertama yang aku lihat adalah seseorang wanita yang memakai baju perawat. "Anda sudah sadar?" tanyanya dengan senyum ramah."Sejak semalam. Anda tidak sadarkan diri, Alhamdulillah sekarang sudah sadar." Kembali wanita berpakaian perawat itu berbicara."Apa Anda mau minum? Atau ingin sesuatu?" tanyanya sopan. Aku menggeleng. Kuarahkan pandanganku pada sekeliling ruangan, tak ada orang lain selain kami berdua. Ku ingat-ingat kembali apa yang terjadi semalam. Degh.... tiba-tiba hatiku terasa nyeri mengingat kejadian sebelum aku kehilangan kesadaranku. Eyang..... Kenapa Eyang pergi meninggalkan aku sendiri di dunia yang tak pernah ramah padaku? Eyang.... Tak terasa lelehan bening merembes dari kedua mataku tanpa bisa aku tahan. "Sabar Bu, doakan saja semoga nenek Ibu mendapatkan tempat terindah di sisi Tuhan." Perawat mengelus pundakku pelan. Bukannya tenang, tangisku makin kencang. Miris sekali, ketika aku bersedih bukan keluarga atau suami yang menemaniku,
Read more

Mencari tahu kebenaran.

Pov Meizura. Setelah terdengar pintu tertutup, perlahan aku membuka mata. Aku berada di sebuah kamar yang lumayan familiar untukku.Dulu ketika aku masih kecil Papa sering memaksaku untuk menginap di rumahnya saat libur sekolah. Dan di kamar inilah aku tidur. Kamar utama dan paling besar di rumah mewah ini. Wanita itu mengatakan kalau aku sangat mirip dengan almarhum mama karena itu aku mewarisi semua miliknya tanpa terkecuali kamar utama di rumah ini. Di meja dan dinding kamar masih terpasang foto-foto Mama dan papa juga foto masa kecilku dan Mbak Zahra. Aku tidak tahu pasti alasan wanita itu melakukan semua ini. Jika wanita lain pasti akan menghapus masa lalu suaminya namun istri kedua papa malah mengisi rumahnya dengan kenangan dari masa lalu mediang istri suaminya. Apa aku telah salah selama ini? 'Zura tidak tahu kebenarannya, harusnya Papa bisa memakluminya.''Pokoknya sekarang Papa harus berubah! Jangan terlalu percaya sama Fagan, lihat sendiri kan belum selesai sama Zura s
Read more

Dukungan dari seorang Papa.

"Lalu bagaimana dengan Mbak Zahra dan Mas Fagan? Apa mereka ada hubungan selama aku pergi?" Wanita itu langsung terdiam, wajahnya terlihat gugup. Matanya melihat ke kanan kiri tanpa berani menatap mataku secara langsung. "Emmm.... Aku tidak mengerti apa maksud pertanyaanmu? Zahra..... mana mungkin dia memiliki kedekatan khusus dengan Fagan,"Kedekatan khusus? Sepertinya wanita ini keceplosan. Mungkin aku harus memancingnya sedikit supaya dia mau berkata jujur. "Kalau kamu tidak bisa jujur, bagaimana aku bisa mempercayai ucapanmu sebelumnya." Seketika dia menatapku, wajahnya terlihat sendu. "Aku tahu kamu membenciku. Tapi, aku berani bersumpah atas nama Tuhan sedikitpun aku tidak pernah membencimu, apalagi Mamamu. Mamamu adalah penolongku dan orang yang sangat peduli padaku. Demi Tuhan aku tidak pernah memiliki niat untuk menghancurkan rumah tangganya. Aku menikah dengan Papamu setelah lima tahun kepergian Mamamu. Itu juga karena aku merasa bertanggung jawab melihat kesedihan Papamu
Read more

Keputusan

"Cepat hubungi Firdaus dan Kinanti, suruh mereka kesini! Kita selesaikan sekarang!" Perintah Furqon tegas. Kali ini Furqon benar-benar akan menepati ucapannya. Setelah kepergian Meizura beberapa bulan yang lalu membuat Fuqon sadar jika putrinya itu benar-benar tertekan dengan pernikahannya. "Iya, Pah." Tak menunggu lagi Sarah segera berdiri lalu menghubungi besannya. Selang beberapa menit wanita itu kembali duduk di samping Zura. "Mereka sudah di perjalanan. Mungkin lima belas menit lagi sampai," beritahunya. Meizura hanya diam sembari diam-diam mengamati setiap ekspresi orang-orang di ruangan itu. Fagan nampak kesal. Wajahnya tertunduk dengan tangan mengepal kuat. Zahra diam saja, sedikit bingung harus bersikap membela Fagan atau mendukung adik kandungnya.Furqon yang menyadari sikap kesal menantunya kembali berbicara, "Kali ini aku tidak ingin ada lagi yang di paksakan. Dulu aku tidak bisa menolak karena permintaan Mama Farida, tapi sekarang Mama sudah tidak ada, jadi semua ter
Read more

Janji Fagan (Pov Author)

"Baik," ucap Fagan, sadar jika dirinya dalam posisi terpojok. "Aku bersedia menceraikan Zura, hanya setelah anak kami lahir dan....." Fagan menggantung kalimatnya. "Saya tidak akan menyerahkan anakku kepada siapapun." Sahut Meizura tegas. Wanita cantik itu sudah tahu apa yang akan Fagan minta untuk kompensasi perceraian mereka.Semua orang tercengang, tidak ada yang menyangka Faham akan sepicik itu ingin memisahkan seorang ibu dari anaknya. "Jangan membuat masalah semakin rumit Fagan!" sentak Furqon marah. "Kamu itu seorang dosen harusnya bisa lebih dewasa dalam bersikap. Setidaknya akui jika kamu salah dan terima konsekuensinya. Jangan malah berkeras hati seperti ini," sambungnya penuh kekecewaan melihat sikap keras kepala menantunya itu. Firdaus mengusap wajahnya frustasi, pria itu benar-benar kecewa dan malu dengan sikap putra pertamanya yang selama ini selalu dia banggakan. "Tolong jangan membuat Papa malu, Fagan." "Sudah begini saja, biarkan dulu mereka bersama sampai Zura m
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status