Semua Bab Dinikahi tapi Tak Dicintai: Bab 11 - Bab 20

143 Bab

Meminta hak.

"Coba tebak, apa yang ingin aku lakukan?" ucapnya dengan senyum mesum yang menghiasi bibirnya. Jangan-jangan.....?"Sudah lima hari kita tidak tidur satu ranjang. Dan malam ini......" Apa dia sudah gila? Ini di rumah sakit, apa dia tidak melihat kepala dan kakiku yang masih di perban? Setidaknya dia harus punya rasa malu kalau sampai ada dokter jaga yang datang untuk memeriksa keadaanku. "Aku ingin meminta hakku sebagai suamimu." Mataku membulat saat dia melempar kemejanya lalu beralih membuka ikat pinggangnya. "Apa kamu sudah gila? Sekarang kita di rumah sakit." Aku beranjak bangun. "Lagi pula kamu tidak lagi punya hak setelah apa yang kamu lakukan padaku.""Selama kamu masih berstatus sebagai istriku, aku tetap satu-satunya orang yang berhak menyentuhmu," kekehnya tak bisa di bantah. Ya Tuhan...... dia benar-benar melucuti semua pakaian yang melekat di tubuhnya. Satu-satunya kelemahan Mas Fagan adalah tidak bisa menahan nafsunya. Jika di luar ia terlihat dingin akan tatapi seb
Baca selengkapnya

Kabur. (pov Author)

Ceklek... "Meizura...." Terdengar suara seseorang bersamaan dengan pintu terbuka. "Hah.." Dengan cepat Meizura memutar tubuhnya. "Astaga..." pekik Meizura sambil mendengus kasar. ""Kenapa?" tanya Zaskia kebingungan sambil menoleh ke kanan kiri. "Ya Alloh.... kamu ngagetin aja! Hampir saja jantungku copot," gerutunya sambil mengelus dadanya. "Maaf... maaf, tadi aku pikir salah kamar." Buru-buru Zaskia menjelaskan. "Ya Alloh kepala dan kaki kamu kenapa di perban?" tanyanya dengan mata berkaca-kaca sambil memeriksa keadaan sahabatnya itu. Baru juga dua hari mereka tidak bertemu dan kini keadaan sahabatnya itu lebih buruk dari saat mereka bertemu beberapa hari sebelumnya. "Ceritanya panjang. Tolong bantu aku jalan, kita harus cepat pergi dari sini sebelum Bi Minah kembali." Meizura mengulurkan tangannya. "Sebentar, aku bawa kursi roda." Zaskia berlari keluar untuk mengambil kursi roda yang ia letakkan di depan kamar. Dengan hati-hati Zaskia membatu Meizura untuk duduk di atas kur
Baca selengkapnya

Kabur (Pov Author)

"Bisa buka masker kalian!" Fagan beralih ke depan Meizura. Meizura spontan menutup matanya, menahan kesal bercampur panik. Insting pria itu memang sangat kuat, hanya dengan melihat gerakan tubuh orang ia bisa mendeteksi sesuatu yang tidak wajar. 'Pasti Zaskia melihat matanya,' batinnya menebak.Perlahan ia mengangkat kepalanya, tanpa berani menatap wajah pria itu. "Untuk apa? Apa kamu pegawai rumah sakit?" sahut Zaskia ketus."Bukan, saya bukan pegawai rumah sakit. Hanya saja saya merasa seperti pernah bertemu kalian sebelum," jawab Fagan tanpa mengalihkan tatapannya pada wanita yang sejak tadi tak berani menatapnya.Sikap wanita ini lebih membuatnya curiga ketimbang gadis yang yang mencuri pandang padanya secara langsung. "Apa kamu tidak tahu jika di rumah sakit itu banyak virus penyakit? Jadi, wajar dong kami pakai masker," tambahnya memberi alasan. "Saya hanya ingin memastikan, apa kalian benar orang yang saya kenal atau bukan?" Fagan mengangkat satu alisnya merasa curiga pada
Baca selengkapnya

Membuat kebohongan. (pov Author)

[Kata satpam Zura di rumah sakit, kenapa kamu gak ngasih tahu kami?][Kenapa kamu diam? Kalian di rumah sakit mana? Biar Mama sama Eyang Farida menyusul.] Kembali suara Kinanti terdengar memaksa, membuat Fagan semakin bingung. [Gak.... perlu Mah, tunggu di rumah saja. Nanti aku jelasin di rumah.] Tanpa menunggu jawaban dari Mamanya, Fagan langsung memutus sambungan telpon sepihak. Kesal, Fagan memukul stir mobilnya. "Zura.... Lihat apa yang akan aku lakukan padamu saat aku sudah menemukanmu," desisnya dengan nafas memburu. Fagan tidak pernah menyangka jika istrinya yang terlihat polos dan penurut itu berani kabur. Pasti ada yang membantunya, pikir Fagan. "Hampir saja lupa," gumam Fagan lantas kembali menghubungi seseorang."Halo Bi, hari ini jangan datang ke rumah saya. Dari rumah sakit langsung pulang saja, besok pagi baru Bibi datang sekalian bawa barang-barang istri saya," perintah Fagan pada Bi Minah melalui sambungan telpon.Sekitar tiga puluh menit Fagan sudah sampai di kedia
Baca selengkapnya

14 Luka dan harapan

"Laporkan Fagan ke polisi atas kasus KDRT. Dengan begitu kamu juga bisa mengajukan gugatan cerai," Kata-kata Zaskia masih terus terngiang di pikiranku. Meski sudah seminggu yang lalu namun aku masih bimbang untuk mengambil keputusan. Bukan hanya karena perasaan tapi lebih ke menjaga nama baik kedua keluarga. Keluarga Rafiandra termasuk salah satu keluarga pengusaha yang cukup terkenal dan disegani di negara ini. Pasti berita tentang salah satu pewarisnya akan mudah sekali tersebar. Apalagi jika perceraian di iringi dengan berita KDRT, takutnya akan berimbas pada kedua perusahaan keluarga kami. Kemungkinan besar akan berdampak buruk pada perusahaan Arrasyid yang sekarang di jalankan oleh Papa. Aku bisa menutup mata jika itu hanya menyangkut papa. Sayangnya, perusahaan papa adalah warisan dari Eyang Rasyid, suami Eyang Farida. Bagaimanapun aku tidak boleh egois dan membahayakan perusahaan warisan kakekku sendiri. Bisa jadi nilai sahamnya akan turun drastis karena rumor perseteruan
Baca selengkapnya

15. Kehidupan baru Meizura. (Pov Author)

tak teras sudah 3 bulan berlalu dan Meizura sudah kembali ke bangku kuliah. Sesuai harapannya, dia mendapat beasiswa penuh dari kampus. Untuk biaya hidupnya wanita berambut panjang itu bekerja di sebuah apotik dekat kampus. Setiap harinya dia bekerja dengan menyesuaikan jadwal kuliahnya. Beruntungnya, semua karyawan apotik adalah mahasiswa di kampus yang sama dengan Meizura. Jadi shift di bagi sesuai jadwal kuliah mereka. "Zura, nanti pulang kuliah aku ada acara ulang tahun Diandra. Kamu mau ikut? Dia juga mengundangmu," ucap Zaskia yang baru saja duduk di kursi meja makan. "Pulang kuliah aku harus kerja. Kamu aja aku nggak ikut. Tolong sampaikan permintaan maafku pada Diandra," jawab Zura sembari meletakkan sepiring nasi goreng di atas meja makan. "Pagi ini aku ingin sekali sarapan nasi goreng, kamu gak papa kan ikut sarapan nasi goreng?" sambungnya merasa tak enak.Zaskia menganggukkan kepalanya disertai dengan senyum ceria khasnya. "Apapun yang kamu buatkan akan aku makan sampai
Baca selengkapnya

Kehadiran yang tidak inginkan.

Ketika aku membuka mata, terlihat sebuah ruangan yang di dominan warna putih dengan aroma disinfektan yang sangat menyengat, sampai-sampai terasa menusuk indra penciumanku. Aku yakin tebakanku benar,Ini rumah sakit. Kupejamkan mata berusaha mengingat kejadian sebelum aku pingsan. Hal terakhir yang bisa aku ingat, ketika aku hendak meminum segelas air pemberian Santi tiba-tiba kepalaku terasa pusing dan berat sampai akhirnya aku tidak sadarkan diri."Zura, kamu sudah sadar?" Suara Zaskia memasuki ruangan. "Ya Alloh, kamu bikin aku hampir jantungan." "Kok kamu di sini? Bukannya ada acara ulang tahun?" tanyaku beranjak bangun. "Mana mungkin aku senang-senang setelah mendapat telfon kalau kamu pingsan. Santi menelpon ku, katanya kamu pingsan dan dibawa ke rumah sakit sama Ardi." Zaskia bercerita. "Dimana sekarang Ardi? Aku mau bilang terima kasih.""Dia langsung balik begitu aku datang. Katanya, dia harus menutup apotik nanti dia kesini lagi." "Tidak perlu balik lagi. Aku juga mau p
Baca selengkapnya

Seorang malaikat. (Pov Author)

Sudah beberapa hari menenangkan diri tapi hati dan pikiran Meizura masih saja bimbang dan khawatir akan kelanjutan hidupnya. Meski Zaskia sudah membawa sahabatnya itu untuk bertanya langsung pada seniornya tentang beasiswa kuliahnya. Namun tetap saja dalam hati Meizura belum bisa sepenuhnya menerima bayi dalam kandungannya. Bagaimanapun Meizura hanyalah seorang wanita yang beru menginjak usia 20 tahun yang belum bisa sepenuhnya dewasa. Sudah sangat wajar jika sekarang dirinya belum bisa menerima anak dari n pria yang telah menyakiti hati dan fisiknya kini tubuh dalam rahimnya. Siapapun yang mengalami apa yang dialami Meizura pastinya akan melakukan hal yang sama. Sulit menerima dan pastinya memilikimu pemikiran untuk menggugurkan janin di perutnya. Sore ini, Meizura berjalan kaki menyusuri trotoar menuju rumah kontrakannya setelah selesai bekerja. Langkahnya pelan dengan pandangan kosong ke arah depannya. Pikirannya melayang jauh ke masa-masa indahnya dulu saat masih di bangku seko
Baca selengkapnya

Keputusan untuk tetap mempertahankan calon bayinya.

Begitu turun dari taksi, Zaskia langsung berlari memasuki lobi klinik khusus ibu dan anak. Dengan nafas ngos-ngosan gadis berambut pendek itu menoleh kiri kanan mencari keberadaan sang sahabat. Setelah bertanya pada salah satu pegawai klinik, gadis itu segera menuju ke arah petunjuk yang di berikan oleh pegawai tersebut. "Zura...." panggilnya pada sahabat yang sejak tadi memenuhi pikirannya. Meizura mengulas senyum manis begitu keluar dari ruang praktek dokter kandungan."Astaga... kamu ngapain di sini? Jangan-jangan...." Zaskia buru-buru bertanya dengan nafas yang memburu. "Ambil nafas dulu, baru bicara," ujar Meizura dengan tenang lalu menggandeng temannya untuk duduk di kursi tunggu. "Kamu tadi habis ngapain?" Kembali Zaskia bertanya setelah dua wanita itu duduk. Meizura tersenyum tipis, "Aku habis memeriksakan kandunganku." "Hah... maksudnya?" Zaskia menatap Meizura lekat. "Iya, aku akan mempertahankan bayi ini," jawab Meizura dengan senyum manisnya."Kamu yakin? Gak bohong
Baca selengkapnya

Aku memang hamil . (Pov Author)

"Kenapa? Apa karena kamu hamil?" sahut Ardi yang berjalan keluar dari dalam ruang penyimpanan obat. "Maksud kamu apa sih Ar?" sahut Maya terkejut mendengar ucapan frontal juniornya. "Tau tuh Ardi, gosip di percaya." Santi ikut menimpali. Berbeda dengan dua wanita itu, Meizura terlihat tenang dan masih sempat mengulas senyum pada pria yang sudah berbicara lancang padanya. "Semua berita kan memang harus di konfirmasi kebenarannya," kata Ardi sedikit ketus. Nada bicara Ardi membuat senyum di wajah Meizura langsung memudar. Dahi mengerut bingung dengan sikap yang sejak tadi ditunjukkan Ardi. Kenapa Ardi terlihat marah dan kesal. 'Apa aku punya salah sama Ardi? Kenapa dia bisa nampak sangat kesal. Memang kenapa jika aku hamil? Toh aku tidak merugikan pria itu,' ucap Meizura di dalam hati. "Gak usah di dengerin ya Zura! Mungkin Ardi lagi pms, makanya omongannya agak ketus." Maya menengahi. "Gak papa Mbak, berita itu memang benar kok," jawab Meizura sambil tersenyum tipis yang langsu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status