Home / Romansa / Dinikahi tapi Tak Dicintai / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Dinikahi tapi Tak Dicintai: Chapter 41 - Chapter 50

143 Chapters

Kembali dekat.

Pov Meizura "Kumohon jangan menolakku," pintanya dengan tatapan sendu. Tangannya tak hentinya mengelus rahang dan leherku bergantian. Aku pun terhipnotis manik hitam itu dan hanya terdiam tak sanggup lagi melawan. Cup... Cup.... cup... cup.... Pelan dikecupnya kedua mataku bergantian lalu ujung hidungku dan berakhir di bibiku. Mas Fagan melumatnya lembut dan tanpa sadar akupun terbuai dalam pagutan dan cecapannya yang lembut. Tak bisa di pungkiri hatiku masih tetap miliknya. Hidup bersama selama dua tahun sudah membuat hatiku mengukir permanen nama Mas Fagan. Sikap lembut dan perhatiannya yang hampir dua bulan ini membuatku sedikit membuka diri untuknya. Meski tak berbicara aku tak lagi memandangnya dengan tatapan sinis. Ya, aku sadar dia pun sedih karena kehilangan putri kami sama sepertiku. Mas Fagan juga tak sepenuhnya salah, jika saja aku tak keluar dengan Adiba dia tidak akan emosi dan membentakku sehingga kejadian itu terjadi. Tanpa sadar tubuhku sudah beralih diatas tem
Read more

Penjelasan Fagan.

Pov Meizura. "Jangan salah faham dulu! Aku akan jelaskan, tolong dengarkan aku!" pintanya yang tidak aku gubris. Aku membuang muka tetap menolak menatapnya, tangannya pun aku tepis kasar. Anehnya terdengar dia malah tertawa, reflek aku menoleh. Kutatap sinis pria itu. "Aku senang jika lihat kamu kayak gini, sedikit-sedikit marah sedikit-sedikit cemburu. Sudah balik kayak dulu lagi,"Sontak aku memutar mataku jengah. Entah sejak kapan tapi pria ini mulai bersikap seperti dulu, di awal-awal pernikahan kami. Kuakui Mas Fagan adalah suami yang sangat baik sebelum aku tahu kebohongannya yang membuat hubungan kami memburuk sejak beberapa bulan yang lalu hingga kini.Sebenarnya aku tidak meminta banyak, aku hanya ingin dia mengakui kesalahannya dan secara gentle meminta maaf padaku. Jika memang dia tidak mencintaiku maka ceraikan aku secara baik-baik. Aku akan merelakan semuanya. Bukannya bertahan untuk bersama tapi saling menyakiti satu sama lain. "Dengarkan aku sebentar," pintanya men
Read more

Pulang untuk menenangkan diri.

Pov Meizura. Setelah Mas Fagan pergi, aku pun segera berangkat menuju rumah Eyang di luar kota. Mas Fagan tetap tidak mengembalikan ponselku. katanya aku bisa saja membuat rencana kabur jika memegang ponsel. Kubiarkan saja, aku juga tidak ingin berdebat. Sebenarnya tanpa benda pipih dan uang darinya, aku pun bisa saja kabur jika ingin. Mas Fagan tidak tahu saja, di rumah Eyang apa yang tidak bisa aku dapatkan? Segalanya ada. Ponsel, uang, dan mobil langsung bisa di pakai. Mas Fagan sepertinya lupa jika Eyang adalah pemilik asli dari perusahaan yang sekarang Papa pegang. Jalanan yang lengang siang ini membuat perjalananku lebih cepat setengah jam dari biasanya. Tanpa terasa aku sudah sampai halaman ruamb yang sangat aku rindukan. Perlahan mobil yang kutumpangi memasuki halaman luas rumah yang kutinggali semasa kecil. Rumah itu masih tetap sama, rumah bergaya joglo dengan teras luas dan empat kursi di sisi kiri. Tak ketinggalan pot-pot bunga di sisi kanan kiri anak tangga menuju te
Read more

Rahasia fibalik kematian Eyang Farida. (Pov Author)

"Eyang meninggal karena Fagan,""Jangan bercanda kamu!" tegurnya dengan mata membulat karena kaget. "Aku memang tidak tahu persis kejadiannya, tapi aku berani bersumpah Fagan ada di rumah saat aku Eyang Farida. Aku juga sempat mendengar mereka bertengkar sebelum aku pergi," ungkap Galih dengan lirih tapi penuh penekan. Meizura bergeming, matanya menatap lekat mata sepupu jauhnya itu. Mencari kebohongan yang mungkin terpancar dari indra penglihatan pria itu. Namun tak sedikitpun terlihat ada kebohongan, nampaknya sepupunya itu jujur."Hari itu Eyang Farida memaksa untuk di antar ke rumah kalian. Aku sudah mengatakan jika aku ada pekerjaan dan berniat mengantar Eyang Faridah keesokan harinya, tapi Mama memaksa dan mengatakan jika aku hanya perlu mengantarkan saja setelahnya langsung pergi. Kasihan sudah rindu sama kamu, kata Mama." Galih mulai bercerita sambil memiringkan tubuhnya menghadap Meizura yang matanya tak lepas dari setiap mimik wajah Galih. "Saat itu aku hanya mengantar Eya
Read more

Memulai membalas dendam (Pov Author)

Sore ini Meizura kembali pulang ke rumahnya. Wanita cantik itu hanya bermalam satu malam saja di rumah almarhum eyangnya. Sebelum pergi Meizura sudah berpesan pada Galih untuk mengamankan semua bukti KDRT yang telah Fagan lakukan kepadanya. Sepanjang jalan Meizura hanya diam, semua cerita Galih terus membayang dalam ingatannya. Hatinya remuk rendam ketika membayangkan sesakit apa saat Eyangnya terjatuh dari tangga rumahnya yang cukup tinggi. Pasti lukanya sangat parah sampai sang nenek mengalami Koma. Meizura juga merasa bersalah, jika saja dirinya segera menghubungi Farida dan menjelaskan kebenaran kondisi rumah tangganya dengan Fagan kemungkinan besar saat ini Eyangnya masih hidup. Saat itu Meizura takut jika memberitahu kondisi rumah tangganya akan membahayakan kesehatan Farida. Apalagi Eyang Meizura itu memiliki riwayat penyakit jantung. Di samping itu Meizura juga takut jika Eyangnya tidak percaya dengan kebenaran yang telah disampaikan Mayang dan malah memaksanya untuk kembal
Read more

Manusia kejam (Pov Author)

"Tolong dengarkan aku," pinta Fagan berusaha meraih tangan Meizura. Hatinya mulai dirasuki rasa takut begitu teringat cerita Zahra tentang keadaan mental Meizura yang sebenarnya. "Aku bisa menjelaskan semuanya, Zura..." Fagan berusaha menekan suaranya. "Jelaskan! Jelaskan bagaimana Eyang bisa jatuh dari tangga rumah ini? Katakan jika kamu tidak berada di rumah saat Eyang terjatuh!" ujar Meizura lalu menepis kasar tangan Fagan. Mulut Fagan terkunci rapat, lidahnya mendadak keluh bingung harus berkata apa? Dirinya memang berada di rumah saat kejadian itu. Dan karena kesalahannya juga sampai nenek dari istrinya itu terjatuh dari tangga dan koma selama satu bulan lebih hingga akhirnya meninggal dunia. "Kamu di rumah?" Meizura mengulangi pertanyaannya. Fagan mengangguk samar, "Iya,"Seketika mata Meizura menajam, giginya gemelatuk dengan dada naik turun karena menahan emosi yang mulai membakar hatinya. Degh.....Mendadak ada rasa nyeri bergelayut di dalam dada Fagan. "Tapi itu tidak s
Read more

Memulia perang. (Pov Author)

Setelah hampir setengah jam, akhirnya Bi Minah berhasil membujuk Meizura untuk membuka pintu. Segera Bi Minah menuntun wanita menuju ruang tengah. Langkah wanita itu sedikit pincang karena luka di telapak kakinya. Setelah mendudukkan Meizura di sofa bi Minah bergegas mengambil kotak obat lalu mengobati kaki istri dari Fagan itu. Dengan telaten wanita yang sudah menuju usia senja itu membersihkan dan mengoleskan obat sambil sesekali meringis membayangkan rasa perih dari luka pecahan beling di kaki Meizura. Meski lukanya cukup banyak dan dalam namun tak sekalipun Meizura mengeluh atau meringis kesakitan. Wanita itu nampak tenang, wajahnya datar dengan tatapan kosong lurus ke depan. Setelah selesai Bi Minah beralih mengambil sapu untuk membersihkan pecahan beling di kamar Meizura. "Kamarnya sudah bersih, sekarang Nyonya bisa istirahat di kamar," beritahu Bibi. "Ayo saya antar." Bi Minah menggandeng tangan Meizura masuk kembali ke dalam kamarnya. Tanpa menyahut sepatah katapun Meizura
Read more

Di tegur pak RT (Pov Author)

"Tuan, ada Pak Rt di depan," beritahu satpam saat majikannya itu melampiaskan amarahnya pada Bi Minah. Rasanya Fagan masih belum puas memarahi perempuan paruh baya itu karena telah meninggalkan Meizura sendirian di rumah. Padahal sebelumnya Fagan sudah berpesan supaya asisten rumah tangganya itu untuk terus mengawasi dilakukan istrinya setiap saat. Karena kecerobohan pembantunya hampir saja rumahnya habis terbakar jika dia tidak pulang tepat waktu. "Jangan ulangi lagi, jika Bibi masih mau kerja di sini," pungkas Fagan dengan tatapan tajam pada perempuan paruh baya yang kini hanya bisa menundukkan kepalanya takut. "Saya janji mulai hari ini saya akan benar-benar mengawasi Nyonya dan tidak akan meninggalnya lagi sendirian di rumah," jawabnya membungkuk. Sebenarnya Fagan juga tidak tega, tapi bagaimana lagi, pembantunya itu memang salah. Meski belum puas mengomel mau tak mau Fagan bergegas keluar untuk menemui ketua RT yang sudah menunggu di depan rumah. "Selamat siang Pak," sapa Fag
Read more

Ceraika saja dia! (pov Author)

Fagan memilih mengalah dan kembali ke kantornya. Namun sepertinya kembali bekerja bukan pilihan yang tepat di saat pikirannya sedang kacau seperti saat ini. Sejak tadi tidak ada pekerjaan yang bisa laki-laki itu selesaikan. Yang ada dirinya sudah memarahi sepuluh karyawan hanya dalam waktu dua jam. "Sebaiknya kamu istirahat saja di rumah. Biar aku handle masalah kantor, kasian anak-anak jadi pelampiasan amarahmu." Dery sahabat sekaligus asisten pribadinya, berjalan masuk dengan membawa segelas kopi panas untuk sang bos. "Pulang? Yang ada kepalaku bertambah pusing," timpal Fagan sambil memijit dahinya sendiri. "Kok aneh, bukannya kamu menjadi lebih tenang jika bertemu istrimu," tanya Dery, mendudukkan dirinya di kursi depan Fagan. "Itu dulu sebelum wanita brengsek itu mengatakan segalanya pada istriku." Fagan menengadahkan kepalanya menatap langit-langit kantornya. "Loh,, bukannya masalah kalian sudah selesai, wanita itu sudah meninggal kan? Istrimu juga sudah mau memaafkanmu? Kal
Read more

Wajah asli istriku (Pov Fagan?)

Pov Fagan. "Kalau begitu, ceraikan dia!" Jantungku terasa hampir meledak mendengar ucapan enteng dari Zahra. Brakkk.....Reflek aku menggebrak meja yang memisahkan aku dengan kakak iparku itu. Enak sekali wanita ini bicara, apa dia sudah lupa dengan janjinya? "Tarik kembali ucapanmu!!" sentakku tidak terima. "Apa kamu sudah lupa siapa orang yang sudah membantumu? Jika bukan karena bantuanku, sekarang rumah kalian pasti sudah di sitai!" Terlihat wanita di depanku ini menghela nafas panjang. "Aku tidak akan lupa dengan semua bantuanmu. Tapi, ini demi kebaikan kamu juga Zura." Kutatap wanita itu tajam, bagaimana bisa dia mengatakan demi kebaikanku dan Zura? Dia pikir untuk apa selama ini aku membantunya jika harus tetap kehilangan istriku. "Sampai matipun aku tidak akan menceraikan Zura," kekehku. Lagi-lagi wanita itu menghela nafas, sejenak dia menundukkan kepalanya lalu menatapku lagi. "Bukankah aku sudah menceritakan semuanya, termasuk kondisi mental Zura? Kamu tidak mengenal
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status