Fagan memilih mengalah dan kembali ke kantornya. Namun sepertinya kembali bekerja bukan pilihan yang tepat di saat pikirannya sedang kacau seperti saat ini. Sejak tadi tidak ada pekerjaan yang bisa laki-laki itu selesaikan. Yang ada dirinya sudah memarahi sepuluh karyawan hanya dalam waktu dua jam. "Sebaiknya kamu istirahat saja di rumah. Biar aku handle masalah kantor, kasian anak-anak jadi pelampiasan amarahmu." Dery sahabat sekaligus asisten pribadinya, berjalan masuk dengan membawa segelas kopi panas untuk sang bos. "Pulang? Yang ada kepalaku bertambah pusing," timpal Fagan sambil memijit dahinya sendiri. "Kok aneh, bukannya kamu menjadi lebih tenang jika bertemu istrimu," tanya Dery, mendudukkan dirinya di kursi depan Fagan. "Itu dulu sebelum wanita brengsek itu mengatakan segalanya pada istriku." Fagan menengadahkan kepalanya menatap langit-langit kantornya. "Loh,, bukannya masalah kalian sudah selesai, wanita itu sudah meninggal kan? Istrimu juga sudah mau memaafkanmu? Kal
Read more