Semua Bab The Story of Jawata: Pusaka Ajaib: Bab 61 - Bab 70

177 Bab

61. Persekutuan Lima Pedang

"Mayapadhi, Padmangulan, Wetanampel, Adhiwangsa, dan Sangkanaya. Mereka membentuk Persekutuan Lima Pedang."__________"Tuan Muda Shiji Wungsu dari Mayapadhi. Sampaikan pada Paduka Raghapati, kami telah hadir!"Seru seorang pengawal yang berada di barisan paling depan dari rombongan Sekte Mayapadhi. Mereka kebanyakan laki-laki daripada perempuan.Pakaian khas Mayapadhi yang dikenakan perempuan, hampir tidak ada beda dengan yang dikenakan lelaki. Gaun panjang dan rambut terurai panjang. Perempuannya memakai cadar dan sedikit hiasan rambut.Rombongan Mayapadhi berhenti sejenak, menghaturkan salam hormat pada barisan yang dipimpin Praja Emas di ambang gerbang Tanapura."Selamat datang, para tamu dari Mayapadhi. Paduka Raghapati sudah menunggu!" Taja, Raojhin, dan Lorr En menghaturkan salam hormat diikuti semua praja di belakang mereka, menyambut dengan sukacita.Di antara mereka, tampak seorang pemuda menunggang kuda putih perkasa. Kulit pemuda itu cerah. Badan tinggi tegap. Berpakaian ra
Baca selengkapnya

62. Tamu Agung

"Wajahnya bercadar putih. Tampak ciri khas sulam cempaka."__________"Kalian pergi begitu saja!"Lorr En mengomel sepeninggal Taja dan Raojhin. Apa boleh buat, ia hanya membiarkan mereka berdua pergi dari tugas menyambut para tamu di gerbang Tanapura. Sepertinya kedua temannya itu menuju jalur pedesaan.Hanya Lorr En memimpin barisan praja sekarang. Ada satu rombongan lagi yang datang untuk disambut. Semuanya menunggang kuda."Kami dari Kakilangit, sampaikan pada Paduka Raghapati bahwa kami telah hadir!" suara lantang pengawal dari rombongan itu menghadap Lorr En."Selamat datang, para tamu dari Kakilangit. Paduka Raghapati sudah menunggu, silahkan masuk!" Lorr En menjawab salam mereka, diikuti semua praja di belakangnya. Tatap mata Lorr En mengarah pada seseorang yang tampaknya paling berkuasa. Dia di atas kuda hitam tunggangannya. Wajahnya mengulas senyum datar pada Lorr En dan semua praja yang menyambut.Ada seseorang lain di samping orang itu. Ia pun menunggang kuda hitam. Seorang
Baca selengkapnya

63. Anjing Lusuh

"Ah, aku melihat dia sangat tampan!" suara-suara para gadis berkumpul di kedai desa, menarik perhatian Raojhin."Jika bidadari adalah laki-laki, pasti itu jelmaan Shiji Wungsu!" teriak suara gadis sampai terdengar dari tempat Raojhin berdiri di ujung jalan desa. Kedengarannya, suara riuh itu berasal dari sebuah kedai."Tuan Muda dari Mayapadhi, benar-benar luar biasa!" derai manja tawa mereka meramaikan kedai yang penuh orang."Dasar wanita! Ada yang lebih tampan dan berwibawa, pindah pula mereka ke lain hati!" Raojhin mengomel sendiri."Eh, Tuan Muda! Ingin memesan apa?" seorang gadis pelayan menghampiri Raojhin yang baru duduk di bangku yang tersisa.Raojhin sebenarnya tidak sedang ingin makan atau minum. Ia hanya ingin santai sejenak sambil berpikir. Tetapi kedai itu benar-benar nyaman."Apakah kamu melihat seekor anjing sekitar sini?" tanya Raojhin pada gadis pelayan."Anjing?" gadis pelayan heran. Sebentar dia tolah-toleh ke sekeliling."Tidak, Tuan!" jawabnya singkat. Dirasa gela
Baca selengkapnya

64. Lelaki Salih

"Jangan membuat Lelaki Salih itu tersinggung. Jangan sampai ia mengumbar pedang tersembunyi dari wujud gaib kesaktiannya. Aku sangat tidak menginginkan hal itu."________"Dia, Shiji Wungsu Sabha."Paduka Raghapati mengucap sebuah nama tersohor. Di kalangan mereka, sudah tidak asing nama itu. Seorang lelaki pemilik nama tersebut, menjadi salah satu Tamu Agung pada Perjamuan Besar besok. Kedatangannya dianggap sesuatu luar biasa.Malam itu, terjadi perbincangan perihal Tamu Agung dari Mayapadhi."Sabha. Marga ternama dengan makna terpuji dan sakral," begitu lanjut Paduka Raghapati.Taja, Raojhin, dan Lorr En, duduk bersila sebaris, mendengarkan dengan seksama. Paduka Raghapati duduk berhadapan dengan ketiga Praja Emas itu. Mereka berbincang santai namun serius.Tidak jauh di sebelah Taja, Ketua Sujinsha turut mengisi ruangan. Tidak ketinggalan, Ki Ageng Mukti, juga berada di tempat itu. Berenam di dalam ruangan serambi khusus, mereka berkumpul dan membahas sesuatu bersinggungan dengan M
Baca selengkapnya

65. Lembah Arwah

Jinsha ....Jinsha ....Seorang pemuda jatuh bangun menelusuri kegelapan. Bebatuan terjal dan kabut gelap menyelimuti. Seakan tidak akan pernah terlihat pagi lagi.Jinsha ....Suara-suara mendesis, berebut mengejarnya dari belakang.Jinsha ....Lari kemana kamu ...?!Sesosok gelap makin mendekat, jerit lengking mengejar pemuda itu ketakutan."Tidak ...!" teriak pemuda itu, tersandung dan terjatuh berkali-kali.Sesosok bayangan makhluk gelap, menyerupai segunduk bongkah bulat raksasa dengan sulur-sulur belalainya mencuat. Tiba-tiba muncul dari balik kabut."Kemarilah ...!!!" suara mendesis makhluk itu. Sulur belalainya yang berduri mencengkeram erat pemuda itu tergeletak di tanah."Tidaaak ...!!!" teriakan berubah jerit, pemuda itu terseret-seret sampai mendekati tubuh makhluk itu."Tidaaak ...!!!" dalam ketakutan dan suaranya gemetar lemah, sangat menyakitkan terhisap oleh makhluk itu."Ti ... tidaaak ...!"Nafas tersengal-sengal. Ketua Sujinsha terjaga dari mimpi buruk. Ia tersedak. K
Baca selengkapnya

66. Ingatan Terdalam

Jerit melengking. Ingatan terdalam yang terkenang dalam dirinya.________"1000 Keping Emas!"Seru seseorang berpawakan besar dan perut gendut. Tawa menyeringai dan tampak sederet giginya yang berantakan."Serakah!" Ketua Sujinsha memaki. Kesal namun ditahannya.Terjadi perniagaan yang sebenarnya lebih mudah diselesaikan dengan menghunus pedang atau bahkan menumpahkan darah si Gendut itu. Tetapi Ketua lebih pandai menahan diri untuk tidak melakukannya."Kakilangit bisa memberiku lebih mahal!" kata si Gendut itu.Setelah tersesat di Lembah Arwah, keadaan memaksa Ketua Sujinsha dan sekawanannya mendatangi segerombolan pedagang yang kebetulan singgah dan bertemu mereka. Sampai akhirnya terjadilah aksi jual beli ini. Sesuatu menarik dirinya untuk membeli para budak yang terlantar oleh pedagang-pedagang manusia ini.Ketua Sujinsha melemparkan sesuatu. Seikat pundi penuh berisi kepingan emas. Ditambah sebilah belati miliknya diserahkan pula."Ini cukup!" tawa pemimpin gerombolan itu tertawa
Baca selengkapnya

67. Bocah Malapetaka

"Sangat ditakuti, mimpi buruk bagi setiap orang memburunya. Tetapi sangat lekat denganku!"________"Ketua ...."Terdengar sayup-sayup kian jelas, seseorang memanggil lirih."Ketua Sujinsha ...," sekali lagi terdengar namanya dipanggil. Terasa seseorang menggugah pundaknya. Kedua mata terbuka perlahan, Ketua Sujinsha akhirnya tersadar dalam keadaan dirinya banyak balutan.Sebuah wajah bersih dan rupawan berada di depan matanya ketika terbuka lebar. Wajah itu sempurna dengan sebuah ulas senyum.Ketua Sujinsha terbelalak. Seorang anak muda dengan wajah itu, berbalik kaget. Ia menarik diri seketika dari hadapan Ketua Sujinsha, lari bersembunyi ke semak-semak."Aku ... di mana ...?" Ketua Sujinsha menyadari dirinya sedang berada di suatu tempat yang rindang. Terdengar gemercik suara air tidak jauh dari tempatnya.Semakin tersadar Ketua Sujinsha, anak buahnya yang berjumlah enam orang, tampak sudah terjaga dalam keadaan segar bugar. Barulah dia tahu jika dirinya yang paling terakhir siuman.
Baca selengkapnya

68. Kepingan Jawata

"Himpunan Pasvaati, Roh Biru dan Lima Bersaudara. Kepingan Jawata yang terpisah selama ini, akhirnya disatukan."__________"Hmm ....""Jadi seperti itu, kamu menemukan Taja?" Paduka Raghapati sangat menyelami kisah yang dituturkan Ketua Sujinsha."Aku iri, kenapa bukan aku yang menemukan dia?" tambah Paduka Raghapati sembari menghela nafas. Sedikit berandai-andai, "Sekarang, pemimpin dari berbagai sekte hadir di Tanapura. Menurutmu, apakah mereka akan mendengarkan aku jika menyinggung tentang Wasiat Babad Jawata?"Ketua Sujinsha menggeleng ringan, "Persekutuan Lima Pedang tidak akan mudah mempercayai Wasiat Babad Jawata," jawabnya."Sejak dulu, mereka orang-orang yang teguh hati. Terlebih-lebih penguasa Mayapadhi, pewarisnya pun sama teguh hati dengan pendahulunya. Wajah Salih itu tidak mudah lunak hatinya," lanjut Ketua, menyindir seseorang."Shiji Wungsu ...," kata Paduka menyebutkan sosok itu lagi. Lelaki tersohor dengan julukan Wajah Salih, tidak salah lagi, sudah pasti Penguasa M
Baca selengkapnya

69. Firasat Mustahil

"Firasatku mengatakan, Taja sangat mirip dengan seseorang, tampak tidak asing bagiku.""Namun aku belum tahu pasti. Identitas diri Taja juga memperkuat, walaupun aku masih ragu," kata Paduka Raghapati, berpikir serius."Taja memiliki identitas Liontin Cakra Lintarwangi dan Kasta Sakabhumi. Bukan sembarang orang memiliki identitas itu. Pemiliknya, sudah pasti keturunan penguasa sekte berpengaruh di Jawata," lanjut Paduka Raghapati."Lintarwangi hanya dimiliki segelintir orang saja. Jika tidak salah, berasal dari keturunan bangsawan Kakilangit," kata Paduka Raghapati. Semakin dipikirkan, semakin menyita penasaran."Hamba pun merasakan hal yang sama seperti Paduka," kata Ketua Sujinsha sependapat."Firasatku mengatakan juga, Taja sangat mirip dengan seorang putra dari karibku bernama Sasenka," Paduka Raghapati menyebut sebuah nama. Membuat Ketua Sujinsha berpikir serius tentang nama itu."Sasenka?" Ketua Sujinsha mencoba mengenali nama yang disebut Paduka. Namun, sungguh dia tak mengenal
Baca selengkapnya

70. Lima Bersaudara & Himpunan Pasvaati

"Himpunan Pasvaati untuk Lima Bersaudara, kelak yang akan menjawab tantangan Persekutuan Lima Pedang."________"Aku akan tunjukkan pada seluruh dunia, kekuatan sejati Tanapura, warisan Sembilan Guru. Tidak seorangpun dapat menentangnya," lanjutnya.Kemudian Paduka Raghapati sedikit membisikkan sesuatu lebih mencengangkan di dekat telinga Ketua Sujinsha."Himpunan Pasvaati," sesuatu dibisikkan Paduka Raghapati lirih tegas. Mendengar itu, Ketua Sujinsha mengernyitkan dahi. Kiranya apa, baru sekali ini didengar istilah Himpunan Pasvaati. Sama sekali Ketua Sujinsha belum pernah mendengar sebelumnya."Himpunan Pasvaati?" Ketua Sujinsha heran, terkejut bercampur baur rasa penasaran. Paduka Raghapati mengangguk."Pusaka paling berharga, sangat tersembunyi di Tanapura," kata Paduka Raghapati semakin membuat Ketua Sujinsha terasa bodoh, selama tinggal di Tanapura, ada benda sangat rahasia dan berkekuatan tak terbayangkan, namun tidak pernah tahu."Himpunan Pasvaati berwujud Pedang, Panah, Tomb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
18
DMCA.com Protection Status