"Abdi-abdi terpercayaku ..., ternyata mata-mata dan pengkhianat!"__________Langit Tanapura dalam naungan kubah cahaya biru cerah, seperti terbit Sang Surya lebih awal dari waktunya.Paduka di ambang pintu Istana Elang, menatap ke arah langit, terpukau pandangannya selama menyadari hal itu."Jangan bangunkan aku jika ini hanya mimpi," Tanpa terasa terucap dari mulut Paduka Raghapati. Sementara Putri Alingga memeluk sebelah lengan kanan Paduka ayahandanya, sembari terisak haru setelah sekian lama merindukan kehangatan kasih sayang Sang Ayah.Ini pertama kali Paduka Raghapati tersadar setelah sekian lama di bawah pengaruh sakit yang membuatnya gila dan lupa semua orang serta keadaan."Pemuda, siapakah engkau?" Paduka melihat punggung seorang pemuda berpendar cahaya biru yang lembut. Pemuda itu hanya beberapa langkah di depan Paduka, menghadap langit yang sama dari tempatnya berada di tepi teras Istana Elang."Selamat menghirup udara bebas, Paduka," jawab pemuda itu tegas, belum usai pan
Read more