Home / Fantasi / The Story of Jawata: Pusaka Ajaib / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of The Story of Jawata: Pusaka Ajaib: Chapter 41 - Chapter 50

177 Chapters

41. Makhluk Kerangkeng 1

Wajah sama hitam dengan selimut asap tebal di sekujur tubuh kekar. Sebelah tangan menggenggam cemeti api, sebelah lainnya mengayunkan cemeti kilat.__________"Satukan energi!"Raojhin memberi komando pada Lorr En. Keduanya berdampingan, memusatkan pikiran dalam meditasi, lalu mengerahkan kedua tapak bersamaan ke jeruji segel kerangkeng. Tanpa terduga, energi malah berbalik menggeser mundur tubuh mereka."Aagh!"Pekik Raojhin dan Lorr En masing-masing. Beruntung seperempat tenaga saja dikerahkan. Jika tidak, tenaga penuh akan membuat dada sesak, terpental kekuatan mereka sendiri.Lorr En kembali mengambil posisi meditasi. Raojhin menyerap kekuatan dari alam. Kali ini memasang sebelah tapak sebagai tameng diri. Sebelah tapak lainnya bersatu dengan Lorr En. Kemudian sekali lagi mengguncang permukaan kerangkeng besi baja berkekuatan magis. Cahaya kilat memantul dalam sekejap. Tubuh kedua pemuda itu tersambar hingga terpental."Aaagh!"Raojhin terjungkal ke lantai. Sementara Lorr En masih
Read more

42. Makhluk Kerangkeng 2

"Aku Raojhin!!!"Teriak lantang Raojhin. Makhluk buto sejenis, bermunculan lagi dan lagi. Hingga jumlahnya tiga sampai lima makhluk buto muncul secara gaib dari inti kerangkeng."Kalian lihat ini apa?!!!" seru Raojhin, menampakkan Lencana Emas tertanda segel berukir nama Paduka Raghapati."Jika kalian benar-benar pengikut Paduka Raghapati, maka kalian tidak bisa membantah!" teriak Raojhin lebih keras lagi.Makhluk-makhluk buto melihat ke ujung tangan Raojhin, sebuah Lencana Emas menggantung, berkilatan dan memancar energi."Kalian pasti tahu darah siapa yang pernah mengalir di lencana sakral ini!" seru Raojhin, kemudian bergerak maju, sementara makhluk-makhluk buto mundur ketakutan."Kalian memilih menjadi batu?!" seru Raojhin menggertak.Sementara itu, Lorr En sibuk menghadapi buto dengan cemeti besar api dan kilat. Mendadak si Buto berhenti menyerang Lorr En. Sebentar ia menoleh ke arah Raojhin. Berubah arah gerak larinya cepat menuju posisi Raojhin.Goaaaarrrgh ...!!!Tanah bergunca
Read more

43. Sang Gendewa

"Sang Gendewa bermula dari Legenda Sembilan Guru, menjadi milik Tanapura sejak tujuh generasi sebelumnya."________Mengangkat Sang Gendewa bukan hal yang mudah. Menahan beban dan rasa sakit secara bersamaan. Itu resikonya. Sang Gendewa memilih pewaris yang pantas untuk mengangkatnya. Siapa yang mampu mengangkatnya bukan dengan kekuatan, melainkan keberanian dan keteguhan jiwa.Raojhin menggenggam gagang Sang Gendewa dengan kedua tangan. Kulit tangannya berubah sedingin Sang Gendewa yang sudah lama tersimpan dalam kesunyian.Kembali ia menghela nafas dalam-dalam."Sang Gendewa, ikutlah bersamaku!" seru Raojhin, "Anak panah yang setara untukmu telah dipersiapkan!" ujarnya berbicara dengan Sang Gendewa.Lorr En mengikuti Raojhin berjalan keluar ruangan yang berantakan."Butuh bantuan?" Lorr En jadi kikuk, tak tahu harus bagaimana. Tenaganya seolah sudah tidak dibutuhkan lagi.Raojhin menggeleng, "Simpan tenagamu!" dengan tenaga penuh, Raojhin mengangkat Sang Gendewa di pundaknya. Langkah
Read more

44. Tuan Anjing Hitam

"Harum dan manis. Aku suka aroma dan rasamu!"__________Penjaga-penjaga bergelimpangan di berbagai tempat. Ternyata Istana Pusaka dijaga lebih ketat dari sebelumnya.Taja melenggang masuk ruang istana tanpa hambatan. Pusaka Pasvaati dengan mudah diraihnya. Menyingkap selimut kain putih Pasvaati, Taja mengajak berbicara benda pusaka di genggamannya."Pasvaati, saatnya Engkau mengudara!"Cahaya tipis memancar menjawab. Tanpa pikir panjang, Taja membawanya keluar ruangan Istana Pusaka. Beruntung, penjaga-penjaga belum terbangun. Ia melangkah cepat-cepat menuju gerbang Istana Pusaka. Sementara masih terdengar alunan seruling samar-samar.Tanpa disangka sebelumnya entah sejak kapan, tiba-tiba seekor anjing hitam muncul ketika Taja hampir sampai di ambang gerbang.Rrgggh ...!Anjing hitam menghadang jalan. Tampak buas dan ganas. Taja tersentak mundur."Tidak mungkin anjing penjaga! Itu anjing hitam liar!" pekik Taja tertahan, melihat wujud anjing hitam tidak seperti kebanyakan anjing peliha
Read more

45. Serangan Serigala

"Dirimu sendiri yang memilih kekuatan yang mampu mengalahkan musuh-musuhmu."__________Di antara semak dedaunan rimbun, Taja bersembunyi. Namun penciuman makhluk tak terduga berhasil mengendus keberadaannya.Seekor Arroragh muncul dari belakang.Rrrrrgh ...!Dapat dirasakan nafas makhluk itu ke tengkuk. Tubuh Taja seketika lemas, kembali dalam wujud manusia. Seluruh kultivasi peri dalam lumpuh mendadak lumpuh. Taja ambruk di tanah."Hhhh ...."Merintih lemah, Taja terkapar. Sosok serigala berselimut api hitam, menampakkan diri, tepat di belakang Taja.Khraaauuuuuungrrh ...!!!Memanggil sekawanan lebih banyak lagi, serigala Arroragh bermunculan dari segala penjuru kegelapan. Suara-suara raungan bersahutan dari berbagai arah. Arroragh kelaparan menemukan mangsa."Jangan ... sekarang ...," nafas Taja terpatah-patah di bawah cakar kuku tajam seekor Arroragh. Nafas geram moncong makhluk itu mengendus calon mangsa."Teman-temanku ... sedang menungguku ...," mulai hilang kesadaran Taja. Meng
Read more

46. Singa Putih Gaib

"Tuan Pasvaati?"Ini yang kedua kali Taja bertemu lelaki berpakaian serba putih, hanya di sisi alam yang bersentuhan dengan Pasvaati.Lelaki tampan itu berkata, "Kamu sedang berada di serambi Taman Kematian setelah kehidupan dunia fana.""Sama seperti Pasvaati, sebenarnya sudah lama mati. Tetapi sesekali hidup kembali bersama orang-orang yang membutuhkannya," kata lelaki putih, berakhir dengan sebuah senyuman menawan. Terlalu menawan jika senyuman itu merona dari seorang laki-laki. Semakin memandangnya, Taja semakin tidak bisa membedakan apakah dia laki-laki atau perempuan."Aku Pasvaati. Penghuni serambi Taman Kematian," kata lelaki putih."Tetapi aku juga kehidupan.""Apakah Serambi Kematian, tampak menakutkan?""Apakah kehidupan tidak lebih menakutkan?"Runtutan pertanyaan tak butuh jawaban. Lelaki putih menuntun Taja berdiri, memperhatikan sekeliling taman rumput hijau kuning diterpa mentari pagi."Makhluk-makhluk yang selama ini memangsa sebangsa dirimu, karena mereka semakin kuat
Read more

47. Pertarungan Pemangsa

"Bukankah Singa Putih Gaib sudah lama punah? Pasvaati memanggil bangsa pemangsa itu kembali!"__________Lupa waktu. Taja dan Lorr En menyaksikan duel pertarungan antara dua makhluk pemangsa. Singa Putih paling besar mengaum lantang, memimpin gerombolan berbaris puluhan ekor. Sedangkan di sisi lain, serigala-serigala api menyalak ganas bersahutan.Energi gaib saling menghantam antara dua pemangsa. Tubuh-tubuh dua jenis makhluk bertubrukan, bergulat di tanah, terpelanting ke udara. Singa Putih menerkam dengan sekali gigit tengkuk dan leher serigala. Singa Putih lainnya dikeroyok tiga sampai empat serigala, namun singa lain balas menerkam.Suara-suara beradu gulat, bergemuruh raung geram. Tubuh serigala-serigala terkoyak dan terkapar dalam waktu singkat. Gerombolan Singa Putih menghisap energi gaib dari tubuh serigala-serigala Arroragh yang sudah tak berkutik, sampai wujudnya raib tak berbekas."Lowantar menghisap jiwa-jiwa serigala Arroragh!" Lorr En terpekik menyaksikan betapa Singa Lo
Read more

48. Tua Bangka

Sosok jelmaan tua bangka menyeringai tajam. Serak geram menyatu dari rentetan tawanya yang panjang. Ia merangkak bangkit perlahan.__________"Ki Sanca!"Taja terjerembab ke tanah sembari menyebut nama sosok itu. Ternyata Ki Sanca, muncul secepat itu di hadapannya.Lelaki tua bungkuk tanpa basa basi, mengayunkan tongkat berbentuk kepala ular di ujungnya, dipukulkan ke tubuh Taja."Agh!" Taja tak sempat mengelak. Ki Sanca yang bungkuk tak disangka segesit itu serangan jurus tongkat aneh di tangannya."Rasakan! Apa kehebatanmu tanpa Pasvaati? Dasar Pencuri!" maki Ki Sanca. Tanpa jeda menghujam pangkal tongkat ke tubuh Taja bertubi-tubi."Hentikan!" teriak Lorr En, segera bertindak. Sekali lompatan besar, ia menubruk Ki Sanca tengah sibuk memukulkan tongkatnya. Tubuh bungkuk Ki Sanca terpelanting dan mendarat dengan sempoyongan."Bocah tak tahu diri!" umpat Ki Sanca kesal.Sementara di sisi lain, tubuh Ki Ratma berubah wujud manusia anjing, derap langkahnya mendekati Taja tergeletak."Rrr
Read more

49. Pasukan Hijau

"Siapa yang memberi perintah Pasukan Hijau? Mereka menjaga Tanapura semalaman dari ancaman apa?"__________Raojhin menunggu tak sabar di halaman Istana Emas. Dari tempat ia berdiri di atas tembok gerbang, panorama Tanapura terlihat dari segala penjuru. Bangunan-bangunan berjajar di bawah sana. Istana Emas, tempat paling tinggi di kawasan Tanapura.Raojhin lebih awal menginjakkan kaki di tempat itu, pandangan matanya terus mengawas ke bawah sana. Dengan harapan Taja dan Lorr En segera muncul. Namun dari tembok gerbang yang tampak, tidak ada tanda-tanda kemunculan mereka berdua.'Apakah mereka berdua dalam kesulitan?' pikir Raojhin. Baru kali ini tersadar, ia telah mempercayai seseorang yang disebut teman.Kembali Raojhin menegakkan Sang Gendewa di punggungnya. Meski beberapa kali membenahi, Sang Gendewa merosot lantaran terlalu berat.Suara-suara teriakan membahana ke langit-langit. Kedengarannya berasal dari bawah sana."Tangkap pencuri itu!!!"Tidak dari satu arah saja. Dari mana-man
Read more

50. Serdadu Bidadari

"Tatapan mata mereka seperti lirikan pengantin yang menghipnotis."__________"Pasvaati ...!"Teriak lantang Taja memecah fajar, "Tunjukkan kekuatanmu untuk melawan Pasukan Hijau ...!" sembari kedua tangannya menggenggam pusaka itu terangkat ke angkasa. Banyak pasang mata menyaksikan aksi Taja yang membuat semua terheran-heran."Kalian pencuri! Tanapura akan menghukum kalian seberat-beratnya!" teriak salah seorang pemimpin dari Pasukan Hijau.Taja tak menghiraukan mereka. Tetap memusatkan konsentrasi pada Pasvaati yang sedang terangkat dan bercahaya.Cahaya Pasvaati memukau semua orang. Sejenak menghentikan langkah-langkah Pasukan Hijau terus-menerus berdatangan.Raojhin pun tak bergeming selama menyaksikan Pasvaati di tangan Taja. Sangat tak menyangka jika dilihatnya dengan mata kepala sendiri, Taja menggenggam benda pusaka yang selama ini hanya menjadi legenda. Bahkan Raojhin belum pernah bermimpi mampu melakukan itu.Terlebih-lebih lagi Lorr En, hanya mematung siaga paling belakang
Read more
PREV
1
...
34567
...
18
DMCA.com Protection Status