Semua Bab The Story of Jawata: Pusaka Ajaib: Bab 21 - Bab 30

177 Bab

21. Sukma Bunga Emas 1

Menyebut mantera pemanggil sukma dari kedalaman inti batin. Hawa lembut tipis mulai keluar dari mulut ke udara. Sukma Bunga Emas.__________"Sukma Bunga Emas."Sesuatu istimewa terbesit dari pikiran Taja. Sekaligus mengingatkan Taja ke masa lalu."Tajura ...."Suara lirih, Taja memanggil nama saudaranya berulang kali. Terpejam berlinang air mata."Tajura ..., jangan khawatir. Aku memiliki sesuatu, 'kuharap dapat menolongmu," parau suara Taja.Disentuhnya pipi pucat saudaranya itu. Hawa dingin menjalar ke pergelangan tangan Taja. Bersumber dari luka di dada Tajura. Namun Taja tidak ingin melepas pelukan. Mempererat kedua tangannya, memeluk tubuh Tajura dari belakang. Punggungnya pun tertular dingin, perlahan kulit mengeras dan beku."Luka ini pernah terjadi pada Ratu ...," Taja teringat suatu peristiwa masa lalu yang pernah terjadi.Beberapa tahun silam. Peristiwa tragis yang telah membantai Gunggali, hutan tempat tinggal Taja dan seluruh kaumnya. Air, tanah, udara, serangga, daun, poh
Baca selengkapnya

22. Sukma Bunga Emas 2

"Sukma Bunga Emas mengobati diriku dari racun Pasvaati yang mematikan!"__________"Apa yang terjadi?" Tajura tampak keheranan. Wajah Taja tampak sedikit letih menanggapi pertanyaan itu disertai senyuman tipis.Tajura meraba dada kiri."Luka di dadaku nyaris hilang sama sekali," belum usai Tajura meraba-raba dada kirinya. Terasa mulus dan sehat. Hanya sedikit saja bekas warna gelap di kulit, jejak goresan akibat luka tersayat."Apa yang telah 'kaulakukan padaku, Taja?" Tajura semakin heran. Berganti ia memperhatikan kedua tangan dan kaki sendiri. Sekujur tubuhnya semula banyak luka, sekarang berubah semua tanpa bekas pula."Apakah aku sedang bermimpi?!" Tajura makin heran. Sentuhan tangan Taja di pundaknya, meyakinkan bahwa ia tidak sedang bermimpi. Tidak disangka luka begitu menganga di dada, telah raib dalam semalam."Bagaimana rasanya menghirup udara segar tanpa rasa sakit lagi?" Taja berbalik tanya."Apa kamu yang mengobati aku?" Tajura terbelalak. Senyum Taja menjawab penuh lega.
Baca selengkapnya

23. Legenda Sembilan Guru

Tajura bertolak dari hamparan belukar, melompati bebatuan kemudian melayang tubuhnya seringan kapas di udara, serta merta menggendong adiknya. Mereka meninggalkan kawasan hutan belukar, lalu berpindah ke rongga-rongga raksasa Dunia Bawah."Kamu lupa teman yang bersamamu?" sedikit menyindir, Tajura menggendong erat Taja, berkeliling Dunia Bawah lebih dalam lagi."Teman? Siapa?" malah balik tanya, Taja benar-benar tak ingat siapa yang dimaksud."Ha ha ha!" Tajura tertawa lantang, "Kamu melupakannya!""Siapa?" Taja benar-benar tak merasa ada seorang teman yang hilang, semenjak menginjak Dunia Bawah dan bertemu Tajura."Gattorian yang tertangkap ularku!" Tajura tak henti tertawa."Gattorian? Siapa?" Taja tetap tak ingat juga."Ha ha ha!" makin panjang tawa Tajura mengisi kebersamaan mereka.Dua manusia melintasi rongga-rongga kedalaman bumi. Derai tawa membunuh kesunyian. Merasuki kegelapan demi kegelapan Dunia Bawah.Taja memeluk punggung Tajura erat-erat. Antara takut dan sukacita. Takut
Baca selengkapnya

24. Kisah Lampau

"Kakilangit?"Taja tak asing dengan kawasan itu."Benar. Penguasa Kakilangit dan antek-anteknya dengan segala cara, berusaha merebut Dunia Bawah dari tanganku. Itu sebabnya, aku dan Kakek Guru dalam pelarian menghindari orang-orang Kakilangit," jelas Tajura. Ia melangkah Taja mengikuti di sebelahnya, menelusuri hutan jamur di lembah lembab yang luasnya tak bisa ditebak. Setapak kanan kiri, berjejer jamur-jamur raksasa setinggi ukuran tubuh manusia."Kami mengalami kekalahan dalam pertempuran Lembah Arwah setahun silam," Tajura berhenti tepat di sisi jamur hijau empuk. Aroma wangi semerbak di bawah kepala jamur merekah, memancarkan spora bercahaya hijau emas. Tajura memetik sesuatu di sela-sela lipatan jamur itu."Lembah Arwah?" Taja ingat betul kawasan angker itu."Minumlah ini," kata Tajura sambil menyodorkan segenggam bonggol putih barusan dipetiknya dari sela-sela batang jamur. Tanpa basa basi lagi, Taja menghisap buah aneh isinya cairan kental. Rasanya sangat mirip madu. Taja sanga
Baca selengkapnya

25. Darah Biru

Dua pemuda. Kembar. Dalam diri mereka, mengalir darah bangsawan. Sama-sama mewarisi kekuasaan yang sewajarnya menjadi hak mereka.__________"Antek?" Taja penasaran.Tajura melanjutkan bicaranya, perihal paling penting."Benar. Dua abdi di kanan kiri Paduka Raghapati, adalah mata-mata. Mereka yang menaruh Teluh Petaka, mengendap sekian lama di tubuh Paduka!" tegasnya lagi."Tanapura dalam bahaya!" kata Tajura. Taja tercengang mendengarnya."Tajura, seandainya kamu berada di permukaan dan mengatakan semua itu pada mereka," Taja berharap saudaranya mampu melakukan sesuatu. Namun Tajura menggeleng saja."Aku diburu antek-antek Kakilangit, penciuman musuh-musuhku sangat tajam, mampu mengendus keberadaanku layaknya hidung serigala terhadap mangsa!"Taja kembali teringat saat pertama kali menginjakkan kaki di Tanapura. Kedua abdi Paduka Raghapati, orang-orang yang sangat mempengaruhi Paduka dan jajaran petinggi. Kedua abdi Paduka tampaknya sangat mencurigai Taja. Bahkan raut muka kedua abdi
Baca selengkapnya

26. Ksatria Sejuta Luka

"Gattorian, Ksatria Sejuta Luka. Kekuatan mereka tumbuh seiring banyak luka dalam jiwa dan raga."__________"Dia Gattorian, 'kan?" Tajura menebak tepat."Dari mana 'kautahu?" Taja balik tanya, beralih pandang pada Tajura."Aku bisa melihat mata ketiga di dahinya," jawab Tajura. Sementara Taja tidak melihat ada tanda-tanda itu di dahi Raojhin."Aku pernah beberapa kali bertarung dengan Gattorian!" Tajura mulai mengisahkan pengalaman dirinya yang lain, "Mereka, petarung sampai mati!"Perhatian Taja kembali ke arah Raojhin tertidur pulas dalam posisi duduk bersila."Petarung bayaran?" gumam Taja penuh heran. Semakin tahu tentang bagaimana gambaran Gattorian."Kekuatan Gattorian tumbuh seiring banyak luka dalam jiwa dan raga," Tajura melangkah lebih dekat menuju Raojhin. Ia mengenal betul sosok Gattorian seperti apa."Apakah dia akan menjadi orang yang berbahaya kelak?" Taja mengkhawatirkan Raojhin."Tergantung pilihan hidupnya sendiri. Gattorian bisa menjadi petarung bayaran, atau ksatri
Baca selengkapnya

27. Pencuri Waktu

"Jika seratus kali kamu 'mencuri waktu', maka aku pun akan melakukan hal yang sama."__________"Kakanda Nivan!"Suara lembut seorang wanita. Wajahnya ayu, meredam kegundahan seorang lelaki di sisinya."Tunggulah sampai matahari terbit!" kata wanita yang tiada lain adalah istri dari si lelaki.Lelaki yang dipanggilnya Kakanda, tidak segera mengambil keputusan. Raut muka serius, mencari jalan keluar dari masalah yang membuat mereka bimbang dan cemas."Tidak ada yang membuat Adinda merasa berat di sini, bukan?" sebuah pertanyaan namun tidak membutuhkan jawaban kecuali wajah istrinya yang semakin bingung."Tidak mungkin aku meninggalkan Ayahanda Paduka," begitu jawabnya. Sang Suami merasa diduakan oleh istrinya. Namun pria lain saingannya adalah ayah kandung dari wanita yang menjadi istrinya itu. Seseorang pria lain dalam hati istrinya adalah orang yang paling berkuasa di Kakilangit."Sekar Harum ...," lelaki itu memanggil istrinya dengan lembut."Apakah Kakanda sedang memberi perintah un
Baca selengkapnya

28. Jeruji Dingin 1

"Jika bukan karena ambisimu terhadap Pasvaati, maka kita tidak akan ditahan seperti sekarang!"__________"Kamu mengigau?!"Raojhin tak percaya semua yang dikatakan Taja. Sebaliknya, Taja melempar senyum."Kamu yang mengigau!" balas Taja."Mana mungkin ular-ular besar itu mengantar kita keluar goa!" Raojhin sama sekali tidak percaya. Ia hanya merasa terbangun dari tidur yang nyenyak. Badannya lebih bugar dan ringan."Apa menurutmu, kita bisa selamat begitu saja?" Taja melirik Raojhin sedang sibuk menggerakkan pinggang, serong ke kanan ke kiri diiringi gemeletuk."Lebih tidak masuk akal jika ular-ular itu yang mengantar kita ke permukaan!" Raojhin jadi sewot."Terserah ...," Taja enggan menjelaskan panjang lebar. Lalu beranjak dari hadapan Raojhin."Hei, mau kemana?" Raojhin ditinggal begitu saja, segera menyusul. Sepintas diperhatikan sekeliling tempat mereka berada saat itu."Sebaiknya kita segera kembali ke istana!" Taja menyahut."Kita di kawasan air terjun belakang istana?!" tak ha
Baca selengkapnya

29. Jeruji Dingin 2

Punggung bertekstur menyerupai kulit katak, kasar, licin, bersemu hijau kecoklatan dan menonjol permukaan tulang-tulang aneh.________Nafas Lorr En terdengar tenang walaupun tubuhnya mengalami kelelahan luar biasa. Gelung rambut acak-acakan. Baju terkoyak hingga tampak kulit punggungnya membekas siksaan benda berat."Lorr!" Taja memanggil Lorr En di sudut ruang jeruji tahanan sebelah.Sejenak Taja mengumpulkan tenaga, membentuk bola energi dan dihantamkan ke jeruji pembatas. Suara besi patah terdengar keras ke seluruh lorong penjara bawah tanah.Taja tersadar aksinya menimbulkan bising. Tapi terpaksa dilakukan. Sementara Raojhin ternganga menyaksikan itu. Kiranya tenaga sekuat itu, bisa saja membunuh prajurit-prajurit yang menangkapnya. Taja menyelinap masuk melalui jeruji besi yang patah, menghampiri Lorr En terduduk lemas."Lorr!" penuh prihatin, Taja menyentuh punggung Lorr En penuh memar dan bekas pecutan."Kemana saja kamu beberapa hari ini?" tanya Lorr En, sementara Taja membuka
Baca selengkapnya

30. Jeruji Dingin 3

"Manusia Katak. Laskar Pengendali Tawon. Jangan membuat dia tersinggung!"__________"Tajura?!""Saudara kembar?!" Raojhin mengelus dagu. Kedua mata menyipit, "Jadi, Goa Bawah Sungai ternyata jalur masuk menuju Dunia Bawah ...?" bertubi-tubi Raojhin sulit mempercayai itu.Taja mengangguk tegas."Tajura, kembaranmu, tinggal di Dunia Bawah?" tanya Raojhin bertambah heran jika ada seseorang hidup di kedalaman bumi hanya berteman dengan ular-ular dan kegelapan mencekam. Sangat tidak masuk akal."Bagaimana aku bisa percaya? Aku tidak sadarkan diri, sama sekali tidak merasakan keberadaan Dunia Bawah?" Raojhin menekan keningnya sendiri, berupaya mengingat-ingat. Pada akhirnya ia tetap tak percaya."Sejujurnya, aku pun sangat terkejut ketika mengetahui semua ini. Dia mengaku sebagai saudara kembarku.""Tajura .... Bocah Malapetaka," tak sengaja Taja mengucapkan seseorang dengan julukan yang selama ini diburu seantero Jawata."Apa?! Tidak mungkin!" terbelalak mata Raojhin bukan hanya sulit perc
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status